Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Pengertian
Pemeriksaan fisik ibu hamil merupakan pemeriksaan hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga mampu
menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Pemeriksaan umum adalah pemeriksaan mengenai
tanda-tanda patologik pada tubuh pasien dengan inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.

Tujuan
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan nifas.
3. Menurukan angka kesakita dan kematian ibu dan perinatal.

1. Teknik Pemeriksaan Fisik


a. Inspeksi ( Melihat )
 Perubahan bentuk bagian tubuh.
 Perubahan warna kulit.
 Mengetahui tanda-tanda tak wajar pada permukaan tubuh
b. Auskultasi ( Mendengar )
Suara jantung, paru-paru, usus, sendi, tulang.
c. Palpasi ( Sentuh / raba )
 Perubahan suhu badan
 Kelainan pada bentuk dan konsistensi bagian-bagian tubuh.
 Denyut nadi
 Kebebasan dan kekuatan gerakan anggota badan.
d. Perkusi
Pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari tangan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan organ-organ di dalam tubuh.

2. Urutan Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik dapat dilakukan secara :
a. Head to toe (Pemeriksaan dimulai dari kepala sampai kaki)
b. Per sistemik
DAFTAR TILIK ANTENATAL CARE (ANC)

NO KOMPONEN DILAKUKAN
Persiapan YA TIDAK
Langkah-langkah
A. Persiapan alat
1 Meja troli dan alas/ baki dengan alas
a. Tensimeter
b. Penlight
c. Leanec/monoral
d. Termometer
e. Jangka panggul
f. Metlin
g. Jam tangan
h. Gelas berisi air klorin dan air bersih
i. Reflek patela/ hammer
j. Nierbekken
k. Kapas DTT dalam kom steril
l. Perlak dan alasnya
m. Handscone steril
n. Larutan klorin 0,5% dalam waskom
o. Tempat sampah
p. Tissue dan tempatnya
q. Pengukur lila
r. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
s. Sampiran/skerm
t. Tempat tidur
u. Baju hamil
v. Buku catatan dan pulpen
B. Langkah-langkah
2 Pasien datang disambut ramah
3 Ucapkan salam
4 Persilahkan pasien duduk
5 Memperkenalkan diri dengan pasien
6 Tanyakan alasan kunjungan
7 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya
serta tujuan dilakukan pemeriksaan tersebut
8 Minta persetujuan dari pasien dengan penandatanganan informed
consent
9 Lakukan anamnesa (pengkajian data subjektif)
· Riwayat kehamilan :
v Riwayat menarche
v HPHT
v Pergerakan janin
v Imunisasi TT
· Riwayat perkawinan
v Status perkawinan
v Jumlah perkawinan
v Lamanya
v Jumlah anak
· Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
v Jumlah persalinan
v Tempat bersalin
v Umur kehamilan
v Jenis persalinan dan penolong
v Penyulit
v Keadaan anak
v Keadaan nifas
· Riwayat kesehatan
v Riwayat penyakit yang diderita
v Riwayat kesehatan keluarga
v Kontrasepsi yang pernah digunakan
· Riwayat sosial
v Kehamilan yang diinginkan/tidak
v Jenis kelamin yang diharapkan
v Dukungan keluarga
v Susunan keluarga yng tinggal serumah dan kebudayaan serta adat
istiadat yang mempengaruhi kehamilan
· Perilaku kesehatan
v Pola makan
v Pola eliminasi (BAB/BAK)
v Seksualitas
v Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas
v Penggunaan alkohol
v Penggunaan obat-obatan
v Kebiasaan merokok
v Kebiasaan ganti pakaian dalam
C. Pemeriksaan Fisik
10 Siapkan alat untuk pemeriksaan kehamilan dan dekatkan alat
ketempat pemeriksaan
11 Siapkan ruangan, jendela, dan sampiran
12 Cuci tangan
13 Lakukan pemeriksaan TB, BB
14 Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan.
Pasien duduk di kursi, posisi jantung sejajar dengan lengan atas
15 Lakukan pengukuran lingkar lengan atas (Lila) dengan cara ; ukur
dari sendi bahu ke siku dalam centimeter lalu bagi 2 kemudian ukur
lingkar lengan atas
16 Lakukan pemeriksaan (head to toe) :
· Kepala
v Kulit kepala :bersih/kotor/kutu
v Rambut : panjang/ pendek
v Distribusi rambut : lebat/rontok/tipis
v Warna rambut : hitam/ tidak hitam
· Mata
v Simetris : ya/tidak
v Konjungtiva : tidak ikterik/ikterik
v Pupil (pemeriksaan ini dilakukan jika perlu dengan menggunakan
penlight) : terdapat dilatasi/tidak
v Gerakan bola mata : simetris kiri kanan/tidak
· Hidung
v Polip : ada/tidak
v Sekret : ada/tidak
v Septum : ada/tidak
v Perdarahan : ada/tidak
· Telinga (dengan penlight)
v Simetris : ya/tidak kiri dan kanan
v Pengeluaran serumen : ada/tidak
· Mulut (dengan penligght)
v Tonsil : ada pembengkakan/tidak
v Gigi palsu : ada/tidak
v Caries : ada/tidak
v Stomatitis : ada/tidak
· Leher : dilakukan inspeksi dan palpasi :
v Kelenjar tyroid membesar/tidak:
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksaan melakukan palpasi pada
leher pasien dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
sambil klien diminta untuk menelan.
v Kelenjar getah bening ada pembesaran/tidak :
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksa melakukan palpasi dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada daerah dibelakang
telinga bagian bawah.
· Axilla dan dada (payudara), pasien diminta untuk berbaring di
tempat tidur.
v Raba axilla dengan jari-jari tangan menggunakan kasa steril
v Raba axilla yang terjauh terlebih dahulu kemudian yang terdekat.
v Pemeriksaan inspeksi: puting susu menonjol/tidak, mammae
simetris/tidak, areola mammae hiperpigmentasi/tidak
v Periksa apakah kolostrum keluar/tidak, dengan cara tekan areola
mammae dengan ibu jari dan jari telunjuk.
v Pemeriksaan palpasi pada daerah mamae dengan meraba bagian
dalam sampai pangkal payudara dan daerah ketiak untuk
mengetahui adanya massa/tidak, adanya nyeri tekan/tidak.
v Palpasi mammae dilakukan dari bagian yang terjauh terlebih dahulu.

· Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen, ada/tidaknya luka operasi bekas SC, linea
dan striae gravidarum
17 Palpasi :
· Mengukur tinggi fundus uteri dalam centimeter menggunakan
metlin. Dengan cara ; perut dikumpulkan ke bagian fundus dan
tangan yang lain membentangkan metlin dari fundus ke symfisis
pubis. Baca hasil.
· Leopold I
Untuk mengetahui bagian yang ada di fundus ibu. Dengan teknik :
Jika umur kehamilan pasien >20 minggu :
Ø Pemeriksaan menghadap kemuka pasien
Ø Pasien terlentang dengan kaki ditekuk
Ø Uterus ditegakkan dengan 2 tangan, setelah fundus uterus dapat di
fiksasi
Ø Tentukan bagian janin yang berada di fundus
· Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang ada di sisi kanan atau sisi kiri
uterus.
Dengan teknik:
Ø Pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
Ø Salah satu tangan pemeriksa menahan salah satu bagian sisi perut
dan tangan yang satunya meraba bagian apa yang terdapat pada sisi
yang lainnya.
· Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin dan sudah masuk ke
rongga panggul atau belum.
Dengan teknik :
Ø Posisi pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
Ø Salah satu tangan pemeriksa di fundus uteri dan satu tangan lagi di
pinggir atas simpisis dengan ibu jari pada bagian kanan dan tangan 4
jari yang lainnya disebelah kiri kemudian diraba.
· Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa jauh bagian terbawah jsnin
masuk ke PAP.
Dengan teknik:
Ø Posisi pasien kedua kaki diluruskan
Ø Kemudian pemeriksa menghadap kearah kaki pasien dengan
meletakan kedua tangan dipinggir atas simpisis
18Ø Bila kedua telapak tangan bertemu maka bagian terbawah janin
belum masuk ke PAP, dan bila kedua telapak tangan tidak bertemu
maka bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
Ø Dapat juga dilakukan dengan satu telapak tangan yaitu 5 jari di atas
simpisis pubis, diraba bagian terbawah janin sudah masuk dengan
perlimaan.
Auskultasi DJJ
· Tentukan puntum maksimumnya
· Hitung DJJ dalam satu menit penuh
· Teratur/tidak
19 Pengukuran panggul
· Distansia spinarum
· Distansia cristarum
· Lingkar panggul
20 Lakukan pemeriksaan anogenital dengan cara:
· Siapkan dan dekatkan alat-alat kedekat pasien
· Atur posisi pasien
· Pasang perlak dan alasnya pada tempat tidur
· Cuci tangan dan keringkan serta pakai hand scon
· Anogrnital dibersihkan dengan kapas air hangat/matang dibagian
vestibulum
· Labia mayora diregangkan dengan ibu jari dan telunjuk sebelah
kiri dan kanan menekan labia mayora kanan kiri:
v Adakah pembesaran kelenjar bartolini
v Masa atau kista
v Varises
v Cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau)
· Pasien dianjurkan miring kekiri dengan posisi SIM kemudian
daerah anus diregangkan untuk melihat hemoroid sambil melihat
varises dan odema di daerah tungkai.
· Pasien diminta untuk terlentang kembali
· Alat-alat dirapihkan (alat yang sudah di pakai dimasukan ke
klorin)
· Pemeriksa mencuci hand scon yang dikenakan langsung ke dalam
larutan klorin kemudian handscon dibuka secara terbalik dan
direndam di larutan klorin
· Pasien dirapihkan kembali
· Cuci tangan (pemeriksa mencuci tangannya memakai sabun
dengan air mengalir)
21 Ekstrimitas :
· Lakukan pemeriksaan dengan cara inspeksi
· Lakukan palpasi kaki pada daerah tulang kering/pretibia
(pemeriksaan turgor) dan punggung kaki/metatarsila untuk
mengetahui odema /tidak
· Adakah varises/tidak
23 Pasien diminta untuk duduk bersila ditengah tempat tidur
24 Lakukan pemeriksaan ginjal dengan cara mengetuk/perkusi pada
daerah lumbal V kiri dan kanan.
25 Anjurkan pasien untuk duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki
terjuntai kemudia lakukan pemeriksaan reflek patela kanan dan kiri.
26 Bantu pasien merapihkan pakainannya dan rapihkan alat
27. Jelaskan kepada pasien tentang hasil semua pemeriksaan yang telah
dilakukan
28 Lakukan konseling :
· Tanda bahaya pada kehamilan
· Persiapan persalinan
· Persalinan dengan nakes
· Gizi selama hamil
· Hal-hal penting lainnya
29 Berikan obat, jelaskan cara pemberian obat
30 Lakukan pendokumentasian
NILAI
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis pemeriksaan
termasuk mental keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan ibu hamil.

Pemeriksaan laboratorium berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 59 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu
Hamil, Bersalin, Dan Nifas

Pasal 2
Pengaturan Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan
Nifas bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas
serta membantu meningkatkan kualitas hidup anak dengan pemeriksaan laboratorium yang
tepat dan terarah.

BAB II
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pasal 3
(1) Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas meliputi:
a. pemeriksaan rutin;
b. pemeriksaan rutin pada daerah/situasi tertentu; atau
c. pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit.
2) Pemeriksaan rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jenis
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan untuk ibu hamil, bersalin dan nifas yang
meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah.
(3) Pemeriksaan rutin pada daerah/situasi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b merupakan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan atau ditawarkan untuk ibu
hamil, bersalin, dan nifas yang meliputi pemeriksaan anti HIV, malaria, dan/atau
pemeriksaan lain tergantung pada kondisi daerah/situasi tertentu tersebut.
(4) Pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan untuk ibu hamil, bersalin
dan nifas jika ditemukan indikasi penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai