NY W DENGAN BBLR
DI RUANG AMANAH
Di susun oleh :
Feliyanti (A02020032)
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertiaan
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang di lahirkan dengan berat badan kurang dari
2500 gram (H. Nabiel ridha, 2017).
Menurut WHO (1961), istilah bayi prematur diganti dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir adalah bayi prematur (Winkjosastro,2009). Bayi Berat badan Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi.Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir
(Prawirohardjo, 2009).
B. Klasifikasi
Bayi yang termasuk pada bayi BBLR dapat dibagi menjadi berikut ini :
a. Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB SMK) yaitu bayi yang lahir
premature dengan berat lahir sesuai usia kehamilan.
b. Neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB KMK ) yaitu bayi yang lahir
premature dengan berat badan lahir kurang dari normalmenurut usia kehamilan.
c. Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB KMK) yaitu bayi yang
lahir dengan usia hamil cukup bulan dan berat badan kurang dari normal.
Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati pada tahun 2010 mengklasifikasikan BBLR
menjadi
1. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu 1000 – 1500 gra
2. Bayi dengan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.
Penilaian APGAR SKOR
Setiap bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai APGAR-score, table di atas dapat digunakan
untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia, apakah ringan, sedang, atau asfiksia berat
dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai Apgar 7-10) Bayi dianggap sehat dan tidak
memerlukan tindakan istimewa
2. Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6 )
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas kembali.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus
otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex iritabilitas tidak ada.
3. Asfiksia berat (Nilai Apgar 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen terkendali. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100x/menit, tonus otot jelek, sianosis
berat, dan terkadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada. (Dewi, 2010)
C. Etiologi
Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)
1. Faktor ibu
Penyakit : Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan seperi: anemia sel
berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia dan infeksi
kandung kemih dan ginjal. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual seperti HIV/AIDS, TORCH.
Keadaan Ibu :Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi faktor
prematuritas tertinggi
Kehamilan ganda
Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari satu tahun
Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
2. Keadaan social ekonomi
1) Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan social ekonomi rendah
2) Gizi yang kurang
3) Bayi lahir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian BBLR lebih tinggi
disbanding dari kelahiran bayi dari pernikahan yang sah
d. Sebab lain
1) Ibu perokok
2) Ibu peminum alkohol
3) Ibu pecandu obat narkotik
3. Faktor janin
a. Infeksi janin kronik
b. Radiasi
c. Kehamilan ganda
4. Faktor plasenta
a. Berat placenta kurang, berongga atau keduanya
(hidramnion
b. Plasentitis vilus (bakteri, virus, parasite )
c. Plasenta yang lepas
5. Faktor lingkungan
a. Terkena radiasi
b. Terpapar zat beracun
F. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi resiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor,
dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrient untuk pertumbuhan dibandingkan
BBLR.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hidap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32 – 34
minggu.Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering
terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, paada bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amylase pancreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar lactose (enzim yang
diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial
untuk kehilangan panas akibat permukaan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR menurut Nurarif, Amin Huda dan
Kusuma, Hardhi (2015):
Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000 –
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila
ada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisetmia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
perinatal).Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebih ).
Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
3. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata –
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
4. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya
Pemeriksaan analisa gas darah.
A. Data Bayi
Nama bayi : By.Ny. W tanggal dirawat : 24 mei 2022
Jenis kelamin : Laki-laki alamat :
Granggeng,Karanganyar
Tanggal lahir/ usia: 24 mei 2022
LK: 32 cm
LD :29 cm
PB : 42 cm
Nama orangtua : Ny. W
Pendidikan ayah/ibu : SD/SMA
Pekerjaan ayah/ibu : Buruh/Pedagang
Usia ayah/ibu : 28 tahun / 27 tahun
Diagnosa medis : BBLR
Riwayat bayi :
Apgar score :1” 2 5”3
Usia gestasi : 37 minggu
Berat badan : 2.120 gram panjang badan :42 cm
Komplikasi persalinan :
*tidak ada *ada
a. Aspirasi mekonium (tidak)
b. Denyut jantung janin abnormal (tidak)
c. Masalah lain(tidak)
d. Prolaps tali pusat/ lilitan tali pusat (tidak)
e. Ketuban pecah dini (iya) : berapa jam (24 jam)
Riwayat Ibu:
Jenis persalinan
Pervaginum (iya)
Section cesarean (tidak); Alasan :-
Komplikasi kehamilan
HEMATOLOGI
DARAH
LENGKAP
KIMIA
DIABETES 55 70-105 mg/dl Urine/
sewakt
D. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
BBLR
2. Riwayat penyakit sekarang
By. Ny W dengan usia kehamilan 37 minggu lahir pada 24 mei 2022 pada pukul
03.15 dengan jenis kelamin laki-laki, dengan berat badan 2.210 gram, LK: 32 cm,
LD: 29 cm, PB: 42 cm, penolong bidan, secara spontan. reflek menghisap kurang.
Hasil pemeriksaan fisik : N:109 x/ menit, S:35,9 C, SPO 2:90 %,RR:52x/menit.
3. Riwayat penyakit terdahulu
Ny.W mengatakan tidak ada keluhan saat hamil.hanya mengkonsumsi obat-obatan
yang diberikan oleh bidan. Ny. W tidak mempunyai riwayat penyakit deabetes
militus maupun hipertensi.
4. Riwayat penyakit keluarga
Ny. W mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan
maupun menular. Di dalam keluarga Ny. W maupun suaminya tidak ada yang
mempunyai riwaya BBLR.
E. Pengkajian fungsional menurut Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Ny. W mengatakan jika sakit dia akan membeli obat di apotik dan jika belum
sembuh ia akan berkonsultasi dengan dokter
2. Pola Nutrisi/Metabolik
Bayi Ny. W minum sonde 3-4cc/jam melalui OGT karena refleks menghisap dan
menelan bayi masih lemah..
3. Pola Eliminasi
Bayi Ny. W memakai pempers dan ditimbang tiap kali ganti pempers. Bayi Ny. W
sudah BAK dan BAB warna hitam lembek (mekonium).
4. Pola Aktivitas/Latihan
Bayi Ny. W saat menangis tangisnya masih merintih dan geraknya belum aktif.
5. Pola Tidur/Istirahat
Bayi Ny. W masih terlihat lemah di ruang perinatalogi. Saat tidur kadang sering
terbangun karena sesak nafas.
6. Pola Persepsi Kognitif
Ny. M tahu tentang kondisi bayinya, menurut Ny. W bayinya dalam kondisi tidak
baik, dan terlihat sesak nafas sampai tulang dadanya terlihat tertarik, Ny. W tahu
bahwa anaknya belum bisa disusui karena reflek menelannya dan menghisap masih
kurang sehingga harus dipasang selangmakan.
7. Pola Konsep Diri
Citra tubuh : Ny. W mengatakan bersyukur karena anaknya memiliki anggota
tubuh yang lengkap.
Identitas diri : Ny.W mengatakan nama anaknya adalah “T” dan dia terlahir
sebagai laki-laki
Peran diri : Ny. W mengatakan ia adalah ibu bagi anaknya dan istri bagi
suaminya.
Ideal Diri : klien mengatakan berharap anaknya bisa menjadi anak yang baik
dan berguna bagi sesama.
8. Pola Peran/Hubungan
Ny. W sering menjenguk anaknya. Ny. W merasa khawatir dengan kondisi anaknya
yang menurutnya sangat kecil. Ibu pasien selalu berdoa agar anaknya segera diberi
kesembuhan dan segera pulang bersamanya.
9. Pola Seksualitas/Reproduksi
Ny. W mengatakan tidak mengalami perdarahan hingga usia kehamilan 37 minggu.
10. Pola Koping/Toleransi Stress
Ny.W mengatakan dapat meredakan stress dengan berdoa kepada Allah SWT,
berjalan-jalan dan berlibur dengan keluarga.
11. Pola Nilai/Kepercayaan
Agama yang dianut keluarga klien yaitu agama islam, Ny. W selalu melaksanakan
shalat dan berdoa bagi kesembuhan anaknya.
F. Analisa data
DO:
Suara nafas
bronkovesikuler
SPO 2: 90%
RR: 62x/menit
BB: 2.210 gram
LK: 32 cm
LD :29 cm
PB : 42 cm
G. Intervensi