Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa mengetahui bagaimana keterampilan komunikasi dapat memperbaiki hubungan dan memperbaiki hasil terapi pasien 2. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan komunikasi dalam persiapan menjalankan praktik kefarmasian Membangun Hubungan, Memperbaiki Pelayanan Pasien : Misi praktik farmasi Pengembangan hubungan perjanjian antara farmasis – pasien Dimana informasi dipertukarkan Dilakukan dengan percaya diri Untuk mengoptimalkan pelayanan pasien melalui terapi obat yang tepat • Mengembangkan hubungan tsb, : • Keterampilan • Kerja keras • Pelayanan kontinyu • Fokus Mata kuliah ini: untuk Overview (9 pertemuan) 1. Pelayanan, Perjanjian, Kode dan Komitmen 2. Mengembangkan Hubungan 3. Memilih untuk Melihat Pasien Sebagai Manusia 4. Mendengarkan dan Merespon Secara Empatik 5. Konseling Pasien 6. Manajemen Pasien yang Marah 7. Keasertifan dan Komunikasi Suportif 8. Manajemen Konflik 9. Berinteraksi dengan Dokter Pelayanan, Perjanjian, Kode dan Komitmen • Fokus: • Moral farmasis • Tanggung jawab etik farmasis menjalankan pharmaceutical care • Apa itu pelayanan? • Bagaimana bersikap profesional? • Peran farmasis, sekolah farmasi dan IAI dalam menjalankan profesi Kepedulian, Perjanjian, Kode & Komitmen Kita menghadapi: • Perubahan massif (health care & pharmacy) • Profesi farmasi berubah lebih cepat dari 5 thn lalu • Farmasis masih ‘melawan’ bukan melakukan • Masih cari kambing hitam bukannya memutuskan utk bergerak maju • Farmasi telah merespon perubahan dlm sistem pelayanan kesehatan dgn membuat pharmaceutical care sbg misi Pharmaceutical Care • Requires completely rethinking the way pharmacists take have traditionally practiced • Bbrp farmasis (masih) bingung dgn konseling pasien atau manajemen penyakit • Tetapi pharmaceutical care jauh lebih kompleks & menawarkan banyak tantangan Pharmaceutical Care • Memerlukan farmasis mengambil tanggung jawab mencegah dan memecahkan masalah terkait obat dan mengoptimalkan terapi obat • Artinya apa? • masalah riil dan potensial harus diidentifikasi dan dipecahkan dengan berbicara dan bekerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain • Ketika pasien meninggalkan apotek, apakah masalah sudah selesai? • Assessing, monitoring, documenting care and progress, and follow-up care bagian integral memberikan pharmaceutical care • Assessing: tidak hanya penilaian fisik pasien, tetapi penilaian atas pemahaman pasien thd penyakit dan rencana terapinya • Pharmaceutical care juga berarti melibatkan pasien selama proses Pharmaceutical Care • Membutuhkan marketing dan dukungan manajemen (management support) • There is a market need, but there is not yet a market demand: • Pasien tidak tahu bhw mrk membutuhkannya • Dokter belum yakin apa itu atau apakah mrk suka itu • Payers tidak mengerti atau belum yakin akan mengurangi biaya Pharmaceutical Care • Kebanyakan farmasis yakin kita harus melalui transisi PC demi pasien dan profesi • Kebanyakan setuju bhw ada ‘keinginan pasar’ tetapi bukan ‘kebutuhan pasar’ • Beberapa melihat bhw tugas farmasislah utk menciptakan kebutuhan ini – untuk “menjual” PC dan misi farmasi • Tapi kita menunggu orang lain utk menjual misi itu • Hanya farmasislah yang sangat peduli ttg farmasi, kembali ke KITA untuk memasarkan PC. Mulai dari sekarang. Apa yang kita ketahui tentang pasien kita? • Yang paling penting: • Kita diberi mandat untuk memastikan obat yang pasien terima tepat untuk setiap pasien • Artinya? Kita harus mengetahui pasien kita • Apa yg pasien tahu dan mengerti penyakit dan pengobatannya? • Apakah pasien percaya diagnosisnya? • Bgmn kehidupan sehari-hari pasien? • Sejauh apa pasien mengambil tanggung jawab atas penyakitnya? • Apakah mereka mengerti apa yg telah diberitahukan kpd mrk dan pilihan yg tersedia utk mrk? Peduli • Pharmaceutical care: hubungan perjanjian dengan pasien • Farmasis peduli & dan memberi pelayanan • Prinsip pertama kode etik APhA: “A pharmacist respect the covenantal relationship between the patient and pharmacist” • Apa artinya? Knp penting? Apa itu kepedulian/ pelayanan? Apa hub perjanjian? Apa yg hrs dilakukan dgn kode etik ini & kebutuhan profesi atas konsep ini? Pharmaceutical Care • Pemberian terapi obat yang bertanggung jawab dengan tujuan untuk mencapai hasil tertentu yang memperbaiki kualitas hidup pasien – Hepler & Strand (1989) • 4 kriteria sblm farmasis diberikan otoritas tanggung jawab memberikan pharmaceutical care (Hepler & Strand:1989): i. Harus memiliki pengetahuan dan keterampilan farmasetik dan farmakologi klinik ii. Harus dapat memobilisasi sistem distribusi obat dimana keputusan penggunaan obat diimplementasikan iii. Harus dapat mengembangkan hubungan dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pharmaceutical care iv. Sbg hal yang praktis, harus tersedia dlm jumlah yang cukup dlm masyarakat Caring • Caring: memperhatikan kebutuhan orang lain – menjadikan perhatian kepada orang lain sebagai hal yang terpenting (Noddings, 1991) • “Ketika kita secara genuine menerima orang lain, kita merasakan motif energi kita mengalir menuju kebutuhan dan proyeksi orang lain. Kita ingin membantu – meringankan beban, mencapai tujuan yang bukan punya kita, untuk mengaktualisasikan mimpi mrk. Ini adalah perasaan yang dirasakan semua orang-orang yang peduli ketika mereka berada dalam kepedulian yg otentik. Diri kita masih ada, tetap dengan ideal-ideal, cinta dan proyek- proyek kita, tetapi energi kita secara temporer ditempatkan ke dalam pelayanan kebutuhan orang lain” Caring • Unconditional positive regard (Carl Rogers: 1980) • “Can I permit myself to enter into the private world of my patients, explore their feelings without judging them, and in some significant and honest way, respond in a manner that lets them know that I have listened and I want to provide whatever assistance or comfort that I can? Can I see this person as having a unique reaction to his or her illness? Can I learn enough about this person so that the insight or assistance I give is likely to be useful?” (Bruce Berger, 2009) Profesionalisme • Karakteristik: Keahlian (expertise) Otonomi (autonomy) Identifikasi dengan profesi (identification with the profession) Komitmen terhadap sebuah panggilan (commitment to a calling) Etika (ethics) Pemeliharaan standar kolegial (collegial maintenance of standards) Profesionalisme berarti menggunakan keahlian untuk melayani kebutuhan publik • “profesional mengembangkan tanggung jawab publik dan moral untuk orang lain dengan menginternalisasi secara jelas tujuan, komitmen kuat untuk melayani publik, dan pemahaman yang mendalam terhadap etika profesi. Tanggung jawab profesional ini direfleksikan dengan cara yang profesional terhadap klien dan terhadap sesama mereka satu sama lain” (Buerki, 1994) Perjanjian (Covenants) • Pharmaceutical care membutuhkan pengembangan hubungan perjanjian dengan pasien. • Apa artinya? Perjanjian adalah sebuah janji. Sebuah pemberian (gift). Suatu ‘utang’. Apa utang kita pada pasien? Kita berutang ‘keahlian’ kita kepada mereka. • Kita berhutang energi dan waktu yang cukup untuk memungkinkan mereka mengerti penyakit mrk, dan juga pengobatannya dan untuk bertanya tentang hal tsb dan pilihan yg mrk tidak mengerti atau belum jelas. • Kita berhutang kpd mrk informasi terbaru dan standar kualitas tertinggi ayng bisa kita berikan Kode Etik Apoteker • http://www.pharmacist.com/code-ethics • http://www.ikatanapotekerindonesia.net/page/kode-etik-apoteker Standar • Bgmn kita menetapkan standar farmasi? • Untuk mencapai hasil optimal dari terapi obatnya, pasien harus: Understand the diagnosis Be interested in their health Correctly assess the potential impact of the diagnosis Believe in the efficacy of the prescribed treatment Find ways of using the medication that are not more trouble than the disease Be assessed regarding their readiness Membuat Transisi: Bbrp Asumsi Pharmaceutical care: Misi praktik farmasi. Ikut serta mengoptimalkan kesehatan melalui penggunaan yang tepat dari farmakoterapi Ada keinginan pasar untuk pharmaceutical care. Farmasis harus menciptakan kebutuhan pasarnya Kebanyakan farmasis ingin memberikan pharmaceutical care. Bbrp mengalami kesulitan mebayangkan bgmn melakukannya dlm lingkungan yg berfokus pada dispensing obat Memberikan pharmaceutical care akan menurunkan biaya total pelayanan kesehatan (atau setidaknya, meningkatkan kualitas tanpa meningkatkan total biaya perawatan) • Dibutuhkan keberanian besar oleh seluruh farmasis dalam semua bidang pekerjaan untuk menunjukkan bhw standar profesi kita tidak bisa dikompromikan. Apa itu keberanian? Adalah kemauan untuk mencari jawaban yang benar. • Farmasis tidak perlu takut akan kehilangan pekerjaannya dlm menegakkan hukum atau meningkatkan standar • Kita harus berhenti menyalahkan pihak lain atas masalah kita • Kita harus berhenti percaya bhw orang lain selain farmasis sedang tertarik dlm pergulatan kita sbg profesi • Transisi membutuhkan upaya terpadu dari banyak kelompok berbeda, termasuk farmasis, sekolah farmasi dan dosennya, mahasiswa farmasi, komite nasional farmasi, dan organisasi profesi What Can Pharmacists Do? Start small Develop a patient promise Create a demand for needed services Re-evaluate your practice Think outside the box Upgrade or refresh your skills Develop mentoring sites What Schools of Pharmacy Can Do? • Exposed students to patient care early and throughout their pharmacy experience • Apply different teaching methods • Measure more than GPA (communication abilites, caring skills, problem solving abilities, etc) • Developing professional attitude & behaviors • Teach students about patient care & skills that go with that • Become as involved as possible with pharmacy practice & continuing education What State Boards of Pharmacy Can Do? Enforce the laws governing pharmacy practice Exist to protect consumers not pharmacist Understaffed, exceeding work load, unethical practice not to compromise What National Pharmacy Association Can Do? Continue provide courageous leadership & quality continuing education to pharmacists Continue to showcase exemplary practitioners who have changed their practice and advance pharmaceutical care But also be honest with members & have the courage to pint out behaviors that detrimental to consumers and practitioners Referensi Berger, B.A., 2009. Communication Skills for Pharmacists: Building Relationship, Improving Patient Care, 3 Ed, APhA, Washington THANK YOU