Anda di halaman 1dari 26

KIE

“ETIKA KOMUNIKASI”

ELSA ETAVIANTI (1601098)


ROFA KHALIDAH (1601116)
WINDA SARI (1601130)
YENI SURYANINGSIH UTAMI (1601131)

Dosen pembimbing : RATNA SARI DEWI, M.Farm., Apt


POKOK PEMBAHASAN
Definisi Etika

Prinsip etika dalam farmasi

Kode etik untuk farmasis

Peranan etika dalam profesi

Prinsip etika profesi


Definisi Etika Komunikasi

Etika Komunikasi

Ethos Communicare

Karakter,watak, baik- Penyampaian


buruk, hak kewajiban, pesan
moral
Definisi Etika

Menurut KBBI :
ETIKA adalah Ilmu tentang baik dan buruk, tentang hak
dan kewajiban moral dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam bermasyarakat bahkan dalam berprofesi sekalipun.

Menurut Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern :


Menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan
sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna
adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :

Etika merupakan karakter individu

dalam hal ini termausk bahwa orang yang beretika


adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut
pemahaman manusia sebagai individu yang beretika.

Etika merupakan hukum sosial.

Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan


serta membatasi perilaku manusia.
Contoh Etika

Etika Etika
moral pribadi

Etika sosial
P r i n s i p E t i k a d a l a m P e l a ya n a n
Kefarmasian

Prinsip dari Nonmaleficence

Prinsip dari Beneficence

Prinsip Autonomy versus Paternalism

Prinsip Honesty (Kejujuran) dan Truth Telling (Mengatakan Hal yang


Benar)

Prinsip Informed Consent

Prinsip Confidentially (Kerahasiaan)

Prinsip Fidelity dan hubungan antara pasien dengan farmasis


Prinsip dari Nonmaleficence

Prinsip nonmaleficence ini menghendaki penyedia layanan


kesehatan untuk tidak berbuat hal yang menimbulkan
kerugian atau membahayakan pasien, dan juga berbuat
sesuai peraturan atau tidak lalai (Munson, 2000).
Prinsip ini dapat dilanggar dengan dua cara yang berbeda.

1. jika farmasis mengetahui dan 2. tidak ada niat untuk melakukan hal
sengaja menyebabkan bahaya/celaka yang mencelakakan atau merugikan
pada pasien. pasien.
contoh contoh

Dengan sengaja memenuhi resep farmasis dengan tidak sengaja salah


untuk pasien yang memiliki alergi atau membaca resep untuk Zyrtec dan
memenuhi resep dimana pada literatur memberinya Zyprexa. Maka hal ini
yang dipublikasikan dinyatakan dapat dapat merugikan pasien, farmasis lalai
terjadi interaksi obat makanan dan pada apa yang mereka perbuat
farmasis meyerahkan obat tanpa meskipun farmasis tidak berniat untuk
mengatakan pada pasien tentang mencelakakan pasien.
interaksi obat-makanan, hal ini dapat
disebut sebagai malfeasance.
Prinsip dari Nonmaleficence

prinsip etik nonmaleficence ini menyatakan bahwa farmasis harus


mempertahankan kompetensi professional dan bahwa mereka
“memiliki kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
kemampuan pada obat baru, peralatan dan teknologi agar dapat
memberikan manfaat dan informasi kesehatan dapat mengalami
kemajuan”.
Prinsip dari Beneficence

• “Pada sebuah penyakit, biasakanlah dua hal untuk membantu atau


tidak melakukan hal yang merugikan”.
• Pedoman ini didapat dari tulisan Hippocrates fokus pada dua prinsip
moral: nonmaleficence dan beneficence.
• Kedua prinsip tersebut menghendaki penyedia layanan kesehatan
untuk mengevaluasi keuntungan yang potensial dari intervensi pada
hubugan resiko yang merugikan pasien.
• Untuk lebih spesifik, beneficence merupakan prinsip bahwa
professional kesehatan seharusnya bersikap untuk kepentingan
terbaik pada pasien.
Prinsip Autonomy versus Paternalism

prinsip autonomy menetapkan hak pasien


untuk memutuskan hal untuk dirinya.
Hak moral pasien untuk memilih rencana
hidupnya sendiri dan apa yang akan dilakukan
(Jonsen et al, 2002; Munson, 2000).
Prinsip Autonomy versus Paternalism

• Paternalism berarti profesi kesehatan atau farmasis


yang melihat hubungan dengan pasien sebagai
paternalistik.
• Intinya, paternalism merupakan praktik yang tak
memungkinkan untuk mengambil pertimbangan pada
kesenangan, kepercayaan dan kebiasaan pasien,
terutama bila itu dapat mendatangkan keuntungan
untuknya.
Prinsip Honesty (Kejujuran) dan Truth Telling
(Mengatakan Hal yang Benar)

• Prinsip honesty menyatakan bahwa pasien memiliki hak untuk komunikasi yang
benar selama kondisi mediknya, perjalanan penyakitnya, pengobatan yang
direkomendasikan dan alternatif pengobatan yang mungkin.

• APhA Code of Ethics for Pharmacist (1994) menyatakan bahwa farmasis


memiliki kewajiban untuk mengatakan hal yang benar dan bertindak dengan
keyakinan sesuai hati nurani. Kepercayaan pada level tertentu harus
dikembangkan antara pasien dan farmasis untuk memperkuat hubungan.
Kepercayaan ini dikembangkan karena farmasis merupakan bagian dari prinsip
kejujuran (honesty).
Prinsip Informed Consent

• Prinsip informed consent menyatakan bahwa pasien mempuyai hak untuk


penyingkapan penuh (full disclosure) pada semua aspek pelayanan yang
sesuai dan harus memberi deliberate consent untuk pengobatan yang
berdasar pada informasi yang bersifar usable dan pemahaman yang benar
pada informasi (Munson, 2000; Quallich, 2005).

• Informed consent berbentuk dasar etik untuk hubungan pasien-provider


yakni terdiri atas karakteristik partisipasi satu sama lain, komunikasi yang
baik, saling menghormati dan turut andil dalam pengambilan keputusan
(Jonsen et al, 2002).
Agar inform consent dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan dialog
antara pasien dan penyedia layanan kesehatan yang terdiri dari lima
komponen berbeda (Quallich, 2005) yaitu :

Diagnosa keadaan spesifik yang diperlukan dalam pelaksanaan terapi.

Tujuan dan perbedaan sifat dasar terapi.

Resiko dan komplikasi potensial yang dihubungkan dengan terapi yang


disarankan.

Semua terapi alternatif yang sesuai atau prosedur dan diskusi mengenai resiko
yang mungkin terjadi serta keuntungan termasuk pilihan untuk tidak
melaksanakan terapi.

Kemungkinan terapi yang disarankan dapat terlaksana dengan baik.


Prinsip Confidentially
(Kerahasiaan)

Prinsip kerahasiaan dalam pelayanan kesehatan adalah menjamin


bahwa provider kesehatan wajib menahan diri untuk tidak
membocorkan informasi yang diperoleh dari pasien selama terapi
medis dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk
melindungi informasi tersebut.
Prinsip Fidelity dan hubungan antara pasien dengan
farmasis

Prinsip kesetiaan memiliki keterkaitan dengan hubungan pasien-


farmasis, didasarkan pada konsep loyalitas.

Kesetiaan atau loyalitas bahkan lebih jelas didefinisikan sebagai


“komitmen berkelanjutan bagi kesejahteraan seseorang atau
keberhasilan suatu usaha, yang membutuhkan investasi usaha dan
bahkan kadang-kadang merupakan sebuah kepentingan pribadi”
(Jonsen et al, 2002).
Misalnya,
• farmasis yang mempromosikan penggunaan vitamin oleh pasien yang tidak
membutuhkannya dapat meningkatkan kesejahteraan finansial dengan
mengorbankan pasien mereka.

• Farmasis yang menolak resep dokter yang tidak benar karena mereka ingin
memastikan bahwa para dokter akan terus menyuruh pasien ke farmasis untuk
menampilkan salah satu tanggung jawab professional mereka.
Kode etik untuk farmasis

1. Farmasis menghormati hubungan antara pasien dan farmasis

2. Farmasis memperlihatkan hal yang baik pada pasien dalam hal kepedulian,
compassionate, dan menjaga kerahasiaan pasien

3. Farmasis menghormati hak dan martabat pasien

4. Prinsip farmasis bersikap jujur dan penuh integritas pada professional lain

5. Farmasis memelihara kompetensi professional

6. Farmasis menghormati hasil dan kemampuan teman sejawat dan profesi


kesehatan lainnya

7. Farmasis melayani kebutuhan individual dan masyarakat

8. Farmasis mencari keadilan pada distribusi sumber kesehatan.


Profesi dan Profesional

• Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian


khusus.
• Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau
Profesi kegiatan utama (purna waktu).
• Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
• Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mendalam

• Orang yang tahu akan keahlian dan


keterampilannya.
• Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan
Profesional atau kegiatannya itu.
• Hidup dari situ.
• Bangga akan pekerjaannya
Peran etika dalam profesi

1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa.

2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi


landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional

3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku


sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan
yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga
terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut
Menurut Edgar Schein (1974),
karakteristik profesi adalah:

b. Profesional mempunyai motivasi


kuat atau panggilan sebagai
a. Para profesional terkait dengan
landasan bagi pemilihan karier
pekerjaan seumur hidup dan menjadi
profesionalnya dan mempunyai
sumber penghasilan utama;
komitmen seumur hidup yang
mantap terhadap kariernya;

c. Profesional memiliki kelompok


d. Profesional mengambil keputusan
ilmu pengetahuan dan keterampilan
demi kliennya berdasarkan aplikasi
khusus yang diperolehnya melalui
prinsip-prinsip dan teori-teori
pendidikan dan latihan yang lama;
f. Pelayanan yang diberikan kepada
e. Profesional berorientasi pada klien didasarkan pada kebutuhan
pelayanan, menggunakan keahlian objektif klieng. Profesional lebih
demi kebutuhan khusus klien mengetahui apa yang baik untuk klien
daripada klien sendir

h. Profesional membentuk
perkumpulan profesi yang menetapkan
g. Profesional mempunyai otonomi kriteria penerimaan, standar
dalam mempertimbangkan tindakannya pendidikan, perizinan atau ujian masuk
formal, jalur karier dalam profesi, dan
batasan peraturan untuk profesi

i. Profesional mempunyai kekuatan j. Profesional dalam menyediakan


dan status dalam bidang keahliannya pelayanan, biasanya tidak
dan pengetahuan mereka dianggap diperbolehkan mengadakan advertensi
khusus atau mencari klien
Prinsip etika profesi

• Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.


• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain
Tanggung
atau masyarakat pada umumnya.
jawab

• Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa


saja apa yang menjadi haknya.
Keadilan

• Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki


dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya
Otonomi

Anda mungkin juga menyukai