Anda di halaman 1dari 69

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS 2

KONSELING KELUARGA

“Keluarga Berencana"

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Dosen pembimbing:

R. Khairiyatul Afifah, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Mat

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
konseling keluarga “Keluarga Berencana"

Saya sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya
untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini
supaya Makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini, demikian
semoga makalah ini dapat bermanfaat terima kasih.

Surabaya, 27 Juni 2021


DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

KATA PRNGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1. Latar
Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................
..........2
1.4. Manfaat..............................................................................................
..........2

BAB 2 TINJAUAN TEORI...................................................................................3

2.1. Pengertian Keluarga


Berencana...................................................................3
2.2. Tujuan Keluarga
Berencana ........................................................................4
2.3. Manfaat Keluarga Berencana …..…………...........
…….............................4
2.4. Jenis jenis Kontrasepsi…………………..
………………….......................6
2.5. Standar operasional prosedur………....................................
…………….

BAB 3 ASKEP......................................................................................................42

BAB 4
PENUTUP.............................................................................................................43

4.1 Kesimpulan................................................................................................43
4.2 Saran...........................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk,
maka dari itu program KB ini diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi
pada pertumbuhan yang seimbang, Perlu diketahui bahwa Gerakan Keluarga
Berencana Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai
program yang berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
yaitu dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Keluarga Berencana?
2. Apa tujuan dari Keluarga Berencana?
3. Apa saja manfaat dari Keluarga Berencana?
4. Apa saja jenis jenis Kontrasepsi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Keluarga Berencana
2. Untuk mengetahui tujuan dari Keluarga Berencana
3. Untuk mengetahui manfaat dari Keluarga Berencana
4. Untuk mengetahui jenis jenis Kontrasepsi
1.4 Manfaat
Agar kita dapat mengetahui apa itu Keluarga Berencana, tujuan dan
manfaat Keluarga Berencana dan jenis jenis alat kontrasepsi yang digunakan.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuat
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau pun menunda kehamilan.
Cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3,6 juta kehamilan
tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari
kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak
meng gunakan alat pencegah kehamilan (kontrasepsi), dan setengahnya lagi
menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara peng gunaannya.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim
Kontrasepsi dapat reversibel (kembali) atau permanen (tetap) Kontrasepsi
yang reversibel ada lah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat
tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk
punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi
adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerja,
yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh kondom yang menghalangi
sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil
Metode kontrasepsi alami tidak me makai alat bantu maupun hormonal namun
berdasarkan kondisi fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah
fertilisasi
Faktor yang memengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas,
keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan
kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal
tersebut, pertimbangan kon trasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari
agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya
adalah frekuensi sanggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek
samping terhadap laktasi, dan efek kontrasepsi tersebut di masa depan.
Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali absti nensia (tidak
berhubungan seksual), yang efektif mencegah ke hamilan 100%.
2.2 Tujuan Keluarga Berencana
Pasangan yang menggunakan KB tentu memiliki tujuan masing-masing. KB
tidak hanya dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran bayi. Lebih jelasnya,
tujuan KB terbagi menjadi dua bagian, di antaranya:
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.

2.3 Manfaat Keluarga Berencana


a. Bagi Suami Istri
Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain
membatasi kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga
gangguan mental. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfat KB untuk
pasangan suami istri:
1. Menurunkan risiko kehamilan
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan
risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu tua. Jika perempuan
yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi
kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan berisiko pada
wanita dan dapat menyebabkan kematian

2. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak Jika anak belum satu


tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akan terganggu.
Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun. Jika
anak belum berusia 2 tahun sudah mempunyai adik, ASI untuk
anak tidak bisa penuh 2 tahun sehingga kemungkinan mengalami
gangguan kesehatan. Orang tua yang mempunyai dua anak juga
akan mengalami kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih
besar akan akan kurang perhatian, meski anak masih membutuhkan
perhatian penuh dari kedua orangtuanya.

3. Menjaga kesehatan mental

Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup


hebat setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika
mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak
dengan jarak yang dekat kemungkinan risiko depresi semakin
besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah karena tidak siap secara
fisik dan mental.
Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan program
Keluarga Berencana. Jika melakukan pengaturan kehamilan,
pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan anak bisa
tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan akan berjalan
matang.
b. Bagi Anak

Ternyata KB tak hanya bermanfaat untuk pasangan suami istri,


program Keluarga Berencana juga bermanfaat bagi anak, namun bukan
berarti anak menjalani program KB. Ini dia beberapa manfaat KB untuk
anak:
1) Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya.
2) Memperoleh perhatian pemeliharaan dan makanan yang cukup.
3) Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik.

2.4 Jenis jenis kontrasepsi


1. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan
mekanik Kontrasepsi oral adalah kombinasi hormon estrogen dan
progestin atau hanya progestin-mini pil Suntikan dan kontrasepsi
implan (mekanik) mengandung progestin saja atau kombinasi
progestin dan estrogen
a. Kontrasepsi oral kombinasi
Mengandung estrogen sintetis dan preparat progestin
yang men cegah kehamilan dengan cara menghambat
terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur)
melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir
mukosa servikal (leher rahim. dan menghalangi pertumbuhan
lapisan endometrium. Pil kombi nasi ada yang memiliki
estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis
tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita
yang mengonsumsi obat tertentu (ter utama obat epilepsi)
Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat
digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid),
menoragia, dan metro ragia. Oral kombinasi tidak
direkomendasikan untuk wanita me nyusui, hingga minimal 6
bulan setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh
ibu menyusui dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan
zat lemak serta protein dalam air susu Hormon yang dikandung
dalam pil dapat masuk ke air susu se hingga dapat sampai ke
bayi. Oleh sebab itu, ibu menyusui se baiknya diberikan tablet
yang hanya mengandung progestin yang tidak memengaruhi
pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu
setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai oral
kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan
darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus
diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan kemasan tersebut
harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 pil atau lebih lupa
diminum maka kemasan pil harus tetap di habiskan dan metode
kontrasepsi lain harus digunakan seperti kondom untuk
mencegah kehamilan
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang
dari 12 minggu setelah persalinan, pil KB dapat langsung
digunakan Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28
minggu, harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai
unakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu
lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil
KB mulai digunakan.
1) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,1 hingga 5 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
2) Keuntungan
 Sangat efektif.
 Mencegah kanker indung telur dan kanker
endometrium
 Menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan
anemia yang kaitan dengan menstruasi
 Menghaluskan kulit dengan jerawat sedang
3) Kerugian
 Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui Tidak
melindungi dan penyakit menular seksual (PMS)
 Harus diminum setiap hari Membutuhkan resep
dokter
4) Efek samping lokal
 Mual.
 Nyeri tekan pada payudara
 Sakit kepala
5) Efek samping
 Perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang
setelah 3 bulan pemakaian)
 Meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal
bila oral kombinasi dihentikan)
 Meningkatkan pembentukan bekuan darah pada
vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi).
 Meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, risiko
stroke (pada wanita usia 35 tahun)
6) Kesuburan
Ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali
seperti semula. Kesuburan ini bervariasi dalam waktu 3-12
bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan
kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral
dan yang tidak

b. Kontrasepsi oral progestin


Kontrasepsi oral progestin mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh
indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim,
mengganggu per gerakan silia saluran tuba, dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila
pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya.
Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan
kontrasepsi oral namun tidak dapat menggunakan oral
kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan,
misalnya pada wanita yang sedang menyusui
1) Efektivitas:
Kehamilan terjadi pada 0,5 hingga 5 per 100
wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
2) Keuntungan:
 Mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil).
 Menurunkan kejadian menoragia dan anemia.
 Dapat digunakan pada wanita menyusui.
 Mencegah terjadinya kanker endometrium.
 Tidak memiliki efek samping yang berkaitan
dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai).

3) Kerugian:
 Harus diminum di waktu yang sama setiap hari.
 Kurang efektif dibandingkan oral kombinasi
 Membutuhkan resep dokter.
4) Efek samping:
 Peningkatan berat badan
 Jerawat
 Kecemasan
 Angka kejadian perdarahan tidak teratur tinggi
5) Pengembalian kesuburan:
Ketika dihentikan kesuburan akan cepat kembali
seperti semula.

c. Kontrasepsi suntikan progestin


Kontrasepsi ini mencegah kehamilan dengan
mekanisme yang sama seperti progestin pil namun
menggunakan suntikan Intra: muscular (dalam otot bokong
atau lengan atas). Yang sering di gunakan adalah
medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang
diberikan setiap 3 bulan Kehamilan terjadi pada 0,3 per 100
wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
1) Keuntungan:
 Mula kerja cepat dan sangat efektif
 Bekerja dalam waktu lama.
 Tidak mengganggu menyusui
 Dapat dipakai segera setelah keguguran atau
setelah masa nifas,
2) Kerugian:
 Suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
secara teratur
 Tidak melindungi dari PMS.
3) Efek samping lokal:
 Peningkatan berat badan.
 Rambut rontok
4) Efek samping:
 Pengeroposan tulang
 Kelainan metabolisme lemak
 Ketidakteraturan menstruasi termasuk
menometroragi (umum- nya beberapa bulan
pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika
pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi
dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
5) Pengembalian kesuburan:
5-7 bulan setelah penghentian suntikan

d. Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron


Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap
bulan, mengan dung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek samping,
kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral
kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan.
Pengembalian kesuburan tidak selama seperti penggunaan
kontrasepsi suntikan progestin

e. Implan progestin
Implan berbentuk kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang
mengandung 36 mg levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam
kulit lengan wanita. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan
dengan bantu an jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu
dilakukan pen jahitan Kapsul ini melepaskan progestin ke
dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang
selama 5 tahun. Kontra sepsi ini mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadi nya ovulasi (pelepasan sel telur oleh
indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim,
mengganggu pergerakan saluran tuba, dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium.
1) Efektivitas:
Kontrasepsi ini efektif dalam waktu 48 jam
setelah diimplan dan e l selama 5-7 tahun. Kehamilan
terjadi pada 0,05 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
2) Keuntungan:
 Sangat efektif.
 Bekerja untuk jangka waktu lama.
3) Kerugian:
 Membutuhkan prosedur operasi kecil untuk
pemakaian dan pelepasan.
 Tidak melindungi dari PMS.
4) Efek samping lokal:
 Sakit kepala.
 Payudara menjadi keras.
 Peningkatan berat badan
 Kerontokan rambut:
 Jerawat.
 Perubahan mood
5) Efek samping:
 Gangguan metabolisme lemak
 Hirsutisme.
 Gangguan menstruasi (memanjang, tidak teratur).
6) Pengembalian kesuburan:

Kesuburan baru kembali 1 bulan setelah kapsul


diambil.

f. Koyo KB
Koyo KB adalah plastik elastis kecil dan tipis yang
ditempelkan di kulit untuk mencegah kehamilan. Tidak seperti
koyo pada umumnya yang digunakan untuk mengurangi
keluhan syaraf pegal pegal.
koyo KB mengandung hormon yang sama dengan pil
KB kombi nasi (estrogen dan progestogen). Koyo KB mungkin
tidak cocok untuk semua wanita. Tapi bagi sebagian besar
wanita, manfaat koyo KB lebih besar daripada potensi
risikonya.
Koyo memberikan dosis hormon harian konstan ke
dalam aliran darah melalui kulit. Hormon akan mencegah
indung telur untuk melepaskan telur (ovulasi) setiap bulan.
Selain itu, hormon dari koyo juga mengentalkan lendir di leher
rahim, sehingga mempersulit sperma untuk mencapai telur dan
membuat lapisan rahim menjadi tipis sehingga kurang mungkin
untuk menerima telur yang dibuahi.
1) Efektivitas:
Efektivitas koyo KB tergantung pada
seberapa hati-hati koyo di gunakan. Lebih dari 99
persen efektif bila digunakan sesuai pe tunjuk. Koyo
kurang efektif pada wanita dengan berat 90 kg atau
lebih
2) Kelebihan:
 Koyo memberikan efektivitas pil KB tanpa
harus mengingat setiap hari. Anda cukup
mengingat untuk menggantinya se minggu
sekali.
 Tidak mengganggu hubungan seks.
 Berbeda dengan pil KB kombinasi, hormon
tidak perlu diserap oleh lambung sehingga
tidak terpengaruh jika anda muntah atau
diare.
 Koyo biasanya membuat perdarahan
menstruasi lebih ringan dan tidak sakit.
 Membantu mengurangi gejala
pramenstruasi.
 Mengurangi risiko kanker rahim, ovarium,
dan usus besar. Mengurangi risiko fibroid,
kista ovarium, dan penyakit payudara non-
kanker.
3) Kekurangan:
 Dapat menyebabkan Iritasi kulit pada sejumlah
ke perempuan
 Seperti pil KB kombinasi, efek samping mungin
ten sakit kepala, mual, nyeri payudara, dan
perubahan suasana hati.
 Perdarahan terobosan (perdarahan yang tidak
terduga sevel menggunakan koyo).
4) Efek Samping:
 Koyo KB dapat memiliki beberapa efek
samping yang serasi, tetapi sangat jarang, antara
lain
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan bekuan darah yang dapat menyurat
pembuluh darah (trombosis vena) atau arteri
(trombosis anen. serangs jantung, atau stroke).
 Peningkatan risiko kanker payudara
 Peningkatan risiko kanker serviks jika
digunakan terus-menerus selama lebih dari 5
tahun.
g. Kondom pria
Kondom pria adalah kantong yang mewadahi sperma
kenta seorang pria mencapai ejakulasi, Kebanyakan kondom
pria terbuat dari lateks tipis Jenis polyurethane dan tactylon
(keduanya plastik) juga tersedia, yang dapat digunakan oleh
mereka yang alergi terhadap lateks. Ada juga kondom yang
terbuat usus hewan, tetapi tidak mudah didapat.
Kondom mencegah kehamilan dengan mengumpuan air
mar saat seorang pria berejakulasi, Hal ini membuat sperma
tidak me masuki vagina, Kehamilan tidak dapat terjadi jika
sperma tidak dapat. bergabung dengan sel telur. Kondom
dipakai dengan menyarungkannya ke penis yang sedang ereksi,
sebelum hubungan seksual dilakukan
1) Efektivitas:
Efektivitas kondom sangat tergantung pada orang
yang meng gunakannya. Jika pria tidak berhati-hati dalam
melepaskan kon dom, membiarkan pasangan untuk
merobek dengan giginya, atau baru memakai di tengah-
tengah hubungan intim, hasilnya akan sangat mengurangi
perlindungan yang ditawarkan. Penggunaan pelumas
berbahan dasar minyak juga dapat membuat lubang di
kondom lateks. Ketika digunakan dengan benar,
efektivitas kondom pria adalah sekitar 98%. Ini berarti
bahwa dengan penggunaan kondom, hanya sekitar 2 dari
setiap 100 wanita yang hamil dalam setahun.
2) Kelebihan:
 Mudah untuk didapatkan dan relatif murah.
 Dapat dihentikan setiap saat.
 Menyediakan sejumlah perlindungan dari
penyakit menularseksual dan HIV
 Metode yang handal bagi orang yang tidak dapat
menggunakan metode kontrasepsi hormon
 Tanggung jawab pada kedua pasangan.
 Dapat dibeli tanpa resep.
 Tidak mengganggu menyusui.
3) Kekurangan:
 Dapat sedikit mengurangi kenikmatan hubungan
seks, karena pemasangan kondom yang harus
dilakukan ketika sedang ereksi.
 Harus mengeluarkan biaya untuk membeli
kondom. Kondom tidak boleh digunakan lagi
setelah dipakai.
 Tumpahan atau bocoran sperma dapat terjadi jika
kondom disimpan atau dilepaskan secara tidak
benar.
4) Efek Samping
Beberapa orang mengalami iritasi atau
sensitivitas terhadap lateks

h. Kondom wanita
Kondom wanita adalah selubung poliuretan (plastik)
dengan dus cincin di kedua ujungnya. Tepat sebelum hubungan
seks, cincin yang tertutup dimasukkan ke dalam vagina, di
sekitar leher rahim (seperti diafragma) dan cincin yang terbuka
diletakkan di bibir vagina luar
Kondom wanita mencegah kehamilan dengan menutup
bagian dalam vagina. Cairan pra-ejakulasi dan air mani
tertampung oleh kondom saat seorang pria berejakulasi. Hal ini
membuat sperma tidak memasuki vagina. Kehamilan tidak
dapat terjadi jika sperma tidak dapat bergabung dengan telur
1) Efektivitas:
Kontrasepsi ini memiliki efektivitas sebesar 79%-
95% dalam satu tahun penggunaan
2) Kelebihan:
 Dapat dimasukkan ke dalam vagina hingga delapan jam
sebelum hubungan seksual
 Dapat digunakan dengan spermisida untuk
meningkatkan efektivitas
 Memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit
menular seksual dan HIV
 Dapat digunakan oleh orang yang alergi terhadap lateks
atau spermisida atau oleh mereka yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi hormonal.
 Terbuat dari plastik poliuretan (polyurethane), yang
meneruskan panas tubuh
 Tidak perlu keterlibatan pasangan seks, meskipun dapat
juga dimasukkan oleh pasangan sebagai bagian dari
permainan seks.
 Beberapa wanita dan pria merasakan sensitivitas yang
lebih tinggi atau lebih "alami" dibandingkan dengan
kondom laki Laki. Cincin eksternal dapat menstimulasi
klitoris selama sanggama.
 Dapat dibeli di apotek dan beberapa supermarket tanpa
resep. Tidak mengganggu menyusui. Tidak memiliki
efek pada hormon alami wanita. .
 Dapat digunakan dengan pelumas berbasis minyak atau
air.
3) Kekurangan:
 Kesulitan memasukkan dan/atau mempertahankan
kondom di tempat
 Tidak dapat dikombinasikan dengan kondom laki-laki
karena akan saling menarik/lengket.
 Mungkin berisik (dapat ditambahkan pelumas untuk
mengu rangi).
 Dapat membuat iritasi vagina atau penis.
 Lebih mahal dari kondom lateks laki-laki.
 Harus digunakan setiap kali Anda berhubungan seks.
4) Efek Samping:
Dapat menyebabkan iritasi pada penis atau vagina.

i. Diafragma
Diafragma adalah sebuah tangkup karet lateks
berbentuk kubah yang menutupi leher rahim dan dimasukkan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Diafragma
mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma bergabung
dengan sel telur. Agar efektif, diafragma harus dikombinasi
dengan spermisida krim, gel,atau jeli. Metode kombinasi Ini
bekerja dengan dua cara, yaitu diafragma menghambat
pembukaan ke rahim dan spermisida melumpuhkan sperma.
Seseorang yang menggunakan metode in sebesar 80-94%
TIDAK mendapat kehamilan (selama tahun pertama
penggunaan)
1) Kelebihan:
 Mudah digunakan.
 Tidak ada efek samping sistemik yang serius.
 Tidak memerlukan keterlibatan mitra.
 Baik untuk orang yang tidak melakukan hubungan
seksual secara teratur
 Mengurangi risiko beberapa penyakit menular seksual.
Tidak mengganggu bercinta. Kehadirannya tidak
dirasakan oleh Anda maupun pasangan
 Mengurangi risiko kanker serviks.
 Tidak mengganggu menyusui.
2) Kekurangan:
 Penggunaan yang konsisten dan benar diperlukan untuk
mencegah kehamilan
 Mungkin sulit bagi beberapa wanita untuk memasukkan
alat kontrasepsi ini.
 Dapat terdorong keluar dari tempatnya oleh penis yang
panjang, penetrasi berat, dan posisi seksual tertentu.
 Tidak dapat digunakan oleh orang yang alergi terhadap
lateks/silikon
 Harus tetap di dalam vagina selama minimal 6 jam
setelah hubungan seksual
 Hubungan seksual berulang membutuhkan spermisida
tambahan
 Harus dilepas dalam waktu 24 jam untuk menghindari
risiko toxic shock syndrome (TSS).
 Harus mengganti diafragma setiap dua tahun.

3) Efek Samping:
 Dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Untuk meng hindari infeksi, Anda dapat buang air kecil
sebelum memasuk kan diafragma dan setelah
berhubungan. Jika Anda sering mendapatkan infeksi
saluran kemih, tanyakan ke dokter apakah Anda telah
memasang diafragma dengan benar.
 Dapat menyebabkan iritasi vagina. Ini dapat menjadi
tanda sensitivitas terhadap lateks/silikon atau
spermisida. Jika Anda memiliki reaksi ringan, coba
ganti merek spermisida lain untuk mengatasi masalah.
Jika hal itu tidak berhasil, hentikan peng gunaan
diafragma hingga Anda berbicara dengan dokter.

j. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung
bahan kimia (nonoksinol-9) yang digunakan untuk membunuh
sperma. Kontra sepsi ini bekerja dengan menyebabkan
pemecahan sel selaput sel sperma, memperlambat motilitas
sperma, dan menurunkan ke mampuan pembuahan sel telur.
Spermisida terbagi menjadi:
a) Aerosol (busa) yang akan efektif setelah dimasukkan
(insersi). Spermisida jenis ini dianjurkan bila spermisida
digunakan se bagai pilihan pertama atau metode
kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien
b) Tablet vagina, supositoria atau dissolvable film. Jenis ini
mudah dibawa dan disimpan. Pengguna kontrasepsi ini
sebaiknya me nunggu selama 10-15 menit setelah insersi
sebelum melakukan hubungan seksual
c) Krim

1) Efektivitas:
Kemungkinan TIDAK mendapatkan
kehamilan 50-95% (di langan pengguna biasa pada
tahun pertama penggunaan).
2) Kelebihan:
 Relatif aman bila dikombinasikan dengan
penggunaan metode penghalang (kondom,
diafragma, penutup serviks)
 Dapat menurunkan kemungkinan terinfeksi
penyakit menular seksual bakteri.
 Dapat dibeli tanpa resep dan relatif murah.
 Perlindungan segera tersedia.
 Metode yang baik untuk orang-orang yang jarang
melakukan hubungan seksual.
 Dapat digunakan untuk perempuan yang
menunggu untuk memulal pil kontrasepsi atau
pemasangan spiral, atau karena lupa minum pil
atau kehabisan pil. Menyediakan lubrikasi selama
sanggama, terutama dengan penggunaan kondom
 Pasangan laki-laki tidak perlu terlibat dalam
keputusan untuk menggunakan produk.
 Tidak mengganggu menyusui
3) Kekurangan:
 Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan
memasukkan dengan benar. Anatomi vagina
abnormal (mis. prolaps rahim dapat mengganggu
penyisipan dengan tepat. Jika tidak di gunakan
persis seperti yang diarahkan, spermisida tidak
dapat membentuk penghalang yang baik atas leher
rahim. Hal ini dapat membuat spermisida kurang
efektif.
 Beberapa wanita mengeluhkan spermisida yang
berantakan atau bocor dari vagina mereka.
 Kurang perlindungan dari paparan HIV.
4) Efek Samping:
Spermisida dapat mengiritasi penis atau
vagina. Beralih merek dapat memecahkan masalah
tersebut.

k. IUD (spiral)
Spiral adalah perangkat plastik kecil berbentuk T yang
ditempat kan ke dalam rahim wanita untuk pengendalian
kelahiran. Sebuah katan plastik ditautkan di ujung spiral yang
menggantung melalui leher rahim ke dalam vagina. Ada dua
jenis spiral, yaitu hormon dan tembaga. Spiral hormon
melepaskan hormon progestin, se dikit lebih efektif untuk
mencegah kehamilan dibandingkan spiral tembaga selama 5
tahun. Meskipun jauh lebih populer dibanding kan spiral
tembaga di Amerika Serikat, spiral hormon yang di pasarkan
dengan merek "Mirena") tidak populer di Indonesia Beberapa
literatur menyebut spiral hormon sebagai IUS (intra- uterine
system), untuk membedakannya dengan spiral tembaga atau
IUD (intra-uterine device). Pada spiral tembaga IUD tem baga),
kawat tembaga dililitkan di sekitar batang spiral bentuk T.
Spiral tembaga dapat bertahan selama 10 tahun dan merupakan
bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Spiral bekerja dengan mencegah pembuahan sel telur
dengan merusak atau membunuh sperma. Kontrasepsi ini juga
meme ngaruhi lapisan rahim (tempat perlekatan dan
pertumbuhan sel telur yang dibuahi). Spiral hormon mencegah
pembuahan dengan merusak atau membunuh sperma dan
membuat lendir di leher rahim lebih kental dan lengket,
sehingga sperma tidak dapat me laluinya ke rahim. Spiral ini
juga membuat dinding rahim (endo metrium) tumbuh sangat
tebal sehingga tidak mendukung perlekat an dan pertumbuhan
telur yang telah dibuahi. Hormon dalam spiral ini juga
mengurangi perdarahan dan kram menstruasi. Spiral jenis
tembaga (tembaga merupakan racun bagi sperma) membuat
rahim dan saluran telur menghasilkan cairan yang membunuh
sperma. Cairan ini mengandung sel darah putih, ion tembaga.
enzim, dan prostaglandin.
1) Efektivitas:
Kemungkinan TIDAK mendapatkan
kehamilan adalah 98%-99%. Bila menggunakan
spiral hormon, sekitar 2 dari 1.000 wanita hamil
dalam tahun pertama. Bila menggunakan spiral
tembaga, sekitar 6 dari 1.000 wanita hamil dalam
tahun pertama. Kebanyakan kehamilan dengan
penggunaan spiral terjadi karena spiral ter dorong
keluar dari rahim tanpa disadari. Spiral paling
mungkin untuk keluar dalam beberapa bulan
pertama penggunaan, pemasangan dilakukan setelah
melahirkan, atau pada wanita yang belum pernah
memiliki bayi.
2) Kelebihan:
 Mudah digunakan rendah perawatan
 Mudah dipasang dan dilepas di klinik atau
kantor dokter
 Tidak memiliki efek samping sistemik,
 Tergantung pada jenisnya, dapat dibiarkan di
tempat hingga 5 atau 10 tahun.
 Mengurangi risiko kehamilan ektopik. Tidak
mengganggu menyusui.
3) Kekurangan:
 Harus dipasang dan dilepas di klinik atau
praktik dokter
 Mungkin ada sedikit kram atau nyeri pada saat
penyisipan.
 Mungkin meningkatkan perdarahan atau kram
selama menstruasi.
 Mungkin mengalami bercak antar menstruasi.
 Tidak boleh digunakan oleh wanita dengan
banyak pasangan seks karena meningkatkan
paparan penyakit menular seksual, yang secara
signifikan meningkatkan risiko penyakit radang
panggul.
4) Efek Samping:
Spiral jarang menimbulkan efek samping
yang serius bila diguna kan dalam hubungan
monogami (hanya memiliki satu pasangan seks).
Efek samping yang mungkin terjadi, antara lain:
 Penyakit radang panggul pada bulan pertama
penggunaan, mungkin karena infeksi bakteri
saat pemasangan.
 Menstruasi yang menyakitkan dan berat, sakit
punggung, dan sakit kepala. Spiral jenis
tembaga meningkatkan perdarahan menstruasi.
Sebaliknya, spiral hormon mengurangi
perdarahan menstruasi
 Dalam beberapa kasus, spiral dapat menembus
rahim dan dalam kasus yang jarang, spiral dapat
lepas ke luar rahim di panggul pada tahun
pertama pemasangan, bahkan pada be berapa
minggu pertama.
 Untuk ibu hamil akseptor spiral, kemungkinan
memiliki ke hamilan ektopik (di luar rahim)
adalah sekitar 5%. Meskipun demikian, risiko
secara keseluruhan dari kehamilan ektopik le bih
rendah dibandingkan yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi karena spiral mencegah
kehamilan secara efektif.

l. Cincin Vagina
Cincin vagina adalah sebuah cincin fleksibel yang
berdiameter sekitar 5 cm dan mengandung hormon sintetis
dosis rendah (pro gestin dan estrogen). Cincin ditempatkan di
vagina dan dibiarkan pada tempatnya selama tiga minggu dan
dikeluarkan selama se pekan selanjutnya setiap bulan. Selama
penempatan, cincin me lepaskan hormon yang langsung diserap
melalui dinding vagina dan kemudian didistribusikan ke dalam
aliran darah. Kehamilan dicegah oleh kerja hormon tersebut
Cara kerja cincin vagina sama seperti pada pil
kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestin. Hormon
tersebut bekerja dengan mencegah ovulasi. Kehamilan tidak
dapat terjadi jika tidak ada telur untuk bergabung dengan
sperma Hormon juga menice kehamilan dengan penebalon
fondit serviks, yang mengham pergerakan sperma Selain itu,
hormon juga menipiskan lap rahim sehingga telur yang dibuahi
tidak dapat menempel di root
1) Efektifitas:
Kemungkinan TIDAK hamil selama setahun
pemakaian 99 Kurang dari 1 per 100 wanita dapat hamil
dengan penggunaan yang tepat
2) Kelebihan:
 Cincin vagina bekerja mirip dengan pil sehingga
memiliki kelebihan yang serupa, antara lain
 Tidak mengganggu hubungan seks. Otot di dalam
vagina me mungkinkan cincin untuk tetap berada di
tempatnya selama hubungan seks dan/atau olahraga
 Tidak perlu mengingat untuk menempatkannya setiap
han minggu (Lama perlindungan 3 minggu, 1 minggu
jeda)
 Mengurangi perdarahan dan kram menstruasi.
 Mengurangi jerawat
 Mengurangi risiko kanker ovarium dan endometrium.
 Dapat hamil segera setelah penggunaan dihentikan, jika
ingin mendapatkan kehamilan
3) Kekurangan
 Bukari pilihan yang baik jika pasien merasa repot atau
tidak nyaman.
 Peningkatan risiko serangan jantung, stroke atau bekuan
darah (di paru paru, kaki, atau lengan), terutama jika
Anda merokok lebih dari 15 batang sehari atau berusia
lebih dari 35 tahun dan merokok
 Jika cincin dikeluarkan dari vagina lebih dari 3 jam
setiap hari selama periode 21 hari (3 minggu),
kehamilan dapat terjadi Karena itu metode cadangan
(kondom) dianjurkan selama 7 hari
 Tidak mencegah penyakit menular seksual.
4) Efek Samping:
 Flek samping yang mungkin terjadi setelah dua atau
tiga bulan pemakaian termasuk:
 Perdarahan di luar menstruasi.
 Nyeri payudara
 Mual dan muntah.
 Keputihan, iritasi vagina, atau infeksi.
 Mengubah hasrat seksual wanita.

2. Kontrasepsi Non Hormonal


A. Sanggama terputus (koitus interuptus) Koitus interuptus adalah
sebuah metode kontrasepsi yang mencegah pembuahan dengan
mencegah kontak antara sperma dan ovum dengan cara menarik
penis dan menjauhkannya dari vagina hingga ejakulasi hampir
terjadi. Metode ini bekerja dengan menghindari masuknya cairan
semen yang mengandung sperma kedalam rahim wanita. Tanpa
ada sperma yang masuk, tidak ada konsepsi.

1) Efektivitas:

Peluang TIDAK mendapatkan kehamilan


81%-96%. Sekitar 4-19 dari setiap 100 wanita
menjadi hamil dalam setahun penerapan metode ini.

2) Kelebihan:
 Praktis, tidak memerlukan alat apa pun.
 Gratis, tidak perlu biaya apa pun.
 Alami sehingga tidak memiliki pengaruh apa pun
terhadap tubuh.
3) Kekurangan:
 Memerlukan kedisiplinan untuk menarik penis
pada saat yan merupakan puncak kenikmatan
seksual.
 Mudah gagal untuk menarik penis cukup awal,
sehingga sem protan pertama terlanjur masuk ke
vagina wanita
 Mungkin ada sperma yang hadir dalam "tetes
embun", cairan sang pria hasilkan ketika dia
terangsang, tetapi jauh sebelum dia benar-benar
ejakulasi.
 Dapat mengganggu kenikmatan hubungan seksual
karena se cara psikologis terus-menerus
memikirkan untuk menarik penis sebelum
ejakulasi. Pasangan wanita dapat kecewa karena
di saat puncak justru penis ditarik pasangan pria
juga dapat kurang puas karena tidak
mengeluarkan ejakulasi di dalam
4) Efek Samping:

Tidak ada efek samping

B. Metode amenorea laktasi

Metode amenore laktasi (MAL) adalah teknik kontrasepsi


dengan menggunakan menyusui untuk mencegah kehamilan.
Metode kon trasepsi ini dapat cukup efektif, meskipun tidak selalu
bekerja pada semua wanita Kegiatan menyusui dapat mencegah
kehamilan karena hormon yang mendukung produksi ASI
menekan ovulasi dan menghentikan menstruasi. Kadar prolaktin
meningkat se hingga menghambat sekresi hormon pelepas
gonadotropin. Hal tersebut kemudian akan mencegah sekresi
estrogen dan ovulasi. Dengan penyapihan, tingkat prolaktin
menurun dan ovulasi akan kembali hadir dalam waktu 14 hingga
30 hari.

Metode ini efektif bila memenuhi kriteria berikut.

a. Menyusui bayi secara teratur dengan jeda tidak lebih dari 4 jam
antar pemberian ASI di siang hari atau 6 jam di malam hari.
b. Pemberian ASI secara eksklusif, artinya makanan tambahan
bayi tidak melebihi 5% hingga 10% dari total ASI, Pemberian
makanan tambahan meningkatkan risiko ovulasi dan kehamil
an, bahkan pada wanita yang tidak haid.
c. Menyusui bayi secara langsung. Memeras ASI dengan tangan
atau pompa tidak sekuat isapan bayi menyusu dan dapat
mengurangi respons neuroendokrin ibu dan meningkatkan
risiko ovulasi dan kesuburan.

1) Efektivitas:

Efektivitas metode ini bergantung pada


intensitas dan frekuensi menyusui bayi dan seberapa
banyak makanan tambahan bayi. Wanita yang amenorik
(tidak menstruasi) dan menyusui secara ter atur
mendapatkan perlindungan terhadap kehamilan untuk 6
bulan pertama setelah melahirkan sama dengan wanita
yang meng gunakan kontrasepsi pil kombinasi
(efektivitas = 98%).

2) Kelebihan:
 MAL adalah metode kontrasepsi transisi yang
paling sesuai untuk wanita yang berencana
menyusui secara eksklusif selama minimal 6 bulan.
 Tidak mengganggu hubungan seksual. Tidak
memiliki efek samping apa pun.
 Mudah, tanpa biaya.
 Menyusui menyediakan bayi asupan gizi yang
paling sempurna dan sehat, meningkatkan
kekebalan dan mencegah penyakit.
 Menyusui dapat membantu membangun hubungan
yang erat dan sehat antara ibu dan bayi.
3) Kekurangan:
 Perempuan yang memilih untuk menggunakan
metode ini membutuhkan konseling selama periode
prenatal, perinatal, dan postnatal untuk
meningkatkan efektivitas.
 Bagi wanita yang tidak menyusui secara eksklusif,
kembalinya ovulasi dan menstruasi tidak dapat
diprediksi sehingga me ningkatkan risiko
kehamilan.
 Efektivitas tertinggi hanya pada 6 bulan pertama
setelah ke. hamilan. Setelah 6 bulan, atau dengan
dimulainya kembali menstruasi, kemungkinan
ovulasi dan risiko kehamilan me ningkat (meskipun
dengan ASI eksklusif efektivitas MAL dalam 1
tahun masih tinggi, sekitar 94%).
4) Efek Samping:
Tidak ada

C. Pemantauan suhu tubuh basal

Metode kontrasepsi ini mengandalkan pemantauan suhu


tubuh basal setiap hari. Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh pada
saat bangun tidur, sebelum melakukan aktivitas fisik. Pengguna
harus mencatat hasil pemantauannya setiap hari, sehingga dia dapat
membandingkan perubahan suhu dari hari ke hari. Suhu tubuh
seorang wanita berubah di sepanjang siklus menstruasi, bertepatan
dengan perubahan hormonal yang menunjukkan tahap subur dan
tidak subur dari siklus.

Ovulasi terjadi sebagai respons terhadap peningkatan kadar


hormon progesteron dalam tubuh wanita. Setelah ovulasi, kadar
progesteron menurun sehingga suhu tubuh seorang wanita akan
meningkat sedikit pada sekitar pertengahan siklus menstruasi.
Sebagai contoh, seorang wanita dengan siklus menstruasi 28 hari
akan mengalami ovulasi sekitar dua minggu setelah perdarahan
menstruasi terakhir dan sekitar dua minggu sebelum perdarahan
menstruasi berikutnya. Dengan demikian, seorang wanita dapat
mengetahui kapan ovulasi telah berlalu dan masa suburnya ber
akhir dengan memonitor suhu tubuh basal setiap hari.

Wanita yang menggunakan metode ini sebaiknya


menghindari seks atau menggunakan metode kontrasepsi alternatif
sejak hari pertama siklus menstruasi (mulai perdarahan haid)
hingga kenaik an suhu tubuh basal terjadi (menunjukkan ovulasi
telah berlalu). Hal tersebut karena ovulasi memakan waktu sekitar
24 jam. Telur yang dilepas oleh indung telur akan bergerak melalui
tuba falopii menuju rahim. Jika bertemu dengan sperma pada saat
itu, wanita tersebut menjadi hamil. Jika tidak ada sperma, telur
akan terus berjalan melalui pembukaan rahim dan ke dalam vagina,
di mana dia akan dikeluarkan dari tubuh. Meskipun seorang wanita
hanya subur dalam 24 jam setelah ovulasi (waktu telur masih
berada di tubuh nya), sperma dapat bertahan dalam rahimnya
hingga lima hari setelah hubungan seksual. Jadi, seorang wanita
juga dapat hamil jika dia berhubungan seks tanpa menggunakan
kontrasepsi dalam lima hari sebelum ovulasi.

1) Efektivitas:
Efektivitas metode pemantauan suhu tubuh
basal adalah 99% pada tahun pertama penggunaan,
jika digunakan dengan benar dan konsisten. Akan
tetapi, metode ini kurang efektif jika wanita tidak
memonitor suhunya dengan akurat atau jika dia
berhubungan seks tanpa pelindung di masa subur.
Karena banyak wanita mengalami kesulitan untuk
menggunakan metode ini dengan benar dan kon
sisten, sekitar 25% dari mereka yang menggunakan
metode ini menjadi hamil dalam tahun pertama
penggunaan. Beberapa ke sulitan yang dialami
wanita disebabkan oleh pengaruh eksternal (mis.,
peningkatan suhu lingkungan) sehingga suhu wanita
me ningkat dan menyangka bahwa ovulasi telah
berlalu padahal belum
2) Kelebihan:
 Alami dan tidak menyebabkan efek samping.
 Wanita menjadi lebih memahami perubahan
tubuh mereka yang terjadi selama siklus
menstruasi.
 Sangat efektif, bila dilakukan dengan benar.
3) Kekurangan:
 Tidak cocok untuk digunakan sementara pada
wanita memiliki kondisi kesehatan yang
menyebabkan kenaikan suhu tubuh, mis.,
penyakit menular.
 Membutuhkan pemantauan dan pencatatan
harian shu tubos pada walch yang sama setiap
hari
 Masa subur dimulai pada awal siklus menstruasi
(dibandingkan dengan metode berbasis
kesadaran kesuburan lain di mang seorang
Wanita dapat menentukan apakah dia subur
pada 5-7 hari pertama dari siklus)
 Tidak melindungi terhadap infeksi PMS
5) Efek Samping:
Tidak ada

D. Metode berbasis kalender

Metode kontrasepsi berbasis kalender mencegah kehamilan


dengan memantau masa subur selama siklus menstruasi. Untuk
menggu hakan metode ini, seorang wanita memonitor panjang
siklus men struasi dalam jangka waktu enam bulan untuk
mengetahui lama siklus menstruasinya Dia kemudian melacak
kemajuan yang dilalui dalam setiap siklus masa depan sejak hari
pertama perdarahan haid. Dengan melakukan hal ini, seorang
wanita dapat menentu kan apakah dia subur atau tidak pada hari
tertentu dari siklus men struasi dan menghindari hubungan seksual
pada hari tersebut.

Metode ini bekerja dengan memungkinkan wanita untuk


meng hindari hubungan seksual atau menggunakan metode
kontrasepsi alternatif selama masa subur dalam siklus menstruasi
mereka. Pe nelitian telah menunjukkan bahwa perempuan hanya
subur sekitar enam hari dalam sildus menstruasi mereka, dan
bahwa masa subur bertepatan dengan ovulasi. Ketika telur
dilepaskan dari ovarium dan memasuki saluran tuba fertilisasi
dapat terjadi. Jika telur tidak dibuahi, dia akan berjalan melalui
tabung dan dikeluarkan melalui lubang vagina. Proses ini
memakan waktu sekitar 24 jam, dan hanya dalam 24 jam itulah
pembuahan telur dapat terjadi. Akan tetapi, sperma dapat bertahan
hidup dalam saluran tuba hingga lima hari. Hal ini berarti bahwa
jika seorang wanita melakukan hubungan seks tanpa kondom
dalam 5 hari sebelum ovulasi, ada kemungkinan bahwa ada sperma
yang masih hidup dan memiliki kapasitas untuk membuahi sel
telur, tetap berada di saluran tuba hingga ovulasi terjadi. Oleh
sebab itu, wanita dianggap subur se lama enam hari, bukan 24 jam.

Sebagian besar siklus menstruasi, ovulasi terjadi pada perte


ngahan siklus. Bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi
standar (antara 26-32 hari), 94% wanita mengalami ovulasi dalam
waktu 4 hari dari titik tengah siklus mereka. Jadi, dengan
menghitung titik tengah dari siklus, wanita juga dapat mengetahui
kapan mereka berpotensi subur, dan kapan mereka pasti subur.
Seks kemudian dapat dihindari atau metode kontrasepsi alternatif
digunakan pada hari-hari subur tersebut.
1) Efektivitas:
 Metode ini memberi efektivitas sebesar 95%.
Dalam praktiknya metode ini hanya efektif
sekitar 88%, karena pasangan yang
menggunakan metode ini tidak selalu
menghindari seks selama periode subur, Akan
tetapi, karena sekitar 85% perempuan aktif
secara seksual akan hamil dalam waktu satu
tahun jika tidak menggunakan segala bentuk
kontrasepsi, metode ini ma sih memberikan
perlindungan yang jauh lebih tinggi daripada
tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali.
 Metode kalender ritmik memiliki efektivitas
sebesar 91% ketika digunakan sesuai dengan
pedoman
2) Kelebihan:
 Alami dan tidak menyebabkan efek samping.
 Tidak memerlukan perangkat atau prosedur
khusus,
 Tidak ada biaya apa pun.
 Wanita menjadi lebih memahami siklus
menstruasi mereka ketika mereka menggunakan
metode ini.
3) Kekurangan:
 Perempuan harus memantau panjang siklus
menstruasi mereka untuk menggunakannya
secara efektif.
 Metode hari standar hanya cocok untuk wanita
yang memiliki siklus menstruasi yang teratur
 Pemantauan konstan yang diperlukan dalam
metode kalender ritmik mungkin sulit bagi
beberapa wanita.
 Metode kontrasepsi tambahan atau pantangan
seks diperlukan pada sebagian besar siklus
menstruasi.
 Efektivitas relatif rendah. Tidak melindungi
terhadap PMS.
4) Efek Samping:
Tidak ada.
E. Pemantauan lendir serviks

Metode pemantauan lendir serviks adalah metode


kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara memantau
perubahan lendir serviks sepanjang siklus menstruasi. Metode ini
akan efektif jika hubungan seks dihindari selama periode subur
atau meng gunakan metode kontrasepsi alternatif jika berhubungan
seks. Metode ini cocok untuk semua wanita yang dapat memantau
perubahan pada lendir serviks mereka setiap hari (mis., mereka
merasa nyaman untuk menyentuh tubuh sendiri dan memasukkan
jari kedalam vagina).

Penggunaan metode ini harus ditunda pada wanita yang:

a. Baru memakai pil kontrasepsi darurat Pemantauan ditunda


hingga cairan vagina normal kembali, biasanya pada awal
siklus menstruasi berikutnya.
b. Baru melahirkan. Pemantauan ditunda hingga siklus
menstruasi kembali teratur, biasanya enam bulan bagi yang
menyusui dan empat minggu bagi yang tidak menyusui.
c. Memiliki keputihan. Keputihan abnormal dapat
menunjukkan kondisi serius seperti infeksi menular
seksual. Wanita harus menunda penggunaan metode
pemantauan lendir serviks hing ga keputihan menghilang.
1) Efektivitas:

Ketika digunakan dengan benar, metode ini


96-97% efektif dalam mencegah kehamilan dalam
tahun pertama pemakaian. Selain itu, penelitian
menunjukkan bahwa wanita menjadi lebih percaya
diri dengan proses pemantauan dari waktu ke waktu,
dan hal itu dapat meningkatkan efektivitasnya
dalam jangka panjang. Efektivitas menurun jika
tidak digunakan dengan benar (mis, jika hubungan
seksual tanpa kondom terjadi pada masa subur).
Efektivitas metode pemantauan lendir serviks dalam
mencegah kehamilan sangat tergantung pada kerja
sama dari suami, untuk tidak bersanggama atau
menggunakan kontrasepsi alternatif saat masa
subur. Oleh sebab itu, perempuan yang memilih
untuk menggunakan metode pemantauan lendir
serviks sebaiknya mengunjungi klinik keluarga
berencana bersama suaminya, sehingga keduanya
dapat sama sama belajar tentang metode ini.

2) Kelebihan:
 Alami dan tidak menyebabkan efek samping.
 Tidak memerlukan perangkat atau prosedur
khusus.
 Tidak ada biaya apa pun.
 Wanita menjadi lebih memahami siklus
menstruasinya.
 Cocok untuk wanita dengan panjang siklus yang
tidak teratur (siklus <26 hari atau >32 hari) yang
tidak dapat menggunakan metode kalender
3) Kekurangan:
 Harus memantau perubahan lendir serviks setiap
hari. Hal ini membuat metode ini tidak tepat
bagi sebagian wanita (mis, mereka yang
memiliki keputihan yang fidak bata atau w
nyaman untuk memeriksa lendir).
 Mungkin memerlukan perubahan praktik
seksual
 Perlu metode kontrasepsi tambahan jika
pasangan lalaikan hübungan sels vaglnal dalam
masa subur
 Tidak melindungi terhadap PMS
4) Efek Samping

Tidak ada efek samping

3. Kontrasepsi Darurat
a. Kontrasepsi darurat hormonal
Pir kontrasepsi darurat (PKD/morning-after pill, seperti nya
adalah sebuah metode kontrasepak darurat yang digunakan setelah
hubungan seksual tanpa kondom afni kegagalan metode pencepli
kehamilan lain. PRD bekerja dengan mengganggu perkembangan
telur. mencegah atau menunda ovulasi, dan menghambat fert lisa
1) Efektivitas:
Peluang TIDAK mendapatkan kehamilan adalah
74%-89%
2) Kelebihan:

PKD adalah satu-satunya metode kontrasepsi


yang digunakan untuk mencegah kehamilan

 Setelah hubungan seks tanpa kondom


 Setelah kondom laki-laki tergelincir, pecah, atau
bocor
 Setelah diafragma wanita atau kap serviks salah
penempatan diambil terlalu dini, atau ditemukan
robek
 Setelah seorang wanita lupa meminum satu atau
lebih pil kontrasepsi oral
 Setelah kondom wanita salah penempatan atau
diambil secara tidak benar
 PKD juga tersedia luas di apotek dan toko obat.
3) Kekurangan:
 Tidak efektif jika sudah terlanjur hamil
 Bingkai waktu yang terbatas (PKD harus
digunakan dalam waktu 72 jam atau tiga hari
setelah hubungan seks tanpa kondom).
 Masih ada kemungkinan kehamilan. Jika siklus
menstruasi tidak dimulai dalam 7 hari, waspadai
kehamilan dan hubungi dokter keluarga
berencana.
 Tidak memberikan perlindungan dari penyakit
menular seksual.
4) Efek Samping:
 Menyebabkan mual (terjadi pada 23%-50%
wanita yang meng gunakan metode ini).
 Menyebabkan muntah (terjadi pada 5%-25%
wanita yang menggunakan metode ini).
 Meningkatkan kemungkinan kehamilan ektopik
(tuba).
 Mengubah jumlah, durasi, dan waktu siklus
menstruasi berikut nya pada sekitar 10%-15%
wanita.

b. Kontrasepsi darurat IUD

Spiral atau IUD merupakan bentuk kontrasepsi darurat


yang lebih efektif daripada pil kontrasepsi darurat (PKD. pil
kondar). Selain itu, IUD terus melindungi perempuan dari
kehamilan yang tidak diinginkan selama bertahun-tahun jika
tetap dibiarkan pada tem patnya. Pengguna tidak menjadi hamil
setelah hubungan seks tan pa kondom ketika IUD dimasukkan
setelah sanggama. Sebaliknya, tingkat kegagalan setidaknya
10-20 kali lebih tinggi untuk pil kontrasepsi darurat, seperti
asetat ulipristal dan levonorgestrel.

IUD juga menawarkan kontrasepsi berkelanjutan yang


ser efektif. Ketika IUD digunakan sebagai kontrasepsi darurat,
pems sangannya harus dilakukan dalam waktu sekitar lima hari
selal hubungan seks tanpa kondom Jangka waktu maksimum
perna sangan adalah antara dua dan sepuluh hari atau lebih.

4. Sterilisasi
a. Sterilisasi pada pria

Sterilisasi pada pria atau vasektomi adalah prosedur


bedah se derhana yang menutup tabung penyalur sperma (vas
deferens yang terletak di skrotum sehingga sperma tidak
bercampur dengan cairan mani (semen) yang diejakulasi.
Setelah prosedur ini, meski pun Anda akan orgasme dan
ejakulasi seperti sebelumnya, sperma yang diproduksi di testis
tidak dapat lagi melakukan perjalanan melalui tabung ini,
sehingga menghilangkan kesempatan konsepsi Metode ini
mencegah kehamilan dengan menghalangi bergabung nya
sperma kedalam cairan ejakulasi.

1) Efektivitas:

Vasektomi mungkin merupakan metode


kontrasepsi yang paling efektif. Kemungkinan
TIDAK mendapatkan kehamilan 99% atau lebih
(tingkat kegagalan jauh lebih kecil dari 196), Ada
sedikit sekali peluang kegagalan yang dapat terjadi,
mungkin karena vas deferens bergabung kembali
secara alami. Sekitar 80% kegagalan terjadi dalam
waktu dua bulan dari prosedur, Jika sperma terdeteksi
dalam tes sperma tindak lanjut, prosedurnya dapat
diulang untuk menyempurnakan

2) Kelebihan:
 Metode kontrasepsi yang sangat efektif.
 Prosedur bedah yang sangat aman.
 Meniadakan keperluan untuk kontrasepsi wanita
 Tidak ada efek samping yang lama dan signifikan
 Tidak memengaruhi hormon, orgasme, atau
ejakulasi sehingga tidak berdampak negatif pada
kehidupan seksual Anda.
3) Kekurangan:
 Perlindungan hanya untuk laki-laki (perempuan
pasangannya tetap berisiko untuk hamil).
 Sebagai kontrasepsi permanen, vasektomi bersifat
freversibel Anda tidak dapat memiliki anak bila
kemudian mengingin kannya.
 Memerlukan biaya awal yang cukup mahal. Akan
tetapi, man faat biaya dalam jangka panjang besar.
 Membutuhkan tenaga medis yang terampil.
 Kurangnya perlindungan dari penyakit menular
seksual dan infeksi, termasuk HIV/AIDS.
4) Efek Samping:

Vasektomi adalah prosedur sederhana dan aman.


Akan tetapi seperti semua prosedur bedah, terdapat
beberapa risiko:

 Anda mungkin mengalami sedikit


pembengkakan dan memar, namun hal ini
dapat dikurangi dengan menggunakan
kompres es dan penghilang rasa sakit. Sebuah
benjolan seukuran kacang kecil mungkin
berkembang di tempat operasi dan menetap
untuk sementara waktu. Ini adalah reaksi
penyembuhan alami tubuh Anda dan tidak
perlu pengobatan
 Kemungkinan infeksi, tetapi mudah diobati
dengan antibiotik
 Sedikit perdarahan dari pembukaan skrotum.
Pada kesempatan yang sangat langka,
terutama jika Anda terlibat dalam kerja fisik
yang berat, hal ini dapat membentuk
pembengkakan di skrotum, tetapi biasanya
akan hilang sendiri.
 Tidak ada bukti konklusif yang
menghubungkan vasektomi dengan kanker
prostat atau buah zakar

b. Sterilisasi pada wanita

Sterilisasi pada wanita adalah tindakan bedah intervensi


yang se cara mekanis menghalangi tuba falopli untuk
mencegah pertemuan sperma dan telur. Metode ini merupakan
bentuk kontrasepsi per manen (kontarsepsi mantap). Metode ini
memblokir setiap tabung sehingga kehamilan tidak dapat
terjadi karena sperma tidak men capai sel telur. Selama
prosedur sterilisasi, saluran tuba falopii ditutup atau disumbat
dengan beberapa cara:

 Mengikat dan memotong saluran, yang disebut ligasi


tuba atau tubektomi.
 Disegel menggunakan instrumen dengan klip, klem,
atau cincin dengan arus listrik, ditutup
 Menyisipkan perangkat kecil agar jaringan tumbuh di
sekitarnya dan memblokir tabung
1) Efektivitas:
Kemungkinan TIDAK mendapatkan kehamilan lebih
dari 99%.
2) Kelebihan:
 Metode kontrasepsi yang aman, handal dan efektif
seumur hidup
 Tidak ada efek samping jangka panjang.
 Tidak memengaruhi hormon Tidak mengganggu
bercinta
 Tidak memerlukan keterlibatan pasangan.
 Tidak ada yang perlu diingat-ingat atau dibeli.
Tidak mengganggu menyusui
3) Kekurangan:
 Sulit dan mahal untuk membalikkan prosedur
bedah.
 Membutuhkan dokter bedah yang terampil untuk
melakukan prosedur
 Biaya relatif mahal.
 Kemungkinan kehamilan ektopik jika metode
gagal. Tidak ada perlindungan terhadap penyakit
menular seksual.
4) Efek Samping:

Kebanyakan wanita dapat disterilisasi dengan


aman. Tetapi seperti prosedur medis lainnya, ada
risiko sterilisasi meskipun sangat jarang terjadi. Salah
satu kemungkinan risiko tersebut adalah:

 Tabung terhubung kembali dengan sendirinya.


Bila perempuan hamil setelah disterilkan,
sekitar 1 dari 3 kehamilannya berkem bang di
tuba falopii. Hal ini disebut kehamilan
ektopik. Keha milan ektopik adalah kondisi
serius yang dapat mengancam jiwa.
 Rahim terluka oleh pembedahan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Konseling KB
STANDAR No. Dokumen :
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR Halaman:

Pengertian Pemberian informasi dan edukasi terhadap KB


Tujuan 1. Memberikan penjelasan tentang alat-alat
kontrasepsi
2. Membantu memberikan pilihan kepada pasangan
yang akan menggunakan alat kontrasepsi.
Kebijakan
Referensi
Prosedur / Langkah 1. Memberikan penjelasan kepada calon akseptor
langkah tentang alat kontrasepsi antara lain macam-macam
alat kontrasepsi, keuntungan dan kerugian. cara
pemasangan waktu pemasangan dan waktu
pelepasan.

2. Memberikan kesempatan bertanya kepada calon


akseptor

3. Mempersilahkan akseptor untuk memilih alat


kontrasepsi yang diinginkan

4. Membuat kesepakatan untuk waktu pemasangan


alat kontrasepsi.
Unit terkait Poliklinik KIA, Kamar Bersalin

 Konseling KB
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan masalah melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan
perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya. adapun tujuan konseling KB
yaitu meningkatkan peniramaan, menjamin pilihan mencocok menjamin
penggunaan yag efektif menjamin kelangsungan yang lebih lama.
Terdapat langkah-langkah konseling :
1. GATHIER
G (Greet) : Berikan salam, mengenalkan diri dan membuka
komunikasi
A (Ask) : Menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai
apakah keluhan/keinginan yang disampaikan memang sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
T (Tell) : Beritahu bahwa persoalan pokok yang dihadapi pasien
adalah seperti yang tercermin dari hasil tukar informasi dan harus
dicarikan upaya penyelesaian masalah tersebut
H (Help) : Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan
masalah itu yang harus diselesaikan.
E (Explain) : Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan atau
dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera
terlihat atau diobservasi beberapa hingga menampakkan hasil
seperti yang diharapkan
R (Return visit) : Rujuk apabila fasilitas tidak dapat memberikan
pelayanan yang sesuai atau buat jadwal kunjungan ulang apabila
pelayanan terpilih telah diberikan.
2. Satu Tuju
SA : Sapa dan Salam - Sapa klien secara terbuka dan sopan - Beri
perhatian sepenuhnya, jaga privasi klien - Bangun percaya diri
pasien - Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan
apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya - Tanyakan informasi tentang dirinya - Bantu klien untuk
berbicara pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi -
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraikan - Uraikan pada klien mengenai pilihannya - Bantu
klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia inginkan serta jelaskan
jenis yang lain
TU : Bantu - Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan
dan kebutuhannya - Tanyakan apakah pasangan mendukung
pilihannya
J : Jelaskan - Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya -
Jelaskan bagaimana penggunaannya - Jelaskan manfaat ganda dari
kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk
dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan
 Informed Consent
Persetujuan yang diberikan oleh client atau keluarga atas informasi dan
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
client.setiap tindakan medis yang berisiko harus persetujuan tertulis di
tanda tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan(Client) dalam
dkeadaan sadar dan sehat(Purwoastuti 2015).
 Asuhan kebidanan pada akseptor KB
Dokumentasi adalah kebidanan pada ibu / akseptor keluarga berencana
(KB) merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang diberikan
pada ibu yang akan melaksanakan pemakian KB atau calon akseptor KB,
seperti pil, suntik, implant, metode operassi pria (MOP) dan lain
sebagainya. Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan
kebidanan pada akseptor KB antara lain:
1. Mengumpulkan Data Data yang dikumpulkan pada akseptor antara lain
identitas pasien, keluhan utama tentang keinginan menjadi akseptor,
riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehtana dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat menstruasi (bagi akseptor wanita ), riwayat perkawinan,
riwayat KB, riwayat obsestri, keadaaan psikologis , pola kebiasaan sehari-
hari; riwayat sosial, budaya, dan ekonomi, pemeriksaan fisik dan
penunjang. Contohnya: menanyakan riwayat alat kontrasepsi apa yang
pernah digunakan ibu sebelumnya.
2. Melakukan intrepestasi data Interprestasi data dasar yang akan
dilakukan adalah berasal dari beberapa data yang ditemukan pada saat
pengkajian ibu/akseptor KB. Contohnya: ibu P1A0 ingin menggunakan
alat kontrasepsi. Masalah: Ibu tidak tau alat kontrasepsi apa yang akan dia
gunakan
3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipai penanganannya. Beberapa hasil dari interprestasi data dasar
dapat digunakan dalam mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
kemungkinanan sehingga ditemukan beberapa diagnosis atau masalah
potensial ibu atau akseptor KB seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil
dengan antisipasi masalah potensial, seperti potensial terjadinya
peningkatan berat badan, potensial fluor albus meningkat, obesitas, mual
dan pusing. Contoh : Seorang ibu mengaku mengalami kenaikan berat
badan setelah menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
pada ibu atau akseptor KB Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi
dan melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan kesehatan lain
berdasarkan kondisi pasien seperti kebutuhan KIE ( komunikasi, informasi
dan edukasi ) Contohnya : Ibu mengeluh sakit pada vagina dan mengalami
bau busuk setelah menggunakan alat kontrasepsi IUD, tindakan bidan
yaitu memeriksa keadaan ibu dan kolaborasi dengan dokter spesialis
obgyn.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Rencana asuhan
menyeluruh pada ibu atau akseptor KB yang dilakukan sebagaimana
contoh berikut : apabila ibu adalah akseptor KB pil, maka jelaskan tentang
pengertian dan keuntungan KB pil, anjurkan menggunakan pil secara
teratur dan anjurkan untuk periksa secara dini bila ada keluhan. Contoh :
saat ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik menjelaskan kepada ibu
untuk datang rutin setiap bulannya sesuai jadwal yang diberikan dan
menjelaskan pada ibu bahwa kenaikan berat badan yang dialami ibu
setelah menggunakan suntik 1 bulan adalah fisiologis.
6. Melaksankan perencanaan Pada tahap ini dilakukan rencana asuhan
kebidanan menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada
ibu / akseptor KB. Misalnya asuhan pada akseptor kb untuk tetap rutin
memeriksakan keadaannya pada fasilitas kesehatan terdekat.
7. Evaluasi Evaluasi pada ibu / akseptor KB dapat menggunakan bentuk
SOAP sebagai berikut:
S : Data subjektif, berisi tentang data dari pasien melalui anamesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau
masalah KB. Contohnya : ibu mengatakan ingin mengganti alat
kontrasepsinya dari yang suntik 1 bulan menjadi implan.
O : Data objektif, data yang diapat dari hasil observasi melalui
pemeriksaaan fisik sebelum atau selama pemakaian KB. Contohnya
observasi berat badan ibu dari pemeriksaan sebelumnya saat menggunakan
suntik kb 1 bulan selama pemakaian KB.
A : Analisis dan interprestasi, berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipassi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlu tidsknya tindakan segera Contoh : P1A0 ingin
mengganti alat kontrasepsi
P : Perencanaan, merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium,
serta konseling untuk tindak lanjut . Contoh : menganjurkan ibu untuk
tetap rutin menggunakan alat kontrasepsi jika tujuannya masih ingin
menjarangkan kehamilannya, menganjurkan ibu untuk tetap
memperhatikan pola nutrisi yang ibu konsumsi.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA NY “N” AKSEPTOR
BARU IMPLAN DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 06 MEI 2017
No. Register : 465XXX
Tanggal kunjungan: 6 Mei 2017, Pukul 08:17 WITA
Tanggal pengkajian: 6 Mei 2017, Pukul 13:17 WITA

A. Identifikasi Data Dasar


1. Data subjektif
a. Identitas Istri/ Suami Nama : Ny “N”/ Tn. “S”
Umur : 16 Tahun/ 20 Tahun
Nikah : 1 kali/ ± 1 Tahun
Suku : Makassar/ Makassar
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SMP/ SMP
Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta
Alamat : Pangka Binanga, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa.

b. Keluhan Utama
Ibu datang ke RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk memasang KB implan
pertama kali.

c. Riwayat menstruasi
Menarce : 14 tahun
Siklus menstruasi: 28-30 hari 3) Lama menstruasi : 4-7 hari 4) Dismenorea
: Klien mengalami adanya riwayat dismenorea. Dismenorea terjadi pada
setiap masa haid, teratur sekitar 2-3 hari sebelum haid sampai 1-2 hari
haid. Nyeri haid tersebut tidak menganggu aktivitas dan klien tidak minum
obat untuk keluhan tersebut.
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu melahirkan anaknya
yang pertama pada tanggal 6 Mei 2017 pukul 10:00 WITA lahir spontan,
cukup bulan dengan presentasi belakang kepala, jenis kelamin laki-laki,
berat badan lahir yaitu 2600 gram, panjang badan 47 cm dan ditolong oleh
bidan di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Ibu masih dalam pemantauan masa
nifas, telah melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) walaupun air susu ibu
(ASI) belum ada, buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) belum
pernah setelah melahirkan atau selama ± 3 jam terakhir.
e. Riwayat KB Ibu belum pernah menjadi akseptor KB.
f. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang a) Tidak
ada riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma, diabetes melitus,
kanker dan penyakit jantung. b) Tidak pernah diopname di rumah sakit
ataupun puskesmas. c) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan dan
makanan. 2) Riwayat penyakit keluarga Tidak ada riwayat keluarga
menderita penyakit serius seperti hipertensi, asma, diabetes melitus,
kanker dan penyakit jantung.
g. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Frekuensi makan dalam sehari yaitu 3
kali dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk, kadang ada buah dalam
porsi yang sedikit dan frekuensi minum air putih dalam sehari yaitu ± 5 gelas
( ±1250 cc). Ibu kadang ngemil makanan ringan seperti biskuit dan minum
teh.
2) Eliminasi BAK 5-7 kali dalam sehari dengan warna kuning, bau amoniak
dan BAB 1-2 kali dalam sehari, konsistensi lunak. Tidak ada nyeri pada saat
BAB/ BAK.
3) Pola istirahat Kebutuhan istirahat tidur siang tidak pernah dan kebutuhan
istirahat tidur malam 6-8 jam.
4) Personal hygiene Mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali
seminggu, ganti baju dan celana dalam 2 kali sehari tiap habis mandi atau
sewaktu-waktu apabila basah setelah BAK/BAB.
5) Aktivitas Aktivitas sebagai ibu rumah tangga memasak, menyapu,
mengepel dan mencuci.
h. Data psikologis, ekonomi, dan spritual 1) Hubungan ibu, suami dan
keluarga baik. 2) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami. 3) Ibu
telah membicarakan kepada suami dan keluarganya untuk keinginannya ber-
KB implan. 4) Suami setuju apabila istrinya menggunakan KB implan untuk
menjarangkan kehamilannya. 5) Suami adalah pencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. 6) Ibu dan keluarga taat dalam
menjalankan ibadah.

2.Data objektif a. Postpartum hari perttama b. P1A0 c. Pemeriksaan umum 1)


Keadaan umum : Baik 2) Kesadaran : Composmentis 3) Berat badan
sekarang : 46,8 kg 4) Tinggi badan : 132 cm d. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 100 / 70 mmHg 2) Nadi : 80 x/menit, teratur 3) Suhu : 36,6
˚c, aksila 4) Pernafasan : 22 x/menit e. Pemeriksaan fisik 1) Kepala: rambut
panjang dan kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan serta tidak ada benjolan.
2) Wajah: keadaan wajah tidak pucat, tidak ada kelainan, tidak ada oedema. 3)
Mata: konjungtiva berwarna merah muda, sklera tidak ikterus. 4) Hidung:
tidak ada polip, rinore tidak ada. 5) Telinga: tidak tampak kelainan dan tidak
ada serumen. 6) Mulut: mulut bersih, tidak tampak caries dan ada karang gigi.
7) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, limfe dan vena
jungularis. 8) Dada: simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol, ASI belum
ada, tidak ada benjolan, radang dan luka pada payudara. 9) Abdomen: tidak
ada jaringan parut atau bekas operasi, uterus 1 jari bawah pusat dan semakin
mengecil teraba bulat serta keras . 10) Ekstermitas atas dan bawah: tidak ada
luka parut pada lengan, tidak terdapat oedema, dan varises. 11) Genitalia:
tampak pengeluaran lochia rubra, tidak tanda-tanda infeksi dan varises,
tampak bekas luka jahitan, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini. 12)
Anus: tidak ada hemoroid. f. Data penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium
tanggal 6 mei 2017, pukul 08:20 WITA a) Hemoglobin (Hb) : 11,2 gram %
(normal 11-12 gram%) b) Protein urine : Negatif c) Glukosa urine : Negatif 2)
Pemeriksaan tes kehamilan tidak dilakukan karena ibu merupakan post partum
hari pertama.

B. Langkah II Interpretasi Data


Diagnosa: Ny “N” P1A0 dengan postpartum calon akseptor baru KB implan.
1. Ny “N” P1A0
a. Data Subjektif
1) Ibu melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal 6 Mei 2017
pukul 10:00 WITA kurang lebih 3 jam yang lalu.
2) Ibu tidak pernah keguguran
b. Data objektif
Bayi lahir normal dan spontan pada tanggal 6 Mei 2017 pukul
10:00 WITA ditolong oleh bidan.
c. Analisa dan interpretasi data
Ibu telah melahirkan tanggal 6 Mei 2017 pukul 10:00 WITA
ditolong oleh bidan atau dokter dan kelahiran ini merupakan yang
pertama kalinya (Saleha, 2009)
2. Postpartum hari pertama
a. Data subjektif
Ibu melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal 6 Mei
2017 pukul 10:00 WITA kurang lebih 3 jam yang lalu.
b. Data objektif
1) Pengkajian tanggal 6 Mei 2017 pukul 13: 17 WITA
2) Tinggi fundus uterus 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik
teraba bulat dan keras.
3) Tampak pengeluaran lochia rubra dan bekas luka jahitan perineum.
c. Analisis dan interpretasi data
1) Ibu melahirkan pada tanggal 6 Mei 2017 pukul 10 :00 WITA dan
pengkajian tanggal 6 Mei 2017 pukul 13: 17 WITA, jadi
pospartum telah berlangsung selama kurang lebih 3 jam.
2) Pada proses involusi yang baik uterus akan mengecil 1 cm/ hari
selam masa nifas sampai uterus kembali ke keadaan semula
sebelum hamil.
3) Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina, pada hari ke- 1 dan 2 berisi darah segar campur sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desiuda, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo,
dan mekonium yang disebut lochia rubra (Saleha, 2009).
3. Calon akseptor baru implan
a. Data subjektif
1) Ibu ingin memakai KB implan pertama kali untuk mejrangkan
kehamilanya.
2) Ibu telah membicarakan kepada suami dan keluarga untuk
keinginannya ber- KB implan.
b. Data objektif
1) Keadaan umum baik
2) Kesadaran composmentis
3) TTV dalam batas normal
a) Tekanan darah : 100 / 70 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit, teratur
c) Suhu : 36,6 ˚c, aksila
d) Pernafasan : 22 x/menit
4) Hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
Lengan : tidak tampak luka parut, bekas pemasangan implan.
5) Hasil pemeriksaan laboratorium normal tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan tes kehamilan tidak dilakukan karena ibu merupakan post partum
hari pertama.
a) Hb: 11,2 gram%
b) Protein urine: Negatif
c) Glukosa urine: Negatif
d. Analisa dan interpretasi data
1) Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015: 182), KB adalah suatu usaha
pasangan suami-istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan dan
KB implan sangat efektif, bekerja lama dan cocok untuk hampir semua wanita
untuk menunda atau membatasi kehamilan (Jacobstein dan Stanley, 2013) dan
implan memberikan perlindungan yang sangat efektif 3-5 tahun (Samal dan
Ranjit, 2015).
2) Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis maka surat
persetujuan tindakan medis (informed consent) diperlukan pada pasangan suami
istri dan mungkin juga pada keluarga besar kedua pihak dan harus ditanda tangani
oleh suami dan istri, jadi suami pun ikut terlibat dalam mengambil keputusan
(Prawirohardjo, 2014: 85)
3) Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan dan Kontra indikasi implan
menurut Tresnawati (2013: 123), yaitu hamil atau diduga hamil, perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya, benjolan / kanker payudara atau
riwayat kanker payudara atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima
perubahan pola haid yang terjadi, menderita mioma uterus dan kanker payudara,
penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus, penyakit tromboemboli, gangguan
toleransi glukosa. Hal ini yang akan dicegah sehingga dilakukan pemeriksaan
yang lengkap pada calon akseptor
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Diagnosa potensial: Antisipasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka bekas insisi.
1. Data subjektif Ibu mengeluh merasakan nyeri pasca pemasangan dan tampak
merah pada bekas pemasangan.
2. Data objektif Lengan : Tampak bengkak, merah pada bekas trokar, terdapat
nyeri tekan.
3. Analisa dan interpretasi data: Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit
rasa perih, pembengkakan dan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi
selama beberapa hari. Kejadian ini bersifat normal (Affandi, 2012: PK-27). Bila
ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan atau bila rasa
sakit menetap selama beberapa hari dianjurkan segera kembali ke klinik atau
rumah sakit.
4. Langkah IV Antisipasi Masalah Dan Tindakan Segera Tidak ada data yang
menunjang.
5. Langkah V Menyusun Rencana Asuhan Diagnosa aktual yaitu Ny “N” P1A0
dengan postpartum calon akseptor baru KB implan dan diagnosa potensial yaitu
Antisipasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka bekas insisi.
Tanggal 6 Mei 2017 Pukul 11:55 WITA
1. Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan KB diharapkan ibu menjadi
akseptor baru implan di RSUD Syekh Yusuf Gowa dan tidak terjadi komplikasi.
2. Kriteria
a. Ibu dan keluarga mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan
yaitu pemasangan alat kontrasepsi implan.
b. Keadaan umum ibu baik, TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik dan
laboratorium tidak ada kelainan.
c. Ibu akseptor alat kontrasepsi Implan.
d. Tanda-tanda pasca pemasangan implan yang normal
3. Intervensi
a. Lakukan pendekatan pada ibu/klien dan suami serta keluarga. Rasional:
Membangun kepercayaan ibu dan keluarga serta suami terhadap tenaga kesehatan
dan menjalin hubungan yang baik (Saifuddin, 2110).
b. Berikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalahnya. Rasional:
Informasi yang didapatkan dari masalah yang dialami ibu dapat membantu dalam
memilih cara atau alat KB yang cocok dengan keadaan dan kebutuhannya
(Sulistyawati, 2011).
c. Jelaskan tentang implan (definisi, cara kerja, indikasi dan kontraindikasi,
keuntungan dan kekurangan, efek samping implan) (Varney, 2002). Rasional:
Untuk menambah pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi yang akan
digunakannya (Sulistyawati, 2011).
d. Lakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju dengan tindakan
yang akan dilakukan. Rasional: Setiap tindakan medis yang mengandung resiko
harus dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan
sehat mental (Saifuddin, 2010).
e. Jelaskan kepada klien tentang hasil pemeriksaan. Rasional: Pada hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak ditemukan kelainan dan kontra indikasi
implan menurut Tresnawati (2013: 123) yaitu hamil atau diduga hamil,
perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, benjolan / kanker
payudara atau riwayat kanker payudara atau riwayat kanker payudara, tidak dapat
menerima perubahan pola haid yang terjadi, menderita mioma uterus dan kanker
payudara, penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus, penyakit tromboemboli,
gangguan toleransi glukosa. Hal ini yang akan dicegah sehingga dilakukan
pemeriksaan yang lengkap pada calon akseptor.
f. Lakukan tehnik pemasangan implan yang baik dan benar sesuai standar yang
berlaku. Rasional: Semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara
berhati-hati dan lembut, untuk mencegah infeksi maupun ekspulsi (Saifuddin,
2010).
g. Lakukan konseling pasca pemasangan tentang perawatan luka insisi di rumah
dan kapan kunjungan ulang klien tersebut. Rasional: Untuk mengantisipasi
terjadinya infeksi dan eksplusi (Affandi, 2012).
6. Langkah VI Implementasi Tanggal 6 Mei 2017, Pukul 12:00 WITA
1. Melakukan pendekatan pada ibu/klien dan suami serta keluarga dengan
memperhatikan dan mau menyediakan waktu, bersikap ramah dan sopan,
memperkenalkan diri maksud dan tujuan untuk konseling KB pasca persalinan,
serta menjaga privasi percakapan dengan klien sehingga klien bebas bertanya dan
mengemukakan pendapat. Hasil: Ibu dan keluarga menyambut dengan baik
maksud dan tujuan yang akan diberikan.
2. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalahnya. Hasil:
Ibu ingin menggunakan KB dalam jangka waktu yang lama, saat ini sedang
menyusui dan tidak ingin jika KB implan mempengaruhi produksi dan kualitas
ASI sehingga ibu ingin mengetahui apakah implan cocok untuk kondisinya.
3. Menjelaskan tentang implan (definisi, cara kerja, indikasi, kontraindikasi,
keuntungan dan kerugian, efek samping implan). Susuk / Implan adalah salah satu
jenis alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan kiri atas. Implan merupakan
salah satu cara yang efektif untuk KB dalam jangka panjang.
Cara kerja implan yaitu mengentalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pertemuan sperma laki-laki dengan sel telur perempuan. Pada
umumnya kandungan dalam implan sama halnya dengan suntik 3 bulan yaitu
progestin berfungsi menekan hormon reproduksi dalam tubuh. Indikasi impalan
yaitu cocok untuk wanita menyusui, tekanan darah normal, dan wanita usia
reproduksi. Tidak dianjurkan bagi ibu hamil, pendarahan pervagianam yang
sebabnya belum diketahui, wanita yang memilki riwayat kanker payudara,
penyakit jantung, hipertensi dan diabetes militus.
Keuntungan implan yaitu efektifitas tinggi, metode jangka panjang 3 atau
5 tahun, tidak mempengaruhi volume / kualitas ASI, tidak mengganggu hubungan
seksual, kerugian tidak dapat mencegah penyakit menular seksual, HIV/AIDS,
implan tidak dapat dilepas sendiri akan tetapi harus kembali ke klinik/rumah sakit
dan pemasangan dan pencabutan membutuhkan pembehan minor dimana
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi dan pendarahan.
Efek samping implan yaitu amenorea (tidak haid) , spotting (pendarahan
bercak), eksplusi (kapsul keluar dari tempat pemasangan), infeksi pada tempat
pemasangan, berat badan naik/turun. Apabila mengalami efek samping tersebut,
sebaiknya bicarakan pada bidan atau kembali keklinik. Hasil: Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan tentang KB implan dan dapat mengulang apa yang
telah dijelaskan walaupun masih belum lengkap.
4. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju dengan tindakan
yang akan dilakukan. Hasil: Ibu dan suami setuju dan akan mengtanda tangani
informed consent.
5. Menjelaskan kepada klien tentang hasil pemeriksaan.
Hasil: keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal
yaitu tekanan darah: 100 / 70 mmHg, nadi: 80 x/menit, teratur, suhu : 36,6 ˚c, di
aksila, pernafasan : 22 x/menit, hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan dan
pemeriksaan laboratorium normal.
6. Melakukan tehnik pemasangan implan yang baik dan benar sesuai standar yang
berlaku.
a. Persiapan pemasangan
1) Pelaksanaan pelayanan untuk pemasangan maupun pencabutan implan, ruangan
sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan atau ramai di rumah sakit serta
harus memilih pencahayaan yang cukup, terbebas dari debu dan serangga,
memiliki ventilasi yang baik selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci
tangan termasuk air bersih dan mengalir.
2) Peralatan untuk pemasangan harus tersedia lengkap disetiap klinik atau fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta. Yang penting, semua
peralatan dan bahan harus dalam kondisi baik (misalnya: trokar dan skapel harus
tajam). Pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan steril atau DTT.
3) Kapsul implan-2 dikemas dalam wadah steril, tertutup baik dan tetap steril
selama tiga tahun sesuai dengan jaminan sterilitas dan masa aktif dari
produsennya, kemasannya tidak rusak dan disimpan di tempat yang sejuk dan
kering.
4) Peralatan yang diperlukan untuk setiap pemasangan adalah sebagai berikut :
a) Tempat tidur.
b) Sabun untuk mencuci tangan.
c) 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril (sudah terdapat skapel dan trokar 1
set dengan pendorong).
d) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
e) 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk betadine, 1 tempat air DTT/steril, kasa).
f) Sepasang sarung tangan steril/DTT.
g) Larutan antiseptik.
h) Anestesi lokal (lidokain 5cc).
i) Tabung suntik dan jarum suntik (5 atau 10 ml).
j) Jika ingin menandai posisi kapsul dapat digunakan bolpoin.
k) Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester.
b. Persiapan pemasangan
1) Langkah 1 Pastikan klien telah mencuci dan membilas lengan atas hingga
bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan efektivitas
antiseptik tertentu.
2) Langkah 2 Lapisi tempat penyangga lengan dengan kain bersih.
3) Langkah 3 Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah disiapkan,
ditempatkan di atas kain yang telah disiapkan, lengan atas membentuk sudut 30°
terhadap bahu dan sendi siku 90° untuk memudahkan petugas melakukan
pemasangan.
4) Langkah 4 Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm (3 inci) di atas
lipat siku. Tandai posisi lengan yang dengan berbentuk V
5) Langkah 5 Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus implan
steril tanpa menyentuh peralatan yang ada di dalamnya.
c. Tindakan sebelum pemasangan
1) Langkah 1 Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air, keringkan dengan kain
bersih.
2) Langkah 2 Pakai sarung tangan steril atau DTT
3) Langkah 3 Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik (betadine)
menggunakan kasa. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke
arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm (3-5 inci) dan biarkan kering
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan.
4) Langkah 4 Bila ada, gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan
tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah
tempat pemasangan dengan kain steril.
5) Langkah 5 Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi
terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (lidocaine 1%
tanpa epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang dua kapsul implan-2.
6) Langkah 6 Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Suntikkan sedikit (0,3 cc) obat intrakutan, kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke subdermal. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak
di bawahnya dan dorong jarum menelusuri bawah kulit hingga 4 cm, kemudian
tarik jarum sambil menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-
masing 1 ml) membentuk huruf V
d. Pemasangan kapsul Sebelum membuat insisi, pastikan efek anestesi telah
berlangsung dan sensasi nyeri hilang.
1) Langkah 1 Ingat kegunaan kedua tanda pada trokar. Trokar harus dipegang
dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1)
dekat pangkal menunjukkan batas trokar di masukkan ke bawah kulit sebelum
memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang
harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
2) Langkah 2 Dengan trokar dimana posisi angka dan panah menghadap keatas
masukkan ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45° (saat memasukkan
ujung trokar) kemudian turunkan menjadi 30° saat memasuki lapisan subdermal
dan sejajar permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 (3-5 mm dari pangkal
trokar).
3) Langkah 3 Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas,
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahanlahan dan hati-hati ke arah
tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari
luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama
pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada tepat di bawah kulit.
Jangan menyentuh trokar terutama bagian tabung yang masuk ke bawah kulit
untuk mencegah trokar terkontaminasi pada waktu memasukkan dan menarik
keluar.
4) Langkah 4 Saat trokar masuk sampai tanda (1), dorong trokar (posisi panah di
sebelah atas) setelah tanda 1 tercapai sambil meraba dan menahan bagian kapsul
untuk memastikan bahwa kapsul sudah keluar dari trokar dan sudah berada dalam
kulit.
5) Langkah 5 Tarik trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka
insisi atau mendekati pangkal pendorong sampai tanda 2 muncul di luka insisi dan
pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Pangkal trokar tidak akan mencapai
pangkal pendorong karena akan tertahan di tengah karena terhalang oleh ujung
pendorong yang belum memperoleh akses ke kapsul kedua.
6) Langkah 6 Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula. Untuk memastikan kapsul
pertama bebas, kapsul kedua ditempatkan setelah trokar didorong kembali
mengikuti kaki V sebelahnya hingga tanda 1, kemudian dorong pendorong sampai
kapsul keluar dari trokar.
7) Langkah 7 Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua
kapsul telah terpasang. Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari
luka insisi.
8) Langkah 8 Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah
dipastikan tepat keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan pendarahan. Bersihkan
tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.
e. Tindakan setelah pemasangan kapsul
1) Menutup luka insisi Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau
plester dengan kasa steril untuk menutup luka insisi. Periksa adanya perdarahan,
selanjutnya buang sampah sekali pakai yang telah terkontaminasi oleh klien, cuci
alat lalu rendam dengan larutan klorin selama 10 menit dan sterilkan. Cuci tangan
segera dengan sabun dan air (Affandi, 2012 PK-26).
2) Perawatan klien Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan
kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan. Amati klien lebih
kurang 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis (Affandi, 2012 PK-27)
dan melakukan dokumentasi pada rekam medik dan buat catatan bila ada kejadian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan. Ibu telah dipasangkan KB
implan menjadi akseptor baru
7. Melakukan konseling pasca pemasangan tentang :
a. Perawatan luka insisi di rumah
1) Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama
beberapa hari, hal ini normal.
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka
insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian.
3) Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid di
tempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
4) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di daerah
tersebut atau menambahkan tekanan.
5) Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan
dengan tekanan normal.
6) Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan
panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik
(Affandi, 2012: PK-27).
b. Kunjungan ulang apabila terdapat keluhan dan implan dapat dilepas pada
tanggal 6 Mei 2020 akan tetapi implan bisa dilepas sewaktuwaktu ibu ingin hamil
lagi. Hasil: Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan akan kembali ke rumah
sakit sewaktu-waktu terdapat keluhan atau ingin melepasnya.
7. Langkah VII Evaluasi Tanggal 06 Mei 2017 Pukul 13:00 WITA
1. Ibu dan keluarga menyambut dengan baik maksud dan tujuan yang akan
diberikan dan melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal yaitu
tekanan darah : 100 / 70 mmHg, nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,6 ˚c, pernafasan : 22
x/menit. Hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan dan pemeriksaan laboratorium
normal.
3. Ibu telah menjadi akseptor baru KB implan dengan jenis norplan/ susuk KB II®
dengan jangka waktu 3 tahun.
4. Tanda-tanda pasca pemasangan implan yaitu terjadi sedikit rasa perih,
pembengkakan dan tampak merah pada bekas pemasangan implan, sakit di daerah
insisi selama beberapa hari, hal ini normal 3-5 hari. Ibu telah diberi petunjuk
untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan dan akan kembali ke klnik/ rumah
sakit jika terdapat keluhan atau ingin melepasnya.
BAB 4

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan


jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka
dibuat beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau pun menunda
kehamilan.

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-


laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur
yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di
dalam rahim Kontrasepsi dapat reversibel (kembali) atau permanen (tetap)
Kontrasepsi yang reversibel ada lah metode kontrasepsi yang dapat
dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan
atau kemampuan untuk punya anak lagi.

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi


pada pertumbuhan yang seimbang, Perlu diketahui bahwa Gerakan Keluarga
Berencana Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai
program yang berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
yaitu dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

3.2. Saran

Saya selaku penulis berharap agar materi ini dapat memberikan


cukup wawasan yang sedikit lebih luas bagi para pembaca materi ini. Pada
materi respon seksual dalam mata kuliah maternitas 2 ini, saya berharap
agar saya dan juga para pembaca bisa memliki ilmu yang akan digunakan
secara profesional nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Setiani, Nisaul., dan., Murti, Dhevita. 2016. Kesehatan Reproduksi : Buku


Kedokteran EGC

Bkkbn.2017. Pelayanan KB.


https://kampungkb.bkkbn.go.id/postSlider/1381/45128#:~:text=Alat
%20kontrasepsi%20berfungsi%20untuk%20mencegah,kontrasepsi%2C
%20ada%20kemungkinan%20terjadi%20kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai