N
DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI WISMA ARIMBI RSJ. PROF. DR. SOEROJO MAGELANG
DISUSUN OLEH :
1. Sevti Meiliya A0201906
2. Siska Damayanti A02019067
3. Siti Aminah A02019068
4. Siti Laelatur Rokhmah A02019069
5. Sukemi A02019070
6. Tia Widiyanti A02019071
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahamt dan hidayahnya penulis dapat menyusun
makalah presentasi kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Gangguan
Konsep Diri Harga Diri rendah. Sholawat serta salam penulis sanjung agungkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
sampai terang benderang sekarang ini
Makalah ini berusaha untuk menyajikan pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dan membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis agar menjadi pelajaran
yng berharga khususnya bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa dalam Pasal 1 menjelaskan
bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang
yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau
kualitas hidup sehingga memiliki resiko gangguan jiwa. Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan
yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan dan/atau perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat meimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia. Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan
derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi individu, keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerinta daerah, dan/atau
masyarakat (Kemenkumham, 2014).
Menurut data dari WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang yang mengalami depresi,
60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta orang mengalami skizofrenia serta 47,5 juta
orang mengalami dimensia (penurunan daya ingat dan cara berfikir. Data Riskesdas
(2013), menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta
orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7% per 100
penduduk (Depkes RI, 2016).
Konsep diri adalah semua kepercayaan, perasaan, dan penilaian yang diyakini individu
tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan
sekitar. Konsep diri tidaklah langsung dimiliki ketika seseorang lahir di dunia melainkan
suatu rangkaian proses yang terus berkembang dan membedakan individu satu dengan
yang lainnya (Prabawati. 2012).
Upaya yang dilakukan untuk menangani pasien dengan masalah harga diri rendah adalah
dengan memberikan tindakan asuhan keperawatan yang diberikan oleh semua perawat
dalam semua jenjang pendidikan (Keliat dan Akemat 2010). Untuk mengoptimalkan
asuhan keperawatan diperlukan tindakan keperawatan spesialis, tindakan keperawatan
spesialis yang dibutuhkan oleh pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Melalui terapi kognitif
individu diajarkan atau dilatih untuk mengontrol pikiran, gagasan, ide dengan cara
melatih klien untuk mengubah cara berfikir dan memandang sesuatu.
pada saat pasien mengalami kekecewaan, sehingga pasien lebih baik dalam bertindak dan
lebih produktif (Hamid dan Wardani, 2011)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerajo Magelang
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri Harga Diri
Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
b. Menegakkan diagnosa keperawatan dengan masalah Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
c. Merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep
Diri: Harga Dini Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2013).
Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang
harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2016). Gangguan harga diri dapat
dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, yang menjadikan
hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak mampu dalam mencapai
keinginan (Fitria, 2015).
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2019).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif
yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai
keinginan.
2. Rentan Respon Konsep Diri
Respon Adaptif Respon Maladaptif
B. Fokus Pengkajian
Menurut Fitria, (2009) menjelaskan ada beberapa data yang perlu dikaji untuk
membuktikan bahwa seseorang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah
adalah :
1. Data subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja.
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,
makan atau toileting).
2. Data obyektif
1) Mengkritik diri sendiri.
2) Perasaan tidak mampu.
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri Harga diri rendah
D. Fokus Intervensi
Komunikasi yang baik dan kepercayaan adalah kunci keberhasilan tindakan keperawatan
yang dilakukan untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah, diantaranya :
1. Rencana tindakan untuk pasien
Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3) Pasien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Diagnosa Rencana Intervesi
keperawatan keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Gangguan Tujuan Umum : 1. Klien menunjukkan Bina hubungan
konsep diri: Klien dapat memiliki ekspresi wajah saling percaya
harga diri konsep diri yang bersahabat dengan
Rendah positif. 2. Menunjukkan rasa mengungkapkan
senang prinsip komunikasi
TUK I: 3. Ada kontak mata terapeutik
Klien dapat memiliki 4. Mau berjabat tangan
konsep diri yang 5. Mau menjawab
positif salam
6. Klien mau duduk
bersampingan dengan
perawat
7. Mau mengutarakan
masalah yang di
hadapi.
Pertemuan ke : 1
1. Kondisi pasien
Ds: Klien mengatakan malu dan merasa tidak berguna.
Do: Klien tampak murung, selalu menunduk, tidak ada kontak mata, dan diam sendiri
dipojok ruangan.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan khusus /sp
a) Klien mampu mengenal masalah harga diri rendah kronik
b) Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
c) Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
d) Klien mampu menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Strategi pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Evaluasi / validasi
a) Perasaan pasien saat ini
Bagaimana perasaannya hari ini?
b) Kondisi pasien saat ini
Klien tampak murung, selalu menunduk, tidak ada kontak mata, dan diam
sendiri dipojok ruangan. Klien mengatakan malu dan merasa tidak
berguna.
2) Kontrak
a) Topic
Baiklah bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang penyebab, tanda dan
gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri rendah kronik serta
kemampuan dan kegiatan yang pernah dilakukan?
b) Waktu
Bagaimana kalau 20 menit?
c) Tempat
Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di taman?
b. Fase kerja
Saya perhatikan akhir-akhir ini bapak banyak menyendiri, aktivitasnya menurun,
murung, menghindar dari orang lain, ragu melakukan kegiatan, saat diajak bicara
kontak mata kurang, jalan menunduk. Apa yang menyebabkan bapak seperti ini?
Baik, bapak mengatakan bapak merasa tidak mampu, malu, tidak berguna, apa yang
terjadi sama bapak sebelumnya sampai seperti ini? Apa bapak sudah tau tentang
akibat terus-terusan seperti ini? Baiklah apa yang bapak alami sat ini merupakan
tanda dan gejala dari harga diri rendah, bapak harus mampu mengatasi harga diri
rendah ini, dengan saya bantu. apakah bapak setuju? Baiklah sekarang coba bapak
sebutkan apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftar
ya! Kegiatan rumah tangga yang bapak bisa lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci piring? Menyiram bunga? Mengepel
lantai? Wah, bagus sekali anda ada lima kemampuan yang bapak miliki.
c. Fase terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap? Yeah bapak
ternyata banyak memiliki kemampan yang dapat dilakukan dirumah saat
ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur.
b) Objektif
Coba sebutkan lagi kemampuan positif yang bapak miliki?
2) Rencana tindak lanjut
Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian bapak. Mau berapa kali sehari
mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
3) Kontrak pertemuan selanjutnya
a) Topic
Besok kita latihan lagi menilai kemampuan yang bapak miliki
b) Waktu
Bapak besok pagi jam 10.00 apakah bapak bisa?
c) Tempat
Tempatnya di taman lagi ya pak?
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N
Alamat : Wonosobo
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Informan : Perawat pengelola, pasien dan rekam medis.
V. FAKTOR PRESIPITASI
Pasien putus obat ±6 bulan.
Keterangan:
: Garis hubungan
: Laki -laki
: Perempuan
: meninggal
: Pasien
Klien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, klien tinggal serumah dengan ayah,
ibu, suami dan anaknya, yang menggambil keputusan adalah ayahnya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas dan bersyukur dengan bentuk dan
bagian tubuhnya.
b. Identitas : Klien seorang perempuan berumur 25 tahun, sudah menikah dan
mempunyai satu anak. Berat badan 62 kg. tinggi badan 163 cm.
c. Peran : Klien adalah seorang anak, ibu, dan istri. Klien malu pada diri sendiri
karena belum bisa menjalankan perannya sebagai anak yang berbakti kepada
orang tua, hanya merepotkan saja, belum bisa menjadi contoh ibu yang baik
untuk anaknya. Malu karena keluar masuk RSJ, sehingga tidak bisa melayani
suami.
d. Ideal diri: Klien ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, tidak
merepotkan orang tua , menjadi contoh ibu yang baik untuk anaknya dan bisa
melayani suami.
e. Harga diri : Klien malu pada diri sendiri karena belum bisa menjalankan
perannya sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, hanya merepotkan
saja, belum bisa menjadi contoh ibu yang baik untuk anaknya. Malu karena
keluar masuk RSJ, sehingga tidak bisa melayani suami.
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang sangat berarti di dalam hidupnya adalah suami.
Klien mengikuti kegiatan pengajian, PKK, dawis di lingkungan tempat tinggalnya.
Di rumah sakit Klien mau mengikuti kegiatan dengan bimbingan, tidak ada
hambatan dalam berbuhungan sosial.
4. Spiritual
Klien beragama islam, Klien percaya bahwa penyakitnya adalah cobaan dari
Tuhan untuk membuat ia lebih baik lagi. Klien di rumah rajin beribadah dan
melakukan salat 5 waktu tepat pada waktunya, di rumah sakit Klien juga rajin
beribadah.
X. MEKANISME KOPING
Klien bila ada masalah sering dipendam dan jika tidak tahan marah-marah sendiri.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Risiko Perilaku Kekerasan
A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(mencuci piring)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan
Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuna positif
yang dimiliki
(mencuci piring)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat
Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.
A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(mengepel)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan
Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuna positif
yang dimiliki
(mengepel)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat
Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring,
mengepel)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.
A: Masalah
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah belum
teratasi
- Klien belum
optimal dalam
aplikasi kemampuan
positif yang dimiliki
(menjadi guru ngaji)
- Klien belum
optimal dalam
pelaksanaan jadwal
kegiatan
Pp: Latih
kemampuan positif
yang lainya,
- Motivasi klien
dalam aplikasi
kemampuan positif
yang dimiliki
(menjadi guru ngaji)
-motivasi klien
dalam pelaksanaa
jadwal kegiatan
yang telah dibuat
Pk: praktekan
kemampuan
(mencuci piring,
mengepel, guru
ngaji)
- lakukan jadwal
kegiatan yang telah
dibuat.
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : Ny. N
Alamat: Wonosobo
Keterangan;
M: mandiri
B: bimbingan
T: total
-:tidak dilakukan