Anda di halaman 1dari 28

Sistem Perkemihan dan

Metabolik Endokrin
Pertemuan 7
P20 UKH

Oleh:
Deoni Vioneery, S.Kep.,Ns,M.Kep
Definisi

• Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius


Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan
adanya infeksi bakteri pada saluran kemih
Klasifikasi
 Kandung kemih (sistitis) adalah (inflamasi kandung kemih) yang

paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini

dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari uretra kedalam kandung

kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau

sistoskop.

 Uretra (uretritis) adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di

golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal

disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak

seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan

dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia

frakomatik atau urea plasma urelytikum.


Con’t
 Ginjal (pielonefritis) Pielonefritis infeksi traktus
urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal,
tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau
kedua ginjal.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada
usia lanjut

ISK uncomplicated (simple)
ISK complicated
Etiologi
Mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated
(simple)
b) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK
complicated

c) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-


lain-lain.
Penyebab ISK pada usia lanjut
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat
akibat pengosongan kandung kemih yang kurang
efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun
humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Tanda dan Gejala
Secara Umum :

Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih

Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih

Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)

Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)

Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin

Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

Rasa sakit pada daerah di atas pubis

Perasaan tertekan pada perut bagian bawah

Demam

Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaitu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam

Sering berkemih pada malam hari
Con’t

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :


Mukosa memerah dan edema
Terdapat cairan eksudat yang purulent
Ada Ulserasi pada uretra
Adanya rasa gatal yang menggelitik
Good morning sign
Adanya nanah awal miksi
Nyeri pada awal miksi
Kesulitan untuk memulai miksi
Nyeri pada bagian abdomen
Con’t

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :


Disuria (nyeri waktu berkemih)
Peningkatan frekuensi berkemih
Perasaan ingin berkemih
Adanya sel-sel darah putih dalam urin
Nyeri punggung bawah atau suprapubic
Demam yang disertai adanya darah dalam urin
pada kasus yang parah.
Con’t
Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan
gejala :
Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria
Komplikasi

1. Prostatitis
2. Epididimis
3. Striktura uretra
4. Sumbatan pada vasoepididinal
Pemeriksaan Diagnostik

1. Urinalisis
 Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu
petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif
bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang
besar (LPB) sediment air kemih.
 Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10
eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
 Mikroskopis
 Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya


organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000
koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran
tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
Metode Tes
oTes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk

pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes

pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin

normal menjadi nitrit.

oTes Penyakit Menular Seksual (PMS)

oUretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,

neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

oTes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan

ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari

abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau

hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur

urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang

resisten.
Penatalaksanaan
 Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens

antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus

urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.

 Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat

dibedakan atas:
a. Terapi antibiotika dosis tunggal

b. Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari

c. Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu

d. Terapi dosis rendah untuk supresi


Con’t, ,

 Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko

kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri

persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika

muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan

sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah.

 Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole

(gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim,

septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli

telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic

urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan


Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Data biologis meliputi :
 Identitas Klien

 Identitas Penanggung

2. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Infeksi Saluran Kemih

 Riwayat pernah menderita Batu Ginjal


 Riwayat penyakit DM,Jantung
3. Pengkajian Fisik

Palpasi Kandung Kemih

Inspeksi daerah meatus :

a) kaji warna, jumlah, bau dan kejernihan urine

b) kaji pada costovertebralis

4. Riwayat Psikososial

Usia,Jenis Kelamin, Pekerjaan,Pendidikan

Persepsi terhadap kondisi penyakit

Mekanisme Koping dan sistem pendukung


5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga
Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan
penyakit
Pemahaman tentang pencegahan,perawatan dan
terapi medis.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan
dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan
dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber
informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan
inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur
traktus urinarius lain.
Kriteria evaluasi:
 Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi
panggul
Intervensi:
1. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud
an pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam
dan pantau hasil urinalisis ulang
 Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan
atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
Con’t
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10)
penyebaran nyeri.
 Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi
dan penyebab nyeri
3. Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung,
lingkungan istirahat;
 Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan
tegangan otot.
4. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus
 Rasional: membantu mengarahkan kembali perhatian
dan untuk relaksasi otot.
Dx 2: Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi
mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus
urinarius lain.
Kriteria Evaluasi:
 Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan
berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi:
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin
 Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
adanya komplikasi
2. Tentukan pola berkemih pasien
3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
 Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
4. Kaji keluhan kandung kemih penuh
 Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi
jaringan(kandung kemih/ginjal)
Dx 3: Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
Kriteria Evaluasi: menyatakna mengerti tentang
kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan,
dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
1. Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan
datanng
 Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
2. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan
untuk mencegah penyebaran, jelaskna pemberian
antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran
singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum
pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
 Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat
mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan
kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
3. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis
perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi
tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan
 Rasional: instruksi verbal dapat dengan mudah
dilupakan
Evaluasi
Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada
klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan
yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1. Nyeri yang menetap atau bertambah
2. Perubahan warna urine
3. Pola berkemih berubah, berkemih sering
dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing
menetes setelah berkemih.
Sekian Terima
Kasih !!!

Anda mungkin juga menyukai