Disusun Oleh
EDDY SYUHUD
NPM : 211560311137
I. DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting)
(Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien gangguan
jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien
dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting)
(Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
toileting.
E. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen,
2000), yaitu :
1) Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri.
2) Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategori nya adalah :
Tidak mau merawat diri.
H. PENJABARAN MASALAH
a) Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri
K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Perencanaan
Dx. Kep
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Defisit TUM :
Perawatan Klien dapat
Diri : melakukan
Merawat perawatan
Kebersihan diri secara
Diri mandiri 1. Setelah …x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya
klien menunjukkan dengan :
TUK 1 : tanda – tanda percaya 2. Beri salam setiap berinteraksi
Klien dapat pada perawat : 3. Perkenalkan nama, nama
membina 1. Wajah cerah, panggilan perawat, dan tujuan
hubungan tersenyum perawat berinteraksi.
saling 2. Mau berkenalan 4. Tanyakan dan panggil nama
percaya 3. Ada kontak mata kesukaan klien
4. Bersedia 5. Tunjukkan sikap empati, jujur
menceritakan dan menepati janji setiap kali
perasaan berinteraksi.
5. Bersedia 6. Tanyakan perasaan klien dan
mengungkapkan masalah yang dihadapi klien
masalahnya 7. Buat kontrak interaksi yang
jelas
8. Dengarkan dengan empati
9. Penuhi kebutuhan dasar klien
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan
benar dengan bantuan perawat.
d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.
e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke dalam
jadwal harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan
dengan benar.
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan benar
ke dalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman
perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi
ini..? sudah BAB / BAK pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK pagi
ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB / BAK..?”
c. Kontrak
1) Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang berhias (berpakaian
dan berdandan)..?
2) Waktu :
“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang selama
15 menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”
3) Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
B. Fase Kerja
“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan berdandan
untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat berhias dan
berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara berpakaian dan
berdandan yang baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat menunjukan cara
berhias dan berpakaian yang baik! Mulai besok coba ibu masukan
Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan harian..!”
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang
manfaat dan tata cara berhias dan berpakaian yang baik..? BAgus
sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik tentang manfaat
dan cara berhias dan berpakaian yang baik, “
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu tentang
cara berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai besok coba
ibu masukan ke jadwal kegiatan harian ibu”
c. Kontrak yang akan datang.
4) Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,
dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri
(berpakaian dan berdandan)..!”
5) Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
6) Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang
makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
DAFTAR PUSTAKA