Anda di halaman 1dari 21

2.

6 Manajemen Kebidanan
2.6.1 Langkah I : Pengkajian
Pengkajian pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar dan semua informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi
klien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa data subyektif dan data
obyektif dari pasien. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan (Jannah, 2012). Bagian-
bagian yang penting dari anamnesa, antara lain:
A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Nama : Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliaruan bila ada nama yang sama (Romauli, 2011).
b. Umur : Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan
insiden preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan insiden diabetes tipe II,
hipertensi kronis, persalinan lama pada nulipara, seksio sesaria, pelahiran
preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin (Astuti, 2012).
c. Agama : Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika
memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus
berhubungan (Romauli, 2011).
d. Suku bangsa : Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
perilaku kesehatan (Romauli, 2011).
e. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Romauli, 2011).
f. Pekerjaan : Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran
prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak
janin, juga untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita
sesuai (Romauli, 2011).

62
g. Alamat : Memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah serta tahu
lingkungan pasien.
2. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan dan untuk mengetahui sejak kapan seeorang klien merasakan keluhan
tersebut (Romauli, 2011). Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran pasien yang
menyebabkan pasien mencari perawatan. Keluhan utama pada ibu hamil dengan
presetasi bokong adalah gerakan janin terasa lebih banyak bagian bawah dan
terasa penuh di bagian atas.
Pada kasus Hipertensi biasanya memiliki keluhan sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual
dan muntah , tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, tengkuk terasa
berat dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/minggu.(Prawirohardjo 2013).
3. Riwayat Menstruasi
Data yang kita peroleh akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari
organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat
menstruasi antara lain : menarche, siklus, volume dan keluhan HPHT : untuk
menentukan usia kehamilan, umumnya mengalami hipertensi usia kehamilan
diatas 2 minggu(Sulistyawati, 2009).
4. Riwayat Hamil ini
Dikaji untuk mengetahui keadaan kehamilan itu saat ini terutama mengenai
keteraturan ibu dalam memeriksakan kehamilannya, karena dari pemeriksaan
ANC yang rutin dapat diketahui keluhan-keluhan yang dirasakan (Prawirohardjo,
2010).
5. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Dikaji tanda dan gejala yang ditemukan ibu hamil untuk petunjuk dini adanya
respon wanita tersebut terhadap kehamilannya, mungkin diperlukan terapi
untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat gejala
abnormal.

63
Adanya hipertensi pada kehamilan usia ≤ 20 minggu menandakan adanya
hipertensi kronik pada kehamilan yang dapat berisiko terjadinya Superimposed
preeklamsia maupun eklamsia. Adanya hipertensi pada kehamilan ≥ 20 minggu
menandakan adanya preeklamsia yang dapat berisiko terjadinya preeklamsia
berat maupun eklamsia. Komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya
preeklamsia antara lain : atonia uteri, sindrom HELLP, ablasio retina, KID
(Koagulasi Intravaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak, edema
paru, gagal jantung, hingga syok dan kematian.
Adanya penyakit asma pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi bagi
ibu yaitu :stres yang berlebihan, preeklampsia, HDK , hiperemesis gravidarum,
serta perdarahan pervaginam. Sedangkan komplikasi bagi janin antara lain
dapat menyebabkan terjadinya kematian perinatal, IUGR, gangguan
perkembangan janin dalam rahim menyebabkan janin lebih kecil dari umur
kehamilannya, premature, hipoksia neonatal, BBLR (OSUMC, 2005)
Adanya penyakit jantung pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi
pada ibu antara lain : abortus, prematuritas, dismaturitas, APGAR rendah atau
lahir mati, kematian janin dalam rahim (IUFD).
Adanya diabetes gestasional pada kehamilan dapat menyebabkan
komplikasi terhadap bayi antara lain: terjadinya malformasi pada masa
embriogenesis, bayi lahir dengan berat berlebih, bayi lahir prematur dan
sindrom sulit bernafas (respiratory distress syndrome), bayi lahir dengan kadar
gula darah rendah (hipoglikemia). Sedangkan komplikasi diabetes melitus
gestasional terhadap ibu antara lain : tekanan darah tinggi, preeklampsia, dan
eklampsia diabetes kemudian hari. Komplikasi diabetes melitus pregestasional
pada ibu dan bayi antara lain : abortus, malformasi, hidramnion, hipoglikemia,
hipokalsemia (Ca).
Adanya hepatitis B pada kehamilan dapat berisiko tertularnya virus Hepatitis
B kepada bayi selama proses persalinan.
b. Riwayat penyakit sistemik

64
Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit jantung, ginjal/TBC,
hepatitis, DM, hipertensi dan epilepsi.(Prawiroharjo, 2013).
c. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
menular dan penyalit menurun seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.
d. Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai keturunan kembar atau
tidak (Marni dkk, 2011).
Pada ibu gemeli dapat berisiko terjadinya komplikasi seperti persalinan dengan
kelainan letak,
e. Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi atau tidak yang
berhubungan dengan tindakan kebidanan.ibu yang sebelumnya pernah memiliki
riwayat SC memiliki resiko lebih besar mengalami hipertensi (Kahveci et al,
2018).
6. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui usia nikah pertama kali, status pernikahan sah atau tidak,
lama pernikahan, ini suami yang keberapa.
7. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB atau
belum, jika pernah lamanya berapa tahun dan jenis KB yang digunakan. alat
kontrasepsi merupakan predictor kejadian gangguan hipertensi dalam
kehamilan. penggunaan pil KB berhubungan signifikan dengan kejadian
hipertensi. ( Sari, dkk 2016)
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Kehamilan
Adakah gangguan yang dirasakan dalam kehamilan yang lalu, berapa kali
periksa dan apa yang diberikan untuk mengatasi keluhan.
 Persalinan

65
Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan waktu
persalinan atau tidak, ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan, kapan
melahirkan dan bagaimana kondisi bayi baru lahir.
 Nifas
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa nifas untuk dapat
mengembalikan alat genitalia interna ke dalam keadaan normal dengan
tenggang waktu sekitar 42 hari/6 mingu/1 bulan 7 hari. Proses involusi uterus
dibantu dengan kesediaan ibu untuk memberi ASI.
Pada waktu bayi menghisap ASI terjadi rangsangan hipofisis posterior sehingga
dapat dikeluarkannya oksitosin yang mana berfungsi untuk meningkatkan
kontraksi otot polos di sekitar alveoli kelenjar ASI sehingga dapat dikeluarkan.
 Anak
Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan waktu lahir, panjang badan, lingkar
kepala dan lingkar dada bayi baru lahir.
9. Pola kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu, apakah sudah memenuhi standar makanan
yang dibutuhkan seorang ibu hamil, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil, kekurangan
makanan dapat menyebabkan anemia, abortus prematurus, dan lain-lain
sedangkan makanan berkelebihan karena salah mengerti ia makan untuk 2
orang dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain preeklamsi, bayi terlalu
besar. Jadi sebaiknya makan secukupnya.
 Eliminasi
BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebelum dan sesudah hamil,
sering kencing terjadi karena Rahim membesar menyebabkan kandung kemih
terasa penuh. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena
uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali
kandung kencing. BAB pada wanita hamil dapat terjadi obstipasi karena

66
pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus menyebabkan
kesulitan untuk BAB.
 Aktivitas
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan
gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan
pasien dirumah.
 Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan teratur khususnya
seiring kemajuan persalinan. Jadwal Istirahat dan tidur perlu diperhatikan
dengan baik karena Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan
pertumbuhan janin (Marmi, 2011).
 Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam
seminggu dan apakah ada keluhan.
 Personal hygiene
Dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihan dirinya. Data ini perlu bidan
gali karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan klien. Jika klien
mempunyai kebiasaan kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka
tenaga kesehatan harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan
kebersihan dirinya sedini mungkin.
 Psikososial Budaya
Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari kehidupan
keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan yang
diharapkan atau tidak. Hubungan satu sama lain bisa berubah, juga dengan
keluarga besar atau masyarakat yang membutuhkan penyesuaian kembali dalam
dinamika keluarga.
 Penggunaan obat-obatan atau rokok

67
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu mengkonsumsi jamu atau obat sehingga
membahayakan kehamilannya karena dapat menimbulkan kelainan organ pada
janin.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, tenaga kesehatan perlu mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan dilaporkan dengan
kriteria:
 Baik. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
 Lemah. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
b. Kesadaran
Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, tenaga
kesehatan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien
tidak dalam keadaan sadar).
c. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan
darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan atau diastolic 15
mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan
eklamsi kalau tidak ditangani dengan tepat(Romauli, 2011).
d. Nadi
Pada ibu hamil, nadi dikatakan normal 80-100x/menit. Batas normal 60-
100x/menit.
e. Pernafasan
Rentang normal untuk pernafasan ibu hamil adalah 16-20x/menit.
f. Suhu

68
Suhu normal pada ibu hamil adalah 36ºC-37ºC, jika keadaan suhu tinggi
menunjukkan adanya infeksi (Marmi, 2011).
g. Berat badan
Untuk mengetahui berat badan pasien selama hamil. Kenaikan berat badan
wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg. Kenaikan berat badan yang berlebihan
kemungkinan bayi besar. kenaikan berat badan 1 kg/minggu adalah salah
satu tanda ibu hamil yang menderita hipertensi dalam
kehamilan.(Prawirohardjo, 2013)
h. Tinggi badan
Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit bila tinggi badan kurang.
i. Lila
Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, Lila normal pada ibu hamil tidak kurang
dari 23,5 cm.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
 Wajah : Adakah chloasma gravidarum, pucat atau tidak apakah ada
Oedema pada Wajah yang merupakan ciri ari hipertensi yang disebabkan
karena penumpukan garam dan air (Chunningham, 2013).
 Mata : Dikaji untuk mengetahui warna konjuctiva (merah
muda/pucat) dan sklera (Sklera putih/tidak), kebersihan mata, ada
kelainan atau tidak dan adakah gangguan penglihatan
 Mulut : Dikaji untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi klien.
Mengkaji warna bibir, integritas jaringan (lembab, kering atau pecah-
pecah), mengkaji lidah klien tentang warna dan kebersihannya serta gigi
klien tentang kebersihan, caries atau gangguan lain pada mulut.
b. Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran
kelenjar tyroid dan bendungan vena atau tumor (Astuti, 2012).
c. Dada

69
Dikaji untuk menentukan bentuk dada, simetris/tidak, payudara (bentuk,
simetris/tidak, hiperpigmentasi areola dan papilla mammae, teraba
massa/tidak, nyeri/tidak, pengeluaran ASI, keadaan putting menonjol, datar
atau masuk ke dalam), kebersihan serta mengkaji denyut jantung dan
gangguan pernafasan.
d. Abdomen
 Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang.
Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan
adanya kelainan pada abdomen untuk mengetahui bentuk, bekas luka
operasi, terdapat linea nigra, striae lividae dan terdapat pembesaran
abnormal/tidak (Romauli, 2011).
 Palpasi
Adanya massa atau tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir merupakan penyebab letak sungsang, sedangkan adanya
jaringan parut atau luka bekas operasi di perut harus dikaji lebih jauh
untuk melaksanakan langkah selanjutnya. Menurut Jannah (2012),
pemeriksaan palpasi dengan cara leopold pada letak sungsang adalah :
1) Leopold I : untuk menentukan TFU. Pada kasus letak sungsang,
bagian janin yang ada di fundus secara khas ditemukan bahwa kepala
janin yang keras dan bulat dengan ballottement sudah menempati
bagian fundus uteri. Pada kehamilan sungsang, kepala janin berada di
fundus.
2) Leopold II : untuk menentukan batas samping uterus dan dapat
pula ditentukan letak panggung janin yang membujur dari atas ke
bawah menghubungkan bokong dengan kepala menunjukkan
panggung sudah berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian
kecil pada sisi yang lain. Menurut Marni (2010), panggung ada di
sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil ada di sebelah
kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

70
3) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang menjadi
presentasi bagian terbawah janin. Pada kehamilan letak sungsang
teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak rata dan tidak melenting
yaitu bokong (Mufdillah, 2009).
4) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian
terendah janin ke dalam PAP (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Menurut
Marmi (2010), pada presentasi bokong murni otot-otot paha terengang
di atas tulang-tulang di bawahnya, memberikan gambaran keras
menyerupai kepala.
5) TBJ : Rumus ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi
kepala. Rumusnya adalah sebagai berikut : (TFU (cm) - n) x 155 =
Berat (gram)
Bila kepala belum amsuk panggul maka n-12, jika kepala sudah masuk
panggul maka n-11. Perbedaan pengukuran lebih dari 3 cm
menunjukan adanya janin dengan masalah pertumbuhan, tingkat cairan
amnion abnormal, bayi sungsang, gemeli, atau fibroid uterus. (Astuti,
2012).
 Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui normal terdengar denyut jantung di bawah
pusat ibu (baik di bagian kiri atau di bagian kanan) mendengarkan denyut
jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama
1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120-140x/menit (Suryati,
2011). Pada kasus kehamilan presentasi bokong, DJJ pada umumnya
ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
e. Pemeriksaan panggul
Kesan panggul, distansia spinarum normal 23-26 cm, distansia kristarum
normal 26-29 cm, conjugata eksterna normal 18-20 cm dan lingkar panggul
normal 80 cm (Wiknjosastro, 2011).
f. Anogenital

71
Adakah keputihan, varices, oedema, kemerahan, nyeri, bekas luka
episiotomy, tanda PMS atau tidak.
g. Ekstremitas
Dikaji ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, ada atau
tidak gangguan/kelainan dan bentuk, pada kaki dan varices ada atau tidak,
Oedema pada Tangan dan kaki yang merupakan cirri ari hipertensi yang
disebabkan karena penumpukan garam dan air ( Chunningham, 2013).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diganosa dan untuk
menentukan adakah faktor resiko meliputi USG untuk memastikan perkiraan
klinis presentasi bokong dan juga untuk mengidentifikasi setiap kelainan janin,
pada Trimester III bagian terendah janin tidak berubah lagi. Pada kasus
kehamilan letak sungsang, pemeriksaan USG tampak kepala janin di bagian
atas fundus. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti urine
lengkap, HBsAg, tes HIV serta darah lengkap termasuk Hb yang penting
dilakukan pada TM III. Menurut Bobak & Jenshen dalam Wagiyo & Putrono
(2016) menyebutkan bahwa anemia saat Trimester I terjadi ketika kadar
hemoglobinnya kurang dari 11gr/dl atau kadar hematokritnya turun sampai di
bawah 37%. Anemia terjadi pada TM II saat kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl
atau kadar hematokritnya 35%. Pada TM III kadar Hbnya kurang dari 10gr/dl
atau kadar hematokritnya kurang dari 33%. Dan pada pemeriksaan Lab
didapatkan hasil protein urin negatif (Manuaba, 2012).

2.6.2 Langkah II : Interpretasi Data


Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan pada langkah
ini, data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa dan
masalah. Masalah tersebut membutuhkan penanganan yang akan dituangkan ke
dalam rencana asuhan kebidanan (Jannah, 2011).

72
1. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa.
Diagnosa kebidanan : Ny. X G (jumlah kehamilan keberapa ibu saat ini) P(jumlah
ibu pernah melahirkan) A(riwayat abortus ada/tidak dan berapa kali) umur (usia
ibu) tahun, umur kehamilan (berapa minggu dari tanggal HPHT), janin
tunggal/ganda, hidup/mati, intra/ekstrauteri, panggung kanan/kiri, dengan
presentasi bokong
Data subyektif :
a. Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan
b. Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan
c. Pernyataan ibu tentang jumlah abortus
d. Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT
e. Keluhan pasien terasa sesak pada abdomen bagian atas
Data Obyektif :
a. Pemeriksaan TTV
1) Keadaan umum
Menurut Saifuddin, keadaan umum untuk mengetahui keadaan secara
langsung.
2) Kesadaran
Kedasaran ibu adalah composmentis.
3) Tekanan darah
Batas normal antara 90/60 mmHg sampai 130/90 mmHg dan peningkatan
diastolic tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan klien normal.
4) Nadi
Pada ibu hamil nadi dikatakan dalam batas normal 80-84x/menit.
5) Suhu
Suhu normal adalah 36,5ºC – 37,5ºC
6) Pernafasan
Pernafasan pada ibu hamil batas normal adalah 16-20x/menit.

73
b. Palpasi
1) Pemeriksaan Leopold I
Pada pemeriksaan leopold I adalah teraba kurang melenting berada di fundus
adalah bokong (Susilowati dkk, 2009).
2) Pemeriksaan Leopold III
Pada kehamilan, teraba bagian besar yang bulat, melenting yaitu kepala
(Mufdillah, 2009).
Pada palpasi di bagian bawah teraba bagian yang keras dan bundar, dan
melenting sementara di fundus teraba bagian yang lunak , bundar dan kurang
melenting (Marni, 2011).
c. Auskultasi
Pada kehamilan presentasi bokong, DJJ pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan USG, pada kasus kehamilan letak sungsang pemeriksaan USG
tampak kepala janin di bagian atas abdomen (Manuaba, 2012).
2. Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah pada ibu hamil dengan
hipertensi yaitu merasa cemas atau khawatir dengan kehamilannya, bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah (Prawirohardjo, 2009).
3. Kebutuhan
Pada pasien yang mengalami hipertensi dalam kehamilan umumnya
memiliki tekanan darah yang melebihi batas normal, dimana ia memiliki tekanan
darah >140/90 mmHg, atau mengalami peningkatan pada sistolik >140 mmHg dan
diastolic sebesar >90 mmHg, biasanya pasien mengalami hipertensi pada umur
kehamilan diatas 20 minggu, tanpa disertai adanya protein urine.untuk mengetahui
diagnosis lebih jelas maka perlu adanya pemeriksaan CT-Scan dan pemeriksaan
MRI

74
2.6.3 Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien. Petugas
kesehatan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Kemungkinan masalah yang dapat terjadi pada kehamilan yang disertai
dengan hipertansi yaitu perubahan kasdiovaskuler dimana terjadi peningkatan pada
Cardiac afterload dan penurunan cardiac preload. Perubahan hematologis terjadi
karena perubahan jumlah sel darah merah yang menyebabkan terjadinya anemia, hal
ini terjadi karena produk sel darah merah pada usmusm tulang belakang berkurang.
Gangguan fungsi ginjal dimana pada ginjal sudah terjadi keruskaan yang
mengakibatkan protein dalam darah tidak dapat disaring oleh ginjal.
Serta oedema pada paru yang disebabkan terjadinya gangguan pada otot
jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan vertikel kiri memompa darah dan
masalah potensial lainnya yang dapat terjadi yaitu pertumbuhan janin terhambat, hal
ini dikarenakan aliran darah ke plasenta berkurang sehingga janin tidak mendapatkan
pasokan oksigen dan nutrisi yang mencukupi sehingga mengakibatkan berat badan
lahir rendah dan gangguan penglihatan yang diakibatkan karena adanya pengaruh
hormon yang memicu hal tersebut.
2.6.4 Langkah IV : Tindakan Segera
Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak
segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter dan dilakukan
kolaborasi dengan dokter jika terjadi hal yang lebih serius, seperti tekanan darah yang
terus meningkat dan terdapat protein urin.
2.6.5 Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose

75
atau masalah yang diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau
data dasar yag tidak lengkap dilengkapi.
Perencanaan asuhan yang diberikan pada kehamilan yang disertai dengan
hipertensi yaitu, mendeteksi dini prenatal dengan pemeriksaan dijadwalkan setiap 4
minggu sampai usia 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu. Pada penatalaksanaan dirumah sakit dapat
dilakukan peeriksaan terinci dan diikuti oleh pemantauan keadaan ibu setiap hari
untuk menginfestasi klinis yang terjadi pada ibu seperti nyeri kepala dengan gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium dan penambahan berat badan yang pesat. Melakukan
anlisis protein urin ibu minimal setiap 2 hari, melakukan pengukuran tekanna darah
dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali pada malam hari atau pagi hari
Melakukan pengukuran keratin in plasma atau serum, hemotokrik, trombosit
dan enzim hati dan serum, serta frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
kemudian melakukan evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion , baik
secara klinis maupun USG serta apabila hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya di anjurkan untuk ternminasi jsnin (persalinan)
baik dengan persainan normal yang disertai dengan induksi oksitosin melalui
intravena dan apabila upaya induksi gagal dapat digunakan melalui persalinan SC.
Kemudian pada perencanaan auhan bias juga dilakukan terapi obatvnti hipertensi
yang dilakukan untuk mempertahankan kehamilan atau memodifikasi prognosis
perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan
keparahan yang telah lama menjadi perhatian.
Menurut Chapman, perencanaan yang bersifat menyeluruh dari langkah-langkah
sebelumnya, yaitu :

RENCANA TINDAKAN PADA ASUHAN KEHAMILAN


1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasional : Penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu
sangat penting agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya serta
merupakan tujuan utama pemeriksaan antenatal yang berkualitas.

76
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan dan cara
mengatasi dan memantau preeklamsi-eklamsi .
Rasional : Dengan ibu telah mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan
maka ibu dapat mengerti dengan kondisi yang sekarang dialaminya dan cara
mengatasi apabila ada tanda-tanda mengarah preeklamsi-eklamsi

3. Berikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami
dan keluarga dalam perawatan klien.
Rasional : Dukungan psikologis dan keterlibatan suami dan keluarga merupakan
psikoterapi dalam perawatan klien sehingga dapat memberikan semangat dan
membantu dalam proses penyembuhan. Di samping ibu agar ibu lebih optimis
menghadapi kehamilannya dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil.


a. Nutrisi
Rasional : Ibu hamil tetap membutuhkan makanan yang bergizi dan tinggi
protein termasuk pada ibu yang mengalami preeklampsia ringan akan tetapi,
pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia ringan harus memperhatikan
asupan makanan seperti mengurangi mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, rendah lemak dan pembatasan cairan dan garam
karena hal ini bisa mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
b. Eliminasi
Rasional : ginjal adalah salah satu organ di dalam tubuh yang berperan
dalam sistem ekskresi. Setiap harinya ginjal memproduksi urin yang terdiri
dari sisa-sisa sampah tubuh dan cairan yang berlebihan dari eliminasi urin
dapat diketahui apakah ada kerusakan arteri pada ginjal yang disebabkan
oleh hipertensi.
c. Istirahat
Rasional : Adanya peningkatan fungsi-fungsi fisiologis tubuh diperlukan
istrahat yang cukup untuk memberikan relaksasi yang cukup pada otot serta
mengurangi beban kerja jantung.

77
d. Personal hygiene
Rasional : Menjaga personal hygiene sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi pada klien dan dapat memberikan rasa nyaman pada ibu.
5. Anjurkan ibu untuk menghitung pergerakan janinnya untuk memantau kesehatan
bayinya.
Rasional : Dengan mengajarkan ibu cara menghitung gerakan janinnya ibu dapat
memantau sendiri kondisi janinnya secara objektif sekaligus meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan.
6. Ajarkan ibu untuk memantau tanda-tanda terjadi preeklamsia yaitu sakit kepala,
rasa nyeri pada daerah perut, penglihatan kabur dan terdapat proteinurin.
Rasional : Agar ibu mengerti dan dapat mengambil keputusan klinik yang tepat
jika muncul tanda-tanda preeklampsia ringan.
7. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan-keluhan yang sering muncul pada kehamilan
TM III dan cara menanganinya.
Rasional : Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, ibu
akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan sehingga jika ibu mengalami salah
satu keluhan itu hal yang sering terjadi di kehamilan TM III
8. Jelaskan pada ibu tanda bahaya TM III
Rasional : Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, ibu
akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan sehingga jika ibu mengalami salah
satu dari 9 tanda bahaya pada kehamilan itu, ibu dapat segera ke tenaga kesehatan
terdekat sehingga ibu bisa mendapatkan pertolongan pertama dan segala hal yang
mengancam keselamatan ibu dan janinnya.
9. Diskusikan dengan ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.
Rasional : Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik secara fisik
maupun psikis dan finansial akan siap meghadapi persalinan dan kelahiran bayinya
tanpa rasa cemas yang berlebihan.
10. Anjurkan ibu untuk melakukan USG.
Rasional : Ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan
menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan

78
berdasarkan gambaran ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan, yang manfaatnya
untuk memantau keadaan janin.
2.6.6 Langkah VI : Pelaksanaan
Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh. Implementasi dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang tetap dan sesuai. Dengan kewenangan bidan dan
kompetensi bidan.
Pelaksanaan pada kasus kehamilan presentasi bokong dan hipertensi pada kehamilan
yaitu :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
a. Keadaan ibu dan janin baik
b. Ibu hamil memasuki minggu ke 34-36 minggu
c. Kehamilan ibu tunggal, dalam rahim, letak kepala .
d. Ibu mengalami superimposed preeklamsi
2. Menjelaskan kepada ibu tentang superimposed preeklamsi yaitu hipertensi yang
muncul pada saat kehamilan < 20 minggu, disertai dengan protein urin dan
menghilang pasca nifas, dampak superimposed preeklamsi yaitu perdarahan
pada retina, gagal jantung, kematian otot jantung, gagal ginjal, solusio plasenta,
perdarahan post partum.
3. Memberikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan

suami dan keluarga dalam perawatan klien.

4. Menjelaskan dengan ibu tentang kebutuhan ibu hamil


a. Ibu harus makan makanan bergizi seperti nasi, sayur, lauk, buah, susu denga
porsi yang cukup Karen apenambahan berat badan di TM III tidak boleh
lebih dari 5 kg
b. Sering pipis adalah hal yang wajar, pertahankan dengan cara minum air
putih yang banyak dan jangan menahan BAK.
c. Tidur yang dibutuhkan ibu hamil sekitar 10-11 jam, yaitu total tidur siang
dan malam.

79
d. Celana dalam hendaknya yang longgar, langsung ganti jika terasa basah,
pakai bra yang menopang, cebok dari depan ke belakang.
5. Anjurkan ibu untuk menghitung pergerakan janinnya untuk memantau
kesehatan bayinya.

a. Waktu menghitung gerakan dilakukan sekali dalam sehari


b. Dihitung hingga 10 kali gerakan dengan sekurang-kurangnya 10 gerakan
dalam 10 jam.
c. Ibu harus segara memberitahu bidan/dokter jika gerakan janinnya kurang
dari 10 kali dalam 10 jam.
6. Menganjurkan pada ibu untuk memantau tanda-tanda terjadinya hipertensi
ringan, yaitu sakit kepala, rasa nyeri di daerah perut, penglihatan kabur dan
terdapatnya protein urian pada saat pemeriksaan laboratorium.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan-keluhan yang sering muncul pada TM
III dan cara menanganinya:
a. Keputihan, diatasi dengan sering ganti celana dalam
b. Sembelit, minum yang banyaj, makan serat, istirahat cukup, senm hamil,
jalan-jalan, BAB segera jika ada dorongan.
c. Sering kencing diatasi dengan mengurangi minum air 2-3 jam sebelum tidur,
tidak menahan BAK, hindari teh kopi soda.
d. Nyeri pinggang, menganjurkan ibu untuk tidak menggunkanan sepatu atau
sandal tinggi.
8. Memberitahu tanda-tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan pengelihatan tiba-tibe
d. Bengkak kaki dan wajah
e. Nyeri perut
f. Janin tidak bergerak
9. Mendiskusikan dengan ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya
seperti: pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan, biaya persalinan,

80
kendaraan saat menuju tempat persalinan dan pendamping pada saat persalinan
dan pakaian ibu dan bayinya.
10. Menganjurkan ibu untuk USG

2.6.7 Langkah VII : Evaluasi


Evaluasi merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-benar telah
terpenuhi kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah diagnosa. Hasil
asuhan yang diharapkan pada Ny. X GPA umur..tahun umur kehamilan…minggu
dengan presentasi bokong yaitu keadaan umum baik, ibu tidak merasa cemas, bagian
terbawah adalah kepala.
1. Ibu sudah mengerti penjelasan tentang :
Hasil pemeriksaan
a. Kebutuhan dasar ibu hamil
b. Keluhan yang sering muncul pada TM III dan cara mengatasinya
c. Tanda bahaya kehamilan
d. Diskusi persiapan persalinan
e. Pergerakan janin
2. Ibu sudah mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang kebutuhan dasar ibu
hamil, keluhan yang sering muncul pada TM III dan cara mengatasi, serta tanda
bahaya kehamilan, pergerakan janin, dan diskusi persiapan persalinan.

2.6.8 Data Perkembangan


Menurut Varney, metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsi adalah SOAP adalah sebagai berikut :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan Dokumentasi hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan
uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan klien.
A : Assesment

81
Menggambarkan Dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan
obyektif dalam suatu identifikasi.
P : Planning
Menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan
pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan pendekatan manajemen kebidanan.

82

Anda mungkin juga menyukai