MAHASISWA:
NIM. 1490121024
2021
PENGERTIAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikkrogranisme
didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bahkteri, virus,
atau mikroorgasnisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik dipria maupun di wanita dari
kalangan usia. (Nanda Nic-Noc,2015). Penyakit ini jika tidak ditangani dengan cepat maka akan
terjadi komplikasi yang berat.
ETIOLOGI
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : usia,gender, prevalensi bahkteriuria, dan factor
predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut
menurut jeni mikrogranisme dan usia :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang
kurang efektif.
a. Mobilitas menurun
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Buku Nanda Nic-Noc,2015
1. Anyang-anyangan ataurasaingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba untuk berkemih
namun tidak ada air kemih yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing , aie kencingnya bisa berwarna
putih,cokelat atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
3. Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila ada darah
5. Demam atau mengigil, yang dapat menandakan adanya infeksi telah mencapai
ginjal( diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual dan muntah
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat memicu terjadinya kanker kandung kemih.
7. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat meneyrupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia problem minum dan
sianosis (kebiruan).
8. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia kencing meningkat,
nyeri perut atau pinggang, mengompol anyang anyang (polakisuria) dan bau kencing yang
menyengat.
ANATOMI FISIOLOGIS
System urinaria terdiri dari 2 ginjal, 2 ureter, vesika urinaria, uretra. Sistem urinaria
berfungsi sebagai system ekskresi dan cairan tubuh. Ginjal berfungsi untuk membentuk atau
menghasilkan urin dan saluran kemih lainya berfungsi untuk mengekresikan dan
mengeliminasi urin. Sel-sel tubuh memperoduksi zat sisa seperti urea, kreatinin, dan ammonia
yang harus disekresikan dari tubuh sebelum terakumulasi dan menyebabkana toksik bagi
tubuh. Selain itu ginjal juga berfungsi untuk regulasi volume darah tubuh, regulasi elektrolit
yang terkandung dalam darah , regulasi kesimbangan asam basa, dan regulasi seluruh cairan
jaringan tubuh. Saluran kemih bagian atas adalah ginjal, sedangkan ureter, kandung kemih
( vesika urinaria) dan uretra merupakan saluran kemih bagian bawah.
Ginjal memiliki tiga bagian yaitu korteks, medulla dan pelvis renal. Bagian paling
superficial adalah kontreks renal, yang tampak bergranula. Disebalah dalamnya terdapat
bagian lebih gelap, yaitu medulla renal. Ujung ureter yang berpangkal di ginjal. Berbentuk
corong lebar disebut pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor
yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor. Ari kaliks minor, urin
masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudan ureter, sampai ahkirnya ditampung didalam
kandung kemih.
Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing menyambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria). Panjangnya kira-kira 25-30 cm, dengan penampang = 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Kandung kemih adalah kandung yang terbentuk dari otot tempat urin mengalir dari
uereter. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritoneum) . Bagian ahkir
yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh ialah uretra.
PATOFISIOLOGI
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bahkteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih dan
berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal.
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dan mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikrooganisme kedalam saluran kemih dan berkembang
biak di dalam media urin. Mikrooganisme penyebab ISK umumnya berasal dari floraususu dan
hidup secara komersal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perineum, dan sekitar
anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah
atau uretra, kemudian naik kekandung kemih dan dapat sampai ke ginjal.(Thesis
Prasetyoningsih,2018).
PATWEY
Akumulasi etiologi
dan factor resiko Jaringan parut total
( infeksi, Makanan terkontaminasi tersumbat
mikroorganisme, mikroorganisme masuk
penggunaan steroid lewat mulut
dalam jangkab Obstruksi saluran kemih
panjang, usia lanjut, yang bermuara keveskila
anomaly saluran HCL ( Lambung )
urinarius
kemih, cidera
uretra,riwayat isk
Retensi Urin
Bakteremia Sekunder Pembuluh darah kapiler
Gangguan eliminasi
urine
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta jumlah
kuman/ml urine
- Ultrasonogram
- Isotop scanning
PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
- Istirahat
2. Tindakan Keperawatan
1. Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan antibiotic antara lain
cefotaxime,cefriaxon,kontrimoxsazol,trimetoprin,fluoroquinulon,amoksisiklin,doksisiklin
,aminoglikosid.
2. Bila ada tanda- tanda urosepsis dapat diebrikam implement atau kombinasi penisilin
dengan aminoglikosida.
3. Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantion atau sefalosoprin. ( Nanda
Nic-Noc,2015)
4. Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur urin ditemukan E.coli .200.000 yang
sensitive cefoperazon. (Rosalinda Rizka,2019)
5. Nanopartikel Perak mempunyai kegunaan dalam antibahkteri penyebab luka infeksi.
(Sirajudin,dkk,2016).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari
bantuan
Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan klien sekarang
Riwayat peyakit dahulu : Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit
seperti ini atau sudah pernah sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada riwayat penyakit yang turun
temurun atau penyakit tidak menular
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : meliputi kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
Tanda-tanda vital : meliputi suhu, nadi, tekanan darah dan respirasi.
Keadaan fisik : meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstermitas
bawah.
- Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan, gerakan dinding
dada.
- Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit,
warna dan pengisian kapiler.
- Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru atau kerja
diafragma
- Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan, atau suara napas tambahan.
2. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal untuk mendapatkan
masalah keperawatan. Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk
mengaitkan data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan
prinsip relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan pasien dan keperawatan pasien (Setiawan, 2012).
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus
urinarius lain
2. Retensi urine b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih
3. Resiko infeksi b.d port de entry kuman.
4. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 2.