Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH KELOMPOK 3:
NAMA
Gusti Ayu Komang Trisna Dewi 19089144006
Sang Ayu Made Dwiyantini 19089144008
Komang Susriyanti 19089144013
I Gusti Ayu Komang Sudarini 19089144060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri ini
dengan sebaik-baiknnya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai Tugas mata kuliah Keperawatan Klinik V. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi
kami dalam pembuatan makalah kami yang berikutnya.
Makalah ini berisikan tinjauan teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan defisit perawatan diri. Makalah ini dibuat dengan sebagaiman mestinya
dan kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru
bagi kami maupun bagi yang membacanya.
Demikian makalah ini kami buat dan semoga bermanfaat.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
I. KONSEP DEFISIT PERAWATAN DIRI.......................................................1
A. Definisi....................................................................................................1
B. Etiologi....................................................................................................1
C. Tanda dan Gejala.....................................................................................3
D. Jenis ........................................................................................................5
E. Proses Terjadinya Masalah (Rentang Respon).......................................6
F. Penatalaksanaan .....................................................................................6
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................7
A. Pengkajian ..............................................................................................7
B. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................8
C. Intervensi.................................................................................................8
D. Implementasi...........................................................................................12
E. Evaluasi...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. KONSEP DEFISIT PERAWATAN DIRI


A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya
dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya
(Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari –hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan
dalam : kebersihan dir, makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri,
buang air besar atau kecil sendiri (toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif
dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).
Dari pengertian diatas dapat disimpulan bahwa defisit perawatan diri
adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya karena mengalami kelemahan dan perubahan proses pikir
sehingga sering mengalami ketidakpedulian dala merawat dirinya sendiri.

B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang
perawatan diri adalah:
1. kelelahan fisik dan,
2. penurunan kesadaran.

1
Sedangkan Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah :
1. Faktor presdiposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiw dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.(Mukhripah & Iskandar,
2012:147 -148).
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Mukhripah & Iskandar, 2012: 148).
Menurut Depkes (2000) didalam buku (Mukhripah & Iskandar,
2012:148) faktor –faktor yang mempengaruhi personal higiene adalah
a. Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adan
b. Praktik sosial : pada anak –anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

2
d. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting
akrena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misanya, pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentutidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan orang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentudalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain
–lain.
g. Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Klien dengan defisit perawatan diri yang mengalami penurunan
motivasi dalam melakukan self-carenya dengan diberikan terapi kognitif dan
perilakuakan mempunyai pesepsi yang positif dan klien mengetahui
pentingnya perawatan diri bagi dirinya.

C. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009)
adalah sebagai berikut:
1. Mandi/hygiene

3
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian pakaian,
meggunakan alat tambahan, emngguakan kancig tarik, melepaskan
pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskkan, mengambil pakaian dan mengenakan
sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, meggunakan alat tambahan, mendapat makanan,
membuka container, memanipulasi makanan dalammulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut,
melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup
makanandengan aman.
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil (Mukhripah & Iskandar, 2012:149-150).

4
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Manarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB disembarangan
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
(Mukhripah & Iskandar, 2012:150).

D. Jenis Defisit Perawatan Diri


Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri: Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri: Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri

5
4. Defisit perawatan diri: Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri (Nurjannah, 2004:79)

E. Proses Terjadinya Masalah (Rentang Respon)


Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias
diri secara mandiri, dan toileting (buang air besar [BAB] atau buang air
kecil [BAK])secara mandiri (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri sebagai
berikut:

Respon Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri seimbang Tidak melakukan perawatan diri


Kadang perawatan diri tidak seimbang

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang: saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

F. Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis, karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih

6
membutuhkan terapi kejiwaan melalui komunikasi terapeutik atau dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
Menurut NANDA NOC-NIC (2010) petalaksanaan defisit perawatan diri yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
c. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
d. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 2011:154)
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien perawatan diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
4. BHSP (bina hubungan saling percaya)

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada klien dengandefisit perawatan diri
menurut (Direja, 2011)adalah :
1. Data subjektif
a. Pasien merasa malas untuk mandi karena airnya dingin
b. Klien merasa malas untuk berdandan
c. Klien mengatakan malas untuk makan karena tidak enak
d. Klien mengatakan malas untuk membersihkan alat kelamin
setelah BAB dan BAK
2. Data obyektif
a. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, laki-laki:
tidak bercukur, perempuan: tidak berdandan.

7
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan megambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pohon masalah
Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan
(BAB/BAK,mandi, makan minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri(Sumber : Keliat, 2006)


2. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi) , berdandan , makan,
BAB/BAK (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).
C. Intervensi
Defisit perawatan diri merupakan core probem atau diagnosa utama
dalam pohon masalah di atas, berikut iniadalah rencana asuhan keperawatan
dari defisit perawatan diri menurut (Kelliat,2006)
Diagnosa Perencanaan Intervensi
keperawata Tujuan Kriteria evaluasi
n
Defisit TUM: Pasien dapat Ekspresi wajah Bina hubungan saling
perawatan memelihara bersahabat, percaya dengan prinsip
diri kesehatan diri secara menunjukkan rasa komunikasi terapeutik
mandiri senang, klien 1.Sapa klien dengan
TUK: bersedia berjabat ramah baik verbal
1. Klien dapat tangan, klien maupun nonverbal

8
membina bersedia 2.Perkenalkan diri
hubungan saling menyebutkan dengan sopan
percaya nama, ada kontak 3.Tanyakan nama
mata, klien lengkap klien dan nama
bersedia duduk panggilan
berdampingan 4.Jelaskan tujuan
dengan perawat, pertemuan
klien bersedia 5.Jujur dan menepati
mengutarakan janji
masalah yang 6.Tunjukan sikap
dihadapinya empati dan menerima
klien apa adanya
7.Beri perhatian pada
pemenuhan kebutuhan
dasar klien
2. Mengidentifikasi Klien dapat 1.Kaji pengetahuan
kebersihan diri menyebutkan klien tentang
klien. dirinya kebersihan diri dan
tandanya
2.Beri kesempatan
klien untuk menjawab
pertanyan
3.Berikan pujian
terhadap kemampuan
klien menawab
pertanyaan.
3. Menjelaskan Klien dapat 1.Menjelaskan
pentingnya memahami pentingnya kebersihan
kebersihan diri pentinya diri 2.Meminta klien
kebersihan diri menjelaskan kembali
pentingnya kebersihan
diri
3.Diskusikan dengan
klien tentang tentang
kebersihan diri 4.Beri
penguatan positif atas
jawabannya
4. menjelaskan Klien dapat 1.Menjelaskan alat
peralatan yang menyebutkan dan yang dibutuhkan dan
digunakan untuk dapat cara membersihkan diri
menjaga mendemonstrasikan 2.Memperagakan cara
kebersihan diri dengan alat membrsihkan diri dan
dan cara kebersihan mempergunakan alat
melakukan untuk membersihkan
kebersihan diri diri
3.Meminta klien untuk
memperagakan ulang
alat dan cara

9
kebersihan diri
4.Beri pujian positif
terhadap klien
5. Menjelaskan Klien dapat 1.Menjelaskan cara
cara makan yang mengerti cara makan yang benar
benar makan yang benar 2.Beri kesempatan
klien untuk bertanya
dan
mendemonstrasikan
cara benar
3.Memberikan pujian
positif terhadap klien
6. Menjelasakan Klien dapat 1.Menjelaskan cara
cara mandi yang mengerti cara mandi yang benar
benar mandi yang benar 2.Beri kesempatan
klien untuk bertanya
dan
mendemonstrasikan
cara yang benar
3.Memberi pujian
positif terhdap klien
7. Menjelaskan Klien dapat 1.Menjelaskan cara
cara berdandan mengerti cara berdandan yang benar
yang benar berdandan yang 2.Beri kesempatan
benar klien untuk bertanya
dan
mendemonstrasikan
cara yang benar
3.Memberi pujian
positif terhdap klien
8. Menjelaskan Klien dapat 1.Menjelaskan cara
cara toileting toileting yang benar toiletingyang benar
yang benar 2.Beri kesempatan
klien untuk bertanya
dan
mendemonstrasikan
cara yang benar
3.Memberi pujian
positif terhdap klien
9. Mendiskusikan Keluarga dapat 1.Menjelsakan kepada
masalah yang mengerti tentang keluarga tentang
dirasakan merawat klien pengertian tanda dan
gejala tanda defisit
perawatan diri, dan
jenis perawatan diri.

D. Implementasi

10
Impelementasi yang dilaksanakan berdasarkan intervensi yang sudah
disusun dan akan dilaksanakan dalam bentuk Strategi Pelaksanaan (SP) pasien

E. Evaluasi
Evaluasi kemampuan pasien dengan defisit perawatan diri dan
keluarga menurut Keliat and Akemat(2010), dijelaskan dengan
menggunakan tabel sebagai berikut :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A PASIEN
1 Menyebutkan pentingnya
kebersihan diri
2 Menyebutkan cara membersihkan
diri
3 Mempraktikan cara
membersihkan diri dan
memasukkan dalam jadwal
4 Menyebutkan cara makan yang
baik
5 Mempraktikan cara makan yang
baik dan memasukkan dalam
jadwal
6 Menyebutkan cara BAB/BAK
yang baik
7 Mempraktikan cara
BAB/BAK yang baik dan
memasukkan dalam jadwal
8 Menyebutkan cara berdandan
9 Mempraktikan cara berdandan
dan memasukkan dalam jadwal
B KELUARGA
1 Menyebutkan pengertian
perawatan diri dan proses
terjadinya masalah defisit
perawatan diri
2 Menyebutkan cara merawat
pasien defisit perawatan diri
3 Mempraktikan cara merawat
pasien defisit perawatan diri
4 Membuat jadwal aktivitas dan
minum obat pasien dirumah
(perencanaan pulang)

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.


Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Jakarta: Salemba
Medika.Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas :
CMHN (Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : Edisi 2.Jakarta:
EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika
Aditama.Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan
Jiwa.Yogyakarta: Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat.Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai