Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Disusun oleh :

Nabila Syifa (30901700055)

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Fitria Endah Janitra M.Kep


Pembimbing Klinik : Ns. Amalia Oktaviani S.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2020/2021
I. KONSEP DASAR
A. Definisi ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi salurankemih
dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita dari pada pria (Mawaddah, 2018).
Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna. Saluran Kemih adalah infeksi akibat berkembang
biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain (Cempaka,
2018).
B. Etiologi ISK
Etiologi dari ISK umumnya adaah E. Coli,yang menyebabkan 80% kasus
dari ISK akan tetapi terdapat penyebab lain yaiu infeksi dari klebisela,
pseudomonas, enterobakteri, streptokok, dan stafilokok (Cempaka, 2018). Agen
penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp.,
Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah bakteri
Eschericia coli Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan kemungkinan
lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi ( Prince dalam Toruan, 2020).
Sebagian besar infeksi saluran kemih di sebabkan oleh bakteri. Bakteri
tersebut masuk di karenakan adanya aliran balik urine dari uretra ke kandung
kemih, kontaminasi fekal, atau penggunaan kateter atau sitoskop. Sedangkan pada
pria biasanya disebabkan beberapa faktor yakni prostat yang terinfeksi,
epididimitis atau adanya batu pada kandung kemih (Lingga, 2019).
C. Patofisiologi ISK
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya
ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu:
1. Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: faktor
anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada
laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine
saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius
(pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang
terinfeksi.
2. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system
imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara
hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi
ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya
bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih,
bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan
distensii yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini
mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih
menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan
gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar
ke suluruh traktus urinarius.
D. Pathways

Kontaminasi fekal, Hambatan pada


pemakaian kateter aliran urin

Distensi kantung
Mikroorganisme Gangguan rasa kemih yang
masuk secara nyaman berlebihan
ascending

Penurunan resistensi
Vesika urinaria terhadap invasi bakteri

Menyebar ke traktur
Bakteri urinarius
berkembang
biak

ISK Gangguan
eliminasi urin

Suhu tubuh Anoreksia, Kurangnya Gelisah


meningkat mual muntah informasi

Hipertermia Risiko deficit Defisit Ansietas


nutrisi pengetahuan
E. Manifestasi klinik
Menurut Mawaddah (2018), manifestasi dari infeksi saluran kemih adalah:
1. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba
untuk berkemih namun tidak air yang keluar.
2. Sering BAK dan kesakitan saat BAK, urin bisa bewarna putih, coklat, atau
kemerahan dan baunya sagat menyengat.
3. Warna urin kental / pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
4. Nyeri pada pinggang.
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
Sedangkan menifestasi klinik lain dari ISK menurut Toruan (2019) yaitu:
1. Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
2. Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
3. Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
4. Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
5. Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari
urin
6. Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
7. Rasa sakit pada daerah di atas pubis
8. Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
9. Demam
10. Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
11. Sering berkemih pada malam hari

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk
mengatasi ISK yaitu :
1. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi.
2. Perubahan pola hidup diantaranya :
a. Membersihkan perineum dari depan ke belakang
b. Pakaian dalam dari bahan katun
c. Menghindari kopi, alkohol
Sedangkan untuk penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan adalah:
1. Obat-obatan
a. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.
b. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
c. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
d. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari
sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan
pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
2. Analgetik dan Anti spasmodic: Untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan oleh penderita
3. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
G. Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi ginjal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau
perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan
mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang
ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di
daerah kandung kemih.
3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati
skrotum dan testis.
4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran
sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang
tepat.
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril
Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria,
(Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat,
diagnose medis dan tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan identitas
penanggung jawab.
2. Keluhan utama.
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.
Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien
biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa
tidak enak atau nyeri pinggang.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi
keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah
keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK
bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan
penyebab infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa
lama infeksi sudah di alami klien.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya
dapat meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang
membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK
bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan
dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup
seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat
memperburuk atau memperparah keadan klien.
d. Riwayat Psikososial
Adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan
kurangnya berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan
proses penyakit.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
Lingkungan kotor dapat menyebabkan berkembang
biaknya penyakit seperti stafilokok, juga kuman lainnya yang
dapat menyebabkan terjadinya ISK.
f. Pola kebiasaan
Kebutuhan dasar manusia yaitu:
1) Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
2) Makan dan minum
Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena
adanya mual dan muntah
3) Eliminasi
a) BAB : Tidak ada keluhan
b) BAK : Adanya dysuria
c) Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra
keruh
4) Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa
nyeri dan rasa mual muntah.
5) Memilih, menggenakan dan melepaskan pakaian
Jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka
dalam memilih, menenakan, dan melepaskan pakayan
dibantu oleh perawat dan keluarga.
6) Suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam
7) Kebersihan dan kesegaran tubuh
8) Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan pergerakan terbatas
dalam melaksanakan personal higyene dibantu oleh
perawat dan keluarga
9) Menghindari bahaya.
Kemungkinan karena kelemahan fisik maka pasien
diawasi atau didampingi keluarga atau perawat.
10) Beribadah sesuai keyakinan.
Pada umumnya pasien lebih mendekatkan diri pada
TYME
11) Komunikasi dengan orang lain.
Pasien kurang berkomunikasi karena adnya nyeri
dan kelemahan fisik
12) Mengerjakan dan melaksanakan sesuai perasaan
Dalam mengerjakan dan melaksanakan aktifitasnya
pasien dibantu oleh perawat dan keluarga.
13) Berpartisipasi dalam bentuk rekreasi
Pasien tidak mampu melaksanakan rekreasi karena
penyakitnya
14) Belajar dan memuaskan keingintahuan yang mengarah
pada perkembangan kesehatannya. Pasien sering meminta
informasi tentang penyakitnya dan perkembangan
kesehatannya.
4. Pemeriksaan fisik head to toe
5. Pemeriksaan penunjang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi uri b.d iritasi kandung kemih
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
3. Hipertermia b.d proses penyakit
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa (SDKI) Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Gangguan eliminasi Setelah dilakukan Intervensi utama :
uri b.d iritasi kandung tindakan keperawatan Manajemen eliminasi urin
kemih selama 3x24 jam Observasi
diharapkan eliminasi urin  Identifikasi tanda
membaik dengan kriteia dan gejala retensi
hasil : atau inkontinensia
 Sensai berkemih urin
meningkat  Monitor eliminasi
 Distensi kandung urine
kemih menurun Terapeutik
 Frekuensi BAK  Catat waktu dan
membaik haluaran berkemih
 Ambil sampel
urine tengah /
kultur
Edukasi
 Ajarkan tanda dan
gejala infeksi
saluran kemih
 Ajarkan
mengambil
specimen urin
midstream
 Anjurkan minum
yang cukup jika
tidak ada kontra
indikasi
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
suposituria jika
perlu

Gangguan rasa Setelah dilakukan Intervensi utama :


nyaman b.d gejala tindakan keperawatan manajemen nyeri
penyakit selama 3x24 jam Observasi
diharapkan status  Identifikasi lokasi,
kenyamanan meningkat karakteristik,
dengan kriteia hasil: durasi, frekuensi,
 Kesejahteraan kualitas dan
fisik meningkat intensitas nyeri
 Perawatan sesuai  Indentifikasi skala
kebutuhan nyeri
meningkat Terapeutik
 Rileks meningkat  Berika teknik non
 Keluhan tidak farmakologi untuk
nyaman menurun mengurangi rasa
 Pola eliminasi nyeri
membaik  Kontrol
lingkungan yang
memperberat
nyeri
 Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
 Jelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
 Berikan analgetik
jika perlu

Hipertermia b.d Setelah dilakukan Intervensi utama :


proses penyakit tindakan keperawatan manajemen hipertermia
selama 3x24 jam Observasi
diharapkan termoregulasi  Identifikasi
membaik dengan kriteia penyebab
hasil: hipertermia
 Menggigil  Monitor suhu
menurun tubuh
 Suhu tubuh  Monitor haluaran
membaik urin
 Suhu kulit Terapeutik
membaik  Berikan cairan
 Tekanan darah oral
membaik  Longgarkan /
lepaskan pakaian
Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai