Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

KELOMPOK III

SOFIA RANTI TUHULELE 20144010039

NURULHUDA DEYANI 20144010017

FARIYANI MASRI 20144010009

RIA HI. KADER 20144010031

ZAHRA WATI WAHAE 20144010048

SITI NABILA ABDULFATAHA 20144010037

MUH. ZAHRAN MALWAN 20144010022

ASRIANSYAH BASRI 20144010004

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar kedepannya
kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Ternate, 28 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
C. TUJUAN........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..............................................................6


1. Definisi ....................................................................................................6
2. Rentang respon.........................................................................................6
3. Etiologi ....................................................................................................6
4. Manifestasi klinis.....................................................................................8
5. Jenis-jenis defisit perawatan diri..............................................................9
6. Pohon masalah ........................................................................................10
B. Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................................10
1. Pengkajian ...............................................................................................10
2. Diagnosis Keperawatan............................................................................10
3. Rencana Tindakan....................................................................................10
4. Implementasi............................................................................................12
5. Evaluasi ...................................................................................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

A. KESIMPULAN..............................................................................................14
B. SARAN..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan
dimana setiap individu menyadari potensinya, dapat mengatasi stress yang normal dalam
kehidupan sehari-hari, dapat bekerja dengan produktif dan bermanfaat, sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Kemampuan individu dalam kelompok dan lingkungannya untuk berinteraksi
dengan yang lain dengan cara untuk mencapai kesejahteraan, perkembangan yang
optimal, dengan menggunakan kemampuan mentalnya memiliki prestasi individu serta
kelompoknya konsisten dengan hukum yang berlaku (Yosep & Sutini, 2014). Kesehatan
jiwa didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (UU Nomor 18 Tahun 2014, tentang kesehatan jiwa). Dalam
kesehatan jiwa seseorang bisa mengalami gangguan jiwa.
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna
yang berhubungan dengan disetres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada
satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari
keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental
yang meliputi gangguan jiwa (Keliat, 2011). Masalah kurangnya perawatan diri pada
gangguan jiwa tidak boleh dianggap remeh karena keadaan fisiknya akan terganggu
seperti integritas kulitnya, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Peran perawat untuk penderita defisit perawatan
diri yaitu dengan mengajarkan dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan
diri pada penderita secara bertahap. Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara
melakukan kegiatan perawatan diri seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi,
mengganti pakaian, memotong kuku, berdandan, makan dan minum dengan benar serta
cara buang air kecil dan besar dengan benar (Keliat & Pawirowiyono, 2015).
B. RUMUSAN MASALAH
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Jelaskan definisi dari defisit perawatan diri?
2. Jelaskan rentang respon dari defisit perawatan diri?
3. Jelaskan etiologi defisit perawatan diri
4. Jelaskan manifestasi klinis defisit perawatan diri
5. Jelaskan jenis-jenis deficit perawatan diri
6. Pohon masalah
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Rencana Tindakan
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. TUJUAN
Untuk mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dan Konsep Asuhan
Keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Defenisi
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan
toileting (buang air besar [BAB] atau buang air kecil [BAK]) secara mandiri.

2. Rentang respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri seimbang kadang perawatan tidak melakukan perawatan

diri kadang tidak diri saat stress

3. Etiologi
Menurut Dep Kes (2000) dalam Deden Dermawan 2013, penyebab kurang perawatan
diri adalah :
1) Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes (2000) dalam Deden Dermawan 2013 faktor-
faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygienesangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan intergritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

4. Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000) dalam Deden Dermawan 2013 tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2) Psikologi
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi sosial
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah
1) Data subyektif
a) Pasien merasa lemah
b) Malas untuk beraktivitas
c) Merasa tidak berdaya
2) Data obyektif
a) Rambut kotor, acak-acakan
b) Badan dan pakaian kotor dan bau
c) Mulut dan gigi bau
d) Kulit kusam dan kotor
e) Kuku panjang dan tidak terawatt

5. Jenis –jenis deficit perawatan diri


Menurut (Damayanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1) Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri sendiri
2) Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas bepakaian
dan berhias unrtuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas makan sendiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

6. Pohon masalah

Resiko isolasi sosial effect

Deficit perawatan diri core problem

Harga diri rendah kronis cause

Koping Individu tidak efektif

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka
tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu sebagai berikut.
a) Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
b) Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, serta pada pasien wanita tidak berdandan.
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d) Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.
2. Diagnosis keperawatan
Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan, dan BAK/BAB.

3. Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan :
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik.
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
Tindakan Keperawatan :
a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri.
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, Anda dapat melakukan
tahapan tindakan berikut.
1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
4) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
b) Melatih pasien berdandan/berhias.
Anda sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki
tentu harus dibedakan dengan wanita.
1) Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
- berpakaian,
- menyisir rambut,
- bercukur.
2) Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:
- berpakaian,
- menyisir rambut,
- berhias
c) Melatih pasien makan secara mandiri.
Untuk melatih makan pasien, Anda dapat melakukan tahapan sebagai berikut.
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
2) Menjelaskan cara makan yang tertib.
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
d) Pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri.
Anda dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut.
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan :
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri.
Tindakan Keperawatan :
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang
baik, maka Anda harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat
meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam
perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat Anda lakukan antara lain sebagai
berikut.
a) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
b) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.
c) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
d) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati).
e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam
merawat diri.
f) Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri.
4. Evaluasi
1. Pasien dapat menyebutkan hal berikut.
a) Penyebab tidak merawat diri.
b) Manfaat menjaga perawatan diri.
c) Tanda-tanda bersih dan rapi.
d) Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal berikut.
a) Kebersihan diri
b) Berdandan
c) Makan
d) BAB/BAK
3. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri.
a) Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
b) Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perawatan adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya untuk memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu kecemasannya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Dan dengan dibuatnya makalah ini mahasiswa dan
mahasiswi dapat memahami perawatan diri pada diri sendiri, serta dapat digunakan
sebagai bahan bacaan pada masyarakat luas.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dan mahasiswi dapat
mengaplikasikan ilmu perawatan diri pada masyarakat yang kurang memahami dalam
mengatasi kerbesihan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayat. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Casto. (2010). Pengaruh Pelaksana Standar asuhan Keperawatan Diri Di Ruangan Pusuk Buhit
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.Dilihat Pada Tanggal 14
Februari 2019 dari http://media.neliti.go.id/media/publications/110204-ID-
pengaruhpenerapan-asuhan-keperawat-de.pdf.

Damayanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika. Aditama.

Davidson,G.,C.(2010), Psikilogi Abnormal. Jakarta : PT Rajagrafindo permai.

Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Gosyen Publishing

Direja, A. H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Maramis, (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga

Maryatun, S (2015). Peningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien Skizofrenia

Melalui Rehabilitasi Terapi Gerak. Artikel Penelitian. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2,
Nomor 2 Juli 2015. Palembang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya

Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai