Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS-ANAK

BLOK INTEGRETED NURSING SKILL

Di susun oleh :

Rukmah Khairiah K.Hi. Husen

20160320065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2020
BBLR

(BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

1. Pengertian BBLR
BBLR (Bayi berat lahir rendah) merupakan penyebab utama kematian
neonatal, dimana bayi berat lahir rendah merupakan suatu kondisi bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang lamanya umur
janin dalam kandungan (gestasi). Berat lahir yang digunakan adalah hasil
penimbangan berat bayi dalam jangka waktu selama 1 jam setelah lahir.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi baru
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa melihat apakah
prematur atau dismatus yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ serta menimbulkan kematian.

2. Etiologi
a. Factor ibu
- Penyakit: mengalami komplikasi kehamilan seperti anemia,
perdarahan antepartum, pre ekelamasi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih, kelainan uterus, malnutrisi.
- Ibu : angka prematitas tinggi pada usia < 20 th atau lebih dari 35 th,
jarak kelahiran yang terlalu dekat ( kurang dari 1 tahun), riwayat
premature sebelumnya, penyalahgunaan obat, merokok,
mengkonsumsi alcohol
- Social ekonomi: kejadian tertinggi terjadi pada golongan social
ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan
antenatal yang rendah, aktifitas fisik yang berlebihan.
B. factor janin
- factor janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik ( inklusi
sitomegali dan rubella bawaan).
- factor plasenta: plasenta previa, solution plasenta, sindorm transfuse bayi
kembar, ketuban pecah dini

3. Manifestasi klinik
1)Sebelum bayi lahir

a.Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus dan lahir mati.

b.Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.

c.Pergerakan janin yang pertama (Queckening) terjadi lebih lambat,

gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.

d.Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut

seharusnya .

e.Sering dijumpai kehamilan dengan oligo hidramnion atau bisa pula

dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut

dengan toksemia gravidarum atau perdarahan ante partum.

2)Setelah bayi lahir

a.Berat lahir <2500 gram

b.Panjang badan <45 cm

c.Lingkaran dada < 30 cm

d.Lingkaran kepala <33 cm


e. Umur kehamilan < 37 minggu

f.Kepala relatif lebih besar dari badannya

g.Kulit tipis, transparan, Lemak subkutan kurang, sering tampak


peristaltik usus

i.Tangisnya lemah dan jarang, Daya isap lemah terutama dalam hari-
hari pertama

4. Klasifikasi
Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR (Mitayani, 2009):
1). Prematuritas murni Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggudan berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut
neonates kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
2). Baby small for gestational age (SGA) Berat badan lahir tidak sesuai
dengan masa kehamilan. SGA terdiri dari tiga jenis.
a). Simetris (intrauterus for gestational age) Gangguan nutrisi pada awal
kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
b). Asimetris (intrauterus growth retardation) Terjadi defisit pada fase
akhir kehamilan.
c). Dismaturitas Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri, serta merupakan bayikecil untuk masa kehamilan.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir


rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001)
:

1.    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2.    Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500
gram.
3.    Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram.

Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga


kelompok :

1.    Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.


2.    Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3.    Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.

Ada dua macam BBLR yaitu :

1.    Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2.    Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa gestasi itu.

5. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1.    Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2.    Hipoglikemia simtomatik.
3.    Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4.    Asfiksia neonetorom.
5.    Hiperbulirubinemia

6. Penatalaksaan
1.    Medis
a.    Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b.    Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c.    Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d.   Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2.    Penanganan secara umum:
a.    Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b.    Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu
suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha
metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai
300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram

c.    Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d.   Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar
30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa
yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
e.    Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci
tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f.     Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya
lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyaka kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik yang biasanya dilakukan pada bayi dengan berat badan
lahir rendah (Sitohang, 2004) adalah:

   Radiologi

a.    Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.

b.   USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada
umur 2 hari.

laboratorium

a.    Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir yang akan menurun kadarnya jika ada
infeksi atau sepsis.
b.   Hematokrit: 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau haemorhagic perinatal)

c.    Hemoglobin: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).

d.   Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.

e.    Dextrostic: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3

f.     Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal paula darah (8–
12 jam post natal).
KASUS ASKEP MATERNITAS-ANAK

Ny. W Usia 23 tahun, P1A0 dirawat di bangsal X RSUD X dengan post partum
spontan 5 jam yang lalu dengan KPD 6 jam UK 34 minggu. Lahir bayi laki-laki
BB 2150 gram pada pukul 10.15 dengan Apgar score menit 1: 7 dan menit 5: 9.
Saat ini pasien dan mengatakan ASI belum keluar.

Hasil pemeriksaan pada bayi: Antropometri PB 47 cm dan LK 31 cm, bayi


tampak rewel saat disusui, reflek hisap lemah, suhu bayi 35,9 C, kulit bayi teraba
dingin.

Pemeriksaan fisik pada ibu: TFU 1 jari di bawah pusat, Kontraksi teraba keras,
TD 125/80 mmHg, Nadi 92x/m, Payudara tampak bengkak, teraba keras, puting
susu sebelah kanan inverted, sebelah kiri puting susu menonjol, stimulasi ASI (-).

Analisa Data

N Data Etiologi Masalah


o Keperawata
n
1 DO : - Anomali Menyusui
. - Payudara tampak payudara ibu Tidak Efektif
bengkak (puting yang
- Payudara teraba keras masuk kedalam)
- Puting susu sebelah - Ketidakadekuatan
kanan inverted reflex menghisap
- Stimulasi ASI (-) bayi
- Bayi rewel saat disusui
- Reflek hisap bayi lemah
DS :
- Ibu mengatakan ASI
belum keluar
2 DO: - Kekurangan Hipotermia
. - Suhu bayi 35,9°C lemak subkutan
- Kulit bayi teraba dingin - Berat badan lahir
DS: rendah (BBLR)
-
3 DO: - Involusi uteri, Ketidaknyam
. - Payudara tampak proses anan Pasca
bengkak pengembalian Partum
DS: ukuran rahim ke
- Ibu mengeluh tidak ukuran semula
nyaman dengan - Pembengkakan
kondisinya payudara dimana
- Ibu mengatakan merasa alveoli mulai
lelah terisi ASI
- Ibu mengatakan nyeri
pada bagian perutnya

Diagnosa Keperawatan

1. Menyusui tidak efektif b.d anomali payudara ibu (puting yang masuk
kedalam) d.d dengan ASI tidak menetes atau memancar, bayi menghisap
tidak terus menerus, bayi menangis saat disusui, bayi rewel dan menangis
terus dalam jam-jam pertama setelah menyusui
2. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) d.d kulit teraba dingin dan suhu tubuh di bawah nilai normal
3. Ketidaknyamanan pasca partum b.d involusi uteri, proses pengembalian
ukuran rahim ke ukuran semula dan pembengkakan payudara dimana
alveoli mulai terisi ASI d.d pasien mengeluh tidak nyaman, terdapat
kontraksi uterus, dan payudara bengkak
N SDKI SLKI SIKI RASIONAL
O
1 Menyusui tidak Label : Status Label : Edukasi
efektif b.d Menyusui Menyusui
anomali Setelah dilakukan 1. Identifikasi
payudara ibu tindakan kesiapan Untuk
(puting yang keperawatan dan memastikan
masuk kedalam) selama 2x24 jam kemampuan bahwa ibu sudah
d.d ASI tidak ekspektasi status menerima siap menerima
menetes atau menyusui informasi. informasi
memancar, bayi membaik dengan 2. Dukung ibu sehingga ibu
menghisap tidak kriteria hasil : meningkatk bisa lebih
terus menerus, 1. Bayi an paham
bayi menangis melekat kepercayaan
saat disusui, pada diri dalam Agar ibu dapat
bayi rewel dan payudara menyusui. lebih percaya
menangis terus ibu 3. Libatkan diri untuk
dalam jam-jam 2. Ibu dapat sistem menyusui
pertama setelah memposisi pendukung: kedepannya
menyusui kan bayi suami,
dnegan keluarga. Agar ibu bisa
benar 4. Ajarkan 4 lebih percaya
3. Terdapat posisi diri untuk
tetesan menyusui menyusui
atau dan
pancaran perlekatan Agar ASI dapat
ASI dengan mengalir lancar
4. Payudara benar. dan ibu lebih
ibu 5. Ajarkan nyaman dalam
kosong perawatan menyusui
setelah payudara
menyusui post partum Untuk
5. Reflex (memerah memperlancar
hisap bayi ASI, pijat pengeluaran ASI
kuat payudara
6. Bayi tidak
rewel
2 Hipotermia b.d Label : Label : Memonitor suhu
kekurangan Termoregulasi Manajemen tubuh berfungsi
lemak subkutan, Neonatus Hipotermia agar dapat
Berat Badan Setelah dilakukan - Monitor melakukan
Lahir Rendah tindakan suhu tubuh pemantauan
(BBLR) d.d keperawatan - Lakukan suhu bayi
kulit teraba selama 2x24jam penghangata berkelanjutan
dingin dan suhu ekspektasi n pasif agar tidak
tubuh di bawah termoregulasi (selimut, terjadi hipotermi
nilai normal neonatus menutup
membaik dengan kepala) Dilakukan
kriteria hasil : penghangatan
- Suhu pasif agar suhu
tubuh bayi tubuh bayi tidak
normal menurun dengan
yaitu drastic
36,5°C
3 Ketidaknyaman Label : Status Label : Dengan
an pasca partum Kenyamanan Manajemen Nyeri mengidentifikasi
b.d involusi Pascapartum 1. Identifikasi lokasi,
uteri, proses Setelah dilakukan lokasi, karateristik,
pengembalian tindakan karakteristik durasi,
ukuran rahim ke keperawatan ,durasi, frekuensi,
ukuran semula selama 2x24 jam frekuensi, kualitas,
dan ekspektasi status kualitas, intensitas nyeri
pembengkakan kenyamanan intensitas kita dapat
payudara pascapartum nyeri melakukan
dimana alveoli meningkat 2. Berikan intervensi yang
mulai terisi ASI dengan kriteria teknik sesuai dengan
d.d pasien hasil : nonfarmako keluhan nyeri
mengeluh tidak 1. Ibu tidak logis untuk pasien.
nyaman, lagi mengurangi
terdapat mengeluh rasa nyeri
kontraksi tidak (terapi pijat)
uterus, dan nyaman
payudara 2. Payudara
bengkak tidak
bengkak

Catatan Perkembangan pasien

N Diagnosa Tgl / jam Evaluasi


o
1 Menyusui tidak 29/02/2020
efektif b.d 13.00 - Mengidentifikasi kesiapan dan
anomali payudara kemampuan menerima
ibu (puting yang informasi.
masuk kedalam) - Mendukung ibu meningkatkan
d.d ASI tidak kepercayaan diri dalam
menetes atau menyusui.
memancar, bayi 13.20 - Melibatkan sistem pendukung:
menghisap tidak suami, keluarga.
terus menerus,
bayi menangis - Mengajarkan 4 posisi menyusui
saat disusui, bayi dan perlekatan dengan benar.
rewel dan - Mengajarkan perawatan
menangis terus payudara post partum (memerah
dalam jam-jam ASI, pijat payudara
pertama setelah
menyusui

2 Hipotermia b.d 07.30 - Memonitor suhu tubuh


kekurangan lemak - melakukan penghangatan pasif
subkutan, Berat (selimut, menutup kepala)
Badan Lahir
Rendah (BBLR)
d.d kulit teraba
dingin dan suhu
tubuh di bawah
nilai normal

3 Ketidaknyamanan 08.00 - Mengidentifikasi lokasi,


pasca partum b.d karakteristik,durasi, frekuensi,
involusi uteri, kualitas, intensitas nyeri
proses - memberikan teknik
pengembalian nonfarmakologis untuk
ukuran rahim ke mengurangi rasa nyeri (terapi
ukuran semula dan pijat)
pembengkakan
payudara dimana
alveoli mulai terisi
ASI d.d pasien
mengeluh tidak
nyaman, terdapat
kontraksi uterus,
dan payudara
bengkak

Diagnosa Implementasi Ttd


Menyusui tidak efektif 29/02/2020
b.d anomali payudara 13.00
ibu (puting yang masuk S :
kedalam) d.d ASI tidak - Ibu mengatakan ASI belum keluar
menetes atau
memancar, bayi O :
menghisap tidak terus - Bayi melekat pada payudara ibu
menerus, bayi - Ibu dapat memposisikan bayi dengan
menangis saat disusui, benar
bayi rewel dan - Belum terdapat tetesan atau pancaran
menangis terus dalam ASI
jam-jam pertama A : Menyusui tidak efektif belum teratasi
setelah menyusui P : Lanjutkan intervensi

Hipotermia b.d 29/02/2020


kekurangan lemak S : -
subkutan, Berat Badan O :
Lahir Rendah (BBLR) - Suhu bayi 35,°C
d.d kulit teraba dingin - Kulit bayi teraba dingin
dan suhu tubuh di
bawah nilai normal A : hipotermia belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Ketidaknyamanan 29/02/2020
pasca partum b.d 08.00
involusi uteri, proses S :
pengembalian ukuran - Ibu mengeluh tidak nyaman dengan
rahim ke ukuran semula kondisinya
dan pembengkakan - Ibu mengatakan merasa lelah
payudara dimana - Ibu mengatakan nyeri pada bagian
alveoli mulai terisi ASI perutnya
d.d pasien mengeluh
tidak nyaman, terdapat O :
kontraksi uterus, dan - Ibu tidak nyaman
payudara bengkak - Payudara terlihat membengkak
A : Ketidaknyamanan pasca partum belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai