KEPERAWATAN MATERNITAS II
ASUHAN KEPERAWATAN WANITA MASA REPRODUKSI
GANGGUAN MENSTRUASI (ENDOMETRIOSIS)
Disusun Oleh :
Alfreido Arinda Dwipa
1130019111
Dosen Pembimbing :
Nurul Kamaiyah,.S.Kep,.Ns.,M.Kes
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Maternitas II yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Wanita Masa Reproduksi
Gangguan Menstruasi (Endrometriosis)” dapat selesai seperti waktu yang telah
direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran berbagai
pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Fasilitator mata kuliah Keperawatan Maternitas R. Khairiyatul
Afiyah,Ns.Sp.Kep.Mat
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan
semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi
baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak
ada gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang
telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta
kekeliruan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka
pintu selebar-lebarya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang, dan
apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati
pembaca mohon dimaafkan.
Surabaya ,22 Maret 2021
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 Definisi Endometriosis....................................................................................3
2.2 Etiologi Endometriosis....................................................................................3
2.3 Patofisiologi Endometriosis.............................................................................3
2.4 Klasifikasi Endometriosis................................................................................5
2.5 Tanda dan Gejala Endometriosis.....................................................................5
2.6 Komplikasi dan Gangguan Endometriosis......................................................6
2.7 Penatalaksanaan Endometriosis ......................................................................6
2.8 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................8
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI...................................9
3.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................................9
3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................................10
3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................10
3.4 Implementasi Keperawatan............................................................................12
3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................................12
BAB 4 PENUTUP................................................................................................13
4.1 Kesimpulan......................................................................................................13
4.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Endometriosis?
2. Bagaimana etiologi dari Endometriosis?
3. Bagaimana patofisiologi Endometriosis?
4. Apa saja klasifikasi Endometriosis?
5. Apa saja tanda dan gejala dari Endometriosis?
6. Apa saja komplikasi dari penyakit apendisitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Endometriosis?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostic Endometriosis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit Endometriosis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar rumusan masalah di atas dapat dijadikan tujuan sebagai
berikut :
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang penyakit Endometriosis.
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang etilogi Endometriosis
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang patofisiologi Endometriosis
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang klasifikasi Endometriosis
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang tanda dan gejala dari Endometriosis
6. Agar mahasiswa mengetahui tentang komplikasi dari Endometriosis
7. Agar mahasiswa mengetahui tentang penatalaksanaan dari Endometriosis
8. Agar mahasiswa mengetahui tentang pemeriksaan diagnostic
Endometriosis
9. Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan Endometriosis
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1
2.3 Patofisiologi Endometriosis
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita dengan ibu
atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki risiko lebih
besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang
diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti
menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan
memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan
pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh
seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang Menyebabkan resepon imun
menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal. Jaringan
endometrium yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dari infundibulum tuba fallopii menuju ke
ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium
merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dapat terkena
endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa,
sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran
regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya. Dimanapun lokasi
terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin
normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan
progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami
perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan
progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan
menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvik.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium
dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dismenorea) Setelah perdarahan,
1
penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding
dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi
juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi,
BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa
ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis (James R Scott, et al. 2012).
1
1. Nyeri panggul
Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis nyeri yang di katakana sebagai
nyeri yang dalam, tumpul, atau tajam, dan biasanya nyeri bertambah
ketika menstruasi. Pada umunya nyeri terdapat di central (tengah) dan
nyeri yang terjadi satu sisi pada lesi (luka atau gangguan) di indung telur
atau dinding samping panggul. Dispareunia terjadi terutama pada periode
pre menstruasi dan menstruasi. Nyeri saat berkemih dan dyschezia dapat
muncul apabila terdapat keterlibata saluran kemih atau saluran cerna.
2. Dismenorea
Nyeri ketika mensturasi adalah keluhan paling umum pada endeometriosis
3. Infertilitas
Efek endometriosis pada fertilitas (kesuburan) terjadinya gangguan pada
lingkunga Rahim sehingga pelekatan sel telur yang sudah di buahi pada
dinding Rahim menjadi terganggu. Pada endometriosis yang sudah parah,
terjasi perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau indung telur
yang dapat menggangu transportasi embrio (Nugroho, Taufan, 2011).
1
Jenis kanker ganas di lapisan dinding dalam Rahim akibat endometriosis.
2.7 Penatalaksanaan Endometriosis
Pengobatan yang ada pada penderita endometriosis dibagi menjadi empat
penanganan, yaitu :
a. Pengobatan medis yang dilakukan dengan cara menekan fungsi ovarium,
seperti:
1. Pengunaan danol dan danazol
Berguna untuk meringankan endometriosis. Pengunaannya dapat
berlangsung 9 bulan, tetapi tetap mengingat efeknya. Jika efek
samping dapat ditoleransimaka pengunaan dapat berangsur lama.
2. Pil kontrasepsi kombinasi
Pil kontrasepsi dapat bekerja efektif untuk pengobatan kasus ringan,
terutama jika kontrasepsi juga diperlukan. Pendarahan lepas obat dan
pendarahan bercak dapat terjadi, tetapi tidak terlalu bermasalah jika
dibandingkan dengan endometriosis yang terjadi.
3. Progesterone, noretisteron, didrogesteron atau medroksiprogesteron
asetat yang diberikan dalam dosisi tinggi memiliki efek hormonal
yang sama seperti kehamilan.
4. Analog GnRH
Obat ini efektif dalam menekan endometriosis, tetapi hanya dapat
diberikan dalam jangka pendek karena berisiko menimbulkan
osteoporosis.
5. Terapi pelengkap dan terapi alternative
Banyak wanita melaporkan perbaikan gejala dengan mengonsumsi
vitamin, unsur renik mineral, atau ramuan herbal (Ratmawati, Ana,
2018)
b. Pengobatan melalui pembedahan
Teknik yang menggunakan pengobatan ablative local, dengan diaterni
atau laparoskop laser, dikembangkan di beberapa klinik ginekologis
dengan laporan keberhasilan bervariasa. Waktu pemulihan yang
diperlukan setlah dilakukan teknik pembedahan mikro lebih singkat, tetapi
peralatan yang diperlukan sangat mahal dan ketersediannya terbatas.
1
c. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis
dari endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor (kecil)
yang dilakukan dibawah pembiusan total, atau pada beberapa kasus-kasus
dibawah pembiuasan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai suatu prosedur
pasien rawat jalan. Laparoscopy pertama-tama dilakukan dengan
memompa perut dengan karbondioksida melalui sayatan kecil pada pusar.
Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tipis kemudian
dimasukkan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk memeriksa
perut dan pelvis.
d. Pengangkatan ovarium atau ovarektomi
Tindakan yang satu ini hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak
dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana
untuk hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen.
Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan, atau jika jaringan
endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6
bulan setelah pembedahan (Ratmawati, Ana, 2018)
1
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
1
pernah menentu kapan siklus yang tepat untuk teradinya menstruasi, serta
terjadinya pendarahan hebat yang membuat pasien lemas saat siklus
menstruasi berjalan.
8. Melakukan pemeriksaan fisik umum dan ginekologi (Ana Ratmawati,
2018).
1
(cukup mengurangi rasa nyeri
menurun) Kolaborasi
4. Menarik diri 1. Kolaborasi pemberian
dari skala 2 analgetik jika perlu
(cukup
meningkat)
menjadi 4
(cukup
menurun)
5. Nafsu makan
dari skala 2
(cukup
memburuk)
menjadi 4
(cukup
membaik)
1
2. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas
Kode: D.0080 intervensi keperawatan Kode 1.09314
Definisi: kondisi selama 3×24 jam Observasi
emosi dan diharapkan Ansietas 1. Identifikasi saat tingkat
pengalaman dapat teratasi dengan ansietas berubah
subyektif individu kriteria hasil sebagai 2. Monitor tanda-tanda
terhadap objek berikut : ansietas
yang tidak jelas 1. Verbalisasi Terapeutic
dan spesifik akibat kebingungan 1. Ciptakan suasana
antisipasi bahaya dari skala 2 terapeutik untuk
yang (cukup menumbuhan
memungkinkan meningkat) kepercayaan.
individu menjadi skala 4 2. Pahami situasi yang
melakukan (cukup membuat ansietas
tindakan untuk menurun) dengarkan dengan penuh
menghadapi 2. Verbalisasi perhatian.
ancaman khawatir akibat 3. Temani pasien untuk
kondisi yang mengurangi kecemasan.
dihadapi dari 4. Gunakan pendekatan
skala 2 (cukup yang tenang dan
meningkat) meyakinkan,.
menjadi skala 4 5. Motivasi
(cukup mengindentifikasi situasi
menurun) yang memicu kecemasan
3. Perilaku gelisah Edukasi
dari skala 2 1. Jelaskan prosedur,
(cukup termasuk sensasi yang
meningkat) dialami.
menjadi skala 4 2. Informasikan secara
(cukup faktual mengenai
menurun) diagnosis, pengobatan,
4. Perilaku tegang dan prognosis
dari skala 2 3. Anjurkan keluarga untuk
(cukup tetap bersama pasien,
meningkat) jika perlu.
menjadi skala 4 4. Anjurkan melakukan
(cukup kegiatan yang tidak
menurun) kompetitif, sesuai
5. Pucat dari skala kebutuhan.
skala 2 (cukup 5. Anjurkan
meningkat) mengungkapkan perasaan
menjadi skala 4 dan persepsi.
(cukup 6. Latih teknik relaksasi.
menurun) Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat antlansietas, jika
perlu
1
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)
yang telah direncanakan dalam rencana keperawatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Endometrium merupakan lapisan dinding rahim yang akan menebal
dengan bantuan hormone, dan akan luruh saat sel telur tidak dibuahi. Namun
pada kasus penyakit endometriosis, endometrium yang tumbuh di luar
1
jaringan rahim tidak dapat luruh seperti pada umumnya dan akhirnya menjadi
endapan yang membuat iritasi di jaringan yang ditempatinya.
Gejala pada umunya terjadi keika menstruasi dan bertambah berat
setiap taunya karena pebesaran daerah endometriosis.gejala yang paling sering
terjadi adalah nyeri pamggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi),
dispareunia (nyeri ketika senggama) dan infertilitas (gangguan kesuburan,
tidak dapat memiliki anak). Nyeri yang terjadi tidak berkaitan dengan
besarnya endometriosis.
4.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materti yang menjadi
pokok bahasan dalam Makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul Makalah ini. Semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya
mengenai gangguan sistem reproduksi khususnya materi Endometriosis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC
James R Scott, et al. 2012. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih
bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya
Manuaba, Ida A. 2010. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa kebidanan.
Jakarta : EGC
1
Nugroho, Taufan. 2011. Buku ajar obstetric untuk mahasiswa
kebidanan.Yogjakarta : Nuha Medika.
Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia.Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta: DPP PPNI