Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASKEP INFEKSI SALURAN


KEMIH
Zalfa Ayu Ramadhani (G2A018064)
Putri Lusi Ratnasari (G2A019119)
Salsabila (G2A019120)
Dewi Tri Wahyuni (G2A019121)
Muhammad Ahsanu Rijal (G2A019122)
Putri Natarya (G2A019123)
Nurdhya Safhira Ramadhani (G2A019124)
Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
didalam saluran kemih,yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik
pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria. (Sudoyo Aru,dkk2009 )

Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme


didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-Noc,2012)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
Klasifikasi
Klasifikasi ISK Menurut M.Clevo Rendy dan Margareth TH (2012,hal 220)
berdasarkan letak peradangan yaitu :

1.Kandung Kemih (Sistitis)


Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra.
2.Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai
gonore disebabkan oleh neisseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak
seksual.
3.Prostat (Prostatitis)
4.Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal,
tubulus dan jaringan interstisial dari satu atau kedua ginjal.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,
anatomi maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock, ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap
dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti proteus spp yang
memproduksi urease.
Etiologi/ Predisposisi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:


a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
Patofisiologi
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih
90 persen kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram
positif : streptococcus, S. Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut
terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal
maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia,
mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika
urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra
secara asenden
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka
uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat
yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan
mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar
ke seluruh sistem urinarius.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung
glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati
( kelainan pembuluh darah ) di ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang
lebih dari normal sehingga kuman menjadi lebih mudah berkembang.
Manifestasi Klinis
a. Menurut Darsono.(2016) gejala – gejala dari infeksi saluran kemih yaitu:
1). Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih namun tidak air yang keluar.
2). Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih, coklat, atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
3). Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila ada
darah.

Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda – tanda dan
gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:
1) Desakan yang kuat untuk berkemih
2) Rasa terbakar pada saat berkemih
3) Frekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
4) Adanya darah pada urin (hematuria)
b. Gejala – gejala dari infeksi saluran kemih secara spesifik sering meliputi :
1) Pyelonephritis akut.
Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung
kemih.
2) Cystitis.
Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis,
ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang menyengat dari urin
3) Uretritis.
Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. Pada pria, uretritis dapat
menyebabkan gangguan pada penis.

Tanda dan gejala infeksi saluran kemih berdasarkan rentang usia, meliputi :
a. Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
1) Kecenderungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika dikaitkan dengan
tanda – tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
2) Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat mengidentifikasikan infeksi
saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan medis diperlukan).
3) Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun tidak dapat
dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran kemih).
b. Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:
1) Diarrhea
2) Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya: pemberian
makan, dan menggendong)
3) Kehilangan nafsu makan

c. Untuk anak-anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:


1) rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal)
2) seringnya berkemih
3) ketidakmampuan memproduksi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain, urin berjumlah
sedikit (oliguria)

d. Gejala infeksi saluran kemih pada orang dewasa, meliputi:


1) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) meliputi :
a) rasa sakit pada punggung
b) adanya darah pada urin (hematuria)
c) adanya protein pada urin (proteinuria)
2) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis) meliputi:
a) Kedinginan
b) demam tinggi dan gemetar
c) mual

e. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
− Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif
bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
− Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis
− Mikroskopis
− Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik


Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221),
pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat,
membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga
dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai
dengan dengan Perawatan dapat berupa :
a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi.
b) Perubahan pola hidup diantaranya :
1. Membersihkan perineum dari depan ke belakang
2. Pakaian dalam dari bahan katun
3. Menghindari kopi, alkohol
2. Penatalaksanaan Medis
a) Obat-obatan
1. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.
2. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
4. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih
lanjut.
b.) Analgetik dan Anti spasmodik
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
c.) Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
Pengkajian Fokus
Kasus:

Seorang perempuan umur 45 th dirawat diruang penyakit dalam wanita sejak 2 hari yang lalu
dengan diagnosa medis ISK, pasien mengalami Cystitis. Klien mengeluh badan lemas, demam, nyeri
dan panas saat berkemih (disuria), perasaan nyeri diatas suprapubis. Klien sering tidak bisa
menahan kencing dalam waktu yang lama (urgensi) dan mengalami nokturia. Pasien punya
kebiasaan menahan lama mengganti pembalut saat menstruasi. Pada pemeriksaan urin kultur
didapatkan adanya Escherichia Coli dengan jumlah kuman 150.000 koloni/ ml urine. TD 140/90
mmHg, nadi; 84X/mnt reguler, RR; 20X/mnt reguler, suhu tubuh 38,2 0C
Demografi
Usia : semua usia
Jenis Kelamin : terjadi baik pria maupun wanita dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita
infeksi dari pada pria
1) Identitas Pasien
a). Nama : Ny. M
b). Umur : 45 Thn
c). Agama : Islam
d). Jenis Kelamin : Perempuan
e). Pendidikan : SMA
f). Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g). Tanggal Masuk RS: 15 Maret 2021
h). Status Perkawinan : Sudah Menikah
i). Alamat : Semarang
2) Identitas Penanggungjawab
a). Nama : Tn.T
b). Alamat : Semarang
c). Hubungan dengan pasien : Suami
d). Pekerjaan : Petani
Riwayat kesehatan
a). Keluhan Utama

Sejak 2 hari yang lalu klien dengan diagnosa medis ISK pasien mengalami Cytitis. Klien mengeluh
lemas, demam, nyeri, dan panas saat berkemih(Disuria), perasaan nyeri diatas suprapubis. Klien
sering tidak bisa menahan kencing dalam waktu yang lama(Urgensi).
b). Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengeluh badan lemas, demam, nyeri dan panas saat berkemih(Disuria), perasaan nyeri
diatas suprapubis. Klien sering tidak bisa menahan kencing dalam waktu yang lama(Urgensi) dan
mengalami Nokturia. Pasien punya kebiasaan menahan lama mengganti pembalut saat menstruasi.
Pada pemeriksaan urine kultur didapatkan adanya Escherichia Coli dengan jumlah kuman 150.000
koloni/ml urine. TD:140/90 mmHg, Nadi: 84x/Mnt reguler, Suhu Tubuh: 38,2 oC.
Pengkajian nyeri:
P: nyeri timbul ketika berkemih d an terasa panas
Q: seperti d itusuk-tusuk
R: nyeri d iatas suprapubis
S: skala 4-5
T: + 30 d etik sampai 1 menit
c). Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah d irawat d i RS, d an ini pertama klien di
rawat d i RS.
d ). Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga klien pernah mend erita penyakit d emam biasa saja d an ibu
klien mengatakan keluarga juga tid ak ad a mend erita penyakit seperti Infeksi Saluran
Kemih, DM, Hipertensi, atau pun penyakit lainnya.
e). Genogram

Keterangan :
Laki laki garis keturunan

Perempuan garis pernikahan

Pasien Pend erita ISK


Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik

• Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi


a) Riwayat Psikososial
Adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan kurangnya
berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan proses penyakit.
b) Pola kebiasaan
1) Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
2) Makan dan minum
Frekuensi makan dan minum berkurang
3) Eliminasi
a) BAB : Tidak ada keluhan
b) BAK : Adanya Disuria
c) Frekuensi miksi yang bertambah
• Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan rambut : Tidak ada kelainan
b) Wajah : Ekspresi wajah meringis
c) Mata : Bila terjadi hematuria, kemungkinan
konjungtiva anemis
d) Telinga : Tidak ada kelainan
e) Hidung : Tidak ada kelainan
f) Mulut & gigi : Bibir kering dan lidah kotor
g) Leher : Tidak ada kelainan
Inspeksi : frekuensi napas meningkat Perut
Palpasi : distensi abdomen & nyeri tekan suprapubik.
i) Ekstremitas atas dan bawah: Terpasang infus dan Kateter
j) Kulit
Inspeksi : Kulit kering Pemeriksaan TTV
Tekanan darah :140/90 mmHg
Suhu Tubuh :38,2 oC
Nadi :84x/mnt
Frekuensi Nafas :20x/mnt
Pemeriksaan Penunjang
Kultur Urine
Pada pemeriksaan urin kultur didapatkan adanya Escherichia Coli dengan jumlah kuman 150.000
koloni/ ml urine.
Pathways Keperawatan
Infeksi Saluran Kemih

Escherichia Coli

Saluran Kemih

Kandung Kemih

Sistitis

Inflamasi

Edema

Disuria Nokturia

Obstreuksi Saluran Kemih

Nyeri Akut
Retensi Urine

Gangguan Eliminasi Urine


Pengelompokan Data

DO DS
- diagnosa medis ISK -klien mengeluh badan lemas, demam,
- mengalami Cystitis nyeri dan panas saat berkemih
-adanya Escherichia Coli sebanyak - nyeri di atas suprapubis
150.000 koloni/ml urine - klien sering tidak bisa menahan kencing
- TD : 140/90 mmHg, nadi : 84x/mnt, dalam wkt lama dan mengalami nokturia
 
RR : 20x/mnt, suhu : 38,2 C
 
Analisa Data
Data (DS DO) Masalah Etiologi
DS: Nyeri Akut
Klien mengeluh badan lemas, nyeri
Agen Cidera Fisik
dan panas saat berkemih(disuria)
DO:
- TD : 140/90 mmHg,
-Nadi : 84x/mnt
-RR : 20x/mnt
- Suhu : 38,2 oC
 

DS: Gangguan Eliminasi Urine Iritasi Kandung Kemih


-Klien mengeluh sering tidak
bisa menahan kencing dalam
waktu yanglama(urgensi)dan
mengalami nokturia
DO:
-adanya Escherichia Coli
sebanyak 150.000 koloni/ml
urine
-mengalami Cystitis
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Cidera Fisik
2. Gangguan Eliminasi Urine b.d Iritasi Kandung Kemih
NO
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan

Dx 1 Tujuan: Observasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 -Identifikasi skala nyeri
jam, maka diharapkan tingkat nyeri menurun dan -Identifikasi respon nyeri non verbal
control nyeri meningkat dengan kriteria hasil: -Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Tidak mengeluh nyeri Terapeutik
 Nyeri terkontrol -Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
 Tidak gelisah terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
-Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 
 

Dx 2 Tujuan: Observasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 -Indefikasi tanda dan gejala retensi atau inkotinesia urine
jam, maka diharapkan eliminasi urine membaik dengan -Idenfikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotinesia urine
kriteria hasil: -Monitor eliminasi urine (mis, frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
 Tidak gelisah Terapeutik
 Eliminasi urine membaik -Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
-Batasi asupan cairan, jika perlu
-Ambil sempel urine tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
-Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
-Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
-Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
 
TELAAH ARTIKEL RISET
Analisa artikel penelitian
A. Judul Penelitian :
B. “MANAJEMEN NYERI PADA KLIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT
UMUM NEGARA”
C. Peneliti :
Gusti Ayu Putu Parwati ,Gusti Ayu Ketut Purna Sucitawati , Retno Budi Purwanti , Munawarah ,
Kadek Yudi Aryawan , Ni Kadek Diah Purnamayanti
D. Latar Belakang :
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya invasi bakteri
pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella
pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria maupun
wanita dari semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur lanjut. Wanita lebih sering
terinfeksi dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15% (Tessy & Suwanto, 2001).
Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun 2011, sepertiganya
disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
dengan keterlibatan bakteri tersering dikomunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK
selama hidupnya. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita
infeksi saluran kemih.
1.Tujuan Penelitian :
Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan nyeri. Berdasarkan latar belakang diatas,
upaya mengurangi nyeri pada klien infeksi saluran kemih menjadi prioritas perhatian. Maka
penulis tertarik untuk menjelaskan dan menganalisis tentang penanganan kasus infeksi saluran
kemih dengan judul “Manajemen Nyeri Pada Klien Infesi Saluran Kemih.
2.Metode Penelitian :
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif dengan pemaparan studi
kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan
3.Sampel :
Penulisan studi kasus ini mengambil salah satu klien yaitu Tn. S dengan infeksi saluran kemih.
Untuk mendapatkan data dalam penyusunan asuhan keperawatan ini melalui wawancara,
pemeriksaan fisik dan observasi.
4.Tempat penelitian :
Tempat pengambilan kasus dalam studi kasus ini di ruang anggrek Rumah Sakit Umum Negara.
Waktu pelaksanaan studi kasus pada tanggal 3 – 4 Januari 2020.
5.Kelemahan dan keterbatasan : -
E. Hasil Penelitian dan Analisis :
Pada hasil dan pembahasan memaparkan hasil dari kegiatan proses keperawatan yang dilakukan
pada klien. Proses keperawatan dilakukan dengan tahapan dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi kemudian evaluasi keperawatan (Potter & Perry, 2009). Hasil
Pengkajian Keperawatan Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 3 – 1 – 2020 pada pukul
08.00, didapatkan biodata klien yaitu nama Tn. 5, umur : 67 th, jenis kelamin laki – laki, agama
Hindu, Suku Bali, Pendidikan SD, Alamat Jln. Nakula Br. Tengah, biodata penanggung jawab yaitu
nama Tn. M, Umur : 38 Th, Jenis Kelamin Laki – laki, Agama : Hindu, Alamat : Banyubiru,
Pekerjaan : Swasta, Hubungan dengan klien anak kandung. Catatan masuk klien tanggal 3/1/20.
No.cm : 184675 bangsal Anggrek, Diagnosa Medis : ISK Komplikata + Hematuria, tanggal pengkajian
3/1/20. Riwayat kesehatan klien, pasien mengeluh nyeri perut tembus hingga ke pinggang kanan
dan kiri sejak 2 hari yang lalu, demam hilang timbul sejak bhasi yii mual + BAK sulit keluar dan
berwarna merah darah, dan agak keruh dan minum, pada pengkajian. Riwayat penyakit sekarang
di dapatkan pasien mengatakan nyeri dan di diagnose ISK komplikata dan riwayat, penyakit
keluarga, klien mengatakan keluarga tidak punya riwayat penyakit menular dan penyakit
keturunan seperti diabetes,asma, penyakit jantung. Pada pengkajian pola fungsi menurut Gordon
didapatkan pada pola nutrisi sebelum sakit klien tidak ada pantangan makanan, makan porsi biasa
tiga kali sehari dengan menu nasi, lauk dengan sedikit sayur, klien jarang minum air putih lebih
suka dan sering minum minuman dingin dan bersoda, minum air putih kira kira ± 5 gelas dan
selama sakit klien makan habis dengan menu bubur dan sayur, minum sehari ± 8 – 10 gelas.
Pada pola eliminasi di dapatkan nyeri saat kencing, BAK sulit keluar dan urine berwarna
merah darah, dan agak keruh (terpasang kateter), pola BAB belum BAB sejak dirawat. Pada
pola aktifitas dan latihan sebelum sakit, melakukan aktifitas secara mandiri di rumah, dan
saat ini klien hanya berbaring di atas tempat tidur, untuk melakukan kebutuhan sehari – hari
dibantu oleh keluarga. Pada persepsi sensori dan kognitif, kesadaran Composmentis, GCS:
E4V5M6, orientasi baik, nyeri perut tembus ke pinggang kanan dan kiri, kadang pasien
tampak meringis, skala nyeri 6 (sedang) skala NRS. Pemeriksaan fisik di dapatkan. Hasil
keadaan umum lemah, kesadaran campur medis : Td:130/90 N: 108 N: 22, S= 37,5 berat
badan 65 kg tinggi badan 165 cm. pemeriksaan fisik yang di dapatkan, eliminasi terpasang
kateter dengan produksi urin ± 800 cc/24 jam. Dengan warna kemerahan dan keruh,
pemeriksaan penunjang homatologi pada tanggal 3/1/20 ; darah
lengkap:WBC;13,6,RBC=4,92, HB = 12,2, HCT = 31,2, PLT = 95. Urin lengkap; eritrosit ,PH ;
5,0,56,1,025 kimia klinik: ur = 74 ,CT = 2,0 Dari pengkajian diatas di peroleh data subjektif
dan data objektif, data subjektif pasien mengeluh nyeri perut tembus ke pinggang, skala
nyeri 6 (sedang) skala NRS. Data obyektif pasien tampak meringis; TD = 130/90 mmHg;
N=108x/mnt; R=22x/mnt; S-37,5oC dan mendapatkan therapy infuse RL 20tetes/mnt,
ranitidine 2x50rng, Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION Vol. 5, No. 1, Maret 2020
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 24 omoprazole 2x40mg,
ceftriaxon 2 x 1gr, pararacetamol fles 3x1gr, Ketorolac 3x30mg...
F.Kemungkinan Diterapkan Di Klinik :
1. Hasil pengkajian didapatkan diagnosa keperawatan pada Tn.M yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri biologis.
2. Intervensi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologis)yang sesuai
dengan NICNOC adalah sebagai berikut NOC I : Kontrol Nyeri, Kriteria Hasil : Mengetahui faktor
penyebab nyeri; Mengetahui permulaan terjadinya nyeri; Menggunakan tindakan pencegahan;
Melaporkan gejala; Melaporkan kontrol nyeri. NOC II : Tingkat Nyeri, Kriteria Hasil : Melaporkan
nyeri berkurang atau hilang; Frekuensi nyeri berkurang; Lamanya nyeri berlangsung; Ekspresi
wajah saat nyeri; Posisi tubuh melindungi.
3. Impelementasi yang dilakukan adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
distraksi dapat merileksasikan otot, dan memblok transmisi impuls nyeri serta memberikan
injeksi analgesik yaitu ketorolac 30 mg yang berfungsi menurunkan nyeri akut derajat sedang
hingga berat segera setelah nyeri yang diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek
maksimal 2 hari, dan paracetamol infus 1000 mg yang yang berfungsi sebagai pengobatan untuk
nyeri akut
4. Evaluasi dari diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologis)
masalah teratasi sebagian. Intervensi dilanjutkan: informasikan kepada klien saat nyeri muncul,
anjurkan untukmenggunakan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi, kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgesik..
SIMPULAN
Kesimpulan:

• Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme didalam saluran
kemih,yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme
lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua
jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria. (Sudoyo Aru,dkk2009 )

• Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme didalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain.
(Nanda Nic-Noc,2012)

• Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

• Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.
(Enggram, Barbara, 1998)
Saran
• Bagi Penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat mencari tau memberikan lebih banyak lagi pengetahuan tentang
Infeksi Saluran Kemih sehingga penulis bisa memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai
Infeksi Saluran Kemih, bagaimana penyebab dan juga cara pencegahan pada penyakit tersebut.

• Bagi Instusi Pendidikan

Menjadi sumber referensi yang baik dalam memahami tentang Infeksi Saluran Kemih dan juga
menjadi acuan untuk Asuhan Keperawatan pasien dengan Infeksi Saluran Kemih.

• Bagi Rumah Sakit

Untuk mencegah meningkatnya Infeksi Saluran Kemih sebaiknya Pasien diberikan informasi yang
memadai mengenai Infeksi Saluran Kemih itu sendiri dan aspeknya. Dengan diperolehnya informasi
yang cukup maka pencegahan dapat dilakukan dengan segera. Dan adapun untuk pasien yang telah
mengalami atau menderita Infeksi Saluran Kemih, maka harus segera dilakukan perawatan yang intensif.

Anda mungkin juga menyukai