Anda di halaman 1dari 17

ASKEP

PIELONEFRITIS
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

Roni Saputra
PENGERTIAN

Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan


jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai
kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. 
Inflamasi pelvis ginjal disebut Pielonefritis, penyebab
radang pelvis ginjal yang paling sering adalah kuman yang
berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis
ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis
ETIOLOGI

• Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus


besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit
dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit.
• Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung
kemih. 
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa
dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan
oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih.
• Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal
atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih
ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
ginjal.
GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam
 menggigil
 nyeri di punggung bagian bawah
 mual dan muntah.
NEXT ...............
Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut
berkontraksi kuat.Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita
merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh kejang ureter. Kejang bisa
terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu
ginjal.
NEXT .................

 Pielonefritis kronis hanya terjadi pada penderita yang memiliki


kelainan utama, seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal
yang besar atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam
ureter.

 Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak ginjal sehingga ginjal


tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal).
KOMPLIKASI

Pielonefritis kronik: penyakit ginjal stadium akhir(mulai dari


hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan
parut)hipertensi, danpembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik
disertai organisme pengurai-urea, yang mengakibatkan terbentuknya
batu).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Urinalisis
~         Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk
penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih

~         Hematuria: hematuria- positif bila terdapat 5-10


eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus
ataupun urolitiasis.
NEXT .................

Bakteriologis
~         Mikroskopis : satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 -103
organisme koliform / mL urin plus piuria
~         Biakan bakteri
~         Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik

Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik


Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
Metode tes
~         Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan
nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat).
~         Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria.
~         Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri
yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat organisme
menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonorrhoeae, herpes simplek).
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan
a.  Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.

b.  Apabila pielonefritis kronisnya di sebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka


diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalh-masalah tersebut.

c.  Di anjurkan untuk dering munum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas
dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh
bakteri faeces.
PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan
1.     Riwayat infeksi saluran kemih
2.     Riwayat pernah menderita batu ginjal
3.     Riwayat penyakit DM, Jantung

 Pengkajian fisik
1.     Palpasi kandung kemih
2.     Infeksi darah meatus
a.     Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernian urine
b.     Pengkajian pada costovertebralis

Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan persepsi terhadap kondisi penyakit mekanisme kopin dan system
pendukung

Pengkajian pengtahuan klien dan keluarga


1.      Pemahaman tentang penyebab / perjalanan penyakit
2.     Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri akut  b.d proses peradangan / infeksi

 Hipertermia b.d demam, peradangan / infeksi

 Ansietas b.d hematuria, kurang pengetahuan tentang penyakit dan tujuan


pengobatan

 Gangguan pola tidur b.d hipertermi, nyeri

 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

 Resiko kekurangan volume cairan b.d intake tidak adekuat


KRETERIA HASIL

Nyeri akut b.d proses peradangan, infeksi


Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24
jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.

Batasan karakteristik: kegelisahan, perilaku melindungi,


perilaku menjaga, kandung kemih tegang

Kriteria Hasil : Tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih, kandung
kemih tidak tegang, tenang,   tidak mengekspresikan nyeri secara verbal
atau pada wajah, tidak ada posisi tubuh, tidak ada kegelisahan, tidak
ada kehilangan nafsu makan.
INTERVENSI

1. Pantau intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau


meringankan nyeri
2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat
di toleran.
3. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola
berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil
urinalisis ulang
4. Kolaborasi Konsul dokter bila : sebelumnya kuning gading urine
kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah,
sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing,
menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
5. Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
6. Berikan antibiotic. Buat berbagi variasi sediaan minum, termasuk air
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

http://askep-ebook.blogspot.com

http://cnennisa.files.wordpress.com

http://harnawatiaj.wordpress.com

Syaifuddin 2006 Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Taqiyyah B, 2013. Asuhan Keperawatan panduan lengkap menjadi perawat profesional jilid 2:
Prestasi Pustaka Publisher: jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai