Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA

Disusun Oleh :
Eddy Syuhud
211560311137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRAINDONESIA
BEKASI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

I. KONSEP TEORI
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn dongoes,1999).
Neonatus adalah bayi baru lahir, bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya
(Broker,Cristine.2001).

B. Anatomi Fisiologi
1. Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi
paru-paru
a. Taksemia
b. Hipertensi
c. Diabetes Berat
d. Infeksi
e. Ketuban Pecah dini
f. Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat
menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2. Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke
dalam tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior
melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat.
Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan
darah mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,
foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali
pusat sebagai berikut:
Sirkulasi plasenta berhenti, aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga
tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan
jantung kiri meningkat.
Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui
mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan
adanya mekonium.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5. Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih
besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya
lebih besar.
6. Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara
pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak
energy dari pada lemak biasa.
7. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan
sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini
diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates
kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat
missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu
atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
pada bayi perempuan.
8. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada
kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan
820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa
janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan
gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10. Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya adalah imunoglobulingmma G (Ig G).
Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi
dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.

C. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap
kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1
bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling
nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
1. Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara
mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat
menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
2. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan
cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran
darah.

D. Etiologi
1. His (kontraksi otot rahim)
a. Kontraksi otot dinding perut
b. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
c. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

E. Manifestasi klinis
1. Warna kulit: seluruhnya merah
2. Denyut jantung: > 100 x/menit
3. Pernapasan : baik, menangis kuat.
4. Otot : gerak aktif, reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
F. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit  fenillalanin, menandakan fenil
ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
H. Pathway
PROSES PERSALINAN NORMAL

Kepala bayi Perubahan suhu Pemotongan tali Adaptasi psikologis


melewati jalan tubuh dari suhu intra pusat ibu
lahir uteri yang stabil

Banyaknya cairan Adanya luka


Suhu ruangan Perubahan peran
amnion di jalan terbuka
lahir

Ansietas
Koordinasi reflek Penghilangan suhu Kontaminasi
menelan menghisap tubuh pada luka
belum sempurna (konveksi, radiasi,
evaporasi) Sekresi oksitosin
Resiko terhambat
Akumulasi cairan Infeksi
amnion pada jalan
napas Perubahan drastis
suhu tubuh Pressure the ejection
of breast feeding
Bersihan jalan
napas tidak
efektif Proses adaptasi Ineffective breast
feeding

Resti Hipotermi

Resti defisit nutrisi

Pe ↑ Insisible Water
Loss (IWL)

Resti Hipovolemia
II. TINJAUAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-
koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur  dengan
gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai
120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin
melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari
60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik) Tali pusat diklem dengan aman
tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam
kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
3. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per
24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
4. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut : saliva banyak, mutiara Epstein (kista epithelial) dan lepuh cekung adalah
normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
5. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput
suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata
mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Bagian
telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun
rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan
babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan
fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara
mungkin terlihat. Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
6. Pernapasan
Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong. Pola
pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen
menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung
ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi
dapat menandakan aspirasi)
7. Keamanan
Warna kulit : akrosianosis mungkin ada, kemerahan atau area ekomotik dapat
tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari
penggunaan forsep pada kelahiran
Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas : gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan menunduk
ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
8. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo
menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria : Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi
(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme lingkungan.
2. Resiko Hipotermi berhubungan dengan bayi baru lahir.
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
4. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas.
5. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
C. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
1. Resiko Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi (I.14539)
infeksi (L.14137) 1. Observasi
berhubungan Setelah dilakukan a. Monitor tanda dan gejala
dengan Tindakan keperawatan infeksi local dan sistemik
peningkatan tingkat infeksi menurun, 2. Terapeutik
paparan dengan kriteria hasil : a. Batasi jumlah pengunjung
organisme 1. Kebersihan badan b. Berikan perawatan kulit pada
lingkungan meningkat area edema
(D. 0142) 2. Demam menurun 3. Edukasi
3. Kemerahan menurun a. Cuci tangan sebelum dan
4. Nyeri menurun sesudah kontak dengan
5. Bengkak (vesikel, pasien dan lingkungan pasien
cairan berbau busuk) b. ajarkan mencuci tangan
menurun. dengan benar
6. Letargi menurun c. Anjurkan meningkatkan
7. Kadar sel darah putih asupan nutrisi dan cairan
membaik 4. Kolaborasi
8. Kultur darah a. Kolaborasi pemberian
membaik imunisasi, jika perlu
2. Risiko Termoregulasi neonates Regulasi temperature (I.14578)
Hipotermia (L.14135) 1. Observasi
(D.0140) Setelah dilakukan a. Monitor suhu bayi sampai
tindakan keperawatan stabil (36.5oC-37.5oC)
termoregulasi membaik, b. Monitor TTV
dengan kriteria hasil : c. Monitor warna kuliut dan
1. Menggigil menurun suhu kulit
2. Akrosianosis d. Monitor dan catat tanda dan
menurun gejala hipotermia atau
3. Piloereksi menurun hipertermia
4. Konsumsi oksigen 2. Terapeutik
menurun a. Pasang alat pemantau suhu
SDKI SLKI SIKI
5. Kitus marmorata kontinu, jika perlu
menurun b. Tingkatkan asupan cairan
6. Dasar kuku sianotik dan nutrisi adekuat
menurun c. Bedong bayi segera setelah
7. Suhu tubuh membaik lahir untuk mencegah
8. Suhu kulit membaik kehilangan panas
9. Frekuensi nadi d. Gunakan topi bayi untuk
membaik mencegah kehilangan
10. Kadar glukosa darah panaspada bayi baru lahir.
membaik e. Tempatkan bayi baru lahri
11. Pengisian kapiler dibawah radiant warmer
membaik f. Pertahankan kelembaban
12. Ventilasi membaik inkubatir 50% atau lebih
untuk mengurangi
kehilangan panas karena
proses evaporasi
g. Atur suhu incubator sesuai
kebutuhan
h. Hangatkan terlebih dahulu
bahan-bahan yang akan
kontak dengan bayi (mis.
Selimut, kain, bedoangan,
stetoskop)
i. Hindari meletakkan bayi di
dekat jendela terbuka atau
area aliran pendingin
ruangan atau kipas angin
j. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
3. Edukasi
a. Jelaskan cara pencegahan
hipotermi
SDKI SLKI SIKI
3. Risiko defisit Status menelan Pemantauan nutrisi (I.03123)
nutrisi (D. (L.06052) 1. Observasi
0032) Setelah dilakukan a. Identifikasi factor yang
tindakan keperawatan mempengaruhi asupan gizi.
status menelan membaik, b. Identifikasi perubahan berat
dengan kriteria hasil : badan
1. Refleks menelan c. Monitor asupan oral
meningkat d. Monitor hasil laboratorium
2. Frekuensi tersedak 2. Terapeutik
menurun a. Timbang berat badan
3. Muntah menurun b. Ukur antropometrik
4. Refluks lambung komposisi tubuh
menurun c. Hitung perubahan berat
badan
d. Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
4. Bersihan Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas (I.01011)
jalan napas (L.01001) 1. Observasi
tidak efektif Setelah dilakukan a. Monitor pola napas
(D.0001) tindakan keperawatan (frekuensi, kedalaman, usaha
berhubungan status menelan membaik, napas)
dengan dengan kriteria hasil : b. Monitor bunyi napas
benda asing 1. Batuk efektif tambahan
dalam jalan meningkat c. Monitor sputum
napas. 2. Produksi sputum 2. Terapeutik
menurun a. Pertahankan kepatenan jalan
3. Dispneu menurun napas dengan head tilt dan
SDKI SLKI SIKI
4. Sianosis menurun chin-lift
5. Gelisah menurun b. Posisikan semi-fowler atau
6. Frekuensi napas fowler
membaik c. Lakukan fisioterapi dada,
7. Pola napas membaik jika perlu
d. Lakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik
e. Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
a. Ajarkan Teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
a. Kolaborasikan pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

D. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana Tindakan tujuan yang telah ditetapkan,
kegiatannya meliputi pengumpulan berkelanjutan, mengobservasi respon klien
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian dnegan cara membandingkan perubahan keadaan klien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai