Disusun Oleh
EDDY SYUHUD
NPM : 211560311137
A. DEFINISI
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi
kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik
yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang
berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri
rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang mengancam
dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam
rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi
lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan
dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-
hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur,
dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan
kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang
di cintai, rasa permusuhan, hubungan antara manusia.
C. ETIOLOGI
1. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.
Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang
obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat,
kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita
atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri
maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur
sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi
kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah
ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan
menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor
lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan
diakui oleh kelompoknya.
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum,
yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh
kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan
pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran
negatif dan tidak berdaya.
2. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan
pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan
eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas
diri, peran dan harga diri.
D. RENTANG RESPON
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial
dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.
E. POHON MASALAH
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4. Ketidakefektifan performa peran
5. Gangguan identitas pribadi
G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-obatan,
kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan obat-
obatan.
Jangka Panjang :
1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-
orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disasosiasi, isolasi,
proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
I. RENCANA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
No DX. KEP KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Harga Tujuan Umum: Setelah dilakukan Pasien
diri Setelah dilakukan pertemuan…x SP 1
rendah pertemuan pertemuan diharapkan 1. Identifikasi
selama… pasien mampu : kemampuan
diharapkan klien 1. Mengidentifikasi melakukan kegiatan
dapat berinteraksi kemampuan dan aspek positif
dengan orang lain melakukan kegiatan klien (buat daftar
sehingga tidak dan aspek positif kegiatan)
terjadi harga diri klien (membuat 2. Bantu klien menilai
rendah daftar kegiatan) kegiatan yang dapat
Tujuan Khusus: 2. Membantu klien dilakukan saat ini
Setelah dilakukan menilai kegiatan (pilih daftar kegiatan)
pertemuan yang dapat : buat daftar kegiatan
selama… dilakukan saat ini yang dapat
diharapkan klien (memilih daftar dilakuakan saat ini
dapat berinteraksi kegiatan) : membuat 3. Bantu klien memilih
dengan orang lain daftar kegiatan yang salah satu kegiatan
baik secara dapat dilakuakan yang dapat dilakukan
individu maupun saat ini saat ini
kelompok, 3. Membantu klien 4. Latih kegiatan yang
dengan kriteria memilih salah satu dipilih (alat dan cara
hasil : kegiatan yang dapat melakukannya)
1. Klien mampu dilakukan saat ini 5. Masukan pada jadwal
mengidentifika 4. Melatih kegiatan kegiatan untuk
si kemampuan yang dipilih (alat latihan dua kali per
dan apek dan cara hari
positif yang melakukannya)
dimiliki 5. Memasukan pada
2. Klien mampu jadwal kegiatan
menilai untuk latihan dua
kemampuan kali per hari
yang dapat Setelah dilakukan SP 2
dilakukan saat pertemuan..x 1.Evaluasi kegiatan
ini pertemuan diharapkan pertama yang telah
3. Klien mampu pasien mampu : dilatih dan berikan
menetapkan/m 1. Mengevaluasi pujian
emilih kegiatan pertama 2. Bantu klien memilih
kegiatan yang yang telah dilatih kegiatan kedua yang
sesuai dan berikan pujian akan dilatih
kemampuan 2. Membantu klien 3. Latih kegiatan kedua
4. Klien mampu memilih kegiatan (alat dan cara)
memilih salah kedua yang akan 4. Masukan pada jadwal
satu kegiatan dilatih kegiatan untuk
yang dapat 3. Melatih kegiatan latihan : dua kegiatan
dilakukan saat kedua (alat dan masing masing dua
ini untuk cara) kali per hari
dilatih 4. Memasukan pada
5. Memasukan jadwal kegiatan
pada jadwal untuk latihan : dua
kegiatan untuk kegiatan masing
latihan dua masing dua kali per
kali per hari hari
Setelah dilakukan…x SP 3
pertemuan 1. Evaluasi kegiatan
diharapkan pasien pertama dan kedua
mampu : yang telah dilatih dan
1. Mengevaluasi berikan pujian
kegiatan pertama 2. Bantu klien memilih
dan kedua yang kegiatan ketiga yang
telah dilatih dan akan dilatih
berikan pujian 3. Latih kegiatan ketiga
2. Membantu klien (alat dan cara)
memilih kegiatan 4. Masukan pada jadwal
ketiga yang akan kegiatan untuk
dilatih latihan : tiga kegiatan
3. Melatih kegiatan , masing – masing
ketiga (alat dan dua kali per hari
cara)
4. Memasukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan : tiga
kegiatan , masing –
masing dua kali
per hari
Setelah dilakukan… x SP 4
pertemuan diharapkan 1. Evaluasi kegiatan
pasien mampu : pertama, kedua, dan
1. Mengevaluasi ketiga yang telah
kegiatan pertama, dilatih, beri pujian
kedua, dan ketiga 2. Bantu klien memilih
yang telah dilatih, kegiatan keempat
beri pujian yang akan dilatih
2. Membantu klien 3. Latih kegiatan
memilih kegiatan keempat (alat dan
keempat yang akan cara)
dilatih 4. Masukan pada jadwal
3. Melatih kegiatan kegiatan untuk
keempat (alat dan latihan : empat
cara) kegiatan masing –
4. Memasukan pada masing dua kali
jadwal kegiatan pertemuan
untuk latihan :
empat kegiatan
masing – masing
dua kali pertemuan
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH
STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)
A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa STIKes
Medistra, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa dan senang
dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu
kegiatan untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu
Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas
lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring
……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada
3 yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas”.Mari kita lihat tempat
tidur Mas ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya bagus! Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah kaki, bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T
(tidak) melakukan .
3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Mas praktekkan dengan baik
sekali.
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Mas, mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T
(tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang
dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-eliniasury-8333-2-
babii.pdf pada 12 Juni 2018