DAN
STRATEGI PELAKSANAAN 1
PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Disusun oleh:
1. Eka Ardiansyah (1814201093)
2. Wahyu Luqito (1814201094)
3. Nita Nurmiati (1814201116)
B. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan pasien tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen. Stressor yang dapat
mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang
yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita
tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri.
C. Jenis
Harga Diri Rendah dapat terjadi secara:
1) Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami atau istri, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
2) Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang mal adaptif. Kondisi ini
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa.
D. Rentang Respon
1. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013):
1. Jangka pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian
obat-obatan, kerja keras, noton tv terus-menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara: kompetisi olah raga
kontes popularitas.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara:
penyalahgunaan obat-obatan.
2. Jangka Panjang
a. Menutup identitas
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang
yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
sendiri.
b. Identitas negatif
Asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
3. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.
Sumber
1. Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas:
CMHN(Basic Course). Jakarta: EGC
2. Iskandar,d. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama.
3. Suliswati. 2012. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Rineka Cipta.
4. Prabowo, E. (2014). Konsep &Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika.
5. Kartika Sari Wijayaningsih,S.N.(2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV.Trans Info Media.
6. Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Setiap Hari
I. Proses Keperawatan
A. Kondisi Klien
1. Data Objektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, produktifitas menurun, cemas dan
takut.
2. Data Subjektif:
Klien mengatakan saya tidak bisa, tidak mampu, tidak tahu apa-apa,
klien mengungkapkan rasa bersalah dan perasaan malu.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah.
C. Tujuan
1. TUK:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
II. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya Wahyu Luqito boleh panggil Saya Luqi Saya Mahasiswa
Akper Muhammadiyah Tanggerang, Saya sedang praktik di sini dari
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh
Saya tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
C. Terminasi
1. Evaluasi Respon Klien berharap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapikan tempat tidur? Bapak/Ibu ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Bapak/Ibu
praktekkan dengan baik sekali
Evaluasi Perawat (objektif dan reinforcement)
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus
sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadwal harian. Bapak/Ibu Mau
berapa kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-
pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Bapak/Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
2. Rencana Tindak Lanjut (Apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan)
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak/Ibu masih
ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapikan tempat tidur? Ya bagus,cuci piring. Kalau begitu kita akan
latihan mencuci piring besok ya jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan
pagi. Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum