COMBUSTIO
Oleh :
(1801100478)
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
2021/2022
A. Definisi
1. Berdasarkan penyebab
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan biasanya
sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari.
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis. Luka bakar
derajat II ada dua :
1) Derajat II dangkal (superficial)
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum.
b. Luka bakar sedang (moderate burn)
2. Thermal : Api, air panas, kontak dengan objek panas, berjemur, sinar
ultraviolet (luka bakar karena sinar panas matahari).
3
3. Chemical : Organo phospat, acid (asam), korosi, alkalis.
C. Tanda Gejala
Kedalaman Dan
Gejala Penampilan Luka
Penyebab Luka Bakar
Derajat Satu Kesemutan, Memerah, menjadi putih
(Superfisial): tersengat hiperestesia ketika ditekan minimal
matahari, terkena api (supersensivitas), rasa atau tanpa edema
dengan intensitas nyeri mereda jika
rendah didinginkan
Derajat Dua (Partial- Nyeri, hiperestesia, Melepuh, dasar luka
Thickness): tersiram sensitif terhadap udara berbintik-bintik merah,
air mendidih, terbakar yang dingin epidermis retak,
oleh nyala api permukaan luka basah,
terdapat edema
Derajat Tiga (Full- Tidak terasa nyeri, Kering, luka bakar
Thickness): terbakar syok, hematuria berwarna putih seperti
nyala api, terkena (adanya darah dalam bahan kulit atau gosong,
cairan mendidih dalam urin) dan kulit retak dengan bagian
waktu yang lama, kemungkinan pula lemak yang tampak,
tersengat arus listrik hemolisis (destruksi terdapat edema
sel darah merah),
kemungkinan terdapat
luka masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)
4
D. Patofisiolog
5
E. Komplikasi
2. Sindrom kompartemen
5. Syok hipovolemik
1. Darah Lengkap
Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan PaO2 atau PaCO2.
3. Elektrolit Serum CoHb
4. BUN 6
6. Bronkoskopi
Berguna dalam diagnosa luas cedera inhalasi hasil dapat meliputi edema,
pendarahan/tukak pada saluran pernafasan atas.
7. Scan Paru
Pertolongan pertama :
1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen pada api yang menyala.
2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek tornikuet,
karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem.
3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit.
Akan tetapi, cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luaskarena
bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada luka
bakar apapun.
Penatalaksanaan medis :
1. Pemberian cairan
a. Cara Evans
b. Cara Baxterr
3. Pemberian antibiotic
5. Bedrest
6. Debridement
7. Meningkatkan nutrisi.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Pola kebiasaan
1) Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal);
sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
8
2) Makan minum :
Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang
dihabiskan susunan menu, keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu
MRS, dan yang terpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit, terutama
menyangkut dengan keluhan utama pasien yaitu kesulitan menelan
3) Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan
bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20%
sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
4) Gerak aktifitas:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
5) Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan
apakan ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien
6) Kebersihan diri :
Kaji frekuensi mandi pasien sehari berapa kali , di bantu atau tidak , menggunakan
sabun atau tidak . kaji juga frequensi kebersihan mulut dan rambut pasien.
7) Pengaturan suhu tubuh :
Kaji apakah pasien memiliki masalah dengan pengaturan suhu tubuh , apakan
pasien merasa meriang atau kedinginan.
8) Rasa Nyaman
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
9) Rasa aman :
Kaji perasaan pasien apakah memiliki rasa takut atau cemas dan kaji juga
alasannya.
10)Data sosial:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
11)Prestasi dan produktivitas : 9
Kaji apakah pasien memiliki prestasi dan apakah keadaan sekarang mempengaruhi
prestasinya tersebut.
12)Rekreasi : Kaji aktivitas rekreasi pasien , apakah pasien sering melakukan aktivitas
rekreasi dan kaji juga frekuensinya.
13)Belajar : Kaji tentang pengetahuan pasien tentang penyakitnya.
14)Ibadah : Kaji status agama pasien dan frequensi ibadah pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran pasien
Bangun tubuh
Postur tubuh
Cara berjalan
Gerak motorik
Keadaan kulit (turgor , luka , kebersihan)
Gerak kardial
2. Pemeriksaan organ tubuh lain secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo
kearah kauda terhadap semua organ tubuh antara lain
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Leher
Dada Abdomen
Genetalia
Muskuloskeletal
Dan integumen
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan edema dan efek
inhalasi asap.
b. Kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
dan kehilangan cairan.
c. Nyeri berhubungan dengan luka bakar. 10
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan
terganggunya respon imun.