Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ISK

Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Dinda Silvia Khusnul Khotimah

1801100478

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

2021/2022
I. KONSEP TEORI

A. Definisi

Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya


mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis
Huda ; 2009).
Jenis infeksi saluran kemih, antara lain :
1. Kandung kemih (sistisis)
2. Urethra ( Uretritis)
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal ( Pielonefritis)

Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (Simple)
ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik maupun
fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita
dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman penyebab sulit
untuk diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik, sering menyebabkan bakterimia, sepsis, hingga shok. Infeksi saluran
kencing ini terjadi bila terdapat keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks vesiko urethral
obstruksi, atoni kandung kemih,paraplegia, kateter kandung kemih menetap
dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c. Gangguan imunitas
d. Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.

B. Etiologi

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi Saluran Kencing :

a. E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated


b. Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK Complicated
c. Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan lain –lain .

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :


a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan
kandung kemih yang kurang efektif.
b. Mobilisasi yang menurun
c. Nutrisi yang kurang baik
d. Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
e. Adanyahambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

3. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya

a. Sistis
1) Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke
kandung kemih.
2) Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim,
dikarenakan uretra yang cidera.
3) Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih dan
vagina )
4) Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama penbedahan
b. Urethritis
1) Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari usus
besar sampai ke vagina melalui anus.
2) Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual.
3) Paling sering disebabkan oleh gonococus
c. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang tertahan
pada kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang pada prostat
C. Manifestasi Klinis
1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa
berwarna putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada
darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah
mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual dan
muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh,
dapat memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia

D. Patofisiologi

Menurut Nurharis Huda Amin, yang dikutip dari Masjoer Arif, (2003) Infeksi
Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus urinarus yang disebabkan
oleh masuknya mikroorganisme patogenik dengan atau tanpa disertainya tanda dan
juga gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk bisa dikarenakan penggunaan steroid
jangka panjang, makanan yang terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia
lanjut, anomali saluran kemih, higine yang tidak bersih, dan hubungan seksual yang
tidak sehat, serta akibat dari cidera uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai
kandung kemih, prostat, uretra, dan juga ginjal
Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin teradi akibat
dari obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di vesika urinaria serta
penebalan diding vesika, ketika hal ini terjadi maka menyebabkan penurunan
kontraksi vesika sehingga menimbullkan tahanan pada kandung kemih, urin yang
tertahan pada kandung kamih dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 12 jam )
merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme patogen seperti
E. coli, Klabsiella, prosteus, psudomonas, dan enterobacter.

Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan respon
pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus sistem pertahanan
tubuh untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan menyebabkan peningkatan
metabolisme dan muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu di fagosit oleh
sistem imun kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia skunder yang
menjalar ke ureter sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada ureter,
umumnya ketika hal ini terjadi maka akan menyebabkan pasien mengalami oliguria.
Selain itu ketika proses peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan
kontraksi uretra dan memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi syaraf perifer.

Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang hipotalamus
sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di bagian yang terinfeksi.
Akumulasi etiologi dan faktor Makanan
resiko infeksi mikroorganisme, jaringan parut ->
terkontaminasi,
penggunaan steroid jangka total tersembat
mikroorganisme
panjang, usia lanjut, anomali masuk lewat mulut
saluran kemih, cidera urethra,

HCL (Lambung )

tidak Hidup
Hidup

Berkembang di usus Resiko Infeksi Peningkatan


terutama pleg player tekanann di Vesika
urinaria

Kuman mengeluarkan
endotoksin Penebalan dinding
vesika urinaria
Bakteremia primer

Penurunan Kontraksi
Tidak di fagosit di fagosit otot vesika urinaria

Mati Sulit berkemih


Bakteremia skunder
RETENSI URIN

Ureter Hipotalamus Reinteraksi


abdominal
Iritasi uretral Menekan termoregulator

Oliguria Hipertermia

Cepat lelah
GANGGUAN ELIMINASI URIN

Intoleransi aktivitas
Peradangan

Depresi syaraf perifer


Peningkatan frekuensi/
dorongan kontraksi Nurharis Huda Amin :
uretral Nyeri Akut 2013, hal 374
Sesak

1. Gagal ginjal
2. Pielonefritis
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
b. Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
2. Pengukuran berat derajat obstruksi
a. Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan (normal,sisa urin
kosong dan batas intervensi sisa urin lebih dari 100 cc)
b. Pancaran urin (oroflowmetri)
syarat : jumlah urin dalam vesika 125 sampai dengan 150 ml. Angka normal rata-
rata 10-12 ml/ detik, obstruksi ringan
3. Pemeriksaan lain
a. BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram)
adalah studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran kemih, dilakukan untuk
menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.
b. Trans abdominal USG
Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke buli-buli, yang
dipakai untuk meramalkan derajat berat obstruksi apabila ada batu di dalam
vesika.
c. Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada bladder.

H. Penatalaksanaan

1. Pemberian agens antibakterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari


traktus urinarius dengan efek minima terhadap flora fekal dan vagina dengan
demikian memperkecil infeksi ragi vagina.
2. Variasi program pengobatan telah mengobat infeksi saluran kemih ini,
misalnya dosis tunggal program medikasi short cause (3-4 hari) atau long
course (7-10 hari).
3. Penggunaan medikasi mencakup sulfisoxasol, sulfamethoxazole.
4. Pemakaian antimikrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi
5. jika kekambuhan terjadi setelah agens mikrobial selesai diberikan, maka
program short medikasi (3-4 hari) dari terapi antimikrobial dosis penuh
diberikan
6. jika kekambuhan tidak terjadi, maka medikasi diberikan setiap malam
berikutnya selama 6-7 bulan.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Lengkap.

1. Data Biografi.

a. Identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian,catatan kedatangan.
b. Keluarga terdekat yang dapaat dihubungi yaitu nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan sumber informasi, beserta nomor telpon.

2. Riwayat kesehatan atau perawatan.

a. Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit. Biasanya klien mengeluhkan nyeri
pada saat miksi, pasien juga mengeluh sering buang air kecil berulang ulang
(anyang-anyangan) terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin
miksi yang sangat mendesak.
b. Riwayat kesehatan sekarang
a. pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama, dan harus
mengedan.
b. Pasien mengeluh sering bak berulang.
c. Pasien mengeluh sering miksi di malam hari
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah pasien pernah menderita infeksi saluran kencing sebelumnya, dan
apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan keluhan yang
sama.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah menderita
penyakit yang sama dengan penyakit pasien sekarang.

3. Pola fungsi kesehatan.

Meliputi pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme,
pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan tidur, pola kongnitif
dan persepsi, persepsi diri dan konsep diri, pola peran hubungan, pola seksual dan
reproduksi, pola koping dan toleransi stress, keyakinan dan kepercayaan.

4. Pemeriksaan Fisik

Pada waktu mlakukan inspeksi keadaan umum pasien mengalami tanda-tanda


penurunan mental seperti neuropati perifer, Pada waktu palpasi adanya nyeri
tekan pada bagian kandung kemih.
a. data dasar pengkajian pasien
1) Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal )
2) Eliminasi
gejala :
a) penurunan kekuatan/dorongan aliran urin tetsan
b) keraguan pada berkemih awal
c) ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap ,
dorongan dan frekuensi berkemih
d) nokturia , disuria, dan hematuria
e) duduk untuk berkemih
f) infeksi saluran kencing berulang, dan riwayat batu
g) konstipasi (prostrusi prostat kedalam rectum)
3) Makanan/cairan
gejala :
a) Anoreksia, mual dan muntah
b) Penurunan berat badan
4) Nyeri/kenyamanan
gejala :
a) Nyeri suprapubik, panggul atau punggung, tajam, kuat (pada prostales
akut)
b) Nyeri punggung bawah
5) Seksualitas
gejala :
a) Masalah tentang efek kondisi/ penyakit kemampuan seksual
b) Takut inkontinensia/ menetes selama hubungan intim
c) penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi
6) Aktivitas istirahat
a) Riwayat pekerjaan
b) lamanya istirahatAktivitas sehari-hari
c) Pengaruh penyakit terhadap aktivitas
d) Pengaruh penyakit terhadap istirahat
7) Higine
a) Penampilan umum
b) ADL (Activity Daily Live)
c) Kebersiahn mandi
d) Frekuensi Mandi
8) Integritas ego
a) Pengaruh penyakit terhadap stress
b) gaya hidup
c) Masalah financial
9) Neurosensori
a) Apakah ada sakit kepala
b) Status mental
c) Ketajaman pengellihatan
10) Pernapasan
a) Apakah ada sesak napas
b) Riwayat merokok
c) Frekuensi pernapasan
d) Bentuk dada
e) Auskultasi suara napas
11) Interaksi sosial
a) Status perkawinan
b) Hubungan dalam masyarakat
c) Pola interaksi keluarga
d) Komunikasi verbal dan non verbal

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung kemih dan
struktur traktus urinarius lainnya.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun strikur urinari lainnya.
3. Retensi urin berhubungan dengan sumbatan, tingginya tekanan urethra yang
disebaabkan oleh kelamahan destrusor, inhibisi arkus refleks, sfingter yang
kuat )
4. Hipertermi
5. Intoleransi aktivitas
(Nurharis Huda Amin : 2013 hal 373)

Anda mungkin juga menyukai