Anda di halaman 1dari 13

PENUGASAN INDIVIDU:

“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah


(KMB)

Dosen Pembimbing: Saurmian Sinaga, S. Kep., Ners., M.Kep

MAHASISWA:

RUT MARTAFINA JAMBORMIAS

NIM. 1490121024

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN XXVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2021
PENGERTIAN

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikkrogranisme
didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bahkteri, virus,
atau mikroorgasnisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik dipria maupun di wanita dari
kalangan usia. (Nanda Nic-Noc,2015). Penyakit ini jika tidak ditangani dengan cepat maka akan
terjadi komplikasi yang berat.

ETIOLOGI

Menurut buku Nanda Nic-Noc 2015)

ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : usia,gender, prevalensi bahkteriuria, dan factor
predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut
menurut jeni mikrogranisme dan usia :

1. Jenis- jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK antara lain :

a. Escherichia coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)

b. Pseudomonas,Proteus , Klebsiella, : Penyebab Isk Complicated

c. Enterobacter, staphyloccus epidemidis,enterococci, dan lain-lain.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang
kurang efektif.

a. Mobilitas menurun

b. Nutrisi yang sering kurang baik

c. System imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

d. Adanya hambatan pada aliran urin.

e. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prosat.

MANIFESTASI KLINIS
Menurut Buku Nanda Nic-Noc,2015

1. Anyang-anyangan ataurasaingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba untuk berkemih
namun tidak ada air kemih yang keluar.

2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing , aie kencingnya bisa berwarna
putih,cokelat atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.

3. Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila ada darah

4. Nyeri pada pinggang

5. Demam atau mengigil, yang dapat menandakan adanya infeksi telah mencapai
ginjal( diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual dan muntah

6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat memicu terjadinya kanker kandung kemih.

7. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat meneyrupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia problem minum dan
sianosis (kebiruan).

8. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia kencing meningkat,
nyeri perut atau pinggang, mengompol anyang anyang (polakisuria) dan bau kencing yang
menyengat.

ANATOMI FISIOLOGIS
System urinaria terdiri dari 2 ginjal, 2 ureter, vesika urinaria, uretra. Sistem urinaria
berfungsi sebagai system ekskresi dan cairan tubuh. Ginjal berfungsi untuk membentuk atau
menghasilkan urin dan saluran kemih lainya berfungsi untuk mengekresikan dan
mengeliminasi urin. Sel-sel tubuh memperoduksi zat sisa seperti urea, kreatinin, dan ammonia
yang harus disekresikan dari tubuh sebelum terakumulasi dan menyebabkana toksik bagi
tubuh. Selain itu ginjal juga berfungsi untuk regulasi volume darah tubuh, regulasi elektrolit
yang terkandung dalam darah , regulasi kesimbangan asam basa, dan regulasi seluruh cairan
jaringan tubuh. Saluran kemih bagian atas adalah ginjal, sedangkan ureter, kandung kemih
( vesika urinaria) dan uretra merupakan saluran kemih bagian bawah.
Ginjal memiliki tiga bagian yaitu korteks, medulla dan pelvis renal. Bagian paling
superficial adalah kontreks renal, yang tampak bergranula. Disebalah dalamnya terdapat
bagian lebih gelap, yaitu medulla renal. Ujung ureter yang berpangkal di ginjal. Berbentuk
corong lebar disebut pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor
yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor. Ari kaliks minor, urin
masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudan ureter, sampai ahkirnya ditampung didalam
kandung kemih.
Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing menyambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria). Panjangnya kira-kira 25-30 cm, dengan penampang = 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Kandung kemih adalah kandung yang terbentuk dari otot tempat urin mengalir dari
uereter. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritoneum) . Bagian ahkir
yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh ialah uretra.
PATOFISIOLOGI

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bahkteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih dan
berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal.
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dan mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikrooganisme kedalam saluran kemih dan berkembang
biak di dalam media urin. Mikrooganisme penyebab ISK umumnya berasal dari floraususu dan
hidup secara komersal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perineum, dan sekitar
anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah
atau uretra, kemudian naik kekandung kemih dan dapat sampai ke ginjal.(Thesis
Prasetyoningsih,2018).
PATWEY

Akumulasi etiologi
dan factor resiko Jaringan parut total
( infeksi, Makanan terkontaminasi tersumbat
mikroorganisme, mikroorganisme masuk
penggunaan steroid lewat mulut
dalam jangkab Obstruksi saluran kemih
panjang, usia lanjut, yang bermuara keveskila
anomaly saluran HCL ( Lambung )
urinarius
kemih, cidera
uretra,riwayat isk

Hidup Tidak Hidup

Usus terutama paling Resiko Infeksi Peningkatan tekanan VU


player

Kuman meneluarkan Peneelan dinding VU


Mati
edotoksin

Bakteremia Primer Difagosit Kontraksi otot VU

Tidak difagosit Procesia pada kulit dan Kesulitan berkemih


tidak hipertermi

Retensi Urin
Bakteremia Sekunder Pembuluh darah kapiler

Hipotalamus Ureter Reinteraksi abdominal

Iritasi ureteral Obstruksi


Menekan termoreguler

Hipertermi Oliguria Mual Muntah

Peradangan Kekurangan voklume


cairan
Peningkatan Depresi saraf perifer
frekuensi/dorongan
kontraksi uretral
Nyeri

Gangguan eliminasi
urine

( Nanda Nic-Noc , 2015)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

1. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta jumlah
kuman/ml urine

2. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis (lihat tabel):

- Ultrasonogram

- Radiografi : foto polos perut, pielografi IV, Micruting cystogram

- Isotop scanning

3. Pemeriksaan Serum Prokalsitonin untuk membantu diagnosis dini infeksi salauran


kemih. (Setri Efilona,2019)

PENATALAKSANAAN

Menurut buku NandaNic-Noc 2015

1. Non Farmakologi

- Istirahat

- Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih

2. Tindakan Keperawatan

- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk meringankan rasa nyeri

- Edukasi tentang perawatan diri terkhsuusnya pada BAK mencakup cara


membersihkan daerah genital dengan benar., dan menganjurkan klien
untuk tidak menahan BAK.
FARMAKOLOGI

1. Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan antibiotic antara lain
cefotaxime,cefriaxon,kontrimoxsazol,trimetoprin,fluoroquinulon,amoksisiklin,doksisiklin
,aminoglikosid.
2. Bila ada tanda- tanda urosepsis dapat diebrikam implement atau kombinasi penisilin
dengan aminoglikosida.
3. Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantion atau sefalosoprin. ( Nanda
Nic-Noc,2015)
4. Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur urin ditemukan E.coli .200.000 yang
sensitive cefoperazon. (Rosalinda Rizka,2019)
5. Nanopartikel Perak mempunyai kegunaan dalam antibahkteri penyebab luka infeksi.
(Sirajudin,dkk,2016).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari
bantuan
 Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan klien sekarang
 Riwayat peyakit dahulu : Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit
seperti ini atau sudah pernah sebelumnya
 Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada riwayat penyakit yang turun
temurun atau penyakit tidak menular
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
d. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : meliputi kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
 Tanda-tanda vital : meliputi suhu, nadi, tekanan darah dan respirasi.
 Keadaan fisik : meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstermitas
bawah.
- Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan, gerakan dinding
dada.
- Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit,
warna dan pengisian kapiler.
- Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru atau kerja
diafragma
- Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan, atau suara napas tambahan.
2. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal untuk mendapatkan
masalah keperawatan. Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk
mengaitkan data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan
prinsip relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan pasien dan keperawatan pasien (Setiawan, 2012).
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus
urinarius lain
2. Retensi urine b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih
3. Resiko infeksi b.d port de entry kuman.
4. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional


keperawatan Tindakan
1. Nyeri akut b.\d TUPEN : Setelah 1.identifikasi skala 1. Agar
inflamasi dan dialkukan tindakan nyeri mengetahui
infeksi uretra, 1x24 jam diharapkan tindakan apa
kandung kemih : yang
dan struktur - Keluhan berkurang dilakukan
traktus urinarius - Klien dapat sesuai dengan
lain mengalihkan rasa 2. Ajarkan latihan skala nyeri
nyerinya pernapasan dalam 2. Dapat
mengontrol
TUPAN : rasa nyeri
Setelah dialkuakn 3. Ajarkan teknik yang dirasakan
tindakan manajemen nyeri .
keperawatan 3x24 3.
jam diharapkan Mengalihkan
:Tingkat Nyeri focus klien ke
menurun hal lain
- Klien tidak sehingga dapat
meringis kesakitan mengurangi
- Klien tidak merasa rasa nyeri.
gelisah
- Berfokus pada diri
sendiri

2. Retensi urine b.d TUPEN: Setelah 1. Observasi 1. Mengetahui


peningkatan dialkukan tindakan kondisi klien perubahan
tekanan ureter, 1x24 jam diharapkan yang terjadi
sumbatan pada - klien dapar 2. Bersihkan pada klien.
kandung kemih memebrsihkan daerah perineal 2. Agar tidak
daerah genitalnya atau preposium menyebar
dengan benar dengan cairan infeksi pada
TUPAN : NaCl organ yang
Setelah dilakukan lain
tindakan 3 x 24 jam
diharapkan:Eliminasi
urine membaik :
- Tidak ada desakan
berkemih
- Berkemih menjadi
tuntas
- tidak adanya
disuria
- Frekuensi BAK
berkurang
- Karakteristik
urinenya menjadi
normal

3. Resiko infeksi TUPEN : 1.Observasi tanda- 1.Agar dapat


b.d port de entry Setelah dialkukan tanda infeksi mencegah
kuman tindakan 1x24 jam (rubor,kalor,dolor) infeksi
diharapkan : melebar sejak
- keluhan berkuarang dini
- klien dapat merasa 2. Dukungan 2. Agar tidak
nyaman perawatan diri terjadi masalah
TUPAN : Setelah BAK yang sama.
dilakukan tindakan 3.Dapat
3x24 jam diharapkan 3. Edukasi cara meningkatkan
resiko infeksi membersihkan pengetahuan
menurun : alat kelamin yang klien.
- tidak adanya nyeri benar setelah
- air seni bau khas berkemih

DAFTAR PUSTAKA
NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 2.

Setri Efilona,dkk.2019. Pemeriksaan serum prokalsitonin untuk memebantu diagnosis dini


infeksi saluaran kemih pada pasien stroke akut. The journal of medical school (JMS) Vol 52 (3).

Sirajudin,dkk.2016. Nanopartikel perak sebagai penatalaksanaan penyakit infeksi saluran


kemih.MAJORITY Vol 5(4)

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Prasetyoningsih,dkk.2019. Studi Penggunaan Antibiotik Cifrofloxacin Pada Pasien Infeksi


Saluran Kemih ( Penelitian di RSUD Dr. Sososodoro Djatikoesoemo Bojonegoro).Univerisitas
Muhamaddiyah Malang..

Rosalinda,dkk.2019. Hipernatremia dan infeksi pada geriatri. Jurnal kesehatan andalas.

Anda mungkin juga menyukai