Anda di halaman 1dari 112

STIKes HORIZON KARAWANG

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASIP

PADA IBU BEKERJA DI DESA ANGGASARI TAHUN 2022

WIDA AYU RAMANA

433131420118037

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes HORIZON KARAWANG

JL. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang

41316
HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Penetlitian ini diajukan oleh :

Nama : Wida Ayu Ramana

NIM : 0433131420118037

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Progam
Studi Sarjana Keperawatan STIKes Horizon Karawang.

DEWAN PENGUJI

Penguji : Ns. Henny Liliyanti, M. Kep ( )

NIDN : 0422027603

Pembimbing I : Ns. Rima Novianti, M. Kep ( )

NIDN : 0422118701

Pembimbing II : Sri Sukamti, SKp, MKM ( )

NIDN : 402006901

Mengetahui

Ketua Prodi Sarjana Keperawatan

STIKes Horizon Karawang

Ns Lilis Suryani, M. Kep

NIK: KRW-2019-0050

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas akhir/skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Wida Ayu Ramana

NIM : 0433131420118037

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul TA/Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022

Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji tugas akhir/skripsi program studi
Sarjana Keperawatan STIKes Horizon Karawang.

Karawang, Juli 2022

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ns. Rima Novianti, M. Kep Sri Sukamti, SKp., MKM

NIDN : 0422118701 NIDN : 402006901

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa
dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja Di Desa
Anggasari Tahun 2022” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana
Keperawatan. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai penyusunan ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Eldawati, M.Kep selaku Ketua STIKes Horizon Karawang yang telah memberikan
kesempatan untuk membuat skripsi ini.
2. Ns. Lilis Suryani, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan yang selalu
memberikan motivasi.
3. Ns. Rima Novianti, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak membantu dalam
memberikan pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Sri Sukamti, Skp, MKM selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dalam
memberikan pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ns. Abdul Gowi, M.Kep., Sp. Kep.J selaku koordinator Skripsi Program Studi Sarjana
Keperawatan yang telah memfasilitasi dalam penelitian ini dan memberikan kesempatan
membuat skripsi ini.
6. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Akademik Sarjana Keperawatan STIKes Kharisma
Karawang.
7. Kedua Orang tua, ayahanda tercinta Mas Hengki Djohansyah dan ibunda tersayang Titin
Sukarsih yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta do’a yang
tiada henti kepada penulis.
8. Kepada seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat serta do’a kepada
penulis.
9. Teman-teman S1 Keperawatan angkatan 2018 yang sama-sama saling memberikan
semangat serta do’a demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis.

iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya
dalam bidang keperawatan.

Karawang, Juli 2022

Wida Ayu Ramana

iv
STIKES HORIZON KARAWANG

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Skripsi, Juli 2011

Wida Ayu Ramana

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja Di Desa
Anggasari Tahun 2022

XII + 7 Bab + 60 Halaman + 1 Gambar + 12 Tabel + 2 Skema + 5 Lampiran

ABSTRAK

ASI perah adalah ASI yang diperoleh dengan cara memerah kemudian disimpan kemudian
diberikan kepada bayi. Faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASIP yaitu Faktor
predisposisi antara lain, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, usia, paritas, motivasi, sosial dan
ekonomi. Faktor pendukung, sarana atau fasilitas kesehatan dan jarak ke pelayanan kesehatan.
Faktor pendorong antara lain dukungan suami / keluarga, dukungan sosial, sikap / perilaku
petugas kesehatan dan keterampilan petugas. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui faktor –
faktor yang berhubungan dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja di Desa Anggasari Tahun
2022. Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan survey analitik kuantitatif dengan
rancangan desain cross sectional. Populasi dalam sampel ini adalah ibu bekerja yang menyusui
dengan jumlah 116 di Desa Anggasari. Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling,
dengan sampel penelitian sebanyak 69 responden. Dalam penelitian ini menggunakan sumber
data sekunder dan primer dengan menggunakan lembar kuesioner pengetahuan ibu, dukungan
suami dan dukungan atasan. Uji analisa data dalam Penelitian ini menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian ini didapat ada hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASIP didapatkan
bahwa nilai p value 0,000 dan OR 9,917; ada hubungan dukungan suami terhadap pemberian

v
ASIP dengan nilai p value 0,017 dan OR 10,222; ada hubungan dukungan atasan terhadap
pemberian ASIP dengan nilai p value 0,039 dan OR 4,031 Disarankan untuk penelitian
selanjutnya menggunakan variabel lebih banyak atau metode penelitian yang berbeda.
Berdasarkan hal tersebut disarankan kepada responden untuk memahami manfaat ASI bagi bayi
mengingat banyaknya manfaat ASI bagi kelangsungan hidup bayi.

Kata Kunci: ASIP, Dukungan Atasan, Dukungan Suami, Pengetahuan Ibu

Daftar Pustaka: 21 (2018-2021)

vi
STIKes HORIZON KARAWANG

BACHELOR NURSING PROGRAM STUDY

Thesis, July 2011

Wida Ayu Ramana

Factors Related to Giving ASIP to Working Mothers in Anggasari Village in 2022

XII + 7 Chapters + 60 Pages + 1 Figure + 12 Tables + 2 Schematics + 5 Appendices

ABSTRACT

Expressed breast milk is breast milk that is obtained by expressing and then stored and then
given to the baby. Factors that can affect breastfeeding are predisposing factors, among others,
knowledge, education, occupation, age, parity, motivation, social and economic. Supporting
factors, health facilities or facilities and distance to health services. The driving factors include
husband/family support, social support, attitude/behavior of health workers and skills of officers.
The purpose of this study was to determine the factors associated with breastfeeding mothers
working in Anggasari Village in 2022. This research method used a quantitative analytical
survey approach with a cross sectional design. The population in this sample is working mothers
who breastfeed with a total of 116 in Anggasari Village. The sample of this study used purposive
sampling, with a research sample of 69 respondents. In this study, secondary and primary data
sources were used using a questionnaire sheet of mother's knowledge, husband's support and
superior's support. The data analysis test in this study used the chi square test. The results of this
study found that there was a relationship between mother's knowledge of breastfeeding and
found that the p value was 0.000 and the OR was 9.917; there is a relationship between husband's
support for breastfeeding with p value 0.017 and OR 10.222; there is a relationship between
superior support for breastfeeding with a p value of 0.039 and an OR of 4.031 It is recommended

vii
for further research to use more variables or different research methods. Based on this, it is
suggested to respondents to understand the benefits of breastfeeding for babies given the many
benefits of breastfeeding for the survival of babies.

Keywords : ASIP, Supervisor's Support, Husband's Support, Mother's Knowledge

References : 21 (2018-2021)

DAFTAR ISI

viii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii

ABSTRAK......................................................................................................................................v

ABSTRACT.................................................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................................xiv

DAFTAR SKEMA.......................................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................xvi

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................8

C. Tujuan Penelitian................................................................................................................8

a. Tujuan Umum.................................................................................................................8

b. Tujuan Khusus................................................................................................................8

D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................9

BAB II...........................................................................................................................................10

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................10

A. Konsep ASI........................................................................................................................10

1. Pengertian ASI..............................................................................................................10

2. Manfaat ASI..................................................................................................................11

3. Cara Pemberian ASI.....................................................................................................12

B. Konsep ASIP.....................................................................................................................13

1. Pengertian ASIP............................................................................................................13

2. Cara Memerah dan Menyimpan ASI..........................................................................14

ix
3. Cara menghangatkan ASIP.........................................................................................16

4. Cara memberikan ASIP pada bayi.............................................................................17

C. Konsep Ibu Bekerja..........................................................................................................17

1. Pengertian ibu bekerja.................................................................................................17

2. Peran ibu........................................................................................................................18

D. Kebijakan Nasional Pemberian ASI di Tempat Kerja.................................................19

E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASIP......................20

a. Pengetahuan..................................................................................................................20

b. Dukungan Suami...........................................................................................................21

c. Dukungan Atasan..........................................................................................................23

d. Dukungan Tempat Kerja.............................................................................................24

F. Jurnal Pendukung............................................................................................................26

G. Kerangka Teori.................................................................................................................29

BAB III.........................................................................................................................................30

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL............................30

A. Kerangka konsep..............................................................................................................30

B. Variabel Penelitian...........................................................................................................30

C. Hipotesis.............................................................................................................................31

D.1 Definisi Operasional.........................................................................................................31

BAB IV..........................................................................................................................................34

METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................34

A. Desain Penelitian...............................................................................................................34

B. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................................34

C. Populasi dan Sampel.........................................................................................................35

1. Populasi Penelitian........................................................................................................35

x
2. Sampel Penelitian..........................................................................................................35

3. Teknik Sampling...........................................................................................................37

D. Etika penelitian.................................................................................................................37

E. Alat Pengumpulan Data...................................................................................................38

F. Uji Validitas dan Reabilitas.............................................................................................38

1. Uji Validitas...................................................................................................................38

2. Uji Realibitas.................................................................................................................39

G. Prosedur pengumpulan Data...........................................................................................39

H. Pengolahan Data..............................................................................................................40

I. Analisa Data......................................................................................................................41

1. Analisa univariat...........................................................................................................41

2. Analisa Bivariat.............................................................................................................41

BAB V...........................................................................................................................................44

HASIL PENELITIAN.................................................................................................................44

A. Analisa Univariat..............................................................................................................44

B. Analisa Bivariat................................................................................................................46

1. Hubungan pengetahuan dengan pemberian ASIP....................................................47

2. Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASIP..............................................48

3. Hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASIP.............................................49

BAB VI..........................................................................................................................................51

PEMBAHASAN...........................................................................................................................51

A. Analisa Univariat..............................................................................................................51

1. Gambaran distribusi frekuensi Pemberian ASIP Pada Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja..................................................................................................................................51

2. Gambaran distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Pada Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja..................................................................................................................................52

xi
3. Gambaran distribusi frekuensi Dukungan Suami Pada Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja..................................................................................................................................53

4. Gambaran distribusi frekuensi Dukungan Atasan Pada Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja..................................................................................................................................54

B. Analisa Bivariat................................................................................................................55

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja............55

2. Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja...........56

3. Hubungan Dukungan Atasan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja..........57

C. Keterbatasan Penulis........................................................................................................58

BAB VII........................................................................................................................................59

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................59

A. Kesimpulan........................................................................................................................59

B. Saran..................................................................................................................................60

1. Bagi Pelayanan..................................................................................................................60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Memerah ASI Menggunakan Tangan………………………………………15

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jurnal Pendukung……………………………………………………………………...24

xiii
Table 3.1 Definisi
Operasional…………………………………………………………………...30

Table 4.1 Jadwal Perencanaan Penelitian……………………………………………………...…


33

Table 4.2 Hasil Uji


Realibitas…………………………………………………………………….38

Table 4.3 Analisa Data


Bivariat…………………………………………………………………..40

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pemberian ASIP Di Desa Anggasari…………………


41

Table 5.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Di Desa Anggasari…………………


41

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Dukungan Suami Di Desa Anggasari……………….42

Table 5.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Dukungan Atasan Di Desa Anggasari ………………
42

Table 5.5 Analisa Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ASIP Di Desa
Anggasari ..43

Table 5.6 Analisa Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASIP Di Desa
Anggasari..44

Table 5.7 Analisa Hubungan Dukungan Atasan Terhadap Pemberian ASIP Di Desa
Anggasari..44

xiv
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja Di Desa Anggasari Tahun
2022………………………………………………………….28

Skema 3.1 Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASIP Pada
Ibu Bekerja Di Desa Anggasari Tahun
2022……………………………………………………...29

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Informed Consent

Lampiran II : Kuesioner

Lampiran III : Analisa Univariat dan Biariat dengan SPSS

Lampiran IV : Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel Pemberian ASIP

xvi
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

ASIP : Air Susu Ibu Perah

MPA : Metode Pumping ASI

SSGBI : Survei Status Gizi Balita Indonesia

xvii
xviii
19
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi dan ibu. Memberikan ASI pada awal kehidupan
bayi memiliki manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi, salah satunya mencegah
terjadinya stunting pada anak, oleh karena itu bayi dianjurkan diberi ASI ekslusif selama
6 bulan tanpa tambahan makanan apapun. Proses menyusui setelah melahirkan juga
membantu kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi darah ibu nifas (Sari, Devitria,
and Ginting 2021).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif memberikan banyak sekali manfaat untuk bayi,
sang ibu, dan bagi lingkungan. Manfaat bagi bayi yaitu sebagai penunjang
pertumbuhannya, perkembangan otak, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi
mengingat ASI kaya dengan antibodi dan mengandung zat gizi paling lengkap untuk
bayi, serta sangat sesuai untuk pencernaan bayi. Pemberian ASI dapat menstabilkan
pertumbuhan lemak bayi sehingga dapat terhindar dari kelebihan berat badan, sedangkan
bagi ibu, menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan dan mengurangi resiko
perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pra – menopause dan kanker ovarium
selain itu menyusui dapat meningkatkan jalinan kasih saying antara ibu dan anaknya
(Noflidaputri 2021).

ASI ekslusif merupakan makanan terbaik untuk bayi, dalam proses pemberian ASI
ekslusif banyak sekali kendala yang muncul, antara lain kurang nya pengetahuan ibu
tentang cara laktasi yang benar, bayi terlanjur mendapatkan susu formula ataupun air gula
pada hari pertama kelahiran, adanya masalah putting, bayi kesulitan untuk menghisap,
ibu hamil saat sedang menyusui, ibu bekerja sehingga harus meninggalkan bayinya di
rumah, Ibu yang bekerja diluar rumah harus meninggalkan bayi dengan kurun waktu
tertentu, sehingga menjadi salah satu hambatan untuk bisa menyusui langsung selama
bekerja (Sari, Devitria, and Ginting 2021). Bayi yang mendapatkan ASI mendapatkan
kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya,

1
ASI ekslusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernafasan, diare
dan obesitas pada anak (Salamah and Prasetya 2019).

Perilaku memberikan ASI pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
predisposisi antara lain, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, usia, paritas, motivasi,
sosial dan ekonomi. Faktor pendukung, sarana atau fasilitas kesehatan dan jarak ke
pelayanan kesehatan. Faktor pendorong antara lain dukungan suami / keluarga, dukungan
sosial, sikap / perilaku petugas kesehatan dan keterampilan petugas Kesehatan
(Marwiyah and Khaerawati 2020). Faktor ibu yang dapat menghambat dalam pemenuhan
pemberian ASI ekslusif diantaranya sedikitnya ASI yang keluar, ibu takut payudara akan
turun / kendor, dan ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah (Marwiyah and
Khaerawati 2020).

Faktor yang paling berkontribusi terkait pemberian ASI ekslusif adalah kesempatan
meninggalkan jam pekerjaan, waktu dengan anak yang lebih pendek, dan waktu kembali
bekerja. Sebanyak 52% ibu bekerja mengalami kesulitan dalam memberikan ASI ekslusif
karena pekerjaan waktu penuh dan jumlah anggota keluarga. Sebanyak 70,6% ibu bekerja
tidak memberikan ASI saat bekerja, sebanyak 64,7% ibu tidak memberikan ASI karena
sibuk bekerja, sebanyak 70% ibu bekerja tidak memompa ASI (Afriyanii and Nuryanti
2018).

Ibu bekerja adalah ibu yang mendapat upah dari seseorang dengan cara melaksanakan
tugas tertentu yaitu menjadi seorang karyawati, memiliki jadwal tertentu, jarang nya ada
waktu dirumah sehingga terbatasnya waktu untuk bertemu dengan anak - anak. Rata –
rata jam kerja di Indonesia adalah 7 – 8 jam maka dapat dipastikan seorang ibu
digambarkan sepertiga waktunya dihabiskan untuk kegiatan di luar rumah. Dengan
bekerjanya seorang ibu bertambah pula perannya sebagai perempuan, peran ganda ini
harus diikuti dengan pendisiplinan waktu yang baik pula, seorang ibu harus lebih bijak
dalam membagi tugasnya (Damayanti and Suryadi 2015).

2
Salah satu alasan ibu tidak memberi ASI adalah pekerjaan ibu. Setelah selesai cuti
melahirkan tidak sedikit ibu yang memberikan susu formula dibandingkan ASI. Jauh nya
tempat kerja, waktu bekerja dan tidak adanya tempat penitipan anak menjadikan ibu
bekerja beralih ke susu formula. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari
rumah, ibu masih bisa memberikan ASI menggunakan ASI perah yang kedepannya akan
disingkat menjadi ASIP. ASIP adalah ASI yang diperoleh dengan cara memerah
kemudian disimpan kemudian diberikan kepada bayi. Hal ini akan membantu ibu dalam
pemberian ASI ekslusif. Adapun cara pemberian ASIP dapat dilakukan menggunkan
cangkir / wadah (Sari, Devitria, and Ginting 2021).

Menurut pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintahan Kesehatan Republik Indonesia No.15


Tahun 2013 tentang tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah
ASI adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah ASI yang
digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah (Flood 2012)
dalam Sylvana (2017). Beberapa kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan cakupan ASI ekslusif di Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan terkait
dengan Program Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) diantaranya Undang – Undang
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dalam pasal 128 dan 129. Kemenkes No. 450 tahun
2004 tentang pemberian ASI secara ekslusif terhadap bayi di Indonesia. Pada pekan ASI
sedunia tahun 2010 Kementrian Kemenkes RI meluncurkan program menyusui: Sepuluh
Langkah Menuju Sayang Bayi, dengan slogan Sayang Bayi, Beri ASI.

Menurut Dwi (2012) dalam Nurhayati (2018) Bagi Sebagian besar ibu, cara paling
mudah untuk memberikan ASI yaitu dengan cara menetekan langsung pada payudara.
Namun ketika ibu bekerja ini menjadi masalah dalam pemberian ASI secara langsung,
kondisi yang mengharuskan ibu kembali bekerja, tidak sedikit ibu seringkali merasa
payudara penuh dan merasa tidak nyaman, sehingga ASI perlu diperah. Terkait itu,
banyak dari ibu, keluarga dan masyarakat yang kurang memahaminya. Rendah nya
pemahaman akan berakibat dalam program pemberian ASI secara optimal. Dibuktikan
dengan hasil penelitian Nurhayati dalam jurnal kebidanan tahun (2018) menunjukan

3
adanya hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan keoptimalan pemberian ASIP
pada ibu bekerja dengan p = 0,005.

Menurut Dian (2010) Dukungan emosional dan informasi dari orang – orang terdekat
sangat dibutuhkan oleh para ibu yang menyusui sehingga ibu akan merasa lebih yakin
akan kemampuan untuk menyusui. Ibu yang melihat suami mereka memilih susu formula
lebih memungkinkan ibu untuk menghentikan ASI dibandingkan dengan ibu yang suami
nya mendukung pemberian ASI. Bahkan jika ibu memiliki fikiran bahwa ayah memiliki
sifat negative atau tidak mendukung terhadap pemberian ASI, dia lebih mungkin memilih
untuk menyusui bayi dengan menggunakan botol – makan. Dorongan dari anggota
keluarga lainnya terutama ayah dan nenek merupakan faktor penting dalam menyusui
(Salamah and Prasetya 2019). Hasil penelitian Tan (2011) yang menyatakan bahwa ibu
yang mendapatkan dukungan suami memiliki kesempatan 4 kali lebih besar untuk
memberikan ASI ekslusif dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari
suami (OR = 4,200 : 95% CI : 1,12,15,75). Dibuktikan dengan hasil penelitian Husna
dalam journal of healthcare technology and medicine tahun (2019) menunjukan adanya
hubungan bermakna antara dukungan suami dengan pemberian ASI dengan nilai p value
= 0,005.

Menurut Khrist (2011) Sebagian besar ibu tidak mendapatkan dukungan dari tempat kerja
terhadap pemberian ASI ekslusif. Bekerja sebagai karyawan tentunya sedikit waktu luang
yang diberikan kepada bayi sangat singkat karna sebagian besar waktu digunakan untuk
bekerja. Tidak tersedianya fasilitas tempat penyimpanan ASI seperti kulkas, merupakan
faktor yang menyebabkan dukungan tempat kerja terhadap berlangsungnya pemberian
ASI rendah, sehingga ibu tidak dapat mengakses fasilitas yang mendukung untuk
menyusui di tempat kerja (Sma and Kota 2020). Hasil penelitian Christina (2014) yang
menyatakan bahwa seacara umum tempat kerja belum menyediakan tempat untuk ibu
menyusui. Dibuktikan dengan hasil penelitian Holidah dalam jurnal edu dharma tahun
(2020) menunjukan adanya hubungan secara signifikan antara dukungan tempat kerja
dengan keoptimalan pemberian ASIP dengan p value = 0,003.

4
Faktor – faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah
pendeknya masa cuti kerja, pendeknya jam istirahat yang diberi ( waktu untuk memerah
ASI ), tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara
kualitas kerja ibu dengan produksi ASI (Ibu, Di, and Blora 2018). Hasil penelitian
Kurniawan dkk (2012) yang menyatakan bahwa belum adanya kebijakan tertulis yang
mendukung pekerja wanita dalam hal pemberian ASI ekslusif mempunyai pengaruh
terhadap pemberian ASI ekslusif pada ibu yang bekerja. Dibuktikan dengan hasil
penelitian Yanik dalam jurnal kebidanan (2018) menunjukan adanya hubungan secara
signifikan antara dukungan atasan dalam hal kebijakan dengan nilai p value = 0,004.

Dampak bagi bayi jika tidak diberikan ASI yaitu bayi rentan terhadap penyakit,
menurunnya perkembangan kognitif, terhambatnya pertumbuhan otak, beresiko
menderita alergi, asma hingga gangguan pencernaan. Dampak bagi ibu jika tidak
memberikan ASI ibu beresiko mengalami kelebihan berat badan, meningkatkan resiko
osteoporosis, kanker payudara hingga alzheimar (Salamah and Prasetya 2019).

Target SGDs sistem kesehatan nasional dalam pembangunan berkelanjutan/ sustainable


development goals seluruh hal yang berhubungan dengan kesehatan diintegrasikan pada
tujuan no 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi
semua orang disegala usia dengan 13 target ( 9 target + 4 implementasi) yang salah satu
tujuannya penurunan AKI,AKba, dan AKN. Dengan outcome yang diharapkan pada
tahun 2030, dapat mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
berusahanya seluruh negara menurunkan angka kematian neonatal setidaknya 12 per
1.000 KH dan angka kematian balita 25 per 1.000 KH.

Indicator target SGDs kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan data acuan
305/100.000 KH (SDKI,2017) dengan target pada tahun 2030 menjadi 70/100.000 KH
(SDKI), untuk indicator angka kematian balita (AKBa) per 1.000 kelahiran dengan data
acuan 32/1.000 KH (SDKI,2017) dengan target pada tahun 2030 menjadi 25/1.000 KH

5
(SDKI), dan untuk indicator angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup dengan
data acuan 15/1.000 KH (SDKI,2017) dengan target pada tahun 2030 menjadi 12/1.000
KH (SDKI).

Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 terdapat 29.322 kematian bayi umur 0-59
bulan di Indonesia, 69% (20.244) kematian neonatus (0-28 hari), 21% (6.151) terjadi
pada usia 29 hari- 11 bulan dan 10% (2.927) pada usia 12-59 bulan (Fahmi Afriyanto et
al. 2022). Menurut WHO (2011) kematian perinatal di seluruh dunia sekitar 10 juta
persalinan hidup dengan catatan bahwa sekitar 98-99% terjadi dinegara berkembang.
Salah satu penyebab kematian tersebut adalah kurangnya akses keperawatan kesehatan
bagi neonatal. Sebanyak 136.700.000 bayi yang lahir hanya 32,6% yang mendapatkan
ASI secara ekslusif. Hal tersebut menggambarkan cakupan pemberian ASI dibawah 80%
dan masih sedikit ibu yang memberi ASI ekslusif. Menurut UNICEF dalam Proverawati
(2010) ASI ekslusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia dan
menyelamatkan 1,3 juta jiwa di Indonesia. Sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia
dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun dapat dicegah melalu pemberian
ASI ekslusif selama enam bulan bayi diawal kehidupannya tanpa memberi makanan atau
minuman tambahan lainnya.

Dampak yang akan terjadi jika bayi tidak diberikan ASI ekslusif yaitu salah satunya
resiko kematian karena diare dan stunting. Angak kejadian diare sebesar 3,94 lebih tinggi
dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif, selain itu berdasarkan data survei
Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun (2021), prevalensi stunting saat ini masih
berada pada angka 24,4% atau 5,33 juta pada balita, pada tahun (2020) 26,92% dan pada
tahun (2019) 27,67%. Di Indonesia terdapat 31,36% dari 37,94% anak sakit dikarenakan
tidak menerima ASI ekslusif, sedangkan bagi ibu yang tidak menyusui dapat
meningkatkan resiko ibu menderita diabetes tipe 2, jantung hingga hipertensi. Selain itu
ibu tidak mendapatkan bonding yang kuat terhadap bayinya (Salamah and Prasetya
2019).

6
Dalam rangka penurunan angka kemtian bayi dan kejadian gizi buruk organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI ekslusif
selama enam bulan pertama hidupnya (Sihombing 2018). Berdasarkan data WHO pada
tahun 2017 cakupan pemberian ASI ekslusif di dunia hanya 38% pada tahun 2019
mengalami penurunan dengan persentase 36 %. Data WHO menunjukan bahwa rata-rata
angka pemberian ASI ekslusif di dunia sebesar 38% (Fahmi Afriyanto et al. 2022). Hasil
RISKESDAS tahun 2018 dalam (Noflidaputri, 2021), cakupan pemberian ASI ekslusif di
Indonesia dua tahun terakhir cenderung mengalami penurunan , dimana pada tahun 2017
sebesar 48,74% dengan target 55%, dan pada tahun 2018 cakupan ASI ekslusif sebesar
37,3% dengan target 60,0%, artinya hal ini menunjukan bahwa cakupan ASI ekslusif di
Indonesia belum mencapai target karena masih rendahnya cakupan ASI ekslusif pada
bayi 0-6 bulan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, persentasi pemberian ASI eksulif di
wilayah Jawa barat pada tahun 2019 sebanyak 71,11%, pada tahun 2020 sebanyak
76,11& dan tahun 2021 sebanyak 76,46% .Menurut data provinsi Jawa Barat, pesentasi
pemberian ASI ekslusif pada bayi tahun 2021 tercatat sebanyak 61,33 % di kabupaten
Subang dan sebanyak 18,5% di kabupaten Karawang (Open Data Jabar,2021). Cakupan
pemberian ASI belum sesuai dengan target dikarenakan salah satu faktor karena ibu
bekerja data ini didukung oleh Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012)
didapatkan 57% para pekerja di Indonesia adalah seorang perempuan.

Data orang yang bekerja di subang sebanyak 66,7% yang dimana pekerja perempuan
lebih besar dibandingkan laki-laki sehingga meningkatkan resiko cakupan ASI menurun.
Hal ini dibuktikan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa
Anggasari dengan metode wawancara pada 40 responden yang memiliki anak usia 0-6
bulan ditemukan sebanyak 45%. Ibu bekerja sebesar 82,5%. ibu tidak bekerja sebesar
17,5%. 45% Ibu dengan primipara, 55% Ibu dengan multipara. memberikan ASIP 32,5%,
tidak memberikan ASIP 67,5%. pengetahuan baik tentang ASIP 37,5%, pengetahuan
kurang baik tentang ASIP 62,5%. Suami mendukung pemberian ASIP 32,5%, suami

7
kurang mendukung pemberian ASIP 67,5%, atasan mendukung pemberian ASIP 82,5%,
atasan kurang mendukung pemberian ASIP 17,5%.

Berdasarkan teori, jurnal pendukung, isu dan studi pendahuluan mengenai ASIP, dengan
semakin berturunnya persentasi cakupan pemberian ASI ekslusif setiap tahunnya maka
akan semakin meningkatkan pula kemungkinan terjadinya angka kejadian diare dan
stunting. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor –
faktor yang berhubungan dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja di Desa Anggasari”.

b. Rumusan Masalah
Pemberian ASI pada bayi yang minimal nya diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan
bayi sering kali terhambat oleh beberapa faktor khususnya faktor ibu yaitu ibu bekerja
rendahnya pemberian ASIP pada ibu yang bekerja khususnya di Desa Anggasari dengan
persentase 32,5% . minimnya pengetahuan ibu tentang ASIP dengan persentase 37,5%,
suami yang mendukung pemeberian ASIP dengan persentase 32,5 % dan atasan yang
mendukung dalam pemberian ASIP dengan persentase 82,5%. menjadikan cakupan ASI
di Indonesia jauh sekali dengan target tahunan cakupan ASI di Indonesia dengan
persentase 37,3%. Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumus
masalah dari penelitian ini adalah “Faktor – Faktor apa sajakah yang berhubungan
dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja di Desa Anggasari?”.

c. Tujuan Penelitian
d. Tujuan Umum

Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASIP pada ibu
bekerja di Desa Anggasari Tahun 2022.

e. Tujuan Khusus

1. Diketahui karakteristik responden seperti: usia ibu, jumlah anak


2. Diketahui gambaran mengenai : pengetahuan ibu, dukungan suami, dukungan
atasan , pemberian ASIP pada ibu bekerja di Desa Anggasari Tahun 2022.

8
3. Diketahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja
di Desa Anggasari Tahun 2022.
4. Diketahui hubungan dukungan suami dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja
di Desa Anggasari Tahun 2022.
5. Diketahui hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja
di Desa Anggasari Tahun 2022.

f. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti merupakan pengalaman yang berharga dimana peneliti dapat
mengembangkan pengetahuan dan menambah informasi serta pengetahuan mengenai
faktor – faktor yang berhubungan dengan keoptimalan pemberian ASIP.
2. Bagi institusi Pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi institusi Pendidikan dapat dijadikan referensi tambahan
dalam pembelajaran dan perencaan penelitian Mahasiswa dan Mahasiswi mengenai
keoptimalan pemberian ASIP.
3. Bagi instansi pelayanan Kesehatan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat
bagi para pihak instansi pelayanan Kesehatan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ASI
1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang keluar dari payudara untuk bayi. ASI
merupakan makanan yang paling tinggi zat nya, sempurna, praktis, murah dan bersih
karena langsung diberikan dari payudara ibu kepada bayi. ASI mengandung zat yang
sangat dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertamanya. ASI terbagi menjadi 3 yaitu
kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI matur. Selain mengandung gizi yang tinggi
untuk bayi ASI juga memiliki kandungan imunitas untuk bayi (Marwiyah and
Khaerawati 2020).

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi Sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diminum, zat
yang terkandung dalam ASI dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi dan
balita (Gultom 2018). Berdasarkan beberapa jumlah penelitian para ahli menemukan
banyaknya keuntungan ASI bagi bayi selama tahun pertama kehidupan. Manfaat ini
tidak berhenti meskipun bayi sudah diberhentikan pemberian ASI (Gultom 2018).

ASI ekslusif adalah memberi makanan hanya ASI saja tanpa tambahan minuman
atau cairan lain (seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih, air gula) dan
tanpa makanan padat (seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi / tim)
yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan 6 bulan (Sulistyowati 2017).
ASI ekslusif terdapat 3 jenis antara lain sebagai berikut (Melsa 2020):
a. Kolostrum

10
ASI yang pertama kali keluar berwarna kekuningan agak tebal dan diproduksi
hari pertama setelah melahirkan. Kolostrum mengandung antibody, sel darah
putih, pencahar, dan vitamin A. Berikut ini manfaat kolostrum :
1. Memberikan antioksidan, antibody, immunoglobin, dan antivirus melindungi
bayi dari virus dan infeksi.
2. Efek laksatif, mencegah kadar bilirubin terlalu tinggi ( penyebab kuning).
3. Membentuk pertahanan saluran cerna oleh flora normal ( ifidobacteria ),
mencegah tumbuhnya kuman penyebab penyakit.
4. Memberi perlindungan dengan melapisi dinding usus bayi yang belum
sempurna menutup ketika bayi lahir.
b. Foremilk
Kolostrum berubah menjadi ASI setelah beberapa hari, payudara akan terasa
penuh, berat, dan keras. Susu awal (foremilk) adalah ASI yang bening , foremilk
mengandung banyak protein, laktosa, dan zat gizi lainnya.
c. Hindmilk
Susu akhir (hindmilk) adalah ASI yang lebih putih, diproduksi pada akhir proses
menyusui. Hindmilk lebih putih karna mengandung lebih banyak lemak, yang
memberikan energi. bayi sebaiknya dibiarkan menyusui sampai ia mendapatkan
semua yang diperlukan.

2. Manfaat ASI

a. Manfaat ASI Bagi Bayi


1. Berkurangnya insiden dan keparahan penyakit infeksi seperti meningitis
bakterial, bakteremia, diare, enterocolitis nekrotikans, infeksi pernafasan,
otitis media, infeksi saluran kemih, dan sepsis onset lambat pada bayi
premature.
2. Berkurangnya mortalitas pada bayi pascaneonatal.
3. Berkurangnya angka sindrom kematian bayi mendadak.
4. Berkurangnya insiden limfoma, leukimia, penyakit hodgkin.
5. Berkurangnya risiko obesitas dan hiperkolesterolemia.

11
6. Berkurangnya insiden dan keparahan asma serta alergi lainnya.
7. Meningkatkan perkembangan kognitif.
8. Mengurangi masalah – masalah maloklusi dan ketidaksegarisan gigi dan
meningkatkan perkembangan rahang.
9. Efek analgetik pada bayi yang menjalankan prosedur menyakitkan seperti
fungsi vena.
b. Manfaat ASI Bagi Ibu
1. Mengurangi perdarahan postpartum dan involusi uterus yang lebih cepat.
2. Mengurangi resiko kanker payudara, kanker ovarium dan kanker uterus.
3. Mengembalikan berat badan sebelum hamil dengan cepat.
4. Mengurangi resiko osteoporosis pascamenopause.
5. Pengalaman adanya ikatan yang unik.
6. Peningkatan pencapaian peran ibu.

c. Manfaat ASI Bagi Keluarga dan Masyarakat


1. Kenyamanan : siap untuk menyusui.
2. Tidak ada botol atau peralatan lain yang dibutuhkan.
3. Lebih murah dari susu bubuk.
4. pengurangan biaya pengobatan tahunan.
5. Berkurangnya angka ketidakhadiran orang tua dalam pekerjaannya
dikarenakan bayi sakit.
6. mengurangi ancaman lingkungan akibat membuang susu bubuk kalengan.

ASI mengandung banyak sekali gizi yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan bagi bayi. ASI mudah dicerna karna mengandung banyak sekali enzim
– enzim untuk mencerna zat gizi tersebut. Kandungan nya antara lain lemak,
karbohidrat, protein, garam dan mineral, vitamin, taurin, DHA dan AA yang terakhir
yaitu kolostrum (Susanti 2012).

3. Cara Pemberian ASI

12
a. Pemberian ASI Secara Langsung
Banyak orang tua mengetahui bawa ASI adalah pilihan makanan terbaik untuk
bayi. Bila menelaah kembali manfaat ASI yang begitu banyak untuk
pembangunan yang lebih baik, mengurangi infeksi, dan resiko rendah asma hal itu
akan membuat kita sadar begitu pentingnya ASI. Memberi ASI secara langsung
yaitu menetekan langsung bayi terhadap payudara ibu, menyusui secara langsung
memberi kelebihan pada ibu karna ibu dapat menurunkan resiko kanker payudara
selain itu juga dapat membantu menurunkan berat badan. Saat ini, memberi ASI
langsung dari payudara ibu pun sudah mulai populer kembali sama halnya dengan
mengisap payudara dengan mesin dan memberikan ASI pada bayi menggunakan
botol susu (Andi,2012).

b. Pemberian ASI Perah


Salah satu masalah ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian ASI ekslusif
yaitu, waktu pemberian ASI secara langsung berkurang, minimnya pengetahuan
tentang manajemen laktasi dan minimnya pengetahuan tentang ASI perah. Jika
ibu kembali bekerja, ibu tidak perlu khawatir tidak dapat memberikan ASI kepada
bayi, ada cara agar ibu tetap bisa memberikan ASI ekslusif kepada bayi yaitu
dengan ASI perah, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian ASI perah
adalah pengetahuan tentang bagaimana cara memerah, menyimpan,
menghangatkan hingga memberikan ASI perah kepada bayi agar kandungan
nutrisi yang terdapat di dalam ASI tidak rusak ( Dewi, 2021) .

B. Konsep ASIP
1. Pengertian ASIP

ASI perah adalah ASI yang diperoleh dengan cara memerah kemudian disimpan
kemudian diberikan kepada bayi. Semua Ibu seharusnya sudah diperkenalkan cara
memerah ASI. Hal ini akan membantu ibu dalam pemberian ASI ekslusif, tidak hanya
semata – mata untuk mengeluarkan ASI saja dan memberiksnnya kepada anak saat
kita tidak bersamanya (Sari, Devitria, and Ginting 2021).

13
Berbagai kendala dapat timbul pada saat pemberian ASI ekslusif, salah satu faktor
yang dapat menghambat yaitu kesibukan ibu bekerja. Ibu bekerja tidak perlu
menghentikan pemberian ASI karena ASI banyak keuntungannya. Ibu harus sudah
belajar cara memerah ASI segera setelah melahirkan. Ditempat kerja, ibu dapat
memerah ASI 2 – 3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa
nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI dilemari es dan dibawa pulang
dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada
malam hari, pagi hari sebelum berangkat dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan
membantu produksi ASI tetap tinggi ( Reni,2019)

2. Cara Memerah dan Menyimpan ASI

a. Persiapan Sebelum Memerah ASI


Disarankan untuk menggunakan kantong plastik yang dirancang untuk
menyimpan ASI dan terakhir dengan lem. Kumpulan kantong plastik kecil
ditempatkan dalam kantong plastik besar untuk perlindungan dan pencegahan
retakan/lubang. Setiap kantong plastik harus ditandai dengan tanggal dan waktu
pemerahan. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mensterilisasi wadah ASI
dengan cara memasukam air mendidih kedalam wadah tersebut dan dibiarkan
selama beberapa menit kemudian airnya dibuang. Ibu juga baiknya menyiapkan
lap atau tisu yang bersih. Sebelum memerah ibu juga diharuskan mencuci tangan
terlebih dahulu sampai bersih dengan menggunakan sabun. Usahakan kondisi ibu
harus tenang dan santai dengan cara duduk yang nyaman dan pikirkan bayi atau
dengarkan rekaman suara atau foto bayi. Bila memungkinkan payudara dapat
dikompres lebih dulu dengan lap yang telah dibasahi air hangat dan melakukan
pemijatan ringan pada sekeliling payudara.

14
b. Cara Memerah ASI Menggunakan Tangan
Gambar 2.1
Cara memerah ASI menggunakan tangan

Memerah ASI dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan tangan dan
menggunakan pumping. Berikut ini yang akan dijelaskan yaitu cara memerah ASI
menggunakan tangan. Hal yang sangat penting yaitu ibu mencuci tangan sebelum
memegang payudara. Sebelum melakukan pemerahan cari posisi yang nyaman,
bisa duduk atau berdiri dengan santai. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman
pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI. Condongkan badan ibu
kedepan dan sangga payudara menggunakan tangan. Letakan ibu jari pada batas
areola mammae dan letakan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah.
Kemudian, tanpa menggeser posisi kedua jari, dorong kedua jari ke dalam menuju
dinding dada. Pijat area di antara kedua jari ke depan untuk memeras dan
mengeluarkan susu. Jangan meremas, memijat, atau menarik puting Anda. ASI
tidak keluar dan menyebabkan rasa sakit. Setelah susu keluar, ulangi gerakan

15
tangan, pijat dan lepaskan beberapa kali. Setelah mengurangi mandi susu, putar
sisi berlawanan dari batas areola untuk menggerakkan posisi ibu jari dan jari
telunjuk. Dua jari selalu menghadap. Lakukan hal yang sama di setiap posisi
sampai dada Anda kosong.

c. Cara Memerah ASI menggunakan pumping


Selain dapat menggunakan tangan memerah ASI juga dapat menggunakan alat
yaitu pumping. Untuk memeras susu, peras bola karet untuk mengeluarkan udara.
Kemudian letakkan ujung tabung yang lebar di dada Anda, pusatkan puting susu
Anda, dan letakkan tabung sepenuhnya di kulit Anda. Lepaskan bola karet
sehingga puting dan areola dapat ditarik kembali. Kemudian tekan dan lepaskan
beberapa kali sehingga susu keluar dan terkumpul di ceruk penampung di sisi
tabung.

d. Penyimpanan ASIP
ASI yang telah diperah tidak boleh disimpan sembarangan, ASI yang telah
ditampung di cangkir atau gelas tertutup, dapat disimpan dengan cara tampung
ASI di botol steril dan tertutup rapat – rapat, jangan lupa utuk mencantumkan jam
dan tanggal ASIP. Pada suhu kamar / di udara terbuka (26 0C), tahan disimpan
selama 4 – 8 jam. ASI yang disimpan ditermos es, tahan selama 24 jam, disimpan
dalam lemari es, tahan sampai 2 -3 hari, disimpan dalam freezer lemari es 2
pintu / khusus freezer tahan sampai 3 – 4 bulan dan disimpan dalam freezer lemari
es 1 pintu tahan sampai 2 bulan.

3. Cara menghangatkan ASIP

Memberikan ASI yang disimpan dapat dilakukan oleh semua orang, tidak harus
ibu bayi, akan tetapi ASI harus dihangatkan kembali sebelum diberikan kepada
bayi. Caranya ibu diharuskan untuk mencuci tangan sebelum memegang

16
cangkir / gelas tertutup berisi ASI, ASI yang disimpan pada suhu kamar, dapat
segera diberikan sebelum masa simpan berakhir (8jam). Dan ASI yang disimpan
ditermos atau lemari es, terlebih dahulu harus dihangatkan. Rendam cangkir yang
berisi ASI dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai ASI mencapai suhu
kamar. Jangan memanaskan ASI diatas kompor / api. Setelah itu ASI dapat
diberikan kepada bayi. Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan pakai
botol atau dot.

4. Cara memberikan ASIP pada bayi

Memberikan ASI yang disimpan dapat dilakukan oleh semua orang, tidak harus
ibu bayi. Caranya yang benar untuk memberikan ASIP yaitu ukur terlebih dahulu
jumlah ASI dalam cangkir. Posisikan bayi pada posisi setengah tegak di pangkuan
ibu. Lalu letakan cangkir didekat bibir bayi akan lebih baik pada bibir bawah
secara perlahan. Sentuhkan tepi cangkir sedemikian rupa sehingga ASI
menyentuh bibir bayi. Hal yang harus diperhatikan yaitu Jangan tuangkan ASI ke
mulut bayi. Bayi akan bangun, membuka mata, kemudian akan mulai minum.
Bayi akan menghisap ASI dan pasti akan ada sedikit yang tumpah. Bayi kecil
akan memasukan susu ke mulutnya dengan lidah sehingga bayi menelan ASI.
Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau pada saat sudah tidak
tertarik lagi terhadap ASI. Bila bayi tidak menghabiskan ASI yang sudah ditakar
berikan minum dalam waktu lebih lama. Selain itu ibu juga harus belajar untuk
menghitung jumlah ASI yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum.
Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari
pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali, gunakan salah satu alternatif
memberikan ASI donor atau berikan susu formula. Bayi mendapatkan minum
dengan cangkir secara cukup, apabila bayi menelan sebagian besar ASI dan
menumpahkan sebagian kecil serta berat badan nya meningkat.

17
C. Konsep Ibu Bekerja
1. Pengertian ibu bekerja

Ibu bekerja adalah ibu yang selain mengurus rumah juga mempunyai
tanggung jawab diluar rumah baik dikantor, Yayasan, atau wiraswasta dengan
kisaran waktu 6 – 8 jam perhari.(Rizky and Santoso 2018).
ibu bekerja atau yang sering dikatakan dengan istilah working mothers,
mengacu pada 2 pengertian, yaitu Wanita yang memperoleh imbalan dari hasil
bekerja diluar rumah dan Wanita yang tidak memperoleh penghasilan karena
bekerja didalam rumah (Rizky and Santoso 2018).

2. Peran ibu

Kelahiran dan menjadi ibu adalah pengalaman yang menantang dan sangat
menantang. Ibu harus bisa memainkan banyak peran. Proses menjadi seorang
ibu membutuhkan keluwesan mental, sosial dan fisik. Pada tahap migrasi ini,
perempuan sangat rentan dan menghadapi tantangan besar. Rasa percaya diri
yang rendah berdampak signifikan pada transisi peran/identitas ibu dan
membatasi kepuasannya. (Nugroho 2008).

Maternal Role Attainment adalah tahapan penguasaan peran, yang mana


tahapan – tahapan tersebut telah diadaptasi dari penelitian Thorthon dan Nardi
yaitu :
a. Antisipatory
Tahapan ini dimulai saat awal kehamilan mencakup data social, psikologi,
penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk
berperan, dan mulai memainkan peran.
b. Formal
Tahapan ini dimulai saat kelahiran bayi mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal,
dalam system social ibu.
c. Informal

18
Tahapan ini dimulai saat perkembangan ibu berhubungan dengan peran yang
tidak terbawa dari sistem sosial. Ibu membuat peran baru berdasarkan
pengalaman yang telah dilalui.
d. Personal
Pada tahap ini yang terjadi adalah internalisasi atau pendalaman ibu terhadap
peran. Pengalaman yang dirasakan ibu yaitu harmonis, percaya diri, dan
tercapainya peran ibu.

D. Kebijakan Nasional Pemberian ASI di Tempat Kerja


1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Hak Menyusui Pekerja Perempuan
Selama Waktu Kerja
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 82 yang berbunyi :
memperoleh cuti istirahat selam 1,5 bulan sebelum dan 1,5 sesudah melahirkan dan
pada pasal 83 tentang ketenagakerjaan menentukan : pekerja / buruh yang anaknya
masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya. Jika
hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Ibu, Di, and Blora 2018).

2. PP No. 33 Pasal 30 tahun 2012 tentang ASI Ekslusif


Berdasarkan PP No. 33 Pasal 30 tahun 2012 tentang ASI ekslusif, ayat (3)
yang berbunyi pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus
menyedikan fasilitas khusus untuk menyusui dan / atau memerah ASI sesuai dengan
kondisi kemampuan perusahaan. Dan jika tempat kerja tidak menjalankan PP tersebut
terdapat sanksi sebagaimana tercantum dalam PP pasal 36 tahun 2021 yang berbunyi
setiap pengurus tempat kerja dan / atau penyelenggara sarana umum yang tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) dan ayat (3),
atau pasal 34, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan (Sulistyowati 2017).

Berdasarkan penelitian menunjukan ibu yang tidak bekerja memiliki peluang 16,4 %
untuk memberikan ASI ekslusif dibandingkan ibu yang bekerja (Kurniawan,2013)

19
Menyeimbangkan antara karir dengan menyusui sebenarnya tergantung dari
manajemen waktu ibu, jika ibu dapat mengatur waktunya dengan baik dan tidak
mengganggu operasional kantor maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Bekerja
bukan merupakan suatu alasan untuk tidak memberi ASI, karena ada beberapa cara
memberikan dan meyimpan ASI selama ibu bekerja (Marwiyah and Khaerawati
2020).

E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASIP


a. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat di Indonesia menjadi


salah satu penyebab rendahnya tingkat pemberian ASI. Hal ini diperparah dengan
terus gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat,
termasuk mereka yang mempekerjakan perempuan yang belum memberikan
fasilitas atau kesempatan menyusui kepada ibunya. (Pemberian and Eksklusif
2014).

Pengetahuan merupakan salah satu hal pemicu dalam keberhasilan pemberian


ASIP. Dengan demikian, perlunya Pendidikan Kesehatan tentang bagaimana cara
memerah ASI selama bekerja akan mempengaruhi keberhasilan ibu bekerja dalam
pemberian ASI ekslusif. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
perah akan meningkatkan pemahaman pada ibu tentang manfaat pemberian ASI.
Pemahaman ini menjadi dasar bagi ibu untuk berperilaku memberi ASI perah
kepada bayinya (Marwiyah and Khaerawati 2020).

Pentingnya peran pengetahuan bagi perilaku ibu, ibu yang berpengetahuan baik
tentang ASIP akan membuat ibu memiliki pemahaman yang baik pula tentang
penting nya memberikan ASI pada bayi. Pemahaman ini merupakan bentuk dasar
bagi ibu untuk berperilaku memberikan ASIP kepada bayinya. Semakin baik

20
tingkat pengetahuan maka semakin baik perilaku Pendidikan dalam pemberian
ASIP(Nurhayati and Nurlatifah 2018).

Adapun metode yang harus diketahui dalam pemberian ASIP yaitu melaksanan
Metode Pumping ASI (MPA), Dengan mengetahui manfaat MPA, ibu bekerja
dapat melakukan MPA untuk meningkatkan ASI eksklusif pada bayinya. .
Tingkat Pendidikan pun berpengaruh dalam pengetahuan ibu semakin tinggi
tingkat Pendidikan ibu yang akan mempermudah ibu untuk memperoleh dan
menerima informasi dalam menerapkan hidup sehat maka dengan pengetahuan
yang dimiliki oleh ibu, maka ibu yang berperilaku ekstra dalam meningkatkan
pemberian ASI ekslusif kepada bayinya dengan melakukan MPA(Pringgayuda,
Wijayanto, and Fitafiya 2021).

Pengetahuan merupakan hasil dari pengetahuan dan terjadi setelah manusia


mempersepsikan suatu objek tertentu. Pengetahuan dan kognisi adalah area yang
sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang (Notoatmodjo,2010) dalam
(Nurhayati and Nurlatifah 2018).
Di dalam domain kognitif tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan,yaitu :
1. Tahu (know)
Ialah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya hingga dapat
mengingat kembali serta dapat menjabarkan kembali. Antara lain ibu dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Ialah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek dan mampu
mengintrepretasikannya dengan benar. Antara lain ibu dapat menjelaskan,
menyebutkan,menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
3. Aplikasi (application)
Ialah kemampuan untuk menggunakan materi pada kondisi yang real. Dapat
diartikan juga penggunaan hukum – hukum, metode, prinsip dan sebagainya.
4. Sintesis (shynthesis)
Ialah kemampuan untuk mereplikasi atau Menyusun informasi baru.

21
5. Evaluasi
Ialah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek
berdasarkan kriteria yang sudah ada.

b. Dukungan Suami

Memberikan ASI ekslusif pada bayi tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu,
melainkan tanggung jawab suami, keluarga dan pihak – pihak lain yang dapat
membantu dalam meningkatkan pemberian ASI. Suami sebagai kepala keluarga
memiliki tanggung jawab besar dalam hal memberikan dukungan untuk ibu agar
dapat memproduksi ASI yang cukup(Handayani, Putri, and Soemantri 2018).

Dalam hal menyusui ayah memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai
breastfeeding father. Peran breastfeeding father ini adalah ayah sebagai support
system pertama yang memberi dukungan pada saat pemberian ASI ekslusif. Hal
ini akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Peran breastfeeding
father ini sangat penting dilakukan oleh para ayah demi keberhasilan pemberian
ASI ekslusif untuk bayi (Kusumayanti and Nindya 2018).

Dukungan suami adalah salah satu hubungan saling serah terima bantuan yang
dilakukan suami terhadap istri secara konkrit. Suami yang mempunyai pemikiran
yang tegas pasti mengharuskan ibu untuk memberikan ASI pada bayi hal itu akan
mempermudah ibu dalam memberikan ASI. Terdapat 4 dukungan suami yang
mempunyai pengaruh dignifikan dalam pemberian ASI yaitu dukungan emosial,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental serta dukungan informasional
(Oktova 2018).

Menurut dirjen Gizi dan KIA, berhasilnya ibu dalam menyusui ditentukan oleh
dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan
kerja (Handayani, Putri, and Soemantri 2018).
Menurut Sarafino dukungan sosial suami terdapat 4 jenis yaitu:

22
1. Dukungan Emosional
Dukungan emosional dari suami akan membuat istri merasa nyaman, merasa
berharga, aman, terjamin dan merasa disayangi. Sumber utama dukungan dari
pria yaitu pasangannya. Aspek – aspek dan dukungan emosional ini meliputi
adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Perilaku
dukungan ini seperti mendengarkan keluh kesah.

2. Dukungan Penghargaan
Dukungan ini datang melalui ekspresi atau pertimbangan positif bagi individu,
dorongan untuk maju atau pengakuan atas pikiran dan perasaan individu, dan
perbandingan positif antara individu dan orang lain. Dukungan ini
membangun nilai, kemampuan, dan rasa nilai.
3. Dukungan Instrumental
Dukungan yang berupa bantuan secara langsung dan nyata, seperti memberi
barang, meminjamkan uang / membantu menyelesaikan pekerjaan tertentu.
4. Dukungan Informasi
Merupakan bentuk dukungan berupa nasehat, instruksi, saran, dan umpan
balik yang memberikan informasi tentang cara memecahkan suatu masalah
sehingga individu dapat menemukan solusi.

c. Dukungan Atasan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeberian ASI ekslusif pada
bayi yaitu dukungan atasan, ibu menyusui perlu dukungan atasan dalam hal
menyusui dalam hal kebijakan yang mendukung penyediaan fasilitas maupun
sosialisasi tentang penyuluhan pemberian ASI selama bekerja (Amalia and Rizki
2018).

23
Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi perilaku menyusui ibu bekerja
berasal dari pimpinan perusahaan yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan
kebijakan dan memberikan fasilitas menyusui di tempat kerja. Oleh karena itu,
dukungan langsung dari atasan sangat penting bagi ibu bekerja agar hanya dapat
menyusui bayinya saja. Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan
informasional, penilaian, instrumental dan emosional. Misalnya, mungkin
memberikan informasi tentang manajemen menyusui dan menyusui, atau
mungkin memberikan waktu tertentu untuk memeras ASI. Dukungan ini
memungkinkan ibu bekerja untuk mencapai keberhasilan menyusui eksklusif.
(Marwiyah and Khaerawati 2020)

Manajer dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk


mempertimbangkan biaya tinggi saat melatih dan melatih karyawan. Sebaliknya,
pimpinan perusaan yang mempunyai pengalaman atau pengetahuan tentang ASI
ekslusif akan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan ibu bekerja di
perusahaannya (Amalia and Rizki 2018).

Berdasarkan undang – undang Republik Indonesia NO.13 tahun 2003 pasal 83


tentang ketenagakerjaan menentukan : pekerja / buruh perempuan yang anaknaya
masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyesuaikan
anaknya jika hal itu harus dilaksanakan selama waktu kerja (Yanik 2018).

d. Dukungan Tempat Kerja

Fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI yang disebut dengan ruang
laktasi menurut pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintahan Kesehatan Republik
Indonesia No.15 Tahun2013 tentang tata cara penyediaan fasilitas khusus
menyusui dan/atau memerah ASI adalah ruangan yang dilengkapi dengan
prasarana menyusui dan memerah ASI yang digunakan untuk menyusui bayi,
memerah ASI, menyimpan ASI perah (Flood 2012) dalam Sylvana (2017)

24
Lebih lanjut dalam pasal 11 peraturan mentri Kesehatan, peralatan ruang laktasi di
tempat kerja sekurang – kurangnya terdiri dari :
a. Lemari pendingin (refrigerator) untuk menyimpan ASI.
b. Gel pendingin (ice pack).
c. Tas untuk membawa ASI perahan (cooler bag).
d. Sterilizer botol ASI.

Peralatan pendukung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 anatara lain


meliputi:

a. Meja tulis
b. Kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI
c. Konseling menyusui kit yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir
minum ASI, spuit 5 cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc
d. Media KIE tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster,
foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui
e. Lemari penyimpan alat
f. Dispenser dingin dan panas
g. Alat cuci botol
h. Tempat sampah dan penutup
i. Penyejuk ruangan
j. Nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI
k. Washlap untuk kompres payudara
l. Tisu/lap tangan
m. Bantal untuk menopang saat menyusui

Kriteria ruang laktasi menurut kemenkes (2011) adalah sebagai berikut :

a. Luas ruangan minimal 3x4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah pekerja
yang menyusui.
b. Ruangan terdapat cahaya dan ventilasi yang cukup.
c. Ruangan memiliki westafel dengan air mengalir dan sabun untuk cuci tangan.

25
F. Jurnal Pendukung

Table 2.1

N Judul artikel Metode Populasi Outcome Time


o & jurnal penelitian penelitian
& uji
hipotesa
1 Faktor – Penelitian Populasi dalam Variabel paritas nilai p 4 minggu
faktor yang ini penelitian ini value = 0,010 dapat
berhubungan mengguna sebanyak 778 disimpulkan ada
dengan kan desain ibu bekerja hubungan antara
pemberian penelitian yang memiliki pemberian ASI ekslusif
ASI ekslusif korelasi anak >6 bulan dengan status paritas
pada ibu dengan di puskesmas
bekerja di cross serang Variable Pendidikan nilai
kelurahan sectional, kelurahan Pare p value = 0,037 dapat
Pare kota Analisa disimpulkan ada
Serang. univariat hubungan antara
Nila mengguna pemberian ASI ekslusif
Marwiyah, kan dengan status Pendidikan
Titi distribusi

26
Khaerawati frekuensi Variable pengetahuan
(2020) dalam dan nilai p value = 0,035 dapat
Faletehan analisis disimpulkan ada
Health bivariat hubungan antara
Jurnal. mengguna pemberian ASI ekslusif
ksn uji dengan status pengetahuan
hipotesa
chi square. Variable dukungan
keluarga dengan p value
=0,014 dapat disimpulkan
adanya hubungan
pemberian ASI ekslusif
demgan status dukungan
keluarga

Variable dukungan atasan


dengan nilao p value =
0,006 maka dapat
disimpulkan adanya
hubungan denan
pemberian ASI ekslusif
dengan status dukungan
atasan

2 Faktor – Penelitian Populasi dalam Didapatkan dari penelitian 4 minggu


faktor yang deskriptif penelitian ini terdapat 74,1% yang
berhubungan analiktik adalah seluruh memberi ASI ekslusif di
dengan dengan tenaga rentang umur 20 – 35
pemberian rancangan Kesehatan dengan nilai p value =
ASI ekslusif cross perempuan di 0,194
oleh ibu sectional bandar lampung

27
menyusui dan uji yang memiliki 65,9% mendapat
yang bekerja statistic bayi umur 7-24 dukungan dari atasan
sebagai mengguna bulan dengan nilai p value =
tenaga kan uji chi 0,006
Kesehatan. square
Hanulan 72,8% berpengetahuan
Septiani, baik dengan nilai p value
Artha Budi, = 0,000
Karbito
(2021) 75,7 % mendapat

dalam jurnal dukungan keluarga

ilmu dengan nilai p value =

Kesehatan 0,000

3 Dukungan Penelitian Populasi dalam dari penelitian didapatkan 5 minggu


suami dalam yang penelitian ini hubungan antara
pemberian digunakan adalah ibu dukungan informasional
ASI ekslusif. yaitu mempunyai suami dengan pemberian
Dyan penelitian bayi usia 7 – 12 ASI ekslusif dengan nilai
Wahyuningsi deskriftip bulan di p value = 0,182 ( >a =
h, korelasion kelurahan 0,05)
Machmudah al dengan susukan
(2020) dalam pendekata kecamatan dari penelitian didapatkan
jurnal n cross unggaran timur hubungan antara
keperawatan kabupaten dukungan penilaian suami
maternitas semarang dengan pemberian ASI
ekslusif dengan nilai p
value = 0,641 (.a=0,05)

dari penelitian didapatkan


hubungan antar dukungan

28
instrumental suami
dengan pemberian ASI
ekslusif dengan nila p
value = 0,645 (.a=0,05)

dari penelitian didapatkan


hubungan antar dukungan
emosional suami dengan
pemberian ASI ekslusif
dengan p value = 1,000
(.a=0,05)

G. Kerangka Teori
Skema 2.1 kerangka teori

Faktor yang mempengaruhi


pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja
1. Pengetahuan Ibu
2. Dukungan Suami
3. Dukungan Atasan
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Usia Pemberian
7. Paritas ASIP
8. Motivasi
9. Sosial dan ekonomi
10. Sarana atau fasilitas
kesehatan
11. Jarak ke pelayanan
kesehatan
12. Dukungan sosial
13. Perilaku petugas
kesehatan

29
Sumber: Marwiyah and Khaerawati (2020), Kusumayanti and Nindya (2018), Amalia and Rizki
(2018)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep
Kerangka konsep ialah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara
konsep – konsep atau variable – variabel yang akan diamati atau diukur melalui
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,2012).

Skema 3.1 kerangka konsep


Variabel independent Variabel Dependen

Pengetahuan Ibu

Dukungan Suami

Pemberian ASIP

30
Dukungan Atasan

B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang dijadikan Sebagian sasaran penelitian.
Variabel disebut juga sebagai gejala penelitian yang akan diteliti. Variabel dibagi menjadi
variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, diantaranya:

1. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel
independent). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pemerian
ASIP.
2. Variabel independent
Variabel independent / variabel bebas adalah yang menjadi penyebab teradinya
variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu pengetahuan
ibu,
dukungan suami dan dukungan atasan .

C. Hipotesis
Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Terdapat dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternativ (Ha).
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan anatara variabel satu
dengan variabel yang lain. Sedangkan hipotesis (Ha) merupakan hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan anatara variabel (X) dan variabel dependen (Y) yang
diteliti.

31
Dalam penelitian ini, hipotesis alternatif (Ha) yang dirancang oleh penulis sebagai
berikut:
1. Adanya hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari
2. Adanya hubungan dukungan suami dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari
3. Adanya hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari

D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di Tarik kesimpulannya (Sugiono,2015).

Table 3.1 Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasional
1 Pengetahua Kemampuan Responden Kuesione 0= Ordina
n ibu responden diminta r pengetahua l
untuk untuk n kurang
menjawab mengisi baik (jika
dengan benar kuesioer skor
tentang definisi variabel responden <
ASI, ASIP cara pengetahua median 7,5)
memerah, cara n dengan 1=
penyimpanan, pilihan pengetahua
cara ganda n baik (jika
menghangatka skor

32
n hingga cara responden
pemberian =/> median
ASIP 7,5)
2 Dukungan Dukungan Responden Kuesione 0= tidak Ordina
suami yang didapat diminta r mendukung l
dari suami untuk ( jika skor
berupa mengisi responden <
dukungan kuesioer median 18)
emosional, variabel 1=
penghargaan, dukungan mendukung
instrumental suami (jika skor
dan informasi dengan responden
skala likert =/> median
Selalu= 3 18)
Sering = 2
Kadang -
kadang = 1
Tidak
pernah =0
3 Dukungan Dukungan Responden Kuesione 0= tidak Ordina
atasan yang diberikan diminta r mendukung l
oleh atasan untuk (jika skor
langsung mengisi responden <
berupa kuesioer median 6,5)
kebijakan variabel 1=
dalam dukungan mendukung
melakukan atasan ( jika skor
manajemen dengan responden
laktasi Ya=1 =/> median
tidak=0 6,5)
4 Pemberian Pemberian ASI Responden Koesione 0= tidak Ordina

33
ASIP yang telah diminta r memberikan l
diperah dan untuk ASIP
diberikan mengisi 1=
kepada bayi kuesioer memberikan
dengan cara variabel ASIP
menggunakan pemberian
wadah ASIP
dengan
Ya=1
tidak=0

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan survey analitik kuantitatif dengan metode
penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional yang merupakan desain variabel
sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian yang diukur
atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2010). Dimana variabel independent ( usia ibu, dukungan suami dan dukungan atasan,)
dan variabel dependen ( pemeberian ASIP) dilihat dan diukur dalam waktu bersamaan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Anggasari Kabupaten Subang

34
2. Waktu Penelitian
Penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022

Table 4.1
Jadwal Perencanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan
1 14 Maret 2022 Pengajuan Masalah
2 31 Maret 2022 Pengajuan Judul Proposal
3 4 Juni 2022 Studi Pendahuluan
4 4 April 2022 – 11 Juni 2022 Penyusunan Proposal
5 11 Juli 2022 – 22 Juli 2022 Pelaksanaan Penelitian

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah sekelompok subjek dengan karakteristik tertentu yang akan
diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tertentu ( Nursalam, 2011).
Pada penelitian ini populasinya adalah ibu bekerja yang menyusui dengan jumlah
116 di Desa Anggasari.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan Sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010) sampel
penelitian ini adalah data ibu bekerja yang menyusui di Desa Anggasari. Penentuan
sample dalam penelitian ini menggunakan rumus Estimasi Proporsi, seperti berikut :

35
n=¿ ¿

Keterangan:
N : Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
Z₁₋ a : Nilai Z bberdasarkan derajat kepercayaan 95%
Z₁₋b : Nilai Z berdasarkan derajat kepercayaan 80%
P : (P1 + P2)/2
Diketahui :
Z₁₋a = 1,96
Z₁₋b = 0,84
n = 116
p₁ = 0,327
p₂ = 0,302
p = 0,314
jawab :

n=¿ ¿
= 1,96 √ 0,098 ¿ ¿¿
= 1,96 √ ¿ ¿ ¿
1,96 √0,067+ 0,84 √ ( 0,220+0,210 ) 2
=
( 0,001 ) 2
1,96 √ 0,067+ 0,84 √ 0,43
=
0,1
0,131+ 0,361
=
0,1
0,492
= = 0,492
0.1

= 49,2 dibulatkan menjadi 50


n = 116 - 50
= 66

36
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden.

a. Kriteria inklusi
1. Ibu bekerja
2. Ibu yang memiliki anak
3. Ibu yang memberikan ASI
4. Ibu yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1. Ibu yang tidak memberikan ASI
2. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

3. Teknik Sampling

Teknik sample pada penelitian ini adalah sampling purposive merupakan cara
penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

D. Etika penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia,
maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Notoatmojo, 2018) masalah etika yang
harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Beneficience
Pada etika penelitian ini harus memiliki keuntungan pada obyek penelitian. bagi
peneliti maupun tempat yang menjadi penelitian.. pada penelitian ini responden lebih
memahami akan pemberian ASIP. Penerapan etika keperawatan pada saat penelitian
yaitu peneliti memberikan materi tentang ASIP seperti bagaimana cara memerah

37
ASIP, meyimpan ASIP, cara menghangatkan ASIP hingga cara pemberian ASIP.
Diharapkan ibu lebih memahami konsep ASIP yang baik dan benar.
2. Non Malaficience
Pada etika penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi peneliti maupun tempat
penelitian serta memperhatikan kondisi-kondisi tempat penelitian saat penelitian
berjalan. Penerapan etika keperawatan pada saat penelitian yaitu penelitiaan
dilakukan ditempat yang aman bagi respponden sehigga tidak menimbulkan bahaya
apapun.
3. Confidentiality
Pada etika ini peneliti harus menjaga kerahasiaan, dalam hal ini semua data terkait
dengan data responden untuk penelitian serta penyajian hanya dalam forum
akademik. Pada etika penelitian ini peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi atau
data responden dengan cara tidak menyebarluaskan data responden ke khalayak
umum. Penerapan etika keperawatan ini pada saat penelitian yaitu setiap lembar
kuesioner yang diajukan terhadap responden hanya menggunakan inisial hal tersebut
bertujuan untuk menjaga privasi responden.

E. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Ini menggunakan kuesioner
dengan cara responden diminta untuk mengisi kuesioner variabel pengetahuan dengan
jumlah pertanyaan 15 dan cara menjawab memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang benar, dukungan suami dengan jumlah pertanyaan 13 dan cara menjawab
memberikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan ibu, dan
dukungan atasan dengan jumlah pertanyaan 12 dan cara menjawab memberikan tanda
ceklis (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan ibu, dengan pilihan ganda untuk
variabel pengetahuan ibu, skala likert untuk variabel dukungan suami dan skala guttman
untuk variabel dukungan atasan. yang didesain oleh peneliti berdasarkan hasil jawaban
kuesioner dari responden.

38
F. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Uji validitas berguna untuk
mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang
atau diganti karena dianggap tidak relevan. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur serta dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.
Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item data yang valid dan
mana yang tidak.

Keputusan Uji:
a) Bila r hitung > r tabel : artinya pertanyaan valid
b) Bila r hitung < r tabel : artinya pertanyaan tidak valid

Dilakukan uji validitas kepada 30 orang responden, dengan nilai r tabel (n-2)
diperoleh nilai r tabel 0,748. Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner variable
pemberian ASIP sebanyak 40 pertanyaan. Nilai koefisien validasi pada setiap item
dari 3 variabel memiliki nilai lebih besar dari r-table. Artinya, semua item dari 3
variabel penelitian dinyatakan valid dan layak digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Realibitas
Uji realibitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2018). Untuk menguji reliabilitas
adalah dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Standar yang digunakan dalam
menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah
perbandingan nilai r hitung diwakili Alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan
95% atau taraf signifikan 5%. Untuk mengetahui sebuah kuesioner dikatakan reliabel
atau tidak dengan melihat besarnya Alpha.

Table 4.3 Hasil Uji Realibitas

39
Variabel Cronbach Alpa R Tabel Keterangan
Pengetahuan Ibu 0.847 0.7 Reliabel
Dukungan Suami 0.767 0.7 Reliabel
Dukungan
0.731 0.7 Reliabel
Atasan

G. Prosedur pengumpulan Data


Adapun proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dengan Langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Persiapan administratve
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada ketua STIKes Horizon
Karawang.
b. Menyerahkan surat pengantar izin penelitian kepada pihak kepala Desa Anggasari
c. Menyerahkan surat pengantar izin penelitian kepada pihak kepala Desa Anggasari

2. Pelaksanaan Penelitian
a. Peneliti meminta data ibu menyusui yang bekerja pada bidan koordinator.
b. Peneliti melakukan skrinning awal calon responden yag sesuai dengan kriteria
inklusi, antara lain Ibu bekerja, ibu yang memiliki anak, ibu yang memberikan
ASI dan ibu yang bersedia menjadi responden..
c. Peneliti memilih calon responden dengan teknik sampling purvosive sampling.
d. Peneliti menjelaskan maksud penelitian ini dan jika responden sudah mengerti
peneliti melakukan informed consent, bila responden setuju maka selanjutnya
akan diberikan kuesione. Peneliti tidak memaksakan bila ada calon responden
yang menolak.
e. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesionr, jika sudah dimengert peneliti
memberikan waktu 5 – 10 menit untuk responden mengisi kuesioner.
f. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah dan menganalisis data.
g. Peneliti melakukan konsultasi hasil analisa data ke pembeimbing
h. Peneliti menyusun laporan penelitian

40
H. Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan pengolahan secara
komputerisasi menggunakan SPSS dengan tahapan :
a. Editing
Proses memeriksa data yang telah dimiliki apakah kuesioner sudah terisi secara baik
atau belum. Apabila ada kuesioner yang tidak konsisten dan belum terisi secara
lengkap maka dilakukan pengambilan ulang data untuk melengkapi data tersebut
b. Coding
Proses memberikan kode – kode pada masing – masing kategori atau jawaban yang
diberikan atau didapatkan dari jawaban kuesioner.
c. Transferring
Proses data yang telah diberi kode lalu disusun secara berurutan dari responden
pertama sampai responden terakhir. Selanjutnya dimasukan kedalam table.

d. Tabulating
Proses pemindahan data dari jawaban kuesioner ke dalam bentuk table kemudian
dihitung dalam satu kategori.
e. Entry data
Proses memasukan data dalam program computer dalam bentuk kode ( angka atau
huruf ).
f. Cleaning
Proses ini merupakan tahapan terakhir untuk pengecekan kembali kemungkinan –
kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya
kemudian dilakukan pengkoreksian.

I. Analisa Data
Analasi data digunakan bertujuan untuk melihat adanya distribusi variabel-variabel yang
akan diteliti, Analisa data variabel-variabel didalam penelitian yang dilakukan secara

41
1. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan pada variabel penelitian yang bertujuan untuk


mendeskripsikan atau menjelaskan hasil penelitian dari masing-masing variabel.
Analisa univariat dari penelitian ini adalah usia ibu, jumlah anak, Riwayat menyusui,
pemberian ASI.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara 2 variabel
yang diduga terdapat hubungan atau korelasi (Notoatmodjo,2018). Penelitian ini
dilakukan untuk membuktikan hipotesa yang sudah dirumuskan, apakah ada
hubungan pengetahuan, dukungan suami dan dukungan atasan terhadap pemeberian
ASIP pada ibu bekerja. variabel independent pengetahuan, dukungan suami dan
dukungan atasan diukur menggunakan skala ordinal. Sedangkan rancangan penelitian
menggunakan cross sectional, uji statistic yang digunakan adalah uji chi square
dengan batas kemaknaan (α = 0,05) atau (CI) = 95%.

Table 4.4 analisi Data Bivariat

No Variabel independent Variabel dependen Cara Analisis


1 Pengetahuan Pemberian ASIP Chi-square
2 Dukungan suami Pemberian ASIP Chi-square
3 Dukungan atasan Pemberian ASIP Chi-square

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik antara 2 variabel digunakan


batas kemaknaan 0,05% (95%) (p < 0,05).
Rumus chi square :
∑ ( o−E ) 2
x ²=
E

Keterangan :
X² = chi square
O = frekuensi observasi

42
E = freakuensi harapan
total baris x total kolom
∑=
grand total
Cara menghitung menggunakan rumus chi square :
a. Memasukkan formulasi hipotesisnya (H0 dan Ha)
b. Menghitung frekuensi observasi (O) dalam tabel silang
c. Menghitung ekspetasi /harapan masing-masing sel
d. Menghitung X² dengan aturan yang berlaku
e. Menghitung P value dengan membandingkan nilai X² dengan tabel kai kuadrat

Data masing-masing sub variabel dimasukkan kedalam tabel contingency, kemudian


tabel-tabel contingency tersebut dianalisa untuk membandingkan antara nilai p value
dengan nilai alpha (0,05), dengan hasil keputusan :
1. Ha diterima dan Ho di tolak : Jika p value ≤ 0,05 artinya ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2. Ha ditolak dan Ho diterima : Jika p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen
3. Bila tabelnya 2x3 atau lebih 2x2, gunakan Pearson Chi Square.
4. Bila tabelnya 2x2 tidak terdapat sel dengan nilai E<5, gunakan Continuity
Correction.
5. Bila tabelnya 2x2 ada sel yang nilai E < 5, gunakan Fisher Exact Test

43
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menyajikan data hasil penelitian tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASIP pada ibu bekerja di desa Anggasari tahun 2022”. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 8-14 Juli tahun 2022 di Desa Anggasari menggunakan google formulir dan
kuesioner dengan jumlah ibu yang memberikan ASIP sebanyak 69. Adapun analisis statistic
adalah univariat dan bivariat sebagai berikut.

A. Analisa Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan
presentase dari variabel “pengetahuan ibu,dukungan suami dan dukungan atasan”
Adapun hasil univariat dapat dilihat pada uraian berikut:

1. Pemberian ASIP

44
Berikut merupakan distribusi frekuensi pemberian ASIP dari 69 ibu bekerja yang
menyusui :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pemberian ASIP Di Desa Anggasari


(n = 69)
Frekuens
Pemberian ASIP Presentase (%)
i
Tidak memberikan ASIP 22 31.9
Memberikan ASIP 47 68.1
Total 69 100

Berdasarkan data pada Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari 69 ibu bekerja yang
menyusui yang menjadi responden, 47 responden (68,1%) diantaranya memberikan
ASIP, sedangkan 22 responden (31,9%) lainnya tidak memberikan ASIP. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini didominasi oleh ibu yang
memberikan ASIP.

2. Pengetahuan Ibu
Berikut merupakan distribusi frekuensi pengetahuan mengenai ASIP dari ibu bekerja
yang menyusui :
Table 5.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Di Desa Anggasari
(n = 69)

Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase (%)


Kurang Baik 29 42
Baik 40 58
Total 69 100
Berdasarkan data pada Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa dari 69 ibu bekerja yang
menyusui yang menjadi responden, 40 responden (58%) diantaranya memiliki
pengetahuan yang baik, sedangkan 29 responden (42%) lainnya memiliki

45
pengetahuan kurang baik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian
ini didominasi oleh ibu yang memiliki pengetahuan baik.

3. Dukungan Suami
Berikut merupakan distribusi frekuensi dukungan suami dari ibu bekerja yang
menyusui :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Dukungan Suami Di Desa Anggasari


(n = 69)
Dukungan Suami Frekuensi Presentase (%)
Tidak mendukung 5 7.2
Mendukung 64 92.8
Total 69 100

Berdasarkan data pada Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari 69 ibu bekerja yang
menyusui yang menjadi responden, 64 responden (91,8%) diantaranya mendapat
dukungan dari suami dalam memberikan ASIP, sedangkan 5 responden (7,2%)
lainnya tidak mendapat dukungan dari suami dalam memberikan ASIP. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini didominasi oleh ibu yang
mendapat dukungan ASIP dari suami.

4. Dukungan Atasan
Berikut merupakan distribusi frekuensi dukungan atasan dari ibu bekerja yang
menyusui :
Table 5.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Dukungan Atasan Di Desa Anggasari
(n = 69)

Dukungan Atasan Frekuensi Presentase (%)


Tidak mendukung 10 14.5
Mendukung 59 85.5
Total 69 100

46
Berdasarkan data pada Tabel 5.4, dapat diketahui bahwa dari 69 ibu bekerja yang
menyusui yang menjadi responden, 59 responden (85,5%) diantaranya mendapat
dukungan dari atasan dalam memberikan ASIP, sedangkan 10 responden (14,5%)
lainnya tidak mendapat dukungan dari atasan dalam memberikan ASIP. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini didominasi oleh ibu yang
mendapat dukungan ASIP dari atasan.

B. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel
yang meliputi variabel independen dan variabel dependen. Untuk mencari hubungan
antara dua variabel, uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square
dengan derajat kemaknaan 5% atau < α 0,05.

1. Hubungan pengetahuan dengan pemberian ASIP

Tabel 5.5
Analisa Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja
di Desa Anggasari Tahun 2022 (n = 69)

Pemberian ASIP
Tidak OR (95 % P-
Pengetahuan Ibu Memberikan Total
Memberikan CI) Value
ASIP
ASIP
Kurang N 17 12 29
9.917
Baik % 58.6% 41.4% 100%
(3.007 - 0.000
N 5 35 40
Baik 32.707)
% 12.5% 87.5% 100%

47
N 22 47 69    
Total
% 31.9% 68.1% 100%    

Berdasarkan Tabel 5.5 hasil Analisa hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian
ASIP tahun 2022 menunjukan bahwa pengetahuan ibu yang kurang baik tidak
memberikan ASIP sebanyak 17 ibu (58,6%) dan ibu berpengetahuan baik sebanyak 5
(12,5%). Ibu dengan pengetahuan kurang baik memberikan ASIP sebanyak 12 ibu
(41,4%) dan ibu yang berpengetahuan baik memberikan ASIP sebanyak 35 ibu
(87,5%).

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,000 (p≤α: 0,05) maka Ho
ditolak / Ha diterima, artinya terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu
dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari tahun 2022. Dari hasil analisis Nilai OR
(CI 95%) : 9,917 (3,007 – 32,707) artinya bahwa ibu bekerja yang memiliki
pengetahuan kurang baik berisiko tidak akan memberikan ASIP sebanyak 9,917 kali
dibandingkan dengan ibu bekerja yang memiliki pengetahuan baik.

2. Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASIP

Tabel 5.6
Analisa Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja di Desa Anggasari Tahun 2022 (n = 69)

Pemberian ASIP
Tidak OR (95 P-
Dukungan Suami Memberikan Total
Memberikan % CI) Value
ASIP
ASIP
Tidak N 4 1 5 10.222
mendukung % 80.0% 20.0% 100% (1.069 - 0.017
Mendukung N 18 46 64 97.769)

48
% 28.1% 71.9% 100%
N 22 47 69    
Total
% 31.9% 68.1% 100%    

Berdasarkan Tabel 5.6 hasil Analisa hubungan dukungan suami dengan pemberian
ASIP pada ibu bekerja di desa Anggasari tahun 2022 menunjukan bahwa ibu yang
tidak mendapat dukungan suami yang tidak memberikan ASIP sebanyak 4 ibu
(80,0%) dan ibu yang mendapatkan dukungan suami yang tidak memberikan ASIP
sebanyak 18 ibu (28,1%). Ibu yang tidak mendapat dukungan suami yang
memberikan ASIP sebanyak 1 ibu (20,0%) dan ibu yang mendapat dukungan suami
yang meberikan ASIP sebanyak 46 ibu (71,9%) .

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,017 (p≤α: 0,05) maka Ho
ditolak / Ha diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara dukungan suami
dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari. Dari hasil analisis Nilai OR (CI 95%) :
10,222 (1,069 – 97,769), artinya bahwa ibu bekerja yang tidak mendapat dukungan
suami berisiko tidak akan memberikan ASIP sebanyak 10,222 kali dibandingkan
dengan ibu bekerja yang mendapatkan dukungan suami.

3. Hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASIP

Tabel 5.7
Analisa Hubungan Dukungan Atasan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja di Desa Anggasari Tahun 2022 (n = 69)

Pemberian ASIP
Tidak OR (95 P-
Dukungan Atasan Memberikan Total
Memberikan % CI) Value
ASIP
ASIP
Tidak N 6 4 10 4.031 0.039
% 60.0% 40.0% 100% (1.005 -

49
mendukung
N 16 43 59
Mendukung 16.173)
% 27.1% 72.9% 100%
Total N 22 47 69    
% 31.9% 68.1% 100%    

Berdasarkan Tabel 5.7 hasil Analisa data hubungan dukungan atasan dengan
pemberian ASIP pada ibu bekerja di desa Anggasari tahun 2022 menunjukan bahwa
ibu yang tidak mendapatkan dukungan atasan yang tidak memberikan ASIP sebanyak
6 ibu (60,0%) dan ibu yang mendapatkan dukungan atasan yang tidak memberikan
ASIP sebanyak 16 ibu (27,1%). Ibu yang tidak mendapat dukungan atasan yang
memberikan ASIP sebanyak 4 ibu (40,0%) dan ibu yang mendapat dukungan atasana
yang memberikan ASIP sebanyak 43 ibu (72,9%).

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,039 (p≤α: 0,05) maka Ho
ditolak / Ha diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara dukungan atasan
dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari. Dari hasil analisis Nilai OR (CI 95%) :
4,031 (1,005 – 16,173), artinya bahwa ibu bekerja yang tidak mendapat dukungan
atasan berisiko tidak akan memberikan ASIP sebanyak 4,031 kali dibandingkan
dengan ibu bekerja yang mendapatkan dukungan atasan.

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat
1. Gambaran distribusi frekuensi Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja

Hasil penelitian didapatkan sebanyak 47 ibu (68,1%) memberikan ASIP pada


saat bekerja. Mayoritas ibu di Desa Anggasari memberikan ASIP, responden
dari penelitian ini berusia 20-35 tahun yang mana pada rentang usia tersebut
para ibu dapat dengan mudah mengakses jaringan sosial seperti internet yang
menjadikan pengetahuan ibu tentang ASIP bertambah. ASI perah adalah ASI

50
yang diperoleh dengan cara memerah kemudian disimpan kemudian diberikan
kepada bayi. Semua Ibu seharusnya sudah diperkenalkan cara memerah ASI.
Hal ini akan membantu ibu dalam pemberian ASI ekslusif, tidak hanya semata
– mata untuk mengeluarkan ASI saja dan memberiksnnya kepada anak saat
kita tidak bersamanya (Sari, Devitria, and Ginting 2021).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian R. Oktova (2018), yang berjudul


“Karakteristik Ibu Bekerja yang Mempengaruhi Pemberian ASI Perah”,
penelitian ini dilakukan pada 92 ibu bekerja yang menyusui sebagai
responden, dengan hasil 36 (39,1%) memberikan ASIP dan 56 (59,9%) tidak
memberikan ASIP. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian N. Rangkuti
(2020), dengan judul “Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang
ASI Ekslusif dengan Pemberian ASI Perah”, penelitian ini dilakukan pada 40
responden, dengan hasil 25 (62,5%) tidak memberikan ASIP dan 15 (37,5%)
memberikan ASIP.

Menurut asumsi peneliti yang sudah dilakukan di Desa Anggasari mayoritas


responden memberikan ASIP, pengetahuan yang cukup mmudahkan
responden memahami praktik ASIP.

2. Gambaran distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Bekerja Pada


Pemberian ASIP

Hasil penelitian didapatkan Ibu dengan berpengetahuan kurang baik 29 ibu


(42%) dan ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 40 ibu (58%). Mayoritas
ibu di Desa Anggasari berpengetahuan baik hal tersebut berkaitan dengan
Pendidikan responden yang rata-rata lulusan SMA sehingga banyak ibu yang
memahami konsep ASIP.

51
Pengetahuan merupakan salah satu hal pemicu dalam keberhasilan pemberian
ASIP. Dengan demikian, perlunya Pendidikan Kesehatan tentang bagaimana
cara memerah ASI selama bekerja akan mempengaruhi keberhasilan ibu
bekerja dalam pemberian ASI ekslusif. Dengan adanya pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI perah akan meningkatkan pemahaman pada ibu
tentang manfaat pemberian ASI. Pemahaman ini menjadi dasar bagi ibu untuk
berperilaku memberi ASI perah kepada bayinya (Marwiyah and Khaerawati
2020).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurhayati (2018), yang berjudul “


Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Perah Dengan
Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah”, penelitian ini
dilakukan pada 49 ibu bekerja yang menyusui sebagai responden, dengan
hasil 41 (83,1%) memiliki pengetahuan baik dan 9 (16,9%) berpengetahuan
kurang baik. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Pringgayuda (2021),
dengan judul “Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian ASI Perah (Breast
Pumping) Dengan Tercapainya Kebutuhan ASI Ekslusif Pada Bayi”,
penelitian ini dilakukan pada 36 responden, dengan hasil 29 (80,6%) memiliki
pengetahuan baik dan 7 (19,4%) berpengetahuan kurang baik.

Menurut asumsi peneliti Asumsi pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh


tingkat Pendidikan, semakin tinggi Pendidikan seseorang akan meningkat pula
pengetahuan. Penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan bersifat lebih lama,sedangkan prilaku yang tidak dasari
dengan pengetahuan tidak akan berlangsung lama salah

3. Gambaran distribusi frekuensi Dukungan Suami Pada Pemberian ASIP


Pada Ibu Bekerja

52
Hasil penelitian didapatkan bahwa Ibu yang tidak mendapat dukungan suami
sebanyak 5 ibu (7,2%) dan ibu yang mendapat dukungan suami sebanyak 64
ibu (92,8%). Mayoritas responden mendapatkan dukungan suami, responden
pada penelitian ini rata-rata memiliki anak <2 sehingga keluarga terasa
harmonis, perhatian suami tidak terlalu banyak terbagi.

Dukungan suami adalah salah satu hubungan saling serah terima bantuan yang
dilakukan suami terhadap istri secara konkrit. Suami yang mempunyai
pemikiran yang tegas pasti mengharuskan ibu untuk memberikan ASI pada
bayi hal itu akan mempermudah ibu dalam memberikan ASI. Terdapat 4
dukungan suami yang mempunyai pengaruh dignifikan dalam pemberian ASI
yaitu dukungan emosial, dukungan penghargaan, dukungan instrumental serta
dukungan informasional (Oktova 2018).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2018), yang berjudul


“Hubungan Dukungan Suami Dalam PemberianASI Ekslusif”, penelitian ini
dilakukan pada 61 ibu menyusui sebagai responden, dengan hasil 26 (36%)
tidak mendapatkan dukungan suami dan 35 (64%) mendapatkan dukungan
suami. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Amalia (2018), yang
berjudul “ Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Ibu Bekerja
Dalam Pemberian Asi Eksklusif’, penelitian ini dilakukan pada 30 ibu bekerja
yang menyusui sebagai responden, dengan hasil 17 ibu (56,7%) tidak
mendapatkan dukungan suami dan 13 (43,3%) mendapatkan dukungan dari
suami.

Menurut asumsi peneliti mayoritas responden mendapatkan dukungan suami,


Secara statistik diperoleh terdapat hubungan antara variabel dukungan suami
responden terhadap pemberian ASI perah. Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan suami mempengaruhi dalam praktik pemberian ASIP.
.

53
4. Gambaran distribusi frekuensi Dukungan Atasan Pada Pemberian ASIP
Pada Ibu Bekerja

Hasil penelitian didapatkan bahwa Ibu yang tidak mendapat dukungan atasan
sebanyak 10 ibu (14,5%) dan ibu yang mendapat dukungan atasan sebanyak
59 ibu (85,5 %). Mayoritas responden mendapatkan dukungan atasan,
banyaknya responden yang bekerja sebagai buruh pabrik sehingga menjadikan
kebijakan-kebijakan yang disediakan oleh perusahaan tempat bekerja jelas
adanya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeberian ASI ekslusif


pada bayi yaitu dukungan atasan, ibu menyusui perlu dukungan atasan dalam
hal menyusui dalam hal kebijakan yang mendukung penyediaan fasilitas
maupun sosialisasi tentang penyuluhan pemberian ASI selama bekerja
(Amalia and Rizki 2018).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marwiyah (2020), yang berjudul


“Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada
Ibu Bekerja di Kelurahan Cipare Kota Serang”, penelitian ini dilakukan pada
51 ibu bekerja yang menyusui sebagai responden, dengan hasil 25 (46%) tidak
mendapatkan dukungan dari atasan dan 26 (54%) mendapatkan dukungan dari
atasan. Penelitian ini juga didukung oleh Amalia (2018), dengan judul “Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Ibu Bekerja Dalam Pemberian Asi
Eksklusif”, penelitian ini dilakukan pada 30 ibu bekerja yang menyusui
sebagai responden, dengan hasil 18 (59%) tidak mendapatkan dukungan
suami dan 17 (41%) mendapatkan dukungan dari atasan.

Menurut asumsi peneliti mayoritas responden mendapatkan dukungan suami,


Secara statistik diperoleh terdapat hubungan antara variabel dukungan suami
responden terhadap pemberian ASI perah. Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan suami mempengaruhi dalam praktik pemberian ASIP.

54
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja
Berdasarkan hasil Analisa hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASIP
tahun 2022 Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,000 (p≤α:
0,05) maka Ho ditolak / Ha diterima, artinya terdapat hubungan signifikan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari tahun
2022. Dari hasil analisis Nilai OR (CI 95%) : 9,917 (3,007 – 32,707) artinya
bahwa ibu bekerja yang memiliki pengetahuan kurang baik berisiko tidak
akan memberikan ASIP sebanyak 9,917 kali dibandingkan dengan ibu bekerja
yang memiliki pengetahuan baik.

Berkaitan dengan penelitian Nurhayati dan Nurlatifah (2018) yang


menyatakan bahwa ada hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan pemberian
ASIP pada ibu bekerja uji chi-square didapatkan hasil p value = 0,005 (p <
0,05). Pentingnya peran pengetahuan bagi perilaku ibu, ibu yang
berpengetahuan baik tentang ASIP akan membuat ibu memiliki pemahaman
yang baik pula tentang penting nya memberikan ASI pada bayi. Pemahaman
ini merupakan bentuk dasar bagi ibu untuk berperilaku memberikan ASIP
kepada bayinya. Semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin baik
perilaku Pendidikan dalam pemberian ASIP (Nurhayati and Nurlatifah 2018).

Menurut Pringgayuda (2021) Adapun metode yang harus diketahui dalam


pemberian ASIP yaitu melaksanan Metode Pumping ASI (MPA), Dengan
mengetahui manfaat MPA, ibu bekerja dapat melakukan MPA untuk
meningkatkan ASI eksklusif pada bayinya. . Tingkat Pendidikan pun
berpengaruh dalam pengetahuan ibu semakin tinggi tingkat Pendidikan ibu
yang akan mempermudah ibu untuk memperoleh dan menerima informasi
dalam menerapkan hidup sehat maka dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
ibu, maka ibu yang berperilaku ekstra dalam meningkatkan pemberian ASI
ekslusif kepada bayinya dengan melakukan MPA.

55
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa pengetshun ibu sangat mempengaruhi terhadap
pemberian ASIP. Mayoritas ibu di Desa Anggasari berpengetahuan baik hal
tersebut berkaitan dengan Pendidikan responden yang rata-rata lulusan SMA
sehingga banyak ibu yang memahami konsep ASIP.

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara


pengetahuan ibu terhadap pemberian ASIP. Hal tersebut disebabkan karena
ibu dengan pengetahuan yang baik akan mudah pula dalam menerima
informasi dari lain mengenai pemberian ASIP.

2. Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja


Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,017 (p≤α: 0,05) maka
Ho ditolak / Ha diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara
dukungan suami dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari. Dari hasil
analisis Nilai OR (CI 95%) : 10,222 (1,069 – 97,769), artinya bahwa ibu
bekerja yang tidak mendapat dukungan suami berisiko tidak akan memberikan
ASIP sebanyak 10,222 kali dibandingkan dengan ibu bekerja yang
mendapatkan dukungan suami.

Berdasarkan dengan penelitian Husna (2019) yang menunjukan adanya


hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASIP
pada ibu bekerja dengan p value = 0,005. Ibu-ibu yang mendapat dukungan
dari pasangannya (suami) memberikan ASI lebih lama dibandingkan ibu yang
tidak mendapatkan dukungan dari pasangannya (suami).Dukungan dari suami
dan keluarga akan meningkatkan pemberian ASI kepada bayinya. Sebaliknya
dukungan sosial yang kurang maka pemberian ASI menurun.

Dalam hal menyusui ayah memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai
breastfeeding father. Peran breastfeeding father ini adalah ayah sebagai
support system pertama yang memberi dukungan pada saat pemberian ASI

56
ekslusif. Hal ini akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI ekslusif.
Peran breastfeeding father ini sangat penting dilakukan oleh para ayah demi
keberhasilan pemberian ASI ekslusif untuk bayi(Kusumayanti and Nindya
2018).

Berdasarkan pembahasan diatas maka hasil penelitian tentang hubungan dukungan


suami terhadap pemberian ASIP, hasilnya sejalan dengan teori dan hasil penelitian
sebelumnya sehingga peneliti berasumsi bahwa dukungan suami sangat
berpengaruh dan berhubungan erat terhadap pemberian ASIP. Mayoritas
responden mendapatkan dukungan suami, responden pada penelitian ini rata-
rata memiliki anak <2 sehingga keluarga terasa harmonis, perhatian suami
tidak terlalu banyak terbagi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara


dukungan suami terhadap pemberian ASIP.

3. Hubungan Dukungan Atasan Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu


Bekerja
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,039 (p≤α: 0,05) maka
Ho ditolak / Ha diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara
dukungan atasan dengan pemberian ASIP di Desa Anggasari. Dari hasil
analisis Nilai OR (CI 95%) : 4,031 (1,005 – 16,173), artinya bahwa ibu
bekerja yang tidak mendapat dukungan atasan berisiko tidak akan
memberikan ASIP sebanyak 4,031 kali dibandingkan dengan ibu bekerja yang
mendapatkan dukungan atasan.

Berkaitan dengan penelitian Marwiyah (2020) yang menunjukan adanya


hubungan bermakna antara dukungan atasan dengan pemberian ASIP pada ibu
bekerja dengan nilai P value=0,006 dari hasil tersepu disimpulkan adanya
hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan dukungan atasan. Salah

57
satu faktor yang sangat berperan dalam ibu bekerja yang memberikan ASI
yaitu dukungan yang diperoleh dari atasannya.

Menurut Khaerawati (2020) Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi


perilaku menyusui ibu bekerja berasal dari pimpinan perusahaan yang
memiliki kekuasaan untuk menetapkan kebijakan dan memberikan fasilitas
menyusui di tempat kerja. Oleh karena itu, dukungan langsung dari atasan
sangat penting bagi ibu bekerja agar hanya dapat menyusui bayinya saja.
Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan informasional, penilaian,
instrumental dan emosional. Misalnya, mungkin memberikan informasi
tentang manajemen menyusui dan menyusui, atau mungkin memberikan
waktu tertentu untuk memeras ASI. Dukungan ini memungkinkan ibu bekerja
untuk mencapai keberhasilan menyusui eksklusif.

Berdasarkan pembahasan diatas maka hasil penelitian tentang hubungan dukungan


atasan terhadap pemberian ASIP, hasilnya sejalan dengan teori dan hasil penelitian
sebelumnya sehingga peneliti berasumsi bahwa dukungan atasan sangat
berpengaruh dan berhubungan erat terhadap pemberian ASIP pada ibu bekerja.
Mayoritas responden mendapatkan dukungan atasan, banyaknya responden
yang bekerja sebagai buruh pabrik sehingga menjadikan kebijakan-kebijakan
yang disediakan oleh perusahaan tempat bekerja jelas adanya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara


dukungan atasan terhadap pemberian ASIP.

C. Keterbatasan Penulis
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu:

58
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independent yang
berhubungan dengan pemberian ASIP pada ibu bekerja yaitu, pengetahuan
ibu, dukungan suami dan dukungan atasan.
2. Masih terdapat beberapa faktor lainnya yang mampu menjelaskan dan
kemungkinan memiliki pengaruh lebih terhadap variabel pemberian ASIP.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

59
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulakan:
1. Karakteristik ibu yang memberikan ASIP sebanyak 47 ibu (68,1%), usia ibu <20
tahun 14 ibu (20,3%), 20-35 tahun 48 ibu ( 69,6%), >35 tahun 7 ibu (10,1%), dengan
jumlah anak 1-2 43 ibu (62,3%), > 2 26 ibu (37,7%)
2. Karakteristik ibu yang memberikan ASIP sebanyak 47 ibu (68,1%), ibu
berpengetahuan baik sebanyak 40 ibu (58%), ibu yang mendapatkan dukungan suami
sebanyak 64 ibu (92,8%), dan ibu yang mendapatkan dukungan atasan sebanyak 59
ibu (85,5%)
3. Ada Hubungan Bermakna Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASIP Pada Ibu
Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022. (p value = 0,000)
4. Ada Hubungan Bermakna Antara Dukungan Suami Dengan Pemberian ASIP Pada
Ibu Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022. (p value = 0,017)
5. Ada Hubungan Bermakna Antara Dukungan Atasan Dengan Pemberian ASIP Pada
Ibu Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022. (p value = 0,039)

60
B. Saran
1. Bagi Pelayanan
Salah satu peran menjadi seorang perawat yaitu menjadi educator untuk ibu yang
sedang menyusui khususnya bagi ibu yang bekerja dan sehingga berbagai resiko dari
tidak memberikan ASI dan mampu meningkatkan motivasi lebih untuk ibu
memberikan ASI kepada anaknya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur bagi mahasiswa keperawatan.
Diharapkan bagi institusi dapat menambahkan informasi khususnya tentang ASIP di
keperawatan maternitas. Mengembangkan lagi materi mengenai ASIP.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengetahui pentingnya pemberian ASI pada kelangsungan hidup bayi diharapkan
agar penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya menggunakan
variabel lain seperti pendidikan, pekerjaan, usia, paritas, motivasi, sosial dan
ekonomi, sarana atau fasilitas kesehatan dan jarak ke pelayanan kesehatan., dukungan
sosial, sikap / perilaku petugas kesehatan dan keterampilan petugas kesehatan.

61
DAFTAR PUSTAKA

Afriyanii, Luvi Dian, and Ni Made Nuryanti. 2018. “Paritas Berhubungan Dengan Sikap Ibu
Bekerja Terhadap Asi Perah Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa.” Indonesian Journal
of Midwifery (IJM) 1(1): 1–5.
Amalia, Rizki, and Lailatul Khusnul Rizki. 2018. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Ibu Bekerja Dalam Pemberian Asi Eksklusif.” Mandala Of Health 11(1): 44.
Damayanti, Cindy, and Dendrich Suryadi. 2015. “Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Puteri
Yang Ibunya Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja.” Psikologi Tarumanegara 1(1): 1–48.
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4947-denrichautoomy.pdf.
Fahmi Afriyanto, Dzul et al. 2022. “The Indonesian Journal of Health Promotion MPPKI Media
Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia Analisis Implementasi Kebijakan Pemberian Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan X Jakarta Timur Policy
Implementation Analysis on Excl.” 5(2): 164–68. https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3.
Flood, J. Hu and I. 2012. “No TitleФормирование Парадигмальной Теории Региональной
Экономики.” ЭРегионакономика (Kolisch 1996): 49–56.
Gultom, Lusiana. 2018. “Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Dan
Dukungan Tempat Kerja Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pembantu (Pustu) Amplas Medan.” Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist,
Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 12(1): 25–31.
Handayani, Sri Lucky, Suci Tuty Putri, and Budi Soemantri. 2018. “Gambaran Dukungan Suami
Dalam Pemberian ASI Eksklusif.” Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia 1(2): 116.
Ibu, Pada, Bekerja Di, and Kota Blora. 2018. “1) 1) 1 ).” 8(1): 10–21.
Kusumayanti, Novira, and Triska Susila Nindya. 2018. “Hubungan Dukungan Suami Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di Daerah Perdesaan.” Media Gizi Indonesia 12(2): 98.
Marwiyah, Nila, and Titi Khaerawati. 2020. “Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Kelurahan Cipare Kota Serang.” Faletehan
Health Journal 7(1): 18–29.
Noflidaputri, Resty. 2021. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Ekslusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi.” Jurnal Bidan Komunitas 4(1): 8–
16.
Nurhayati, Fitri, and Sofi Nurlatifah. 2018. “Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang
Pemberian ASI Perah Dengan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah.”
Midwife Journal 4(02): 11–15.
Oktova, Rafika. 2018. “Karakteristik Ibu Bekerja Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Perah.”
Midwife’s Research 7(1): 51–60.
http://journal.stikesmuhcrb.ac.id/index.php/MIDWIFE/article/view/16/6.
Pemberian, Dalam, and A S I Eksklusif. 2014. “Jurnal Litbang Vol. X, No. 1, Juni 2014: 64- 73.”
X(1): 64–73.
Pringgayuda, Fitra, Tri Wijayanto, and Winda Fitafiya. 2021. “Literatur Review:Pengetahuan
Ibu Dalam Pemberian Asi Perah (Breast Pumping) Dengan Tercapainya Kebutuhan Asi
Ekslusif Bayi.” Jurnal Ilmiah Kesehatan 10(2): 95–105.
Salamah, Umi, and Philipa Hellen Prasetya. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kegagalan Ibu Dalam Pemberian Asi Eksklusif.” Jurnal Kebidanan Malahayati 5(3): 199–
204.
Sari, Ria Setia, Gena Devitria, and Gita Veronika Ginting. 2021. “Peningkatan Pengetahuan
Pemberian Asi Ekslusif Dan Asi Perah Pada Ibu Hamil Dan Menyusui Melalui Pendidikan
Kesehatan.” 2862 JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 5 NO 5(5): 2862–70.
Sihombing, Setia. 2018. “HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HINAI KIRI
TAHUN 2017 Jurnal Bidan ‘ Midwife Journal ’ Volume 5 No . 01 , Jan 2018 PISSN 2477-
3441 EISSN 2477-345X PENDAHULUAN.” Midwife Journal 5(01): 40–45.
Sma, D I, and Muhammadiyah Kota. 2020. “Edu Dharma Journal.” Edu Dharma Journal 4(1):
1–9.
Sulistyowati, Indah. 2017. “Pengaruh Dukungan Tempat Kerja Terhadap ... ( Indah
Sulistyowati , Oktaviani Cahyaningsih , Widya Mariyana ) Pengaruh Dukungan Tempat
Kerja Terhadap ... ( Indah Sulistyowati , Oktaviani Cahyaningsih , Widya Mariyana ).” :
58–63.
Susanti, Nurlaili. 2012. “Peran Ibu Menyusui Yang Bekerja Dalam Pemberian Asi Eksklusif
Bagi Bayinya.” Egalita: 165–76.
LAMPIRAN
Lampiran 1

INFORM CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara
rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Wida Ayu Ramana
dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASIP pada Ibu Bekerja Di
Desa Anggasari Tahun 2022”

Tanggal pengisian :

No. Responden :

No. Registrasi :

Usia :

Alamat :

Saya memutuskan setuju/tidak setuju untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini secara
sukarela/tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri maka,
saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Subang, 2022

Yang memberi persetujuan

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMBERIAN ASIP PADA IBU BEKERJA

A. IDENTITAS
1. Usia ibu : <20/ >35 tahun 20 sd 35 tahun
2. Jumlah Anak : 1 >2
3. Apakah ibu memberikan ASI perah selain menyusui langsung : Ya
tidak
4. Riwayat menyusui : pernah menyusui tidak pernah menyusui

B. PENGETAHUAN
PETUNJUK PENGISIAN:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar.
1. Apa yang dimaksud dengan ASI ekslusif?
a. ASI yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan
b. ASI yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
c. ASI yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
atau cairan lainnya
2. Apa saja manfaat ASI pada bayi?
a. Berkurangnya mortalitas pada bayi pascaneonatal
b. Meningkatkan perkembangan kognitif
c. Jawaban a dan b benar
3. Apa saja jenis ASI
a. Kolostrum
b. Kolostrum dan foremilk
c. Kolostrum, foremilk dan hindmilk
4. Apa yang dimaksud dengan ASI perah
a. ASI perah yaitu ASI yang diperah dan disimpan untuk diberikan kepada
bayinya selam ibu berada diluar rumah
b. ASI perah yaitu ASI yang sudah tidak layak diberikan kepada bayi dan harus
dibuang
c. ASI perah yaitu ASI yang keluar da berwarna bening
5. Upaya yang paling tepat untuk dilakukan ibu selama ibu bekerja
a. Memerah ASI dan memberikan ASI perah
b. Memberikan susu formula/ susu botol
c. Memberikan air putih atau minuman lainnya agar bayi tidak haus
6. Bagaimana cara untuk memerah ASI
a. Memerah ASI dapat dilakukan menggunakan tangan
b. Memerah ASI dapat dilakukan menggunakan alat (breastpump)
c. Jawaban a dan b benar
7. Wadah apa yang dapat digunakan untuk menyimpan ASI perah
a. Plastic besar
b. Botol plastic besar
c. Botol kaca ukuran sedang untuk ukuran sekali minum
8. Apa yang harus dilakukan sebelum menyimpan ASI perah
a. Memberikan kode tanggal dan jam pemerahan
b. Mengocok ASI yang telah ditampung
c. Mendiamkan ASI yang telah diperah selama 1 jam
9. Bagaimana cara untuk menyajikan ASI perah
a. Merebus ASI agar mencair
b. Merendam ASI dan botol dalam mangkung berisi air panas
c. Membiarkan ASI yang telah diperah selama 1 jam
10. Bagaimana cara menghangatkan ASI perah
a. Dipanaskan diatas kompor
b. Memasukannya ke dalam microwave
c. Merendam ASI dan botol dalam mangkuk berisi air panas
11. Tempat yang paling aman untuk menyimpan ASI perah
a. Di termos atau lemari es
b. Di freeze lemari es 1 atau 2 pintu
c. Jawaban a dan b benar
12. Perhatikan pernyataan dibawah ini :
a. Melakukan sterilisasi wadah ASI
b. berpuasa sebelum memerah ASI
c. Melakukan pemijatan ringan pada sekeliling payudara
Pada pernyataan diatas hal mana sajakah yang harus ibu lakukan sebelum
memerah ASI
a. a dan c
b. a dan b
c. b dan c
13. Perhatikan pernyataan dibawah ini :
a. Mencharger pumping terlebih dahulu
b. Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.
c. Letakan ujung lebar tabung pada payudara dengan putting susu tetap ditengah,
dan tabung benar – benar melekat pada kulit.
Pada pernyataan diatas pernyataan mana saja yang benar tentang tata cara
memerah ASI menggunakan pumping
a. a dan b
b. b dan c
c. a dan c
14. Siapa saja yang dapat memberikan ASI perah terhadap bayi
a. Hanya ibu saja
b. Baby sitter bayi
c. Siapa saja dapat memberikan ASI perah
15. Wadah apa yang boleh digunakan untuk memberikan ASIP pada bayi
a. Menggunakan cangkir dan sendok
b. Menggunkan dot
c. Menggunakan sedotan
C. DUKUNGAN SUAMI
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Berikut disajikan sejumlah pernyataan, bacalah pernyataan ini dengan teliti dan
jawablah sesuai dengan keadaan anda sebenarnya.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat sesuai dengan memberi tanda
centang ( ) pada jawaban “Selalu” “Sering” atau “Kadang – kadang”

No Pernyataan Selalu Sering Kadang - tidak


kadang pernah
Dukungan Emosional
1 Suami memberikan perhatian
terhadap ibu, mis. Mendengarkan
keluh kesah ibu.
2 Suami selalu memberi semangat ibu
untuk memerah ASI
3 Suami memberi seluruh kepercayaan
sepenuhnya agar ibu memberikan ASI
perah
Dukungan Penghargaan
1 Suami memberikan pujian setelah ibu
memberikan ASI perah
2 Suami mendukungsaya memberikan
ASI perah pada bayi
3 Suami terlihat senang Ketika ibu
sudah memberikan ASI perah kepada
bayi
Dukungan Instrumental
1 Suami menyediakan peralatan seperti
pompa untuk memerah ASI
2 Suami mau membuatkan /
mengambilkan makanan / minuman
untuk ibu selagi ibu menyusui
3 Suami mau berganti peran Ketika ibu
sedang ada kegiatan mis. Mandi,
makan.
Dukungan Informasi
1 Suami membacakan dan memberi
pengertian tentang pentingnya
memberikan ASI perah
2 Suami membantu memberikan
informasi terkait ASI perah
3 Suami memberikan nasihat – nasihat
agar ibu lebih semangat dalam
memberikan ASI perah

D. DUKUNGAN ATASAN
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Berikut disajikan sejumlah pernyataan, bacalah pernyataan ini dengan teliti dan
jawablah sesuai dengan keadaan anda sebenarnya.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat sesuai dengan memberi tanda
centang ( ) pada jawaban “Ya” atau “Tidak”

No Pernyataan Ya Tidak
1 Atasan saya memberikan kebijakan
khusus bagi ibu menyusui.
2 Atasan saya memberikan izin memerah
ASI di luar jam istirahat.
3 Atasan saya mengizinkan saya
menggunakan ruangan di tempat kerja
untuk memerah ASI
4 Saat jam istirahat Ketika saya bekerja
diberikan kesempatan untuk memerah
ASI
5 Atasan saya tidak pernah menegur saya
Ketika saya tidak ada dintempat kerja
untuk memerah ASI .
6 Atasan saya menyediakan fasilitas untuk
memerah ASI
7 Atasan saya memberikan sosialisasi atau
penyeluhan tentang pemberian ASI
selama bekerja
8 Atasan saya selalu memberi kesemptan
memerah ASI pada saat jam kerja

9 Atasan saya memberikan kebijakan


khusus untuk ibu memberikan ASI

10 Atasan saya mengijinkan saya memerah


ASI di jam kerja

11 Jika ibu menyusui memiliki kebijakan


khusus, apakah pengawas segera
menindaklanjuti ibu jika tidak
mengikuti kebijakan tersebut?
12 Apakah supervisor merekomendasikan
agar ibu berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan profesional untuk
mendapatkan informasi tentang susu
yang diperah?
13 Apakah bos saya akan memberi saya
perlengkapan menyusui seperti majalah
dan buku?
Lampiran 3

Analisa Univariat dan Biariat dengan SPSS

Frequencies
Frequency Table

Pemberian ASIP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak memberikan ASIP 22 31.9 31.9 31.9
Memberikan ASIP 47 68.1 68.1 100.0
Total 69 100.0 100.0

Pengetahuan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 29 42.0 42.0 42.0
Baik 40 58.0 58.0 100.0
Total 69 100.0 100.0

Dukungan Suami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak mendukung 5 7.2 7.2 7.2
Mendukung 64 92.8 92.8 100.0
Total 69 100.0 100.0

Dukungan Atasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak mendukung 10 14.5 14.5 14.5
Mendukung 59 85.5 85.5 100.0
Total 69 100.0 100.0
Crosstabs
Pengetahuan Ibu * Pemberian ASIP

Crosstab
Pemberian ASIP
Tidak
memberikan Memberikan
ASIP ASIP Total
Pengetahuan Ibu Kurang Baik Count 17 12 29
% within Pengetahuan Ibu 58.6% 41.4% 100.0%
Baik Count 5 35 40
% within Pengetahuan Ibu 12.5% 87.5% 100.0%
Total Count 22 47 69
% within Pengetahuan Ibu 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 16.466a 1 .000
Continuity Correction b
14.410 1 .000
Likelihood Ratio 16.909 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.227 1 .000
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.25.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan Ibu (Kurang Baik / 9.917 3.007 32.707
Baik)
For cohort Pemberian ASIP = Tidak 4.690 1.955 11.251
memberikan ASIP
For cohort Pemberian ASIP = Memberikan .473 .302 .741
ASIP
N of Valid Cases 69

Dukungan Suami * Pemberian ASIP

Crosstab
Pemberian ASIP
Tidak
memberikan Memberikan
ASIP ASIP Total
Dukungan Suami Tidak mendukung Count 4 1 5
% within Dukungan Suami 80.0% 20.0% 100.0%
Mendukung Count 18 46 64
% within Dukungan Suami 28.1% 71.9% 100.0%
Total Count 22 47 69
% within Dukungan Suami 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.746a 1 .017
Continuity Correction b
3.606 1 .058
Likelihood Ratio 5.334 1 .021
Fisher's Exact Test .033 .033
Linear-by-Linear Association 5.663 1 .017
N of Valid Cases 69
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.59.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan Ibu (Kurang Baik / 9.917 3.007 32.707
Baik)
For cohort Pemberian ASIP = Tidak 4.690 1.955 11.251
memberikan ASIP
For cohort Pemberian ASIP = Memberikan .473 .302 .741
ASIP
N of Valid Cases 69

Dukungan Atasan * Pemberian ASIP

Crosstab
Pemberian ASIP
Tidak
memberikan Memberikan
ASIP ASIP Total
Dukungan Atasan Tidak mendukung Count 6 4 10
% within Dukungan Atasan 60.0% 40.0% 100.0%
Mendukung Count 16 43 59
% within Dukungan Atasan 27.1% 72.9% 100.0%
Total Count 22 47 69
% within Dukungan Atasan 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.257 a
1 .039
Continuity Correctionb 2.877 1 .090
Likelihood Ratio 3.963 1 .047
Fisher's Exact Test .064 .048
Linear-by-Linear Association 4.195 1 .041
N of Valid Cases 69
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.19.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan Atasan (Tidak 4.031 1.005 16.173
mendukung / Mendukung)
For cohort Pemberian ASIP = Tidak 2.213 1.147 4.266
memberikan ASIP
For cohort Pemberian ASIP = Memberikan .549 .253 1.191
ASIP
N of Valid Cases 69
Lampiran 4
Uji Validitas & Reliabilitas Variabel Pemberian ASIP Pada Ibu Bekerja
Variabel Pengetahuan
Correlations

Correlations
P1 P1 P1 P1 P1 P1 Pengetahua
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 1 2 3 4 5 n_Ibu
P1 Pearso 1 .11 .16 .30 .21 .50 .16 .22 .49 .14 .30 -.1 .12 .22 .36 .499**
n 0 7 6 8 5** 7 6 1** 4 6 98 3 6 9*
Correla
tion
Sig. (2- .56 .37 .10 .24 .00 .37 .23 .00 .44 .10 .29 .51 .23 .04 .005
tailed) 3 9 1 7 4 9 0 6 7 1 5 7 0 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P2 Pearso .11 1 .79 .24 .68 .45 .11 .17 .00 .80 .24 .59 .23 .45 .30 .745**
n 0 6** 7 3** 5* 0 2 9 9** 7 1** 3 1* 3
Correla
tion
Sig. (2- .56 .00 .18 .00 .01 .56 .36 .96 .00 .18 .00 .21 .01 .11 .000
tailed) 3 0 8 0 2 3 3 2 0 8 1 5 2 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P3 Pearso .16 .79 1 .02 .76 .35 .02 .08 .21 .72 .16 .36 .27 .36 .22 .668**
n 7 6** 8 4** 6 8 5 8 2** 7 7* 7 7* 8
Correla
tion
Sig. (2- .37 .00 .88 .00 .05 .88 .65 .24 .00 .37 .04 .13 .04 .23 .000
tailed) 9 0 4 0 3 4 6 7 0 9 6 8 6 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P4 Pearso .30 .24 .02 1 -.05 .35 .16 .22 .08 .14 .16 .36 .12 .22 .36 .448*
n 6 7 8 5 6 7 6 2 4 7 7* 3 6 9*
Correla
tion
Sig. (2- .10 .18 .88 .77 .05 .37 .23 .66 .44 .37 .04 .51 .23 .04 .013
tailed) 1 8 4 5 3 9 0 7 7 9 6 7 0 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P5 Pearso .21 .68 .76 -.0 1 .32 .21 .15 .33 .52 .21 .29 .41 .29 .25 .675**
n 8 3** 4** 55 1 8 7 0 0** 8 6 3* 6 5
Correla
tion
Sig. (2- .24 .00 .00 .77 .08 .24 .40 .07 .00 .24 .11 .02 .11 .18 .000
tailed) 7 0 0 5 4 7 7 5 3 7 3 3 3 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P6 Pearso .50 .45 .35 .35 .32 1 .50 .25 .32 .30 .65 .10 .09 .25 .74 .749**
n 5** 5* 6 6 1 5** 7 1 9 3** 6 9 7 4**
Correla
tion
Sig. (2- .00 .01 .05 .05 .08 .00 .17 .08 .09 .00 .57 .60 .17 .00 .000
tailed) 4 2 3 3 4 4 1 4 7 0 8 4 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P7 Pearso .16 .11 .02 .16 .21 .50 1 .22 .08 .00 .30 .22 .12 .08 .65 .465**
n 7 0 8 7 8 5** 6 2 0 6 6 3 5 1**
Correla
tion
Sig. (2- .37 .56 .88 .37 .24 .00 .23 .66 1.0 .10 .23 .51 .65 .00 .010
tailed) 9 3 4 9 7 4 0 7 00 1 0 7 6 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P8 Pearso .22 .17 .08 .22 .15 .25 .22 1 -.12 .04 .22 .13 .16 .28 .15 .386*
n 6 2 5 6 7 7 6 0 9 6 9 7 2 3
Correla
tion
Sig. (2- .23 .36 .65 .23 .40 .17 .23 .52 .79 .23 .46 .37 .13 .42 .035
tailed) 0 3 6 0 7 1 0 7 7 0 5 8 1 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P9 Pearso .49 .00 .21 .08 .33 .32 .08 -.1 1 .23 .35 -.1 .26 -.12 .31 .409*
n 1** 9 8 2 0 1 2 20 6 5 20 2 0 6
Correla
tion
Sig. (2- .00 .96 .24 .66 .07 .08 .66 .52 .20 .05 .52 .16 .52 .09 .025
tailed) 6 2 7 7 5 4 7 7 9 5 7 2 7 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P10 Pearso .14 .80 .72 .14 .52 .30 .00 .04 .23 1 .14 .48 .05 .19 .22 .605**
n 4 9** 2** 4 0** 9 0 9 6 4 9** 3 6 1
Correla
tion
Sig. (2- .44 .00 .00 .44 .00 .09 1.0 .79 .20 .44 .00 .78 .30 .24 .000
tailed) 7 0 0 7 3 7 00 7 9 7 6 0 0 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P11 Pearso .30 .24 .16 .16 .21 .65 .30 .22 .35 .14 1 .08 .27 .08 .58 .583**
n 6 7 7 7 8 3** 6 6 5 4 5 7 5 1**
Correla
tion
Sig. (2- .10 .18 .37 .37 .24 .00 .10 .23 .05 .44 .65 .13 .65 .00 .001
tailed) 1 8 9 9 7 0 1 0 5 7 6 8 6 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P12 Pearso -.1 .59 .36 .36 .29 .10 .22 .13 -.12 .48 .08 1 .32 .42 .15 .506**
n 98 1** 7* 7* 6 6 6 9 0 9** 5 3 6* 3
Correla
tion
Sig. (2- .29 .00 .04 .04 .11 .57 .23 .46 .52 .00 .65 .08 .01 .42 .004
tailed) 5 1 6 6 3 8 0 5 7 6 6 1 9 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P13 Pearso .12 .23 .27 .12 .41 .09 .12 .16 .26 .05 .27 .32 1 .16 .21 .456*
n 3 3 7 3 3* 9 3 7 2 3 7 3 7 9
Correla
tion
Sig. (2- .51 .21 .13 .51 .02 .60 .51 .37 .16 .78 .13 .08 .37 .25 .011
tailed) 7 5 8 7 3 4 7 8 2 0 8 1 8 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P14 Pearso .22 .45 .36 .22 .29 .25 .08 .28 -.12 .19 .08 .42 .16 1 .01 .472**
n 6 1* 7* 6 6 7 5 2 0 6 5 6* 7 0
Correla
tion
Sig. (2- .23 .01 .04 .23 .11 .17 .65 .13 .52 .30 .65 .01 .37 .96 .008
tailed) 0 2 6 0 3 1 6 1 7 0 6 9 8 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
P15 Pearso .36 .30 .22 .36 .25 .74 .65 .15 .31 .22 .58 .15 .21 .01 1 .671**
n 9* 3 8 9* 5 4** 1** 3 6 1 1** 3 9 0
Correla
tion
Sig. (2- .04 .11 .23 .04 .18 .00 .00 .42 .09 .24 .00 .42 .25 .96 .000
tailed) 9 0 4 9 2 0 0 9 5 9 1 9 3 0
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pengetahua Pearso .49 .74 .66 .44 .67 .74 .46 .38 .40 .60 .58 .50 .45 .47 .67 1
n_Ibu n 9**
5 **
8 **
8*
5**
9 **
5**
6*
9*
5 **
3**
6**
6*
2**
1 **

Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .01 .00 .00 .01 .03 .02 .00 .00 .00 .01 .00 .00
tailed) 5 0 0 3 0 0 0 5 5 0 1 4 1 8 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.839 15

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
P1 8.3448 15.163 .387 .834
P2 8.3793 14.101 .675 .816
P3 8.3448 14.448 .584 .822
P4 8.3448 15.377 .330 .837
P5 8.4828 14.401 .590 .822
P6 8.2414 14.261 .686 .817
P7 8.3448 15.305 .349 .836
P8 8.3103 15.650 .264 .841
P9 8.4483 15.328 .336 .837
P10 8.2759 14.778 .514 .827
P11 8.3103 14.579 .557 .824
P12 8.3103 15.150 .398 .833
P13 8.2069 15.456 .353 .836
P14 8.3103 15.293 .359 .836
P15 8.3793 14.387 .594 .821

Variabel Dukungan Suami

Correlations

Correlations
Dukungan_Su
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 ami
S1 Pearson 1 .036 .249 .26 .122 .394 .368 .071 -.07 .037 .370 .531 .540**
Correlati 1 * *
7 * **

on
Sig. (2- .851 .184 .16 .519 .031 .045 .708 .688 .844 .044 .003 .002
tailed) 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S2 Pearson .036 1 .444 .08 .218 -.01 .048 .258 .324 .292 .339 .084 .480**
Correlati *
9 7
on
Sig. (2- .851 .014 .63 .247 .929 .800 .169 .081 .118 .067 .657 .007
tailed) 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S3 Pearson .249 .444 1 .34 .492 .117 .201 .027 .213 .202 .369 .164 .583**
Correlati *
1 ** *

on
Sig. (2- .184 .014 .06 .006 .538 .288 .885 .259 .284 .045 .387 .001
tailed) 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S4 Pearson .261 .089 .341 1 .295 .172 .398 -.08 .101 -.09 .051 .341 .434*
Correlati *
2 5
on
Sig. (2- .164 .639 .065 .113 .364 .029 .667 .596 .616 .787 .065 .017
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S5 Pearson .122 .218 .492 .29 1 .177 .085 .084 .142 .321 .076 .039 .441*
Correlati **
5
on
Sig. (2- .519 .247 .006 .11 .349 .653 .660 .455 .084 .690 .837 .015
tailed) 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S6 Pearson .394 -.01 .117 .17 .177 1 .566 .223 .105 .420 .366 .401 .625**
Correlati *
7 2 ** * * *

on
Sig. (2- .031 .929 .538 .36 .349 .001 .237 .581 .021 .047 .028 .000
tailed) 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S7 Pearson .368 .048 .201 .39 .085 .566 1 .368 .501 .231 .269 .444 .705**
Correlati *
8* ** * ** *

on
Sig. (2- .045 .800 .288 .02 .653 .001 .045 .005 .219 .151 .014 .000
tailed) 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S8 Pearson .071 .258 .027 -.08 .084 .223 .368 1 .302 .572 .377 -.02 .485**
Correlati 2 * ** *
8
on
Sig. (2- .708 .169 .885 .66 .660 .237 .045 .104 .001 .040 .881 .007
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S9 Pearson -.07 .324 .213 .10 .142 .105 .501 .302 1 .332 .200 -.11 .473**
Correlati 7 1 **
1
on
Sig. (2- .688 .081 .259 .59 .455 .581 .005 .104 .073 .289 .560 .008
tailed) 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S10 Pearson .037 .292 .202 -.09 .321 .420 .231 .572 .332 1 .406 -.05 .559**
Correlati 5 * ** *
5
on
Sig. (2- .844 .118 .284 .61 .084 .021 .219 .001 .073 .026 .775 .001
tailed) 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S11 Pearson .370 .339 .369 .05 .076 .366 .269 .377 .200 .406 1 .182 .616**
Correlati * *
1 * * *

on
Sig. (2- .044 .067 .045 .78 .690 .047 .151 .040 .289 .026 .336 .000
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S12 Pearson .531 .084 .164 .34 .039 .401 .444 -.02 -.11 -.05 .182 1 .491**
Correlati **
1 * *
8 1 5
on
Sig. (2- .003 .657 .387 .06 .837 .028 .014 .881 .560 .775 .336 .006
tailed) 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Dukungan_Su Pearson .540 .480 .583 .43 .441 .625 .705 .485 .473 .559 .616 .491 1
ami Correlati ** ** **
4* * ** ** ** ** ** ** **

on
Sig. (2- .002 .007 .001 .01 .015 .000 .000 .007 .008 .001 .000 .006
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.767 12

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
S1 26.6333 19.964 .399 .752
S2 26.6333 20.723 .346 .757
S3 26.4667 19.706 .455 .745
S4 26.4000 21.283 .310 .760
S5 26.3333 21.609 .342 .758
S6 26.7333 19.030 .492 .740
S7 26.4333 19.771 .630 .731
S8 26.6000 20.662 .351 .757
S9 26.6000 20.386 .312 .763
S10 26.5333 20.257 .443 .747
S11 26.5333 20.326 .526 .740
S12 26.7333 20.202 .332 .761

Variabel Dukungan Atasan


Correlations

Correlations
A1 Dukungan_At
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 2 A13 asan
A1 Pearson 1 .50 -.04 -.04 -.06 .32 .48 .21 .26 .09 .40 .09 .15 .500**
Correlat 9** 5 5 6 7 8** 8 7 8 8* 9 5
ion
Sig. (2- .00 .81 .812 .73 .07 .00 .24 .15 .60 .02 .60 .41 .005
tailed) 4 2 0 8 6 7 4 8 5 4 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A2 Pearson .50 1 .43 .208 .05 .07 .14 .11 .25 .14 .35 .30 .07 .546**
Correlat 9** 8* 0 9 9 1 9 9 6 2 9
ion
Sig. (2- .00 .01 .271 .79 .67 .43 .55 .16 .43 .05 .10 .67 .002
tailed) 4 5 2 9 2 9 7 2 3 5 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A3 Pearson -.04 .43 1 .426 .16 -.09 .03 -.03 .20 .40 .07 .16 .07 .458*
Correlat 5 8* *
7 3 1 5 8 2* 4 7 1
ion
Sig. (2- .81 .01 .019 .37 .62 .87 .85 .27 .02 .69 .37 .71 .011
tailed) 2 5 8 6 1 6 1 8 8 8 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A4 Pearson -.04 .20 .42 1 .48 .07 .03 .13 .20 .21 .07 .01 .23 .512**
Correlat 5 8 6* 0** 1 1 8 8 7 4 0 4
ion
Sig. (2- .81 .27 .01 .00 .71 .87 .46 .27 .25 .69 .95 .21 .004
tailed) 2 1 9 7 0 1 6 1 0 8 6 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A5 Pearson -.06 .05 .16 .480 1 .55 .13 .07 .30 .13 -.16 -.19 -.15 .395*
Correlat 6 0 7 **
8** 5 5 2 5 1 3 4
ion
Sig. (2- .73 .79 .37 .007 .00 .47 .69 .10 .47 .39 .30 .41 .031
tailed) 0 2 8 1 7 2 5 7 5 6 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A6 Pearson .32 .07 -.09 .071 .55 1 .59 .31 .34 .17 .16 .02 .06 .563**
Correlat 7 9 3 8** 9** 5 2 6 9 4 8
ion
Sig. (2- .07 .67 .62 .710 .00 .00 .09 .06 .35 .37 .90 .72 .001
tailed) 8 9 6 1 0 0 5 2 3 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A7 Pearson .48 .14 .03 .031 .13 .59 1 .22 .44 .28 .23 .13 -.03 .557**
Correlat 8** 9 1 5 9** 4 7* 0 9 5 5
ion
Sig. (2- .00 .43 .87 .871 .47 .00 .23 .01 .13 .20 .47 .85 .001
tailed) 6 2 1 7 0 5 3 4 3 7 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A8 Pearson .21 .11 -.03 .138 .07 .31 .22 1 .11 .44 .53 .07 .31 .524**
Correlat 8 1 5 5 5 4 1 7* 5** 5 5
ion
Sig. (2- .24 .55 .85 .466 .69 .09 .23 .55 .01 .00 .69 .09 .003
tailed) 7 9 6 2 0 5 9 3 2 2 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A9 Pearson .26 .25 .20 .208 .30 .34 .44 .11 1 .14 -.08 .05 -.18 .459*
Correlat 7 9 8 2 2 7* 1 9 9 0 4
ion
Sig. (2- .15 .16 .27 .271 .10 .06 .01 .55 .43 .64 .79 .33 .011
tailed) 4 7 1 5 5 3 9 2 0 2 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A10 Pearson .09 .14 .40 .217 .13 .17 .28 .44 .14 1 .59 .13 .17 .592**
Correlat 8 9 2* 5 6 0 7* 9 8** 5 6
ion
Sig. (2- .60 .43 .02 .250 .47 .35 .13 .01 .43 .00 .47 .35 .001
tailed) 8 2 8 7 2 4 3 2 0 7 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A11 Pearson .40 .35 .07 .074 -.16 .16 .23 .53 -.08 .59 1 .44 .48 .595**
Correlat 8* 6 4 1 9 9 5** 9 8** 3* 4**
ion
Sig. (2- .02 .05 .69 .698 .39 .37 .20 .00 .64 .00 .01 .00 .001
tailed) 5 3 8 5 3 3 2 0 0 4 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A12 Pearson .09 .30 .16 .010 -.19 .02 .13 .07 .05 .13 .44 1 .38 .395*
Correlat 9 2 7 3 4 5 5 0 5 3* 0*
ion
Sig. (2- .60 .10 .37 .956 .30 .90 .47 .69 .79 .47 .01 .03 .031
tailed) 4 5 8 6 1 7 2 2 7 4 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A13 Pearson .15 .07 .07 .234 -.15 .06 -.03 .31 -.18 .17 .48 .38 1 .408*
Correlat 5 9 1 4 8 5 5 4 6 4** 0*
ion
Sig. (2- .41 .67 .71 .212 .41 .72 .85 .09 .33 .35 .00 .03 .025
tailed) 4 9 0 5 0 3 0 1 2 7 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Dukungan_At Pearson .50 .54 .45 .512 .39 .56 .55 .52 .45 .59 .59 .39 .40 1
asan Correlat 0**
6 **
8* **
5 *
3**
7 **
4 **
9*
2**
5 **
5*
8*

ion
Sig. (2- .00 .00 .01 .004 .03 .00 .00 .00 .01 .00 .00 .03 .02
tailed) 5 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.731 13

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
A1 9.4667 5.706 .347 .716
A2 9.2667 5.926 .455 .708
A3 9.5333 5.775 .289 .725
A4 9.5333 5.637 .352 .716
A5 9.4333 5.978 .234 .731
A6 9.4000 5.628 .433 .705
A7 9.3333 5.747 .443 .705
A8 9.3667 5.757 .396 .710
A9 9.2667 6.064 .358 .716
A10 9.3333 5.678 .484 .700
A11 9.2333 5.978 .526 .706
A12 9.4333 5.978 .234 .731
A13 9.4000 5.972 .256 .727
No. Dokumen:
FRM-SKK.PRODI/00/17/026

BUKU BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Wida Ayu Ramana


NIM : 0433131420118037
PEMBIMBING : Ns. Rima Novianti, M.Kep
JUDUL SKRIPSI : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian
ASIP Pada Ibu Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022.

Uraian
No Hari/ Tanggal Ttd
Bimbingan

1 Senin, - Konsul judul


14 Maret 2022 - Pengarahan dalam menyusun
proposal penelitian

2 Selasa, - Acc judul


29 Maret 2022 - Lanjut menyusun BAB II

3 Sabtu, - Konsultasi BAB II


23 April 2022 - Lanjut menyusun BAB I dan
membuat kuesioner

5 Selasa, - Konsultasi BAB I, BAB II dan


10 Mei 2022 kuesioner

6 Sabtu, - Konsultasi dan Revisian BAB


28 Mei 2022 II dan BAB II

7 Sabtu,
- Konsultasi dan Revisian BAB
4 Juni 2022
I dan BAB II

8 Sabtu, 11 Juni
2022 - Konsultasi BAB I – BAB IV

9
Senin,
- ACC sidang Proposal
13 Juni 2022

10
Rabu,21 Juli
- Konsul bab V-VII
2022

11
Jum’at, 23 Juli
- Konsul bab V-VII
2022

12
Selasa, 27 Juli
- ACC siding Skripsi
2022
No. Dokumen:
FRM-SKK.PRODI/00/17/026

BUKU BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Wida Ayu Ramana


NIM : 0433131420118037
PEMBIMBING : Sri Sukamti, Skp, MKM
JUDUL SKRIPSI : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian
ASIP Pada Ibu Bekerja Di Desa Anggasari Tahun 2022.

Hari/ Uraian
No Ttd
Tanggal Bimbingan

1 Kamis, - Konsultasi BAB I sd BAB IV


2 Juni
2022

2 Rabu, - Revisian BAB I sd BAB IV

8 Juni
2022

3 - Revisian BAB I sd BAB IV


Jumat,
10 Juni
2022

4 - Revisian BAB I sd BAB IV


Sabtu,
11 Juni
2022
Senin,
5 13 Juni - ACC siding Proposal
2022
Rabu,21
6
Juli - Konsul bab V-VII
2022
Jum’at,
7
23 Juli - Konsul bab V-VII
2022
Selasa,
8
- ACC siding Skripsi
27 Juli
2022

Anda mungkin juga menyukai