Anda di halaman 1dari 34

Infeksi Traktus Urinarius

Definisi
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius
Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infeksi mikroorganisme pada saluran
kemih. (Agus Tessy, 2001)
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah penyakit
yg disebabkan oleh adanya mikroorganisme
patogenik dalam traktus urinarius, dengan
atau tanpa disertai tanda dan gejala (Brunner
&Suddart 2002)
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu
keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
Etiologi
• Bakteri (Eschericia coli)
• Jamur dan virus
• Infeksi ginjal
• Prostat hipertropi (urine sisa)
Penyebab ISK pada usia lanjut
– Sisa urin dalam kandung kemih yang
meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif
– Mobilitas menurun
– Sistem imunitas menurun
– Adanya hambatan pada aliran urin
– Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam Saluran kemih
dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari
tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme
patogen yang masuk melalui darah yang terdapat
kuman penyebab infeksi saluran kemih yang
masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar
getah bening yang disalurkan melalui helium
ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa
kateter atau sistoskopi
Ada dua jalur utama terjadinya
ISK : asending dan hematogen
Secara asending
– Masuknya mikroorganisme dalam kandung
kemih, antara lain: factor anatomi, factor
tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius
(pemeriksaan sistoskopik, pemakaian
kateter).
– Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Masuknya kuman secara
ascending
• Kolonisasi kuman di sekitar uretra
• Masuknya kuman melalui uretra ke
buli-buli
• Penempelan kuman pada dinding
buli-buli
• Masuknya kuman melalui ureter ke
ginjal.
Secara asending
Secara hematogen
• Sering terjadi pada pasien yang
system imunnya rendah
• Adanya bendungan total urine
yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut
Faktor-faktor yg mempermudah terjadinya ISK
1. Bendungan aliran urine:
a. Anatomi konginetal
b. Batu saluran kemih
c. Oklusi ureter (sebagian atau total)
2. Refluks vesiko ureter
3. Urine sisa dalam buli-buli dapat terjadi
karena:
a. Neurogenik bladder
b. Striktur urethra
c. Hipertropi prostat
Lanjutan
4. Instrumentasi
a. Dilatasi urethra sistoskopi
5. Kehamilan
pH urine yang tinggi sehingga
mempermudah pertumbuhan kuman
Macam-macam ISK
1. Infeksi saluran kemih bagian bawah yaitu:
a. Peradangan pada urethra atau urethritis.
b. Peradangan pada kandung kemih atau
cystitis.
c. Peradangan pada prostat atau prostatitis.
2. Infeksi saluran bagian kemih atas yaitu:
a. Pielonefritis akut
b. Pielonefritis kronik
Gejala infeksi saluran kemih secara umum
• Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan
untuk berkemih
• Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
• Seringnya berkemih, namun urinnya dalam
jumlah sedikit (oliguria)
• Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
• Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya
bau yang menyengat dari urin
• Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
Gejala infeksi saluran kemih secara
umum
• Rasa sakit pada daerah di atas pubis
• Perasaan tertekan pada perut bagian
bawah
• Demam
• Pada wanita yang lebih tua juga
menunjukkan gejala yang serupa, yaiu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
• Sering berkemih pada malam hari
Gambaran Klinis
1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala:
a. Mukosa memerah dan edema
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent
c. Ada ulserasi pada urethra
d. Adanya rasa gatal yang menggelitik
e. Adanya nanah awal miksi
f. Dysuria (nyeri waktu berkemih)
g. Kesulitan memulai kencing, kurang
deras dan berhenti sementara miksi
(prostatismus)
h. Nyeri pada abdomen bagian bawah
(supra pubic)
Gambaran Klinis
2. Cystitis biasanya memperlihatkan gejala:
a. Dysuria (nyeri waktu berkemih)
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Sering kencing pada malam (nocturia)
d. Keinginan kuat untuk berkemih
(urgency)
e. Kencing yang susah dan disertai kejang
otot pinggang (stranguria)
f. Nyeri pinggang bawah atau suprapubic
g. Demam yang disertai adanya darah
dalam urine pada kasus yang parah
Gambaran Klinis
3. Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan
gejala:
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri pinggang
d. Mual sampai muntah
e. “Irritative voiding symptoms” (sering miksi,
mendesak dan dysuria)
f. Tanda penting: nyeri ketok pada pinggang
(ginjal) yang terkena
Komplikasi

1. Pembentukan abses ginjal atau perirenal


2. Gagal ginjal
Pemeriksaan diagnostik
• Urinalisis
1) Leukosuria atau piuria : terdapat > 5 leukosit /lpb
sedimen air kemih
2) Hematuria. terdapat 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen
air kemih.
• Bakteriologis
1) Mikroskopis ; 102 – 103 organisme koliform/mL
urin plus piuria.
2) Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000
koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran
tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
Pengobatan penyakit ISK
• Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram
positif maupun gram negatif.
• Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh
obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
• Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai
kebutuhan untuk membilas microorganisme
yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk
menghindari kontaminasi lubang urethra oleh
bakteri faeces
Obat yang tepat untuk ISK
• Sulfonamide dapat menghambat baik
bakteri gram positif dan gram negatif,
diberikan per oral, dapat dikombinasi
dengan Trimethoprim
• Trimethoprim diberikan per oral atau
intravena, aktif melawan bakteri gram
negatif kecuali Pseudomonas, diberikan
tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada
infeksi saluran kemih akut
• Trimethoprim + Sulfamethoxazole
(TMP-SMX), Dua tablet ukuran biasa
(Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole
400 mg) diberikan setiap 12 jam dapat
efektif pada infeksi berulang pada saluran
kemih bagian atas atau bawah.
• Fluoroquinolones, menghambat bakteri
batang gram negatif termasuk
enterobacteriaceae, Pseudomonas,
Neisseria
Pengkajian
• Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to
toe
• Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
– Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
– Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
• Adanya faktor predisposisi pasien terhadap
infeksi nosokomial
– Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?
– Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
– Apakah terjadi inkontinensia urine?
• Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi
saluran kemih
– Bagaimana pola berkemih pasien? untuk
mendeteksi factor predisposisi terjadinya
ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
– Adakah disuria?
– Adakah urgensi?
– Adakah bau urine yang menyengat?
– Bagaimana haluaran volume orine, warna
(keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
– Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada
infeksi saluran kemih bagian bawah ?
– Adakah nyesi pangggul atau pinggang-
biasanya pada infeksi saluran kemih bagian
atas ?
– Peningkatan suhu tubuh biasanya pada
infeksi saluran kemih bagian atas.
• Pengkajian psikologi pasien:
– Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil
tindakan dan pengobatan yang telah
dilakukan?
• Adakakan perasaan malu atau takut
kekambuhan terhadap penyakitnya
Pengkajian
• Data biologis meliputi :
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
• Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu ginjal
• Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan
kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
• Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme kopin dan system pendukung
• Pengkajian pengetahuan klien dan
keluarga
1)Pemahaman tentang
penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan,
perawatan dan terapi medis
Diagnosa Keperawatan
• Infeksi berhubungan dengan adanya
bakteri pada saluran kemih.
• Perubahan pola eliminasi urine (disuria,
dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
berhubungan dengan ISK.
• Nyeri berhubungan dengan ISK.
• Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan, dan
instruksi perawatan di rumah
Intervensi DP 1
• Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor
jika suhu diatas 38,50 C
• Catat karakteristik urine
• Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika
tidak ada kontra indikasi
• Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan
sensivitas untuk menentukan respon terapi.
• Anjurkan pasien untuk mengosongkan
kandung kemih secara komplit setiap kali
kemih.
• Berikan perawatan perineal, pertahankan agar
tetap bersih dan kering
Intervensi DP 2
• Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
• Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
• Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
• Bantu klien ke kamar kecil, memakai
pispot/urinal
• Bantu klien mendapatkan posisi berkemih
yang nyaman
Intervensi DP
• Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang
memperberat atau meringankan nyeri
• Berikan waktu istirahat yang cukup dan
tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
• Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak
ada kontra indikasi
• Berikan obat analgetik sesuai dengan
program terapi
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai