Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N
DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI WISMA ARIMBI RSJ. PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

DISUSUN OLEH :
1. Sevti Meiliya A0201906
2. Siska Damayanti A02019067
3. Siti Aminah A02019068
4. Siti Laelatur Rokhmah A02019069
5. Sukemi A02019070
6. Tia Widiyanti A02019071

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahamt dan hidayahnya penulis dapat menyusun
makalah presentasi kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Gangguan
Konsep Diri Harga Diri rendah. Sholawat serta salam penulis sanjung agungkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
sampai terang benderang sekarang ini

Makalah ini berusaha untuk menyajikan pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dan membantu dalam pembuatan makalah ini

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis agar menjadi pelajaran
yng berharga khususnya bagi penulis dan pembaca.

Magelang, 20 Juli 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa dalam Pasal 1 menjelaskan
bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang
yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau
kualitas hidup sehingga memiliki resiko gangguan jiwa. Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan
yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan dan/atau perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat meimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia. Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan
derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi individu, keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerinta daerah, dan/atau
masyarakat (Kemenkumham, 2014).
Menurut data dari WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang yang mengalami depresi,
60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta orang mengalami skizofrenia serta 47,5 juta
orang mengalami dimensia (penurunan daya ingat dan cara berfikir. Data Riskesdas
(2013), menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta
orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7% per 100
penduduk (Depkes RI, 2016).
Konsep diri adalah semua kepercayaan, perasaan, dan penilaian yang diyakini individu
tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan
sekitar. Konsep diri tidaklah langsung dimiliki ketika seseorang lahir di dunia melainkan
suatu rangkaian proses yang terus berkembang dan membedakan individu satu dengan
yang lainnya (Prabawati. 2012).
Upaya yang dilakukan untuk menangani pasien dengan masalah harga diri rendah adalah
dengan memberikan tindakan asuhan keperawatan yang diberikan oleh semua perawat
dalam semua jenjang pendidikan (Keliat dan Akemat 2010). Untuk mengoptimalkan
asuhan keperawatan diperlukan tindakan keperawatan spesialis, tindakan keperawatan
spesialis yang dibutuhkan oleh pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Melalui terapi kognitif
individu diajarkan atau dilatih untuk mengontrol pikiran, gagasan, ide dengan cara
melatih klien untuk mengubah cara berfikir dan memandang sesuatu.
pada saat pasien mengalami kekecewaan, sehingga pasien lebih baik dalam bertindak dan
lebih produktif (Hamid dan Wardani, 2011)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerajo Magelang
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri Harga Diri
Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
b. Menegakkan diagnosa keperawatan dengan masalah Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
c. Merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep
Diri: Harga Dini Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2013).
Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang
harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2016). Gangguan harga diri dapat
dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, yang menjadikan
hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak mampu dalam mencapai
keinginan (Fitria, 2015).
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2019).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif
yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai
keinginan.
2. Rentan Respon Konsep Diri
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Akualisasi Konsep Harga Diri Keracunan


Depersonalisasi
Diri Diri positif Rendah Identitas

3. Jenis-jenis Harga Diri Rendah


a. Situasional
Harga diri rendah situasional dalam Wilkinson, Ahern (2013) didefinisikan sebagai
suatu perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit, kondisi ini dapat
disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh, kegagalan dan penolakan, perasaan
kurang penghargaan, proses kehilangan, dan perubahan pada peran sosial yang
dimiliki.
a. Kronik
Menurut Fitria (2012) menyatakan bahwa gangguan konsep diri: harga diri rendah
kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan pasien sebelum sakit
atau sebelum dirawat. Sedangkan menurut Nurarif dan Hardhi (2015, 5) harga diri
rendah kronis merupakan evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang berlangsung lama.
4. Penyebab
Gangguan konsep diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara
:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah, karena :
1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan
kateter, pemeriksaan perneal).
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
- Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien,
penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan,
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep,
2019)
5. Tanda dan gejala
a. Data Subyektif :
- Mengungkapkan untuk memulai hubungan / pembicaraan
- Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
- Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
b. Data Obyektif :
- Kurang spontan ketika diajak bicara
- Apatis
- Ekspresi wajah kosong
- Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
- Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
 (Budi Anna Keliat, 2013)
6. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES
RI, 2015 : 336).
7. Pohon Masalah
Isolasi social, halusinasi Efek

Gangguan konsep diri harga diri rendah Core problem

Mekanisme koping tidak efektif Causa

B. Fokus Pengkajian
Menurut Fitria, (2009) menjelaskan ada beberapa data yang perlu dikaji untuk
membuktikan bahwa seseorang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah
adalah :
1. Data subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja.
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,
makan atau toileting).
2. Data obyektif
1) Mengkritik diri sendiri.
2) Perasaan tidak mampu.
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri Harga diri rendah
D. Fokus Intervensi
Komunikasi yang baik dan kepercayaan adalah kunci keberhasilan tindakan keperawatan
yang dilakukan untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah, diantaranya :
1. Rencana tindakan untuk pasien
Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3) Pasien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Diagnosa Rencana Intervesi
keperawatan keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Gangguan Tujuan Umum : 1. Klien menunjukkan Bina hubungan
konsep diri: Klien dapat memiliki ekspresi wajah saling percaya
harga diri konsep diri yang bersahabat dengan
Rendah positif. 2. Menunjukkan rasa mengungkapkan
senang prinsip komunikasi
TUK I: 3. Ada kontak mata terapeutik
Klien dapat memiliki 4. Mau berjabat tangan
konsep diri yang 5. Mau menjawab
positif salam
6. Klien mau duduk
bersampingan dengan
perawat
7. Mau mengutarakan
masalah yang di
hadapi.

TUK II: 1. Klien dapat 1. Diskusikan


Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan
mengidentifikasi kemampuan aspek aspek positif yang
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dimiliki klien
yang dimiliki klien 2. Setiap bertemu
2. Aspek positif klien hindarkan dari
keluarga memberi nilai
3. Aspek positif negatif
lingkungan yang 3. Utamakan
dimiliki klien memberi pukian
yang realistis
TUK III: Klien mampu memiliki 1. Diskusikan
Klien dapat menilai kemampuan yang dengan klien
kemampuan yang digunakan kemampuan yang
digunakan masih dapat
digunakan
2. Diskusikan yang
dapat dilanjutkan

TUK IV: Klien dapat membuat Intervensi:


Klien dapat rencana harian Rencanakan
menentukan kegiatan bersama klien
sesuai kemampuan aktivitas yang dapat
yang dimiliki dilakukan setiap
hari sesuai
kemampuan seperti:
1. Keguatan mandiri
2. Kegiatan dengan
bantuan sebagian
3. Kegiatan yang
menimbulkan
bantuan total
4. Tingkat kegiatan
yang sesuai dengan
toleransi kondisi
klien
5. Beri contoh cara
pelaksanaan yang
boleh kalian
lakukan

TUK V: Melakukan kegiatan Kegiatan yang telah


Klien dapat sesuai kondisi sakit dan direncanakan
melakukan kegiatan kemampuan nya 1. Beri pujian atas
sesuai kondisi sakit keberhasilan klien
2. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah

TUK VI: Klien mampu 1. Beri pendidikan


Klien dapat memanfaatkan sistem kesehatan pada
memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga tentang
pendukung yang ada di keluarga cara merawat klien
keluarga dengan masalah
gangguan konsep
diri : harga diri
rendah
2. Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan rumah
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, F,dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondhoutomo.2013
Keliat, B.A. 2013. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Perry, Potter.2015. Buku Ajar FundamentalbKeperawatan. Jakarta:EGC
Dalami, Ermawati. 2015. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Cv. Trans
Info Media.
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013) Keperawatan jiwa; konsep dan kerangka kerja asuhan
keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Fitria, N. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan & Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP). Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz. (2013). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Surabaya :
Health Books Publishing.
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

Pertemuan ke : 1
1. Kondisi pasien
Ds: Klien mengatakan malu dan merasa tidak berguna.
Do: Klien tampak murung, selalu menunduk, tidak ada kontak mata, dan diam sendiri
dipojok ruangan.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan khusus /sp
a) Klien mampu mengenal masalah harga diri rendah kronik
b) Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
c) Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
d) Klien mampu menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Strategi pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Evaluasi / validasi
a) Perasaan pasien saat ini
Bagaimana perasaannya hari ini?
b) Kondisi pasien saat ini
Klien tampak murung, selalu menunduk, tidak ada kontak mata, dan diam
sendiri dipojok ruangan. Klien mengatakan malu dan merasa tidak
berguna.
2) Kontrak
a) Topic
Baiklah bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang penyebab, tanda dan
gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri rendah kronik serta
kemampuan dan kegiatan yang pernah dilakukan?
b) Waktu
Bagaimana kalau 20 menit?
c) Tempat
Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di taman?
b. Fase kerja
Saya perhatikan akhir-akhir ini bapak banyak menyendiri, aktivitasnya menurun,
murung, menghindar dari orang lain, ragu melakukan kegiatan, saat diajak bicara
kontak mata kurang, jalan menunduk. Apa yang menyebabkan bapak seperti ini?
Baik, bapak mengatakan bapak merasa tidak mampu, malu, tidak berguna, apa yang
terjadi sama bapak sebelumnya sampai seperti ini? Apa bapak sudah tau tentang
akibat terus-terusan seperti ini? Baiklah apa yang bapak alami sat ini merupakan
tanda dan gejala dari harga diri rendah, bapak harus mampu mengatasi harga diri
rendah ini, dengan saya bantu. apakah bapak setuju? Baiklah sekarang coba bapak
sebutkan apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftar
ya! Kegiatan rumah tangga yang bapak bisa lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci piring? Menyiram bunga? Mengepel
lantai? Wah, bagus sekali anda ada lima kemampuan yang bapak miliki.
c. Fase terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap? Yeah bapak
ternyata banyak memiliki kemampan yang dapat dilakukan dirumah saat
ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur.
b) Objektif
Coba sebutkan lagi kemampuan positif yang bapak miliki?
2) Rencana tindak lanjut
Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian bapak. Mau berapa kali sehari
mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
3) Kontrak pertemuan selanjutnya
a) Topic
Besok kita latihan lagi menilai kemampuan yang bapak miliki
b) Waktu
Bapak besok pagi jam 10.00 apakah bapak bisa?
c) Tempat
Tempatnya di taman lagi ya pak?
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N
Alamat : Wonosobo
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Informan : Perawat pengelola, pasien dan rekam medis.

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. A
Umur : 31 tahun
Alamat : Wonosobo

III. ALASAN MASUK


Klien masuk RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dikarenakan marah-marah. Selama di
rumah klien mengamuk, marah-marah, melempar barang, merusak, menyendiri,
melamun sejak 3 hari yang lalu.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJ Prof
Dr Soerojo Magelang dan pernah dirawat sebanyak 1 kali dan sekarang yang ke 2
kalinya, terakhir dirawat 2019 bulan Juli di RSJ Prof Dr Soerojo Magelang.
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil. Tidak ada aniaya fisik, seksual, maupun
kekerasan dalam rumah tangga tidak ada anggota keluarga yang mengalami atau
riwayat gangguan jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah
resign dari pekerjaanya yaitu guru. Klien mengatakan mertuanya tidak senang jika
melihat klien dan sumianya bahagia.

V. FAKTOR PRESIPITASI
Pasien putus obat ±6 bulan.

VI. PENGKAJIAN FISIK


1. Tanda Vital
TD : 125/90 mmHg,
Nadi : 98x/menit.
Suhu : 36.6°C
RR : 20x/menit
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 62 kg

VII. PENGKAJIAN FUNGSIONAL


1. Genogram

Keterangan:

: Garis hubungan

: Laki -laki

: Perempuan

: meninggal

: Pasien

Klien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, klien tinggal serumah dengan ayah,
ibu, suami dan anaknya, yang menggambil keputusan adalah ayahnya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas dan bersyukur dengan bentuk dan
bagian tubuhnya.
b. Identitas : Klien seorang perempuan berumur 25 tahun, sudah menikah dan
mempunyai satu anak. Berat badan 62 kg. tinggi badan 163 cm.
c. Peran : Klien adalah seorang anak, ibu, dan istri. Klien malu pada diri sendiri
karena belum bisa menjalankan perannya sebagai anak yang berbakti kepada
orang tua, hanya merepotkan saja, belum bisa menjadi contoh ibu yang baik
untuk anaknya. Malu karena keluar masuk RSJ, sehingga tidak bisa melayani
suami.
d. Ideal diri: Klien ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, tidak
merepotkan orang tua , menjadi contoh ibu yang baik untuk anaknya dan bisa
melayani suami.
e. Harga diri : Klien malu pada diri sendiri karena belum bisa menjalankan
perannya sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, hanya merepotkan
saja, belum bisa menjadi contoh ibu yang baik untuk anaknya. Malu karena
keluar masuk RSJ, sehingga tidak bisa melayani suami.
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang sangat berarti di dalam hidupnya adalah suami.
Klien mengikuti kegiatan pengajian, PKK, dawis di lingkungan tempat tinggalnya.
Di rumah sakit Klien mau mengikuti kegiatan dengan bimbingan, tidak ada
hambatan dalam berbuhungan sosial.
4. Spiritual
Klien beragama islam, Klien percaya bahwa penyakitnya adalah cobaan dari
Tuhan untuk membuat ia lebih baik lagi. Klien di rumah rajin beribadah dan
melakukan salat 5 waktu tepat pada waktunya, di rumah sakit Klien juga rajin
beribadah.

VIII. STATUS MENTAL


1. Penampilan: cara berpakain Klien sesuai dengan jadwal di RS, baju rapi, rambut
rapi, kuku bersih.
2. Pembicaraan: klien kadang mengkritik diri sendiri dan kadang mudah tersinggung.
klien bercerita bila ditanya.
3. Aktifitas motorik: Klien tampak mondar- mandir, mengikuti aktivitas di wisma
dengan bimbingan. kadang melamun dan menyendiri,
4. Alam perasaan: Klien mengatakan sedih karena ingin bertemu anak.
5. Afek: Klien terlihat labil.
6. Interaksi selama wawancara: Klien kontak mata kurang, menunduk.
7. Persepsi: Klien mengatakan tidak ada halusinasi.
8. Isi pikir: tidak ada obsesi dan waham.
9. Proses pikir: blocking,
10. Tingkat kesadaran: Klien tampak bingung, orientasi waktu, tempat dan orang
baik.
11. Memori: Klien tidak mengalami gangguan, baik memori jangka pendek atau
panjang.
12. Tingkat konsentrasi dan kalkulasi: mampu berkonsentrasi dan bisa menghitung
perhitungan sederhana
13. Kemampuan penilaian gangguan ringan, klien bisa mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain.
14. Daya tilik mengingkari penyakitnya, Klien merasa dibawa ke RSJ Prof. Dr.
Soerojo untuk memperbaiki diri dan ia tahu bahwa dia sakit.

IX. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan: mandiri tanpa bantuan orang lain.
2. Mandi : mandiri 2x sehari tanpa bantuan orang lain.
3. Berpakaian: mandiri
4. BAK/BAB: mandiri
5. Istirahat atau tidur
Tidur siang selama: 10.00 sampai jam 12.00
Tidur malam selama: 20.00 sampai jam 05.00
Aktifitas sebelum/ sesudah tidur: Menyapu dan duduk-duduk
6. Penggunaan obat : klien mampu minum obat mandiri.
7. Pemeliharaan kesehatan Klien akan melanjutkan memilihara kesehatannya
dirumah dengan rajin minum obat
8. Aktivitas di dalam rumah bisa menyiapkan makan, dapat menjaga kerapian
rumah, dapat mencuci pakaian dan mengurus anak.
9. Aktivitas diluar rumah : klien mengatakan dirinya ingin kembali normal seperti
dahulu kala dan ingin menikmati jalan-jalan dengan anaknya.

X. MEKANISME KOPING
Klien bila ada masalah sering dipendam dan jika tidak tahan marah-marah sendiri.

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik: F.20.3 (skizofrenia tak terinci)
2. Terapi medik:
Psikofarmaka:
- Trihexipenidil 2mg/12 jam
- Respiridone 2mg/12 jam
- Clozapin 25 mg/24 jam

XII. ANALISA DATA

No. Hari/tgl/jam Data fokus Diagnosa Paraf


1 Jum’at, 16 Ds: Klien malu pada diri sendiri Gangguan Konsep kelompok
juli 2021 karena belum bisa menjalankan Diri: harga diri
09.30 perannya sebagai anak yang Rendah
berbakti kepada orang tua, hanya
merepotkan saja, belum bisa
menjadi contoh ibu yang baik
untuk anaknya. Malu karean
keluar masuk RSJ, sehingga
tidak bisa melayani suami.

Do: Klien kontak mata kurang,


menunduk, mengkritik diri
sendiri, melamun, dan
menyendiri.

2 Jum’at, 16 Ds: Klien mengatakan di rumah Risiko Perilaku Kelompok


juli 2021 marah-marah. Melempar barang. Kekerasan
09.30
Do: Klien afek labil. Klien
kadang mudah tersinggung
3 Jum’at. 16 Ds: Klien mengatakan bila ada Koping individu Kelompok
juli. 2021. masalah sering dipendam dan tidak efektif .
09,30 jika tidak tahan marah-marah
sendiri.

Do: klien bercerita bila ditanya.

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Risiko Perilaku Kekerasan

XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/tgl/jam Diagnosa Rencana Intervesi


keperawata keperawatan
n
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
16 juli Gangguan Tujuan Umum : 1. Klien Bina hubungan
2021. konsep diri: Klien dapat menunjukkan saling percaya
10.00 harga diri memiliki konsep ekspresi wajah dengan
Rendah diri yang positif. bersahabat mengungkapkan
2. Menunjukkan prinsip
TUK I: rasa senang komunikasi
Klien dapat 3. Ada kontak mata terapeutik
memiliki konsep 4. Mau berjabat
diri yang positif tangan
5. Mau menjawab
salam
6. Klien mau duduk
bersampingan
dengan perawat
7. Mau
mengutarakan
masalah yang di
hadapi.

TUK II: 1. Klien dapat 1. Diskusikan


Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan
mengidentifikasi kemampuan aspek aspek positif
kemampuan dan positif yang yang dimiliki
aspek yang dimiliki klien klien
dimiliki 2. Aspek positif 2. Setiap
keluarga bertemu klien
3. Aspek positif hindarkan dari
lingkungan yang memberi nilai
dimiliki klien negatif
3. Utamakan
memberi pukian
yang realistis
TUK III: Klien mampu 1. Diskusikan
Klien dapat memiliki dengan klien
menilai kemampuan yang kemampuan
kemampuan yang digunakan yang masih
digunakan dapat digunakan
2. Diskusikan
yang dapat
dilanjutkan

TUK IV: Klien dapat Intervensi:


Klien dapat membuat rencana Rencanakan
menentukan harian bersama klien
kegiatan sesuai aktivitas yang
kemampuan yang dapat dilakukan
dimiliki setiap hari
sesuai
kemampuan
seperti:
1. Keguatan
mandiri
2. Kegiatan
dengan bantuan
sebagian
3. Kegiatan
yang
menimbulkan
bantuan total
4. Tingkat
kegiatan yang
sesuai dengan
toleransi kondisi
klien
5. Beri contoh
cara
pelaksanaan
yang boleh
kalian lakukan

TUK V: Melakukan Kegiatan yang


Klien dapat kegiatan sesuai telah
melakukan kondisi sakit dan direncanakan
kegiatan sesuai kemampuan nya 1. Beri pujian
kondisi sakit atas
keberhasilan
klien
2. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah

TUK VI: Klien mampu 1. Beri


Klien dapat memanfaatkan pendidikan
memanfaatkan sistem pendukung kesehatan pada
sistem pendukung yang ada di keluarga tentang
yang ada di keluarga cara merawat
keluarga klien dengan
masalah
gangguan
konsep diri :
harga diri
rendah
2. Bantu
keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
dirawat
3. Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan
rumah

XIV. CATATAN KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


tgl/ jam keperawatan/
SP
16 juli Gangguan Implementasi S: Kelompok
2021. konsep diri : 1.Mengidentifikasikan - Klien mengatakan
13.00 Harga diri kemampuan melakukan malu karena belum
rendah aspek kegiatan positif baik sebagai ibu.
Sp: 1 pada klien - Klien mengatakan
2. Membantu klien merasa tidak
memilih kegiatan yang berguna.
bisa dilakukan saat ini - Klien mengatakan
3. Membantu klien merasa gagal
memilih salah satu sebagai
kegiatan yang dapat Ibu.
dilakukan untuk dilatih
4. Melatih kegiatan yang O:
dipilih -klien mampu
5. Memasukkan ke dalam menyebutkan aspek
jadwal kegiatan harian positif dan
6. Beri obat sesuai resep kemampuan positif
dokter yang dimiliki.
- Trihexipenidil (terlampir di
2mg /12 jam belakang) contoh
- Respiridone kemampuan yang
2mg/12 jam dimiliki : menyapu,
- Clozapin 25 mengepel, mencuci
mg/24 jam piring , mengaji dll.
-contoh aspek positif
7. Libatkan dalam Penkes yang dimiliki
dan TAK (mempunyai hobi
membaca buku,
prestasi mahasiswa
terbaik dll.)
- klien memilih
kegiatan yang bisa
dilakukan saat ini
Dikasih contreng (v)
dibelakang. Contoh
(menyapu,
mengepel, mencuci
piring dll,)
- klien memilih
mendiskusikan dan
mempraktekan
tentang mencuci
piring.
- klien mampu
mencuci piring
dengan hasil bersih
- Klien mampu
masukan ke dalam
jadwal kegiatan
- TAK dan penkes
Klien ikut dengan
difokuskan
- Latih kemampuan
(mencuci piring)
sudah optimal
- Terapi obat
(Trihexipenidil 2mg,
Respiridone 2mg)
masuk tidak ada
reaksi alergi
- Klien terlihat
menyendiri
- Kontak mata
kurang

A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(mencuci piring)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan

Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuna positif
yang dimiliki
(mencuci piring)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat

Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.

17 juli Gangguan Implementasi: S: Kelompok


2021 konsep diri : 1. Mengevaluasi SP 1 - Klien mengatakan
13.00 Harga Diri 2. Melatih kegiatan yang manusia itu banyak
Rendah kedua kelebihan dan
SP2 3 Memasukkan pada kekurangan .
jadwal kegiatan untuk - Klien mengatakan
latihan sudah tidak begitu
4 Memberikan obat sesuai malu.
resep dokter O:
- Trihexipenidil - Klien mampu
2mg/12 jam mencuci piring
- Respiridone dengan mandiri
2mg/12 jam - Klien mampu
- Clozapin 25 memilih kegiatan
mg/24 jam yang akan dilatih
(mengepel)
6. Melibatkan dalam TAK - Melatih
dan Penkes kemampuan kedua
(mengepel) belum
optimal
- Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
dengan bimbingan
(jadwal terlampir)
- TAK dan Penkes
ikut dengan di
fokuskan
terapi obat
(Trihexipenidil 2mg
Respiridone 2mg)
masuk tanpa ada
alergi
- Kontak mata klien
kurang

A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(mengepel)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan
Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuna positif
yang dimiliki
(mengepel)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat

Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring,
mengepel)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.

19 juli Gangguan Implementasi S: - Klien Kelompok


2021, Konsep Diri : 1. Mengevaluasi SP 2 mengatakan sudah
17.00 Harga Diri 2. Membantu klien tidak malu dan
Rendah memilih kegiatan ketiga memasrahkan
SP3 yang akan dilatih hidupnya pada
3. Melatih kegiatan yang Tuhan
ketiga - Klien mengatakan
4. Memasukkan pada sudah ikhlas dengan
jadwal kegiatan harian penilaian buruk
5. Memberikan terapi obat orang lain .
sesuai resep dokter
- Trihexipenidil O: Klien mampu
2mg/12 jam mencuci piring dan
- Respiridone mengepel dengan
2mg/12 jam mandiri
- Clozapin 25 - Klien mampu
mg/24 jam memilih kegiatan
yang akan dilatih
6. Melibatkan pasien ( guru ngaji)
dalam TAK dan Penkes - latihan menjadi
guru ngaji belum
optimal
- Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
(jadwal terlampir)
- TAK dan Penkes
klien ikut dengan di
fokuskan
- Terapi obat
(Trihexipenidil 2mg,
Respiridone 2mg)
masuk tanpa ada
alergi
- Kontak mata
kadang kurang.

A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(menjadi guru ngaji)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan

Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuan positif
yang dimiliki
(menjadi guru ngaji)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat

Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring,
mengepel, guru
ngaji)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : Ny. N
Alamat: Wonosobo

Jam Kegiatan 16- 17-07- 19-


07- 2021 07-
2021 2021
P S M P S M P S M
05.00-
06.00
06.00- Guru B
07.00 ngaji
07.00- Mencuci B/- M/B M/M
08.00 piring
/mengepel
08.00-
09.00
09.00- Guru B
10.00 ngaji
10.00-
11.00
12.00- Mencuci M/ M/B M/M
13.00 piring
/mengepel
13.00- Guru B
14.00 ngaji
14.00-
15.00
15.00-
16.00
16.00- Mencuci M/- M/M
17.00 piring
/mengepel
17.00-
18.00
18.00- Guru M
19.00 ngaji
19.00-
20.00

Keterangan;
M: mandiri
B: bimbingan
T: total
-:tidak dilakukan

Anda mungkin juga menyukai