Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM K3

“PERSONAL HYGIENE”

Disusun Oleh :
Dwiyanti Nur Fadilah 1130019034
Yolanda Ivanka Putri 1130019050
Nike Ni'amil Akmalia 1130019076
Alfriedo Arinda Dwipa 1930019111
Febi Ariska Putri 1130019120

Dosen Pembimbing :
Rahmadaniar, S.Kep,Ns.,M.Tr.Kep

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’


SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PRODI S1 KEPERAWATAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah K3.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan konsep
personal hygiene yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Surabaya, 28 Desember 2020

Penuli

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFATAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1 Definisi............................................................................................................... 2
2.2 Faktor Personal Hygiene............................................................................................. 2
2.3 Tipe Personal Hygiene................................................................................................. 4
2.4 Jenis Personal Hygiene...................................................................................... 7
2.5 Tujuan Personal Hygiene................................................................................... 8
2.6 Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene......................... 8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentingdan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan,
ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan
( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Perawatan diri atau kebersihan diri (Personal Hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri,
serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat & Uliyah, 2014).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).

1.2 Rumusan Masalah


Apa definisi personal hygiene?
Apa saja faktor yang mempengaruhi personal hygiene?
Apa tipe personal hygiene?
Apa saja jenis personal hygiene?
Apa tujuan dari personal hygiene?
Bagaimana dampak yang sering ditimbulkan personal hygiene?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi personal hygiene.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
Untuk mengetahui tipe personal hygiene.
Untuk mengetahui jenis personal hygiene.
Untuk mengetahui tujuan personal hygiene.
Untuk mengetahui dampak yang sering ditimbulkan personal hygiene

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai, sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri.
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk. (Haswita dan Reni, 2017)
Personal hygiene merupakan kebersihan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Rejeki, 2015).
Perawatan diri atau kebersihan diri (Personal Hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di
antaranya budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat & Uliyah, 2014).
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal yang
artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa kebersihan perorangan atau Personal Hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik
fisik maupun psikis (Isro’in & Andarmoyo, 2012)
Menurut Direja (2011), Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.
Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain (Tarwoto dan
Martonah, 2011).
2.2 Faktor Personal Hygiene
Faktor yang dapat mempengaruhi personal hygiene menurut Isro’ in dan
Andumoyo (2012)
1. Praktik sosial
Manusia merupakan makluk sosial, kondisi ini akan memungkinkan seseorang
untuk berhubungan, berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Personal
2
hygiene atau kebersihan diri memang sangat mempengaruhi praktik sosial seseorang.
Selama masa anak mk, kebiasaan keluarga mempengaruhi praktik hygiene, misalnya
frekuensi mandi, waktu mandi, dan jenis hygiene mulut. Pada masa remaja, higiene
pribadi dipengaruhi oleh
kelompok teman sebaya. Remaja wanita misalnya, mulai tertarik dengan
penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa, teman dan
kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada
lansia akan terjadi beberapa perubahan dalam praktik hygiene karena perubahan
dalam kondisi fisiknya.
2. Pilihan Pribadi
Setiap orang memiliki keinginan dan pilihan tersendiri dalam praktik personal
hygienenya. Termasuk memilih produk yang digunakan dalam praktik hygienenya
menurut pilihan dan kebutuhan pribadinya. Pilihan pilihan tersebut setidaknya harus
membantu perawat dalam mengembangkan rencana keperawatan yang lebih kepada
individu. Perawat tidak mencoba untuk mengubah pilihan klien kecuali hal itu akan
mempengaruhi kesehatan klien.
3. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubunhya, citra
tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik hygiene seseorang. Ketika seorang perawat
dihadapkan pada klien yang tampak berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli dengan
higiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya higiene untuk
kesehatan, selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat kenapa hal ini
bisa terjadi, apakah memang kurang/ ketidaktahuan klien akan higiene perorangan
atau ketidakmauan dan ketidakmampuan klien dalam menjalankan praktik higiene
dirinya.
4. Status sosial ekonomi
Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik higiene
perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan hygiene perorangan yang
rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik higiene seperti, sabun, sampo,
sikat gigi, pasta gigi, dsb.
5. Pengetahuan dan motivasi
Pengetahuan tentang hygiene akan memepengaruhi praktik hygiene seseorang.
Motivasi merupakan kunci dalam pelaksanaan hygiene tersebut. Permasalahan yang
sering terjadi adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan.Sebagai
seorang perawat yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah mendiskusikannya dengan
klien, memeriksa kebutuhan praktik higiene klien dan memberikan informasi yang
tepat dan adekuat kepada klien, tetapi bagaimananpun juga kembalinya adalah klien,
bahwa klienlah yang berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya.
3
6. Variabel budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan
higiene seseorang. Berbagai budaya memiliki praktik hygiene yang berbeda. Di Asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali
dalam sehari, sedangkan di Eropa memungkinkan hanya mandi sekali dalam
seminggu. Babarapa budaya memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan
kebersihan tidaklah penting. Dalam hal ini sebagai seorang perawat dengan
menyatakan ketidaksetujuan pihak jika klien memiliki praktik hygienya yang berbeda
dari nilai-nilai perawat, tetapi diskusikan nilai-nilai standar kebersihan yang bisa
dijalankan oleh klien.
7. Kondisi fisik
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan
ketangkasan untuk melakukan hygiene. Contohnya pada pasien yang terpasang traksi
atau gips, atau terpasang infus intravena.Penyakit dengan rasa nyeri membatasi
ketangkasan dan rentang gerak. Klien di bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi
mental untuk melakukan perawatan diri. Penyakit kronis (jantung, kanker, neorologis,
psikiatrik) sering melelahkan klien.Genggaman yang melemah akibat atritis, stroke,
atau kelainan otot menghambat klien dalam pelaksanaan hygiene seperti
menggunakan sikat gigi, memakai handuk, menyisir dsb. Kondisi yang lebih serius
akan menjadikan kalian tidak mampu dan akan memerlukan kehadiran perawat untuk
melakukan perawatan hygienis total.
2.3 Tipe Personal Hygiene
A. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan.
Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang
berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat
didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung- ujung syaraf
pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang
tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera
perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu
juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984:
28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan
yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-
buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok
gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit
dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang
teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit
4
benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986:
30).
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan
didukung oleh gusi yang kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan
mulut
B. Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya.Rambut
dapattumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan bersih
dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat
akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara
namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut.Rambut adalah
bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu kotoran, debu,
asap mudah melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu
keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan
dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan
terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

5
C. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit
jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari
(Depdikbud, 1986:16).Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya
kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung cairan-cairantubuh sehingga
tubuh tidak kekeringan dari cairan.

Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang
lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui
keringat yang keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).Kulit yang baik akan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modern
sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara
paling utama bagi kulit, yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit
dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air
yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar.Kulit yang sehat
yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi
lentur (fleksibel). (Depdikbud, 1986:23)
D. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian tengah,
dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga.
Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang
tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alatkeseimbangan tubuh yang
terletak dalam rumah siput.Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga
berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat
pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alatkeseimbangan tubuh. Menjaga
kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah
kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu
bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih. (Depdikbud,
1986 : 30)
E. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari
sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais
dan pemegang. Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang,
maka harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun
kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat
6
menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh
yang lain. (Depdikbud ,1986:22)
F. Kesehatan Mata
Perawatan Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan
panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk
mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari
washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki
sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat
meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk
melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat
meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa
berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip
tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas
steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan
untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil
digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
G. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang
diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar
karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa
hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda
kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
2.4 Jenis Personal Hygiene
Berdasarkan waktu pelaksanaannya Menurut Alimul (2006) personal hygiene
berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
A. Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk
melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan
atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam
melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene,
seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut.

7
B. Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau
makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
(BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan
pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat
tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
C. Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siangdimana pasien yang
dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan
atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yangdapat dilakukan,
antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur,
dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien.
D. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur agar
pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang. Berbagai kegiatan
yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhaneliminasi (BAB / BAK),
mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.
2.5 Tujuan Personal Hygiene
Tujuan individu melakukan personal hygiene adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara intregitas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan nyaman bagi pasien
6. Memberikan kesempatan untuk mengkaji kondisi kulit pasien
7. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Memelihara kebersihan diri
10. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2.6 Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene


Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene Tarwoto, 2010
meliputi:
A. Dampak fisik Universitas Sumatera Utara Banyak gangguan kesehatan yang
diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik.

8
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
B. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk. (Haswita dan Reni, 2017)
Faktor yang dapat mempengaruhi personal hygiene menurut Isro’ in dan
Andumoyo (2012) yaitu praktik sosial, pilihan pribadi, citra tubuh, status sosial
ekonomi, pengetahuan dan motivasi, variabel budaya, dan kondisi fisik. Adapula
Tipe personal hygiene menurut Depdikbud (1986) meliputi kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan rambut dan kulit rambut, kesehatan kulit, kesehatan telinga, kesehatan
kuku, kesehatan mata, dan kesehatan hidung. Berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi
menjadi empat yaitu perawatan dini hari, perawatan pagi hari, perawatan siang hari,
dan perawatan menjelang tidur.
Tujuan personal hygiene menurut Intan Anggita (2020) yaitu Menghilangkan
minyak yang menumpuk, keringat dan bakteri, menghilangkan bau badan yang
berlebihan, memelihara intregitas permukaan kulit, menstimulasi sirkulasi/peredaran
darah, dan meningkatkan perasaan nyaman bagi pasien. Sedangkan dampak yang
sering timbul pada masalah personal hygiene Tarwoto, 2010 meliputi dampak fisik
Universitas Sumatera Utara Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku, dampak psikososial
masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
3.1 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggita, Intan, Dartiwen, Purwandyarti Apriliani. 2020. Buku Ajar Keterampilan Dasar
Praktik Kebidanan. Yogyakarta : CV Budi Utama
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta Bouwhuizen, M. 1999.Ilmu Keperawatan. EGC : Jakarta
Direja, ade herman surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim
Hidayat. A. Aziz & M.Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, 2th Ed. Jakarta:
Salemba Medika
Isro’in. L & S.Andarmoyo. 2012. Personal Hygiene: Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan, 1th Ed. Yokyakarta: Graha Ilmu
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk. Jakarta:EGC.2005
Rejeki S, 2015. Sanitasi, Hygiene, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3). Bandung:
Rekayasa Sains.
Tarwoko. 2010. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Persoalan Hygiene Jenis-Jenis
Personal Hygiane . https://text-id.123dok.com/document/dzx93k2oz-dampak-yang-sering-
timbul-pada-masalah-personal-hygiene-jenis-jenis-personal-hygiene.html . (Diakses pada
tanggal 28 Desember 2020, Jam 18.40.)
Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi ke-4.
Jakarta: Selemba Medika
Tarwoto, Wartonah(2006). Kebersihan Diri Dan Jenis Perawatan Kebersihan Diri Edisi ke
1 . Jakarta: Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai