Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPENDUDUKAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN


NASIONAL

DISUSUN OLEH :

Adinda putri vianadin

(02419000345)

DOSEN PEMBIMBING :

Aris Dwi Susiloarto, SKM,MPS,M.Eng

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BINA CIPTA HUSADA PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang


program keluarga berencana (KB) sebagai suatu program yang dijadikan alternatif
dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan dapat meningkatkan perekonomian di
Indonesia.

Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 21 januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar belakang......................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian Program Keluarga Berencana............................................


B. Tujuan Program Keluarga Berencana...................................................
C. Sasaran Program Keluarga Berencana..................................................
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana.....................................
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana..............................
F. Dampak Program Keluarga Berencana................................................
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana...............................................
H. Manfaat Program Keluarga Berencana.................................................
I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana..................................
J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana..............

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang


dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu
pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka
kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang
bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :

1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu


hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan
resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan
juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat
suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan
atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya
daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai
keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan
kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan
seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar
dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi
klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan
tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu program keluarga berencana
2. Memahami tujuan dari program keluarga berencana
3. Bagaimana strategi pendekatan program keluarga berencana
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program


skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan
penduduk di suatu negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program KB
yang disebut dengan Planned Parenthood.

Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan kemajuan,


kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduknya.
Program KB di Indonesia diatur dalam UU N0 10 tahun 1992, yang dijalankan
dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN),

Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat


kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan kehamilan. Berikut alat
kontrasepsi yang paling sering digunakan: Kondom , Pil KB, IUD, Suntik, KB
implan/susuk, vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

Mencatut berbagai sumber, data Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia (SDKI) terbaru dari BKKBN menyebutkan tren angka kelahiran total
(total fertility rate/TFR) di Indonesia nyatanya memang mengalami penurunan
sejak tahun 1991.

Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai tiga persen.
Catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di Indonesia berhasil
diturunkan dari 2,6 anak per wanita pada 2012 menjadi 2,4 anak per wanita pada
2017. Penurunan tren ini sejalan beriringan dengan semakin meningkatnya jumlah
pemakaian alat kontrasepsi (alat KB) dari 62% pada tahun 2012 menjadi 66
persen hingga 2017 silam.
Namun meski angka total kelahiran dinyatakan menurun, angka tersebut
diakui oleh KBBN belum mencapai sasaran Renstra (Rencana Strategis) yang
bertujuan untuk menurunkan TFR hingga 2,28 anak per wanita.

Itulah kenapa pemerintah berencana untuk kembali melanjutkan kampanye


program Keluarga Berencana demi mencapai target tersebut pada akhir 2019.

B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan


sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

 Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa


 Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
 Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:


1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)

Ruang lingkup KB antara lain:

 Keluarga berencana
 Kesehatan reproduksi remaja
 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakankependudukan
 Pengelolaan SDM aparatur
 Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)

Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :


1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat


(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan


keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan
yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

3. Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan


menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach).

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang


telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan program KB nasional.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).

Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.


Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan
usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan
hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok

a. 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.


b. 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.
c. 30% pus merespon tidak untuk berkb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk
scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram
KBN . Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

 Strategi dasar

1. Meneguhkan kembali program di daerah

2. Menjamin kesinambungan program

 Strategi operasional

1. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

2. Peningkatan kualitas dan prioritas program

3. Penggalangan dan pemantapan komitmen

4. Dukungan regulasi dan kebijakan

5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:

1. Penurunan angka kematian ibu dan anak


2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan


untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil
atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula
berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi
akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang
luas.

1. Pengaruh positif Program KB

Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan


untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena
diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB
dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia
pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi
penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan


penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari
kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di
daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk
mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan
terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas,
sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

2. Pengaruh negatif Program KB

Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh


yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan
AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang
harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk
kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.

Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat


mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia
lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus
dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.
H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB),
yaitu:

1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan


kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan
mengkonsumsi pil kontrasepsi.
3. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional
adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota
keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik
sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk
keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.

Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang


berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :

1. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga


dengan peningkatan kualitas penduduk.
2. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal
dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan
kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan
melalui penggunaan kontrasepsi.
3. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia
dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga.
4. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber
daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga,
antara lain:

1. Manfaat Untuk Ibu:

 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan


 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.

2. Manfaat Untuk Anak:

 Mengurangi risiko kematian bayi


 Meningkatkan kesehatan bayi
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

3. Manfaat Untuk Keluarga:

 Meningkatkan kesejahteraan keluarga


 Harmonisasi keluarga lebih terjaga
I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan


penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.

Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai


calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai
potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan
benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera
adalah suatu keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh
pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan
lingkungan.

Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:


pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program
ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan
terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.

PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah


(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

4. Pendidikan KB.

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter
berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).

Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat


rendah. Hal ini terutama tampak pada partisipasi pria/suami. Hal ini salah satunya
disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan
KB, dan kesehatan reproduksi.

Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM


Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB
pria dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada
pencapaian target peserta KB perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran
utama sosialisasi program KB dengan harapan istri yang akan
mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian alat kontrasepsi (alkon)
kepada suaminya.

Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor


penyebab rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa
masyarakat masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan.
Selain itu, pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat
melakukan hubungan seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat
kontrasepsi perempuan yang ada. Sementara metode vasektomi masih
dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria.
Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah melahirkan stigma terhadap
akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri.
Kekhawatiran juga muncul dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi
justuru akan meningkatkan peluang suami untuk tidak setia pada pasangan karena
tidak meninggalkan jejak.

Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses


pengambilan keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan
kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria
tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal
pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan
program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya
berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan tujuan
terciptanya Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam Keluarga
Berencana adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku
seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya. Dalam hal
ini dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan
satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara
tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan membuat
keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang
dimilikinya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan
pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah
kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk
yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.

Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb


meliputi: Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan
koordinasi aktif (active coordinative approach), Pendekatan integrative
(integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan
kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension
approach).

Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi:


Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan
pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan
Pendidikan KB.

Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran,


semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami.
Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan
angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan
mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

http://zahraran.blogspot.com/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html

https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/program-keluarga-berencana-kb-itu-
apa-sih/

Anda mungkin juga menyukai