Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA DENGAN

PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI DESA BANDUNG REJO KEC. BANTUR


MALANG

Disusun oleh :

DINDA SILVIA KHUSNUL KHOTIMAH

NIM : 1801100478

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan telah disetujui dan di sahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Nurul Anjarwati., M.Kep., Sp. Kep. Ns. Soebagijono, S.Kep., MMKes.
An NIP. 196810091990031003
NIDN 072512880

Mengetahu
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Penanggung Jawab
Stikes Kendedes Malang Stase Jiwa

Ns. Yulia Candra Lestari., M.Kep Ns. Siti Kholifah., M.Kep


NIDN 0703079102 NIDN 0726068301
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakanng


Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena tuntutan atau kebutuhan hidup yang semakin meningkat seperti
pemenuhan kebutuhan ekonomi sandang, pangan, papan, pemenuhan rasa
sayang, rasa aman dan aktualisasi diri dapat mengakibatkan tingginya tingkat
stress dikalangan masyarakat juga individu kurang atau tidak mampu dalam
menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu
mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental. Akibat-akibat stress
terhadap seseorang dapt bermacam-macam dan hal ini tergantung pola kekuatan
konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi seseorang
terhadap stres, tetapi meskipun demikian fleksibelitas dan adaptasibilitas juga
diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stresnya dengan baik.
(Rasmun,2004,p.1)
Kecenderungan (trend) gangguan mental psikiatri akan semakin meningkat
seiring dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik ke arah tidak
menentu,prevalensi bukan saja pada kalangan menegah ke atas sebagai dampak
langsung atau tidak langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri
terhadap perubahan sosial.
Seseorang dengan harga diri rendah akan merasa tidak berdaya, frustasi,
depresi, dan menjadi korban. Orang tersebut akan sangat rentan terhadap tekanan
akibat stress, sementara mereka yang memiliki harga diri tinggi akan
memperlihatkan keyakinan diri dan antusias serta dapat mengatasi rasa frustasi
dengan baik karena perasaan harga diri ini sangat penting untuk mengurangi stres
secara efektif. (Nation Safety Council, 2003,p.14).
Masalah gangguan konsep diri; harga diri rendah akan memberikan dampak
negatif pada klien diantaranya klien akan merasa malu, minder akan keadaan
dirinya dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. Kemudian dengan
adanya frustasi, depresi dan rasa tidak mampu,atau tidak berdaya akan
mempengaruhi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya,
misalnya klien menjadi tidak mampu dalam hal perawatan diri, dan kebutuhan
spiritualnyapun akan terganggu bahkan timbul waham agama.
Dengan adanya krisis multi dimensi, gaya hidup dan persaingan hidup yang
berat banyak individu yang tidak mampu bertahan sehingga menyebabkan
individu tersebut mengalami gangguan fisik maupun mental yang berat. Maka
dari itu dengan banyaknya prevalensi orang yang terkena ganguan jiwa
khususnya harga diri rendah maka penulis tertarik untuk mengangkat studi
khusus tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ganguan konsep diri;
harga diri rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Harga Diri Rendah


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart, Gail, W, 1998). Konsep diri rendah
adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu dalam hubungan dengan orang lain (Suliswati, 2005). Harga diri rendah
adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif,
dapat seara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Town, send, Maryc,
1998). Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang kemampuan diri (Carpenito,
2000). Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi
diri negative yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama (Lynda
wall, edisi 8, 2001). Harga diri rendah adalah penilaian individu tentng nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
sesuai dengan ideal diri ( Keliat, Budi, Anna, 2005)
2.2 Tanda dan gejala
1. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak)
karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS
menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
3. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
memang bodoh dan tidak tahu apa – apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu
orang lain, lebih suka menyendiri.
5. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin
memilih alternatif tindakan.
6. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram
mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda –
tanda sebagai berikut :
1. Produktivitas menurun.
2. Mengukur diri sendiri dan orang lain.
3. Destructif pada orang lain.
4. Gangguan dalam berhubungan.
5. Perasaan tidak mampu.
6. Rasa bersalah.
7. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
8. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
10. Pandangan hidup yang pesimis.
11. Keluhan fisik.
12. Pandangan hidup yang bertentangan.
13. Penolakan terhadap kemampuan personal.
14. Destruktif terhadap diri sendiri.
15. Menolak diri secara sosial.
16. Penyalahgunaan obat.
17. Menarik diri dan realitas.
18. Khawatir.
Menurut Budi Anna Keliat, 1999. Tanda dan Gejala HDR antara lain :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
2.3 Psikodinamika
1. Etiologi
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi
secara:
a. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, diceraikan suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuau terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
1) Pada klien yang dirawat dapat terjadi HDR, karena privacy yang
kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemeriksaan alat yang tidak sopan (pencukuran
kumis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan sturktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit atau penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat, klien ini mempunyai cara berfikir yang
negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya.
2. Proses perjalanan penyakit
Konsep diri dipelajari melalui kontak social dan pengalaman pribadi
individu berhubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia luar
dirinya, konsep diri berkembang terus mulai dari bayi hingga lanjut usia.
Konsep diri belum ada saat saat bayi dilahirakan, tetapi mulai berkembang
secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain dan mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan orang
lain. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan berbicara
individu, pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep
diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu.
Perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai
kesempatan untuk mengidentifikasi perilaku orang lain dan mempunyai
penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian
ideal diri atau cita-cita / harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dari menganalisa
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering
mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya
rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima
lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatkanya usia dan
terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen
menyatakan ada 4 hal yang dapat meningkatkan harga diri anak, yaitu:
a. Memberi kesempatan untuk berhasil;
b. Menanamkan idealisme;
c. Mendukung aspirasi atau ide;
d. Membantu membentuk koping.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
3. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi citra tubuh:Kehilangan/ kerusakan bagian
tubuh (anatomi dan fisiologi);
a) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit;
b) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh;
c) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.
2) Faktor yang mempengaruhi harga diri:
a) Penolakan;
b) Kurang penghargaan;
c) Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,
terlalu dituntut;
d) Persaingan antar saudara;
e) Kesalahan dan kegagalan berulang;
f) Tidak mampu mencapai standar.
3) Faktor yang mempengaruhi peran:
a) Sterotifik peran seks;
b) Tuntutan peran kerja;
c) Harapan peran cultural.
4) Faktor yang mempengaruhi identitas:
a) Ketidak percayaan orang tua;
b) Tekanan dari “peer group”;
c) Perubahan struktur social.
4. Faktor presipitasi
1) Trauma
Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa
terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa
sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering
dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran, dan terlalu banyak
peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan yang
bertentangan dan tidak dapat dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila
individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau bingung
tentang peran yang sesuai.
3) Putus obat
Putus obat dapat mengakibatkan mekanisme koping berjalan tidak baik
pada orang dengan gangguan jiwa.
5. Komplikasi
a. Perilaku kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
b. Isolasi sosial.
c. Waham.
6. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk
menanggulangi stress. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi
usaha pemecahan masalah langsung.
1) Pertahanan jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari kritis,
misalnya: kerja keras, nonton, dll.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misalnya: ikut kegiatan social, politik, agama, dll.
c) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri,
misalnya: kompetisi pencapaian akademik.
d) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan,
misalnya: penyalahgunaan obat.
2) Pertahanan jangka panjang
a) Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
potensi diri individu.
b) Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-
nilai harapan masyarakat.
3) Mekanisme pertahanan ego
a) Fantasi;
b) Dissosiasi;
c) Isolasi;
d) Proyeksi;
e) Displacement;
f) Marah atau amuk pada diri sendiri.
4) Sumber koping
Sumber koping adalah suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan
strategi seseorang.
1) Individu;
2) Keluarga;
3) Teman bermain;
4) Masyarakat.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DISIPLIN MINUM OBAT PADA
PASIEN DENNGAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Bidang Studi : Keperawatan Jiwa


Topik : Disiplin Minum Obat
Sasaran : Ny.W dan Keluarga
Tempat : Rumah Ny.W di Desa Bandungrejo Kec. Bantur
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 November 2021 Pukul. 08.00 WIB
Waktu : 1 x 20 menit

3.1 Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 20
menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah diberi penyuluhan /pendidikan kesehatan/pembelajaran selama 20
menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menyebutkan manfaat obat
2. Menyebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat
3. Menyebutkan 5 benar pemberian obat
4. Menyebutkan tanda-tanda kekambuhan
3.3 Pokok Materi Penyuluhan
1. Manfaat Obat
2. Akibat dari ketidakpatuhan minum obat
3. 5 benar pemberian obat
4. Tanda-tanda kekambuhan
3.4 Kegiatan Belajar Mengajar
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : leaflet
Langkah-langkah kegiatan
3.4.1 Kegiatan Pra Pembelajaran
Mempersiapkan materi, media dan tempat

3.4.2 Membuka Pembelajaran (5 menit )


a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
e. Apersepsi/menggali kemampuan tentang materi yang akan
dijelaskan
3.4.3 Kegiatan Inti (15 menit)
a. Sasaran menyimak penjelasan materi melalui metode ceramah tanya
jawab dan penggunaan media leaflet.
b. Sasaran mengajukan pertanyaan terkait materi-materi yang belum
dipahami, kemudian dijawab oleh penyuluh
3.4.4 Penutup (5 menit)
a. Pemateri mengajukan pertanyaan secara lisan sebagai evaluasi
b. Pemateri memberikan kesempatan untuk bertanya kepada responden.
c. Pemateri menyimpulkan materi.
d. Memotivasi untuk disiplin minum obat.
e. Memberi salam.
3.5 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa STIKES
Kendedes Malang.
2. Evaluasi Proses
a. Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
b. Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri.

Soal Pre dan Post Test


Bentuk : Pertanyaan
Jenis tes : Demonstrasi
Butiran soal
1. Sebutkan manfaat Obat
2. Sebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat
3. Sebutkan 5 benar pemberian obat
4. Sebutkan tanda-tanda kekambuhan
DAFTAR NAMA PESERTA PENYULUHAN

Topik :

Sasaran :

Tempat :

Hari/tanggal :

Waktu :

No. Nama Alamat Tanda tangan


1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.
10. 10.

BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES

DINDA SILVIA KHUSNUL KHOTIMAH

1801100478

Pada hari tanggal

Telah dilakukan kegiatan : Pendidikan kesehatan

Tema kegiatan : Disiplin minum obat

Tempat : Rumah Ny.W

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, November 2021

MENGETAHUI
(…………………………) (…………………………)

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Faktor yang
mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag
tidak realistis.
4.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan
pemahaman tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah harga
diri rendah penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi
masalah ketidakpatuhan minum obat guna mengatasi kekambuhan pada
pasien dengan masalah harga diri.

Anda mungkin juga menyukai