Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“ INFEKSI SALURAN KEMIH ”

Dosen Pembimbing : 1. Ilah Muhafilah, S.Kp., M.Kes


2. Ns. Martha K. Silalahi, S. Kep., M.Kep
3. Ns. Seven Sitorus, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.MB

Disusun oleh:

Annisa Azzahra (1032181035)

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA
T.A 2021 - 2022
A. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi
parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna
(Soegijanto, 2005).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi salurankemih dapat terjadi
baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering menderita dari pada pria (Sudoyo Aru,dkk,2009).

B. Etiologi
Escherichia coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela,
enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (Sudoyo, Aru, dkk, 2009).
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a. EscherichiaColi : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple
b. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif.
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran darah
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat berbagai jenis orgnisme dapat
menyebabkan ISK.

Escherichia coli (80% kasus) dan organism enterik garam-negatif lainny


merupakan organisme yang paling seringmenyebabkan ISK : kuman ini biasanya
ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yag menyebabkan ISK
antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus,
Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse-negatif. Beberapa faktor
menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-kanak (Wong, 2008).
Faktor Risiko
Dibanding pria, wanita lebih berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini
karena panjang uretra wanita lebih pendek dari pada pria, sehingga bakteri dari luar lebih
mudah mencapai kandung kemih.
Infeksi saluran kemih pada wanita umumnya terjadi akibat perpindahan bakteri dari
anus ke lubang uretra saat bercebok. Hal ini bisa terjadi jika bagian yang dibersihkan
terlebih dahulu adalah anus, bukan area kemaluan.
Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih adalah:
a. Hamil
b. Aktif melakukan hubungan seksual
c. Menopause
d. Baru menjalani tindakan media atau operasi pada saluran kemih
e. Penggunaan kateter urine untuk jangka panjang
f. Kelainan pada saluran kemih sejak lahir
g. Cedera pada saraf di sekitar kandung kemih yang menghambat pengeluaran urine
h. Penyumbatan di saluran kemih, misalnya karena batu ginjal atau pembesaran
kelenjar prostat
i. Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat diabetes atau sedang menjalani
kemoterapi
j. Penggunaaan alat kontrasepsi diafragma atau kondom dengan pelumas spermisida
C. Patoflow

Akumulasi etiologi dan faktor risiko

Kelainan Obstruksi dan Mikroorganisme Kurang


Kongenital gangguan Pengetahuan
neurogenik
Kurang personal
hygiene saluran
Fungsi kutub Kelainan Reflek kemih bawah
uretrove sikuler anatomi pengaliran
menurun tidak lancar Uretra
Ureter
sempit Urine statis
di VU

Penimbunan Distensi, Nyeri


cairan & kuman pinggang

Aliran balik Reflek renointestin

Perkembangan Mual, muntah,


kuman meningkat anoreksia

Infeksi saluran
Kekurangan
kemih
volume cairan

Respon peradangan
c c
Rasa sakit & panas c Kandung kemih
pada simpisis, Hipertermi tidak kuat
dysuria menampung urine c
Polakisuria,
c urgensi
Nyeri Akut
Gangguan
eliminasi urin
D. Manifestasi Klinis
Gejalanya tak selalu terlihat atau terasa. Tapi gejala umumnya meliputi:
1. Keinginan kuat dan konstan untuk berkemih, sehingga frekuensi berkemih meningkat
atau sering disebut anyang-anyangan
2. Ada sensasi terbakar saat berkemih
3. Sering berkemih tapi dalam volume sedikit
4. Urine tampak keruh
5. Urine berwarna kemerahan atau coklat
6. Bau urine tidak sedap dan menyengat
7. Disertai nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang

E. Komplikasi
ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis.
Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal, komplikasi
pada masa kehamilan seperti preeklampsia. Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah
mengalami episode pielonefritis akut. Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain
umur muda, keterlambatan pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK, infeksi berulang,
RVU, dan obstruksi saluran kemih (Pardede et al, 2011). Sedangkan menurut Purnomo
(2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu:
a. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
b. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.

F. Pengkajian
a. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh
b. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
1) Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
2) Adakah obstruksi pada saluran kemih?
c. Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
1) Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
2) Imobilisasi dalam waktu yang lama.
3) Apakah terjadi inkontinensia urine?
d. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
1) Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi faktor predisposisi
terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
2) Adakah disuria?
3) Adakah urgensi?
4) Adakah hesitancy?
5) Adakah bau urine yang menyengat?
6) Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
7) Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah?
8) Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian
atas?
9)  Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
e. Pengkajian psikologi pasien:
1) Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah
dilakukan?
2) Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.

Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat


menyeluruh yaitu :
a. Data biologis meliputi :
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung
b. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3) Riwayat penyakit DM, jantung.
c. Pengkajian fisik :
1) Palpasi kandung kemih
2) Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
d. Riwayat psikososial : Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan Persepsi terhadap
kondisi penyakit.
e. Mekanisme koping dan sistem pendukung Pengkajian pengetahuan klien dan
keluarga:
1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis (Doengoes, 2015)

G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi saluran kemih
(ISK) yaitu :
1. Biopsi ginjal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan
untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya, electron,
atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang ultrasonic
melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung kemih.
3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati si skrotum
dan testis.
4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran sempit dan
analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat.
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril Pemeriksaan
urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria, (Leukosit >5/LPB), Hematuria
(eritrosit >5/LPB)

H. Diagnosa, Kriteria Hasil, Intervensi


a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien memperlihatkan
tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Nilai kultur urine negative
3) Urine berwarna bening dan tidak bau
Intervensi :
1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu di atas 38,50°C
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2) Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui / mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3) Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mencegah stasis urine
4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultuur dan sensivitas untuk menentukan
respon terapi.
Rasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan
penderita.
5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komlit setiap kali
kemih.
Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih.
6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat
infeksi uretra

b. Perubahan pola eliminasi urine ( disuria, dorongan, frekuensi dan atau nokturia )
yang berhubungan dengan ISK.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam
2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
3) Klien dapat BAK dan berkemih
Intervensi :
1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui
input / output
2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam kandung
kemih.
3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional : Untuk memudahkan klian dalam berkemih.
4) Bantu klien ke kamar kecil , memakai pispot / urinal.
Rasional : Untuk memudahkan klien untuk berkemih.
5) Bantu klien mendapatkan poosisi berkemih yang nyaman.
Rasional : Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
c. Nyeri yang berhubungan dengan ISK
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien merasa
nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :
1) Pasien mengatakan / tidak ada keluhan pada saat berkemih
2) Kandung kemih tidak tegang
3) Passien tampak tenang
4) Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1) Kaji inensitas, lokasi dan faktor yang memberatkan atau meringankan nyeri.
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi.
2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot.
3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jikatidak ada kontra indikasi.
Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih.
4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri.

d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentangproses


penyakit, metode pencegahan, dan intruksi perawatan di rumah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-
tanda gelisah.
Kriteria Hasil :
1) Klien tidak gelisah
2) Klien tenang
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan
dan pengobatan
3) Beri suport pada klien
Rasional: Agar klien mempunyai semangat dan percaya diri tinggi terhadap
perawatan atas kesembuhannya.
4) Beri dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada tuhan YME.
Beri suport pada klien.
5) Beri penjelasan terhadap penyakitnya
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.

I. Evaluasi
Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
a. Nyeri yang menetap atau bertambah
b. Perubahan warna urine
c. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing
menetes setelah berkemih

J. Sumber Pustaka
Rani Purnama Sari, Muhartono.2018. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan
Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Pada Karyawan Wanita di Universitas
Lampung, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2005.Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6 Volume 2 Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai