SKRIPSI
Oleh :
AHMAD SAIRUL MARDLIYAINI
NIM. 1570117098
PAITON PROBOLINGGO
2021
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
SKRIPSI
Oleh :
AHMAD SAIRUL MARDLIYAINI
NIM. 1570117098
PAITON PROBOLINGGO
2021
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya peneliti
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu Post Partum Sectio Caesarea Di Rsud dr Moh
Saleh Probolinggo Tahun 2021” penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyatan
menyelesaikan pendidikan program studi Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
IV
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi selanjutnya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
V
MOTTO
“MENCOBA TERUS
HINGGA PANTAS
BERSANDING
DENGANNYA, TERUS
BEKERJA DENGAN
LAKUKAN YANG
TERBAIK”
VI
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka dengan
1. Bapak dan ibu yang telah memberi dukungan dan doa yang tiada batas dan
tiada henti.
tidak bahagia”.
keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih
banyak.
VII
ABSTRAK
Salah satu syarat mutlak untuk dapat mencapai pengaruh terapi dan
meningkatkan kualitas hidup pasien adalah kepatuhan, ketidakpatuhan menyebabkan
kegagalan terapi dan dapat menimbulkan komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap intensitas nyeri
pada ibu post partum sectio caesarea. Metode penelitian ini jenis kuantitatif yaitu pra
experimen design dengan bentuk desain one shot case study design dengan 15 sampel
responden dengan intervensi terapi relaksasi otot progresif. Metode pengunpulan data
menggunakan Time Series. Penelitian eksperimen dengan uji Wilcoxon Signed Rank
Test. Didapatkan pada sampel ibu post partum sectio caesarea di hari ke 1 P-Value =
0,013 < 0,05 dan pada hari ke 2 P-Value = 0,000 < 0,05. Kesimpulan : terdapatnya
pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan intensitas nyeri
pada ibu post partum sectio caesarea. Diharapkan intervensi ini dapat digunakan
bagi petugas kesehatan untuk menggunakan metode terapi relaksasi otot progresif
apabila terdapat klien yang masih mengeluhkan nyeri di saat setelah diberikannya
terapi obat sehingga tidak terjadinya overdosis obat.
Kata kunci : relaksasi otot progresif, nyeri, post partum sectio caessarea
VIII
ABSTRACT
One of the absolute requirements to be able to achieve the effect of therapy and
improve the patient's quality of life is compliance, non-compliance causes therapy
failure and can lead to complications. The purpose of this study was to determine the
effect of progressive muscle relaxation therapy on pain intensity in post partum sectio
caesarea. This research method is quantitative, namely pre-experimental design in the
form of a one shot case study design with 15 samples of respondents with progressive
muscle relaxation therapy intervention. Data collection method using Time Series.
Experimental research with the Wilcoxon Signed Rank Test. It was found in the
sample of post partum sectio caesarea on day 1 P-Value = 0.013 <0.05 and on day 2
P-Value = 0.000 <0.05. Conclusion: there is an effect of progressive muscle
relaxation therapy on reducing pain intensity in post partum sectio caesarea. It is
hoped that this intervention can be used for health workers to use the method of
progressive muscle relaxation therapy if there are clients who still complain of pain
after drug therapy is given so that there is no drug overdose.
IX
DAFTAR ISI
MOTTO ……………………………………………………………………… VI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
X
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Persalinan
a. Pengertian …………………………………………………... 24
b. Etiologi ……………………………………………………... 25
c. Patofisiologi ………………………………………………... 26
e. Komplikasi …………………………………………………. 29
XI
b. Fisiologi Nyeri Persalinan ………………………………….. 34
a. Pengertian ………………………………………………….. 47
B. Hipotesis …………………………………………………………… 68
1. Populasi ………………………………………………………… 70
2. Sampel ………………………………………………………...... 70
XII
3. Sampling ………………………………………………………... 71
C. Variabel Penelitian
I. Pengolahan Data
J. Analisa Data
XIII
K. Etika Penelitian
XIV
c. Hasil uji explore dan wilcoxon nyeri pada ibu post partum
d. Hasil uji explore dan wilcoxon nyeri pada ibu post partum
D. Pembahasan ………………………………………………………… 94
progresif ……………………………………….……………….. 94
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
XV
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
Tabel 5.3 Hasil penelitian berdasarkan skala nyeri post sectio caessarea pre dan
Tabel 5.4 Hasil penelitian berdasarkan skala nyeri post sectio caessarea pre dan
Tabel 5.5 Uji Explore dan Uji Wilcoxon Pengaruh terapi relaksasi otot progresif
Tabel 5.6 Uji Explore dan Uji Wilcoxon Pengaruh terapi relaksasi otot progresif
XVI
Tabel 5.7 Uji Explore dan Uji Wilcoxon Nyeri Pada Ibu Post Partum Sebelum
Tabel 5.8 Uji Explore dan Uji Wilcoxon Nyeri Pada Ibu Post Partum Sesudah
XVII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 gambar skala pengukur nyeri face ratting scale …………………. 41
XVIII
Gambar 2.16 gerakan menarik kuat perut kedalam ………………………..… 63
Gambar 2.19 gambar kerangka teori pengaruh terapi relaksasi otot progresif
Gambar 3.1 gambar kerangka konseptual pengaruh terapi relaksasi otot progresif
XIX
DAFTAR LAMPIRAN
XX
Lampiran 15 Dokumentasi
XXI
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
S1 : Strata 1
XXII
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ibu yang tinggi. Tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah
satunya kematian yang terjadi pada ibu.1 Berdasarkan survey pada tahun 2013
AKI didunia sebesar 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di
negara berkembang 14 kali lebih tinggi bila dibandingkan negara maju, yaitu
4.999 kasus, pada tahun 2016 menjadi 4912 dan di tahun 2017 (semester I)
Timur pada tahun 2011 berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 persalinan atau
sekitar 20% dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2012).
1
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
2
WHO, 2014. Jumlah AKI di dunia
3
Departemen Kesehatan. (2017, 08 16). Inilah Capaian Kinerja Kemenkes RI Tahun 2015- 2017
1
2
kesehatan untuk membantu persalinan ketika ada masalah tak terduga terjadi
selama persalinan, seperti faktor dari ibu yaitu panggul yang sempit, faktor
dari janin yang letaknya lintang, tidak cukup ruang bagi janin untuk melalui
vagina dan kelainan pada janin seperti berat badan janin melebihi 4000
kebutuhan, resiko infeksi dan sulit tidur, tetapi dampak yang paling sering
muncul dirasakan oleh klien post sectio caesaria adalah rasa nyeri akibat efek
pembedahan.5
Australia (32%), Europe (25%), Afrika (25%) dan Asia (19,2%) (Putinah,
dkk, 2017). Sedangkan pada tahun (WHO, 2015) selama hampir 30 tahun
tingkat persalinan dengan sectio caesarea menjadi 10% sampai 15% dari
4
National Institutes of Health (2012). What is thrombocytopenia?
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/thcp. Diakses Oktober
2017.
5
Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015).Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung:
Refika Aditama.
6
Sihombing, N. et al. (2017) ‘DETERMINAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI
INDONESIA
3
sebesar 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam waktu 5 tahun
persalinan sectio caesarea terdapat adanya faktor- faktor risiko ibu pada saat
melahirkan atau pada saat operasi caesarea sadalah ketuban pecah dini
2021. didapatkan hasil angka jumlah ibu persalinan yang melakukan operasi
2019, dan berjumlah 1243 kasus pada tahun 2020. Jumlah tersebut
probolinggo.
wanita dalam memilih proses persalinan di samping itu adanya indkasi medis
dan non medis, tindakan sectio caesarea akan memutuskan kontinuitas atau
7
( ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2013 ) The Determinants of Sectio Caesarea Labor
in Indonesia ( Further Analysis of Riskesdas 2013 ) PENDAHULUAN Setiap perempuan
menginginkan persalinannya berjalan lanca’, 8(1), pp. 63–75. doi: 10.22435/kespro.v8i1.6641.63-
75.
4
sehingga pasien akan merasakan dampak dari nyeri terutama setelah efek
anastesi habis.8
Dampak nyeri post SC pada ibu jika tidak ditangani yaitu mobilisasi
Activity of Daily Living (ADL) terganggu, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidak
bergerak jadi respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI sebagai
makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak manfaat bagi bayi maupun
ibunya tidak dapat diberikan secara optimal.9 Nyeri adalah suatu pengalaman
jaringan yang bersifat subjektif.10 75% dari 5 pasien bedah mengalami nyeri
sedang sampai berat setelah operasi. Durasi nyeri dapat bertahan selama 24
sampai 48 jam, tapi bisa bertahan lebih lama tergantung pada bagaimana
8
Lovina SM Machado (2012) ‘Cesarean Section in Morbidly Obese Parturients: Practical
Implications and Complications’, North American Journal Of Medical Science, 4(1), pp. 13–18.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3289484/.
9
Afifah. (2009). Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Tesis Medan. Universitas Sumatra Utara
10
Mutaqqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
11
Solehati, & Rustina. (2013, October). The Effect of Benson Relaxation on Reduction of Pain
Level Among Post Caesarean Section Mother at Cibabat Hospital, Indonesia. GSTF International
Journal of Nursing and Health Care (JNHC), 1.
12
Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC. Hal : 45-47.
5
hanya beberapa detik atau menit. Saat terjadi nyeri hebat mengkombinasikan
Salah satu teknik non farmakologi adalah teknik relaksasi otot progresif
adalah tehnik merelaksasikan otot dalam pada bagian tertentu atau seluruhnya
melalui tehnik program terapi ketagangan otot, tehnik relaksasi otot dalam
atau sugesti. Adapun tujuan dari relaksasi otot progresif adalah membantu
diakibatkan stress.14
Secara farmakologi ada terapi obat farmasi post caesarea yaitu obat yang
infeksi. Salah satu tanda-tanda infeksi adalah jika pasien post caesarea
13
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental of Nursing. Singapore
14
Rahmawati, P. M., Widjajanto, E. and Astari, A. M. (2017) ‘the Influence of Progressive Muscle
Relaxation on Anxiety Level of Pre-Caesarean Section Mothers in Delivery Room’, NurseLine
Journal, 2(2), p. 117. doi: 10.19184/nlj.v2i2.5929.
6
48 jam. Pengobatan awal infeksi serius pada organ pelvis ( rahim, saluran
dengan menjalani terapi relaksasi otot progresif nyeri pasca operasi akan
terapi relaksasi otot progresif dan dengan terapi relaksasi otot progresif ini
mengontrol tingkat strees dan emosi agar bisa lebih relaks dan dengan
menarik nafas dalam dan menahan inspirasi dan menghebuskan nafas secara
ini, orang yang melakukan latihan relaksasi otot memang diminta untuk
harus dilakukan dengan menahan nafas; sehingga keadaan rileks terjadi ketika
masa penjajahan. Rumah sakit ini pada awal perkembangan beroperasi tanpa
15
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
7
nama. Dokter pertama yang bekerja di Rumah Sakit tersebut adalah Dr.
Sardadi dan Dr. Pfyter (dari Swiss) Pada awal masa kemerdekaan Rumah
Sakit di bawah pimpinan Dokter Raden Mohamad Saleh Pada tahun 1960-an
berubah nama menjadi Rumah Sakit — Kotja Probolinggo., sejak tahun 2009
RSUD dr Moh Saleh telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B non
relaksasi progresif didapatkan hasil mean 5.20 Dengan standar deviasi 0.834.
hasil mean 3.60 dengan standar devisiasi, maka dapat disimpulkan ada
caesarea.
17
Berdasarkan hasil penelitian . Penelitian ini menggunakan Quasi
16
, Yowanda and Sunarsih .(2017). skala intensitas nyeri sebelum terapi relaksasi progresif. Jurnal
Ilmu Kesehatan
17
Fitria and Ambarwati .(2017). tentang Efektifitas Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap
Intensitas Nyeri Pasca Operasi Laparatomi di Ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Ilmu
Kesehatan
8
18
Berdasarkan hasil penelitian . Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang dilakukan oleh peneliti terdapat kesimpulan yaitu: skala nyeri sebelum
dilakukan teknik PMR pada kelompok control berada pada tingkat nyeri
pada tingkat sedang sebanyak 14 orang. Skala nyeri sesudah dilakukan teknik
PMR pada kelompok control berada pada tingkat nyeri sedang sebanyak 10
orang dan pada kelompok intervensi pada tingkat sedang sebanyak 11 orang.
skala nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
berikut.1. Sebagian besar ibu hamil trimester III sebelum terapi relaksasi otot
18
asri wiwi & maryati .(2019). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation pada pasien Post Sectio
Caesaria di RSKIA Kota Bandung. Jurnal ilmu kesehatan
19
puspa kirana dewi, siti patimah & ir khairiyah. (2018). pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap penurunan skala nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya tahun 2018. Jurnal ilmu kesehatan
9
sedang. 2. Sebagian besar ibu hamil trimester III setelah terapi relaksasi otot
Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Hibrida RSU Sembiring Tahun
2020, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Tingkat nyeri
pada pasien post sectio caesarea pada kelompok sesudah diberikan relaksasi
6,81). Tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea pada kelompok kontrol
pada pasien post sectio caesarea di ruang hibrida tahun 2020 dengan nilai (P-
terdapat pengaruh antara terapi relaksasi otot progresif dengan intensitas nyeri
20
peny ariani & mastary .(2020). Efektifitas Relaksasi Progresif Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Hibrida RSU Sembiring Tahun 2020. Jurnal ilmu
kesehatan
10
B. Rumusan Masalah
nyeri pada ibu post partum Sectio Caessaria (SC) di RSUD dr Moh Saleh
Probolinggo “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
terhadap nyeri pada ibu partum Sectio Caessarea yang dapat dipergunakan
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Ibu
ibu Post Partum Sectio Caessarea dengan terapi relaksasi otot progresif
bisa digunakan untuk mengurangi nyeri pada ibu post partum sectio
caessarea.
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Persalinan
a. Definisi Persalinan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
21
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta
:Fitramaya.
22
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta .
12
13
maupun janin.23
1) Lightening
anggota bawah.
2) Pollakisuria
3) False labor
4) Perubahan serviks
23
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
14
5) Energy sport
6) Gastrointestinal upsests
1) Faktor power
dan sempurna.
24
Yanti. (2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
15
3) Tenaga mengejan
25
Yanti. (2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
16
serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi
26
Yanti. (2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
17
ibu.
6) Psikis
27
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta:
Fitramaya.
18
persalinan.28
jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang
28
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
29
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta:
Fitramaya
19
tidak diketahui.
7) Penolong
disini ibu yang akan bersalin merasa nyaman dan tenang dalam
30
Yanti. (2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
20
32
Menurut istilah-istilah yang berkaitan dengan kehamilan
1) Primipara
2) Multipara (pleuripara)
3) Grandemultipara
4) Nulipara
31
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta:
Fitramaya
32
Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2008.
21
e. Tahap Persalinan
1) Kala I
multigravida kira – kira 7 jam. Gejala pada kala I ini dimulai bila
cm menjadi 4 cm.
33
Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2008.
22
menjadi 9 cm.
hingga 8 jam.
34
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta .
23
jika terjadi tiga kali atau lebih dlam waktu 10 menit, dan
2) Kala II
3) Kala III
Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah yaitu pember
ian oksitosin dalam menit pertama setelah bayi lahir, melak ukan
4) Kala IV
a. Pengertian
35
perut. Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
b. Etiologi
35
Amru, Sofian.2 012. Rustam Mochtar SINOPSIS OBSTETRI : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial
Edisi 3 Jilid 1&2 .EGC: Jakarta
36
Mochtar, Rusta m. (1998) . Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
37
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
26
c. Patofisiologi
38
Sugeng. 2010. Asuhan keperawatan post operasi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
27
pembuluh darah dan saraf - saraf di daerah insisi. Hal ini akan
39
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
28
5) Histerektomi Caesarea
e. Komplikasi
berat, sterilitas kamar operasi dan atau alat tidak terjaga, alergi
Terbukanya luka bisa hanya kulit dan subkulit saja, bisa juga
40
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
41
Dorland. Kamus Kedokteran. 29th ed. Hartanto H, Koesoemawati H, Salim I
N, Setiawan L, Valleria SW, editor. Jakarta: EGC; 2006. p. 1239.
31
f. Pemeriksaan Penunjang
2) Pemantauan EKG
4) Elektrolit
5) Hemoglobin/Hematokrit
6) Golongan Darah
7) Urinalis
2015.
42
Tucker, Susan Martin, dkk. (2008). Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
32
koontraindikasi.
pasien.
a. Nyeri Persalinan
43
Fraser, D.M. & Cooper, M.A. (2012). Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: EGC.
33
44
Afroh F, Judha M, Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan, Nuha Medika: Yogyakarta
45
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara
Penanganannya. Jakarta: Trans Info Media.
34
yaitu:
1) Persalinan kala I
46
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara Penanganannya. Jakarta:
Trans Info Media.
35
2) Persalinan Kala II
lokasinya jelas.
47
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara
Penanganannya. Jakarta: Trans Info Media.
37
bawah.
48
Menurut , Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri
1) Paritas
atau nyeri.
2) Usia
3) Budaya
pengaruhi oleh ras budaya dan etnik. Misalnya wanita asli dari
4) Mekanisme Koping
5) Faktor Emosional
49
Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta : EGC.
39
6) Tingkat Pendidikan
7) Support system
8) Kelelahan
9) Lama Persalinan
50
Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta : EGC.
40
sepontan.
51
National Precribing Service Limited. (2007). Measure pain regularly using a validated pain
assessment tool . Acute postoperative pain management - assessment .
42
f. Penanganan Nyeri
54
Menurut ,penatalaksanaan farmakologis nyeri
52
National Precribing Service Limited. (2007). Measure pain regularly using a validated pain
assessment tool . Acute postoperative pain management - assessment .
53
Cooper, Fraser. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.
54
Bobak, Lowdermilk, Jensen (2014) Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
55
Bobak, Lowdermilk, Jensen (2014) Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
43
56
Bobak, Lowdermilk, Jensen (2014) Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
44
a) Distraksi
57
Tamsuri A.(2007).Konsep Dan penatalaksanaan nyeri . Jakarta : EGC.
45
b) Massage
58
Walsh. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
46
gosokan di punggung.59
secara perlahan.
59
Simkin, Penny, dkk. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi, Jakarta: ARCAN
60
Alisa, Fitria. (2014). Pengaruh Pemberian Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Edukasi
Tentang Hemodialisis Terhadap Penurunan Stres dan Peningkatan Kepatuhan Pembatasan Cairan di
RSUP DR. M Djamil Padang. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
61
Endar Sulis Tyani, W. U. (2015). Efektifitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah.
JOM Vol. 2 No. 2, 1068-1075.
47
a. Pengertian
62
Corey, G. (2005). Student manual for theory and practice of counselling and psychotherapy (7th
edition). USA: Thompson Brooks/Cole.
63
Miltenberger, R. G. (2004). Behavior Modification Principles And Procedures (3th edition).
Australia: Thompson Wadsworth.
64
Soewondo, S. (2012). Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Jakarta: LPSP3 UI
48
65
Davis & McKay. (2001). Panduan relaksasi dan reduksi stres (Edisi V). Jakarta: EGC.
66
Miltenberger, R. G. (2004). Behavior Modification Principles And Procedures (3th edition).
Australia: Thompson Wadsworth.
67
Smith. (2005). Online Communication: Linking Technology, Identity and Culture. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
68
Erliana, E. (2008). Perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif
(pregressive muscle relaxation) di BPSTW Ciparay Bandung. Tersedia dalam
http://pustaka.unpad.ac.id/ wp-content/uploads/pdf.
49
otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-otot bibir, lidah, rahang, dada dan
72
leher. berpendapat pada anggota gerak bagian atas terdapat
69
Dehdari, (2009), Effects of progressive muscular relaxation training on quality of life in anxious
patients after coronary artery bypass graft surgery,
70
Murti, T. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Esensial Sebelum Dan Sesudah
Pemberian Relaksasi Otot Progresif Di RSUD Tugurejo Semarang.
71
Azizi, M., & Mashhady, H. (2012). Analysis of progressive relaxation effect on life quality of
migraine patients. Current Research Journal of Social Sciences 4(2), 150–152.
72
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2.
50
stiloglosus74.
Pada bagian leher dan bahu, jenis otot yang terlibat meliputi
73
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2
74
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2
51
sub clavicula, dan musculus seratus anterior. Selain itu pada saat
76
Menurut kontraksi dan relaksasi otot dikendalikan oleh
membungkus miofibril.
75
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2
76
Hardani, dkk. (2016). Relaksasi Otot Progresif Dalam Mengatasi Insomnia Di Panti Tesna Werdha.
Jurnal Keperawatan
52
77
Menurut menjelaskan bahwa pada keadaan relaksasi,
satu sama lain saling tumpang tindih. Filamen aktin dapat ditarik
ringan tersusun dari dua utas peptida yang satu sama lainnya saling
melilit dalam satu heliks. Meromiosin berat terdiri dari dua bagian,
heliks kembar.
meluas jauh keluar dari badan filamen miosin atau terletak dekat
77
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
53
78
dengan badan. , sistem kontrol desending adalah suatu sistem
serabut berasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah
medula spinalis.
Dalam hal ini, orang yang melakukan latihan relaksasi otot memang
saat ini belum ada alat untuk mengukur tingkat ketegangan dan
relaksasi otot. Sehingga ukuran otot yang tegang dan rileks menjadi
78
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
54
otot.
79
Menurut , menjelaskan bahwa menegangkan otot harus
yang tenang, nyaman, dan rileks. Sayangnya hingga saat ini belum
d. Prosedur Relaksasi
79
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
55
80
perbedaan sensasi antara otot yang tegang dan rileks. ,
rileks.
saja.
80
Soewondo, Soesmalijah. 2012. Stres, Managemen Stres dan Relaksasi Progresif. LPSP3UI, ISBN :
978-602-19649-1-0.
81
Davis, M. E. R. E.,& McKay,M. (2001).The Relaxation and Sress Reduction
workbook.A.Yani.,B.A. Keliat dan Hamid, Penerjemah.Jakarta: EGC.
56
1). Persiapan
2). Prosedur
detik.
(4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
belakang.
dan 2
mengendur.
dahi, mata, rahang dan mulut). Gerakan otot dahi dengan cara
dahi, mata, rahang dan mulut). Tutup keras - keras mata sehingga
mengendalikan mata.
rahang.
kemudian relaks.
udara sebanyak-banyaknya.
63
kemudian dilepas.
tegang.
gerakan yang tidak mungkin dilakukan pada pasien post operasi sectio
caesarea.
66
B. KERANGKA TEORI
Faktor yang
KEHAMILAN mempengaruhi
Tahapan persalinan
persalinan
1. Kala I (pembukaan )
2. Kala II (pengeluaran) 1. Power
3. Kala III ( kala uri) 2. Passanger
4. Kala IV (pengawasan) 3. Passage
4. Penolong
PERSALINAN
5. psikologis
NYERI POST
PARTUM
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
NON FARMAKOLOGI
Gambar 2.19 gambar kerangka teori pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
intensitas nyeri pada ibu post partum sectio caesarea
BAB III
A. Kerangka konseptual
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variable yang satu dengan variabel yang lain dari masalah
Gambar 3.1 gambar kerangka konseptual pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
intensitas nyeri pada ibu post partum Sectio Caesaria (SC)
82
Notoatmodjo, S, 2015, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
67
68
B. HIPOTESIS
H1 : Ada pengaruh penurunan intensitas nyeri dari terapi relaksasi otot progresif
83
Notoatmodjo, S, 2015, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
eksperimen design dengan desain menggunakan One Shot Case Study Design.
Rancangan ini, yaitu sebuah uji coba yang dilakukan pada sebuah kelompok
KET.
A : Subjek perlakuan
84
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
69
70
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post section caesaria yang berada
Seluruh Rumah Sakit di Kota Probolinggo pada waktu tahun 2020. Besar
populasi yang diambil dari jumlah kasus sectio caesarea di probolinggo pada
tahun 2020 yang berjumlah 1243. Populasi ini bersumber data dari Dinas
2. Sampel
seluruh populasi.86 besar sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan
n = N / (1 + (N x e²))
n = 1243 / 85,0268
hasilnya. n = 14,6
85
Notoatmodjo, S (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
86
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
71
jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak
15 pasien, dengan pasien post Sectio caesaria sebanyak 15 orang untuk yang
c. Post section caesarea POD (periode day) (Post Sc Day 1+ dan 2+)
2) Infeksi
3. Sampling
yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka
dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-
87
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta.
72
Saleh
C. Variable Penelitian
1. Variabel independen
2. Variabel dependen
variabel lain yaitu respon yang muncul sebagai akibat dari manipulasi
variabel lain.90 Pada penelitian ini varibel dependennya adalah nyeri pada
88
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
89
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
90
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
73
D. Definisi Operasional
dengan cara pemberian rincian kegiatan yang dikerjakan oleh peneliti untuk
91
Edy Sutrisno, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam. Pranada Media Group,
Jakarta.
74
Tabel 4.2 definisi operasional pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap intensitas nyeri pada ibu post partum
sectio caesaria.
Variabel Deifinisi Operasional Cara pengukuran Alat ukur Hasil Ukur Skala
penlitian ukur
Variabel Penilaian terhadap hasil Menanyakan kepada klien Wawancara,
independen terapi relaksasi otot hasil terapi relaksasi otot observasi,
Pengaruh progresif terhadap progresif terhadap ekspresi
terapi intenstas nyeri yang intenstas nyeri wajah
relaksasi dialami ibu post partum
otot section caesaria
progresif menggunakan 5 gerakan
relaksasi otot progresif
Variabel Tingkat nyeri yang Menanyakan kepada klien Wawancara, a. Teramat Sangat : 9- Ordinal
dependen dialami ibu post partum tingkat nyeri yang dialami observasi, 10
nyeri pada sectio caesaria klien setelah menjalani ekspresi b. Sangat Nyeri : 7-8
post partum operasi section caesaria wajah
c. Nyeri Sedang : 5-6
sectio dan juga inspeksi luka
caesaria bekas operasi dan melihat d. Sedikit nyeri : 3-4
ekspresi wajah pasien e. tidak terlalu berasa :
1-2
f. Tidak Nyeri : 0
g. Dari skala 0 – 10
menggunakan skala
nyeri jenis numberic
rating scale (NRS)
75
E. Tempat Penelitian
F. Waktu penelitian
1 Penyusunan
proposal
2 Ujian
proposal
3 Perbaikan
proposal
4 Ijin
penelitian
5 Pengumpul
an data
6 Pembuatan
hasil
penelitian
pembahasan
dan
kesimpulan
7 Siding
skripsi
G. Instrument penelitian
Perolehan data menggunakan teknik wawancara dan observasi dan juga melihat
ekspresi klien. Pilihasn jawaban pada variabel kedua instrumen nyeri yang
dialami ibu post partum sectio caesaria menggunaka Numberic Rating Scale. dari
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian,
menggunakan metode (Time Series), karena tujuan utama dari penelitian adalah
sebagai berikut:
setelah menerima surat balasan atau ijin dari RSUD dr Moh Saleh,
92
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
77
3. Beberapa tugas dari peneliti yang harus dilakukan oleh asisten peneliti
otot progresif
otot progresif
cara pembayaran
post sc tersebut
78
10. Dan ada satu pasien diruang isolasi yang saat itu pemberian terapinya
observasi berupa tingkat nyeri yang berupa angka serta check list, berupa
alat ukur untuk menilai tingkat nyeri dengan nilai 0 - 10 dari tidak nyeri ke
nyeri hebat, dan ada 4 observasi tambahan dengan nilai tidak pernah terasa +
0, tidak terlalu berasa +1, sedikit +2, sedang +3, sangat nyeri +4, teramat
dicantumkan di lampiran)
dibawah ini :
79
Dikurangi
petugas yang terlibat dalam pengumpulan data dalam makalah ini yaitu :
MOH SALEH
I. Pengolahan data
penganalisaan dengan mentabulasi data. Data dalam penelitian ini adalah data
yang berskala ordinal. Setelah itu peneliti menentukan uji statistik Wilcoxon
1. Editing
kegiatan untuk memasukkan data dari hasil observasi yang telah dilakukan.
Data yaitu jawaban dari masing – masing responden yang dalam bentuk
computer. Data yang sudah diambil melalui perlakuan sebelum dan sesudah
terapi relaksasi otot progresif, pengambilan data dilakukan setiap siang hari
Apabila semua data dari sumber data atau responden selesai dimasukkan,
pembetulan atau koreksi. Proses ini dinamakan pembersihan data atau data
93
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
81
J. Analisa Data
Analisa data adalah suatu kegiatan analisis data dalam penelitian yang
1. Analisa univariat
kriteria ekslusi
2. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk test yaitu uji yang dilakukan
untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak yang pada umumnya
dipakai untuk sampel yang jumlahnya kecil ( kurang dari 50 data) karena
jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 15 maka uji
normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Data yang di uji adalah
hasil dari kelompok intervensi dan kelompok control, data sebelum dan
Hasil asymp. Sig 2 tailed, pre hari ke 1 = 0,000, post hari ke 1 = 0,004,
94
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
82
maka data berdistribusi tidak normal karena lebih kecil dari < 0,05 maka
3. Analisa Bivariat
terapi relaksasi otot progresif terhadap intensitas nyeri pada ibu post
K. Etika Penelitian
kepala RSUD dr MOH SALEH Kab Probolinggo dan juga responden / klien
digunakan untuk hal – hal yang merugikan responden dalam bentuk apapun,
peneliti.
lembar hanya diisi nomer kode tertentu. karena peneliti menghargai hak
3. Kerahasiaan (confidentiality)
tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian dan
terhadap intensitas nyeri pada ibu post partum sectio caessarea. Penjabaran
probolinggo yang berdiri atas diatas lahan seluas 11.752 m2 dan didukung
pendidikan D3, dan tenaga non medis lain dengan pendidikan S1 dan D3
84
85
B. Data Umum
agustus 2021.
C. Data Khusus
1. Analisis Univariat
2021.
pada pre hari ke 1 didapatkan rata rata nilai nyerinya 6,53 dengan
rata pada post hari ke 1 nilai nyerinya berkisar antara 5,32 – 6,54.
88
Tabel 5.4 Hasil penelitian berdasarkan skala nyeri post sectio caessarea
pre dan post pada hari ke 2
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, hasil analisis nilai skala pada pre
bahwa rata rata pada pre hari ke 2 nilai nyerinya berkisar antara
3,18 – 3,74. Sedangkan pada post hari ke 2 didapatkan rata rata nilai
95% dapat disimpulkan bahwa rata rata pada post hari ke 2 nilai
2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri pada ibu post
hasil analisis uji explore hari ke 1 nilai skala nyeri pada pre
bahwa rata rata pada pre hari ke 1 nilai nyerinya berkisar antara
6,12 – 6,94. Sedangkan pada post hari ke 1 didapatkan rata rata nilai
95% dapat disimpulkan bahwa rata rata pada post hari ke 1 nilai
nyerinya berkisar antara 5,32 – 6,54. Hasil selisih rata ratanya - 0,6
Probolinggo.
b. Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri pada ibu post
Hasil analisis nilai skala pada pre hari ke 2 didapatkan rata rata
post hari ke 2 didapatkan rata rata nilai nyerinya 2,6 dengan standar
bahwa rata rata pada post hari ke 2 nilai nyerinya berkisar antara
Wilcoxon Sign Rank Test . Hasil uji Wil coxon didapatkan nilai P
value 0.000 < 0,05 sehingga Ha diterima, yang berarti ada pengaruh
c. Skala nyeri pada ibu post partum pada hari ke 1 dan hari ke 2 di
7 agustus 2021.
hasil analisis uji explore hari ke 1 nilai skala nyeri pada pre
bahwa rata rata pada pre hari ke 1 nilai nyerinya berkisar antara
6,12 – 6,94. Sedangkan pada pre hari ke 2 didapatkan rata rata nilai
95% dapat disimpulkan bahwa rata rata pada pre hari ke 2 nilai
0,307.
nilai P value 0.000 < 0.05 sehingga Ha diterima, yang berarti ada
d. Skala nyeri setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada ibu
hasil analisis uji explore hari ke 1 nilai skala nyeri pada post
bahwa rata rata pada post hari ke 1 nilai nyerinya berkisar antara
5,32 – 6,54. Sedangkan pada post hari ke 2 didapatkan rata rata nilai
95% dapat disimpulkan bahwa rata rata pada post hari ke 2 nilai
0,333.
nilai P value 0.000 < 0.05 sehingga Ha diterima, yang berarti ada
farmakologi jadi dari presepsi pasien akan terasa lebih rileks saat
D. Pembahasan
Pembahasan dalam sub bab ini akan dijelaskan hasil dari pengaruh terapi
nyeri pada pasien post partum sectio caessarea di RSUD dr Moh Saleh
terapi relaksasi otot progresif terhadap Tingkat nyeri pasien post sectio
caessarea.
progresif.
hari ke 1 rata rata nilai nyerinya adalah 6,53 dan pada pre hari ke 2
ini berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau
96
Todman D. 2007. A History of Caesarean Section: From Ancient World to The Modern Era.
Australian and New Zealand Journal of Obstet 21 Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur
Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21 and Gynaecol, 47(5): 357-361
97
Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri Rustam Mochtar Jilid 1. EGC. Jakarta.
95
letak lintang, letak bokong, fetal distres dan janin besar melebihi
untuk sit-up, dan nyeri pelvik. Pada kasus post SC masalah yang
98
Dermawan, A.C., dan Setiawati, S. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan.
Jakarta: Trans info media.
99
Solehati, T & Kosasih CE. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung : PT Refika Aditama
96
normal. Selama luka belum benar – benar sembuh rasa nyeri bisa saja
100
Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC. Hal :
45-47.
101
Pratiwi (2010) askep pada pasien post SC di RS Al-Islam Bandung, nyeri pasien post SC. Jurnal
ilmu kesehatan
102
Corey, G. (2005). Student manual for theory and practice of counselling and psychotherapy
(7th edition). USA: Thompson Brooks/Cole.
97
dengan sectio caesarea berasal dari luka yang terdapat dari perut103.
nyeri 104.
tidak menutup, infeksi pada luka operasi, dan gejala lain yang
103
Kasdu, D. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
104
Brunner & Suddarth, (2002), Keperawatan medikal Bedah, edisi 3, EGC, Jakarta
105
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
106
Potter, PG & Perry, AG. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, Dan
Praktik. Volume 2. Edisi 4. Trans. Komalasari, R et al. Jakarta : EGC
98
dan mengganggu persepsi nyeri. Rasa tidak nyaman dan nyeri dalam
reseptor nyeri yang banyak dijumpai pada lapisan epidermis kulit dan
107
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara Penanganannya. Jakarta:
Trans Info Media.
108
Prasetyo, S.N. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
99
1. Transduksi (transduction)
tipe serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu serabut A-
menghantarkan nyeri.
2. Transmisi (transmission)
medulla spinalis.
3. Modulasi (modulation)
109
Mangku Gde & Senephati, Tjokorda GA. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia Reanimasi. Jakarta:
indeks
100
4. Persepsi (perception)
110
Henderson, C. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan (EssentialMidwifery). Alih Bahasa, Ria
Anjarwati, dkk. Jakarta : EGC
111
Cooper, Fraser. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.
101
112
Menurut ,penatalaksanaan farmakologis nyeri
a) Distraksi
progresif.
pada pasien nyeri post sectio caesarea dapat disimpulkan pada post
test dengan 15 sampel responden pada post hari ke 1 rata rata nilai
nyerinya adalah 5,93 dan post hari ke 2 rata rata nilai nyerinya adalah
112
Bobak, Lowdermilk, Jensen (2014) Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
102
normal. Selama luka belum benar – benar sembuh rasa nyeri bisa saja
otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-otot bibir, lidah, rahang, dada
116
Davis & McKay. (2001). Panduan relaksasi dan reduksi stres (Edisi V). Jakarta: EGC.
117
Erliana, E. (2008). Perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot
progresif (pregressive muscle relaxation) di BPSTW Ciparay Bandung. Tersedia dalam
http://pustaka.unpad.ac.id/ wp-content/uploads/pdf.
118
Dehdari, (2009), Effects of progressive muscular relaxation training on quality of life in
anxious patients after coronary artery bypass graft surgery,
119
Murti, T. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Esensial Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Relaksasi Otot Progresif Di RSUD Tugurejo Semarang.
120
Azizi, M., & Mashhady, H. (2012). Analysis of progressive relaxation effect on life quality of
migraine patients. Current Research Journal of Social Sciences 4(2), 150–152.
121
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2.
104
122
Gunawan., Wardani, Dewi.(2017). Pengaruh Pemberian Terapi PMR Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi Impaksi.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, Vol 6,No.2.
105
membungkus miofibril.
127
Menurut menjelaskan bahwa pada keadaan relaksasi,
satu sama lain saling tumpang tindih. Filamen aktin dapat ditarik
Meromiosin ringan tersusun dari dua utas peptida yang satu sama
dari dua bagian, yaitu heliks kembar yang sarna dengan yang
127
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
107
meluas jauh keluar dari badan filamen miosin atau terletak dekat
128
dengan badan. , sistem kontrol desending adalah suatu sistem
serabut berasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah
medula spinalis.
Hingga saat ini belum ada alat untuk mengukur tingkat ketegangan
dan relaksasi otot. Sehingga ukuran otot yang tegang dan rileks
128
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN : 2303-1433.
108
otot.
dan uji wilcoxon pada pasien nyeri post sectio caesarea dapat
pada pre hari ke 1 rata rata nilai nyerinya adalah 6,53, Sedangkan
post hari ke 1 rata rata nilai nyerinya adalah 5,93. Hasil selisih rata
rata nyerinya adalah : – 0,6. Dengan P value (0,013) < 0,05 maka Ho
intensitas nyeri.
dan uji wilcoxon pada pasien nyeri post sectio caesarea dapat
109
pada pre H2 rata rata nilai nyerinya 3,46, sedangkan pada post H2
rata rata nilai nyerinya 2,6. Hasil selisih rata rata -0,86. Dengan P
pengurangan nyeri.
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan
sendiri.129
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan
129
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta
:Fitramaya.
130
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. USAID: Jakarta.
131
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta
.
110
tak terduga terjadi selama persalinan, seperti faktor dari ibu yaitu
panggul yang sempit, faktor dari janin yang letaknya lintang, tidak
cukup ruang bagi janin untuk melalui vagina, dan kelainan pada
janin seperti berat badan janin melebihi 4000 gram 133 . Sectio
kebutuhan, resiko infeksi dan sulit tidur, tetapi dampak yang paling
sering muncul dirasakan oleh klien post sectio caesaria adalah rasa
132
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
133
Lamont, R. F., Sobel, J., Kusanovic, J.P., Vaisbuch, E., Tovi, S.M., Kim, S. K., 2011, Current
Debate on the Use of Antibiotic Prophylaxis for Cesarean Section,National Institutes Health
Public Access,Vol.118, No. 2, 193-201
134
Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih., 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung : PT. Refika Aditama.
135
Afroh F, Judha M, Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan, Nuha Medika: Yogyakarta
111
persepsi nyeri. Rasa tidak nyaman dan nyeri dalam persalinan adalah
nyeri.136
136
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara
Penanganannya. Jakarta: Trans Info Media.
137
Rasjidi I. nyeri post partum. Jakarta: CV Sagung Seto; 2010
112
individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain 139 . Nyeri
sebagai segala hal yang dikatakan orang yang mengalami nyeri dan
nyeri, dari dasar definisi ini adalah kemauan tenaga kesehatan untuk
138
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
139
Rini, S., & Susanti, I. H. 2018. Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Cesarea Pasca Intervensi
Biologic Nurturing Baby Led Feeding. Medisains, 16 (2), 83.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2801
140
Astuti, A., & Merdekawati, D. (2016). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi . Jurnal Stikes Harapan
Ibu Jambi.
141
Fitria, c. n., & Ambarwati, R. D. (2012). Efektifitas Tekhnik Relaksasi Progresif terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi
.http://journal.akpergshwng.ac.id/index.php/gsh/article/view/10
113
142
memberi efek nyaman pada seluruh tubuh. Batasan lain
142
Corey, G. (2005). Student manual for theory and practice of counselling and psychotherapy
(7th edition). USA: Thompson Brooks/Cole.
143
Miltenberger, R. G. (2004). Behavior Modification Principles And Procedures (3th edition).
Australia: Thompson Wadsworth.
144
Soewondo, S. (2012). Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Jakarta: LPSP3 UI
145
Davis & McKay. (2001). Panduan relaksasi dan reduksi stres (Edisi V). Jakarta: EGC.
146
Alisa, Fitria. (2014). Pengaruh Pemberian Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Edukasi
Tentang Hemodialisis Terhadap Penurunan Stres dan Peningkatan Kepatuhan Pembatasan
Cairan di RSUP DR. M Djamil Padang. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
114
2017 dengan hasil uji statistik diperoleh P value = 0,000 < α = 0,05
caesarea.
Hal ini didukung oleh 149 , bahwa relaksasi progresif yang bersifat
sectio caesarea lebih ampuh pada hari ke 2 karena nyeri yang dialami
dari presepsi pasien akan terasa lebih rileks saat melakukan terapi
147
Marwati, A. W., Rokayah, C., & Herawati, Y. (2020). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(1), 59–
64.
148
Marwati, A. W., Rokayah, C., & Herawati, Y. (2020). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(1), 59–
64.
149
Nurchairiah, A., Hasneli, Y & Indriati, G. (2014). Efektifitas pmr terhadap intensitas nyeri
pada pasien post sc di ruang dahlia RSUD Arifin Achmad. Jurnal studi Keperawatan Juni 2014.
116
E. Implikasi Keperawatan
a. Sebagai Pendidik
lainnya.
b. Pelayanan keperawatan
stress
c. Kepentingan penelitian
d. Sebagai Advokat
pasca operasi.
F. Keterbatasan Penelitian
A. KESIMPULAN
Menurut analisa data dari hasil penelitian yang berjudul “pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap intensitas nyeri post partum sectio caessarea
progresif dan sesudah terapi relaksasi otot progresif, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sebelum terapi relaksasi otot progresif ,diketahui jika rata rata nilai skala
nyerinya dengan 15 sampel pada hari ke 1 rata rata nilai nyerinya adalah
6,53 dan pada hari ke 2 rata rata nilai nyerinya adalah 3,46.
2. Sesudah terapi relaksasi otot progresif diketahui jika rata rata nilai skala
nyerinya dengan 15 sampel pada hari ke 1 rata rata nilai nyerinya adalah
5,93 dan post hari ke 2 rata rata nilai nyerinya adalah 2,6.
150
Maryunani, Anik . (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Cara Penanganannya. Jakarta:
Trans Info Media
118
119
sectio caesarea.
4. Hasil uji explore selisih rata rata nilai nyeri pada hari ke 1 : - 0,6 dan pada
5. Hasil uji wilcoxon, intensitas nyeri pada ibu post partum sectio caesarea
terapi relaksasi otot progresif, dari penelitian ini gerakan terapi relaksasi
otot progresif tersebut dapat melatih gerakan secara mandiri setelah pasca
operasi dan ternyata melatih nafas dalam dapat mengurangi nyeri post sc
juga sangat kecil dan hanya sementara jadi terapi relaksasi progresif
B. SARAN
1. Bagi Perawat
2. Bagi Responden
dan melatih gerakan secara mandiri post sc di RSUD dr Moh Saleh kota
relaksasi otot progresif dilakukan juga pada pasien pada sakit lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Afroh F, Judha M, Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan,
Yogyakarta; Nuha Medika:
Alimansur, M & Anwar, MC. 2013. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2 No. 1 ISSN :
2303-1433.
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta :
Depkes RI Jakarta .
Astuti, A., & Merdekawati, D. (2016). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi . jambi. ; Jurnal Stikes
Harapan Ibu
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Corey, G. (2005). Student manual for theory and practice of counselling and
psychotherapy (7th edition). USA: Thompson Brooks/Cole.
Davis & McKay. (2001). Panduan relaksasi dan reduksi stres (Edisi V). Jakarta:
EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes
RI Jakarta .
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
De Paolis, G., Naccarato, A., Cibelli, F., D’Alete, A., Mastroianni, C., Surdo, L., …
Magnani, C. (2019). The effectiveness of progressive muscle relaxation and
interactive guided imagery as a pain-reducing intervention in advanced cancer
patients: A multicentre randomised controlled non-pharmacological trial.
Complementary Therapies in Clinical Practice, 34(December 2018), 280– 287.
Edy Sutrisno, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam. Pranada
Media Group, Jakarta.
Hardani, dkk. (2016). Relaksasi Otot Progresif Dalam Mengatasi Insomnia Di Panti
Tesna Werdha. Jurnal Keperawatan
Kazak, A., & Ozkaraman, A. (2020). The Effect of Progressive Muscle Relaxation
Exercises on Pain on Patients with Sickle Cell Disease: Randomized Controlled
Study. Pain Management Nursing, Jakarta; Salemba Medika.
https://doi.org/10.1016/j.pmn.2020.02 .069
Lauche, R., Materdey, S., Cramer, H., Haller, H., Stange, R., Dobos, G., & Rampp, T.
(2013). Effectiveness of Home-Based Cupping Massage Compared to
Progressive Muscle Relaxation in Patients with Chronic Neck Pain-A
Randomized Controlled Trial. PLoS ONE, 8(6).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0 065378
Marwati, A. W., Rokayah, C., & Herawati, Y. (2020). Pengaruh Progressive Muscle
Relaxation Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa, 3(1), 59–64.
Marwati, A. W., Rokayah, C., & Herawati, Y. (2020). Pengaruh Progressive Muscle
Relaxation Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa, 3(1), 59–64.
Murti, T. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Esensial Sebelum
Dan Sesudah Pemberian Relaksasi Otot Progresif Di RSUD Tugurejo Semarang.
Jakarta; Salemba Medika
Nurchairiah, A., Hasneli, Y & Indriati, G. (2014). Efektifitas pmr terhadap intensitas
nyeri pada pasien post sc di ruang dahlia RSUD Arifin Achmad. Jurnal studi
Keperawatan Juni 2014.
Simkin, Penny, dkk. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi,
Jakarta: ARCAN
Simkin, Penny, dkk. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi,
Jakarta: ARCAN
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
&Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta
Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC. Hal :
45-47.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Solehati, & Rustina. (2013, October). The Effect of Benson Relaxation on Reduction
of Pain Level Among Post Caesarean Section Mother at Cibabat Hospital,
Indonesia. GSTF International Journal of Nursing and Health Care (JNHC), 1.
Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih., 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung : PT. Refika Aditama
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta :Fitramaya.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Urden, L.D., Stacy, K.M., & Lough, M.E., (2010). Critical care nursing: diagnosis
and management, 6th edition. Kanada: Mosby
Yusliana, A., Misrawati and Safri (2015) ‘Efektivitas Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea’, Jurnal Online
Mahasiswa, 2(2), pp. 944–952.
Zizi, M., & Mashhady, H. (2012). Analysis of progressive relaxation effect on life
quality of migraine patients. Current Research Journal of Social Sciences 4(2),
150–152.
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Saleh Probolinggo
NIM : 1570117098
ini. Keikutsertaan saudara bersifat sukarela dan saudara boleh memutuskan atau
menolak untuk tidak mengikuti penelitian ini tanpa ada akibat apapun. Saya
menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi siapapun. Bila
hak untuk berhenti berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya akan menjaga
kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan dan hanya akan dipergunakan
untuk keperluan penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini akan dimanfaatkan
sebagai masukan dan menjadi solusi bagi perawat atau tenaga kesehatan lainnya
dalam meningkatkan mempercepat dalam pengurangan nyeri pada ibu partum sectio
caessarea. Setelah saya memberikan penjelasan tentang penelitian, saya sangat
untuk menanda tangani lembar persetujuan (inform consent) menjadi responden atas
Peneliti
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
Probolinggo,………………………… 20 …..….
A. DATA DEMOGRAFI
1. Tanggal Penelitian :
2. Inisial nama :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
Tidak sekolah SD SMP SLTA Diploma/Sarjana
5. Pekerjaan :
Tidak bekerja Pedagang Petani Pegawai Negeri Lain lain
6. Cara pembayaran :
SKTM BPJS kelas I BPJS kelas II BPJS kelas III
7. Intervensi Relaksasi Otot Progresif :
Setuju Tidak Setuju
*berikan tanda centang / ceklis untuk pemilihan
B. OBSERVASI PRE
PENILAIAN PRE
UNTUK DIBAWAH INI ISI DENGAN JUMLAH ANGKA TOTAL
Tdk prnh Tdk trllu berasa Sedang Sedikit Sangat Teramat Sangat
X0 X1 X2 X3 X4 X5
Skor Total
C. OBSERVASI POST
1. Setelah terapi Progressive Muscle Relaksasi dalam berapa presentasi nyeri
yang dialami klien
PERNYATAAN
NIM : 1570117098
NIM. 1570117098
Lampiran 5
2021
D. Langkah Langkah Relaksasi Otot Gerakan 3
Progresif Gerakan ini diawali dengan
Gerakan 1: mengepalkan jari – jari menggemgam kedua tangan sehingga
tangan menjadi kepalan kemudian membawa
kedua kepalan kepundak sehingga otot-
otot biceps akan menjadi tegang.
Gerakan 4: Mengangkat kedua bahu
Gerakan 1
Menggemgam tangan kanan sambil
membuat suatu kepalan semakin kuat,
rasakan ketega-ngan, kemudian kepalan Gerakan 4
dilepaskan dan rasakan rileks selama 10 Mengangkat kedua bahu setinggi-
detik. Setelah selesai tangan kanan tingginya seakan-akan bahu akan
kemudian dilanjutkan dengan kiri. dibawa hingga menyentuh kedua
Gerakan 2: Menekuk pergelangan telinga. Fokus perhatikan gerakan ini
tangan ke atas adalah kontras ketegangan yang terjadi
di bahu, punggung atas, dan leher.
Gerakan 12 : Menarik napas dalam
dan mengeluarkan secara perlahan
Gerakan 2
Menekuk lengan kebelakang pada
pergelangan tangan sehingga otot-otot
Gerakan 12
di tangan bagian belakang dan lengan
Menarik nafas panjang untuk mengisi
bawah mengang, jari-jari menghadap ke
paru-paru dengan udara sebanyak-
langit-langit.
banyaknya. Tahan selama beberapa
Gerakan 3: Menekuk siku saat, sambil merasakan ketegangan
(menahan inspirasi secara maksimal),
dan mengeluarkan nafas secara
perlahan.
Lampiran 6
Prosedur :
1. Posisikan posisi duduk atau berbaring dan rileks
2. Mata dipejamkan secara perlahan-lahan dengan menghembuskan
nafas dan rileks pada latihan
Gerakan 3
Gerakan ini diawali dengan menggemgam kedua tangan sehingga
menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan kepundak
sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.
Gerakan 4
Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan
dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatikan gerakan
ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas,
dan leher.
Gerakan 12
Menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak- banyaknya. Tahan selama beberapa saat, sambil
merasakan ketegangan (menahan inspirasi secara maksimal), dan
mengeluarkan nafas secara perlahan.
FREQUENCY TABLE
Pendidikan Klien
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA/MA 12 80.0 80.0 80.0
SARJANA 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Pekerjaan Klien
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 10 66.7 66.7 66.7
Swasta 2 13.3 13.3 80.0
Guru 2 13.3 13.3 93.3
PNS 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post1 - pre1 Negative Ranks 11a 7.00 77.00
Positive Ranks 2b 7.00 14.00
Ties 2c
Total 15
post2 - pre2 Negative Ranks 13d 7.00 91.00
Positive Ranks 0e .00 .00
Ties 2f
Total 15
a. post1 < pre1
b. post1 > pre1
c. post1 = pre1
d. post2 < pre2
e. post2 > pre2
f. post2 = pre2
Test Statisticsa
post1 - pre1 post2 - pre2
Z -2.496b -3.606b
Asymp. Sig. (2-tailed) .013 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
pre2 - pre1 Negative Ranks 15a 8.00 120.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 15
a. pre2 < pre1
b. pre2 > pre1
c. pre2 = pre1
Test Statisticsa
pre2 - pre1
Z -3.531b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post2 - post1 Negative Ranks 15a 8.00 120.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 15
a. post2 < post1
b. post2 > post1
c. post2 = post1
Test Statisticsa
post2 - post1
Z -3.529b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 12
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
hasil pre test hari ke 1 Mean 6.5333 .19190
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.1217
Mean Upper Bound 6.9449
5% Trimmed Mean 6.4815
Median 6.0000
Variance .552
Std. Deviation .74322
Minimum 6.00
Maximum 8.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.074 .580
Kurtosis -.106 1.121
pre test hari ke 2 Mean 3.4667 .13333
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.1807
Mean Upper Bound 3.7526
5% Trimmed Mean 3.4630
Median 3.0000
Variance .267
Std. Deviation .51640
Minimum 3.00
Maximum 4.00
Range 1.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .149 .580
Kurtosis -2.308 1.121
post test hari ke 1 Mean 5.9333 .28396
95% Confidence Interval for Lower Bound 5.3243
Mean Upper Bound 6.5424
5% Trimmed Mean 5.8704
Median 6.0000
Variance 1.210
Std. Deviation 1.09978
Minimum 5.00
Maximum 8.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness .892 .580
Kurtosis -.435 1.121
post test hari ke 2 Mean 2.6000 .13093
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.3192
Mean Upper Bound 2.8808
5% Trimmed Mean 2.6111
Median 3.0000
Variance .257
Std. Deviation .50709
Minimum 2.00
Maximum 3.00
Range 1.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -.455 .580
Kurtosis -2.094 1.121
Lampiran 14
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
hasil pre test hari ke 1 .363 15 .000 .716 15 .000
pre test hari ke 2 .350 15 .000 .643 15 .000
post test hari ke 1 .269 15 .005 .799 15 .004
post test hari ke 2 .385 15 .000 .630 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 14
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
INTENSITAS NYERI POST PARTUM SECTIO CAESSAREA
hari ke 1
No Inisial Umur PreO1 PreO2 PreO3 PreO4 PreO5 Total kategori PostO1 PostO2 PostO3 PostO4 PostO5 Total kategori Selisih
NY 38
1 M 8 3 3 2 2 18 sangat 7 3 3 2 2 17 sangat 1
2 NY A 36 6 3 3 1 1 14 sedang 5 2 3 1 1 12 sedang 2
3 NY L 37 7 3 4 2 2 18 sangat 6 3 3 2 2 16 sedang 2
4 NY I 35 6 3 3 1 2 15 sedang 5 2 3 1 2 13 sedang 2
5 NY U 26 6 3 3 1 1 14 sedang 5 3 3 1 1 13 sedang 1
6 NY L 28 7 4 3 2 2 18 sangat 8 4 4 2 2 20 sangat -2
7 NY S 30 6 3 3 1 2 15 sedang 5 3 3 1 2 14 sedang 1
NY 24
8 W 6 3 2 1 1 13 sedang 5 3 2 1 1 12 sedang 1
NY 25
9 M 7 4 3 2 2 18 sangat 6 4 3 1 2 16 sedang 2
10 NY A 29 7 3 3 1 2 16 sangat 6 3 2 1 2 14 sedang 2
11 NY L 27 6 3 3 2 1 15 sedang 5 3 3 1 1 13 sedang 2
12 NY R 32 6 3 3 1 1 14 sedang 5 3 3 1 1 13 sedang 1
13 NY S 20 8 4 4 2 2 20 sangat 8 4 3 2 2 19 sangat 1
14 NY Y 20 6 3 3 1 2 15 sedang 7 3 4 1 2 17 sangat -2
15 NY I 21 6 3 3 2 1 15 sedang 6 2 3 1 1 13 sedang 2
Keterangan untuk keterangan untuk observasi O2, O3, O4 dan
observasi O1 O5
menggunakan skala nyeri dalam pendataan ini menggunaka skor, didalam
NRS kuesioner berupa ceklis
penilaian nyeri menggunakan
angka 0 - 10 dipendataan berupa angka, sesuai dibawah ini
0 = tidak terasa tidak terasa berskor = 0
1 - 2 = tidak terlalu
berasa tidak terlalu berasa berskor = 1
3 - 4 = sedikit sedikit berskor = 2
5 - 6 = sedang sedang berskor = 3
7 - 8 = sangat sangat berskor = 4
9 - 10 = teramat sangat teramat sangat berskor = 5
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
INTENSITAS NYERI POST PARTUM SECTIO CAESSAREA
hari ke 2
No Inisial Umur PreO1 PreO2 PreO3 PreO4 PreO5 Total kategori PostO1 PostO2 PostO3 PostO4 PostO5 Total Kategori Selisih
1 NY M 38 4 2 2 1 1 10 sedikit 3 2 2 0 1 8 sedikit 2
36 tdk trlalu
2 NY A 3 2 2 0 0 7 sedikit 2 1 2 0 0 5 brsa 2
3 NY L 37 4 2 2 0 1 9 sedikit 3 2 2 0 0 7 sedikit 2
35 tdk trlalu
4 NY I 3 1 2 0 0 6 sedikit 2 1 2 0 0 5 brsa 1
26 tdk trlalu
5 NY U 3 2 1 0 0 6 sedikit 2 2 1 0 0 5 brsa 1
6 NY L 28 3 1 2 1 1 8 sedikit 3 1 2 1 1 8 sedikit 0
30 tdk trlalu
7 NY S 3 2 2 1 1 9 sedikit 2 1 2 1 1 7 brsa 2
24 tdk trlalu
8 NY W 3 1 2 0 0 6 sedikit 2 1 2 0 0 5 brsa 1
9 NY M 25 4 2 2 1 1 10 sedikit 3 2 2 1 0 8 sedikit 2
10 NY A 29 4 2 2 1 1 10 sedikit 3 2 2 1 0 8 sedikit 2
11 NY L 27 4 2 2 1 1 10 sedikit 3 2 2 1 1 9 sedikit 1
32 tdk trlalu
12 NY R 3 1 2 0 0 6 sedikit 2 1 2 0 0 5 brsa 1
13 NY S 20 4 3 2 1 1 11 sedikit 3 2 2 1 1 9 sedikit 2
14 NY Y 20 3 2 1 0 0 6 sedikit 3 2 1 0 0 6 sedikit 0
15 NY I 21 4 2 2 1 1 10 sedikit 3 2 1 1 1 8 sedikit 2
Keterangan untuk keterangan untuk observasi O2, O3, O4 dan
observasi O1 O5
menggunakan skala nyeri dalam pendataan ini menggunaka skor, didalam
NRS kuesioner berupa ceklis
penilaian nyeri menggunakan
angka 0 - 10 dipendataan berupa angka, sesuai dibawah ini
0 = tidak terasa tidak terasa berskor = 0
1 - 2 = tidak terlalu
berasa tidak terlalu berasa berskor = 1
3 - 4 = sedikit sedikit berskor = 2
5 - 6 = sedang sedang berskor = 3
7 - 8 = sangat sangat berskor = 4
9 - 10 = teramat sangat teramat sangat berskor = 5
Lampiran 15
LEMBAR DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
No Telp / Hp : 08976389071
Email : ahmadsairul62@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL