Anda di halaman 1dari 14

ANALISA JURNAL APLIKASI KOMPLEMENTER

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR


LANSIA DI WISMA CINTA KASIH

Oleh:

KELOMPOK 5/A11-A

I Gede Endra Suryantha 17.321.2667


I Wayan Gede Yudi Wigata 17.321.2672
Komang Wisnu Budikesuma 17.321.2677
Ni Kadek Kristiani 17.321.2684
Ni Luh Asriani 17.321.2688
Ni Luh Dita Candra Aristya Dewi 17.321.2689
Ni Luh Gede Devi Yulistia Dewi 17.321.2690
Ni Putu Ayu Wismaya Dewi 17.321.2698
Ni Putu Merry Tasia Suryawan 17.321.2702
Shatna Nadila Bella 17.321.2709

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2020/2021

Kopertis Wilayah X 121


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (121-130)

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER


TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI WISMA CINTA KASIH
Dian Sari¹, Devid Leonard²
1
Program Studi S1 Keperawatan, STIKes Dharma Landbouw Padang
dian_sari83@yahoo.co.id
2
Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
STIKes Dharma Landbouw Padang
devidleonard.12@gmail.com

Submitted :05-09-2017, Reviewed:13-09-2017, Accepted:03-10-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2433

ABSTRAK
Kualitas tidur buruk menyebabkan kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan sering mengantuk pada lansia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur
lansia di Wisma Cinta Kasih Padang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain
preekperimental menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design menggunakan uji T-test
dependent. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling 30
responden sebagai kelompok intervensi. Penelitian dilakukan di Wisma Cinta Kasih Padang. Hasil
penelitian didapatkan seluruh lansia (100%) mengalami kualitas tidur yang buruk sebelum diberikan
aromaterapi lavender dan hanya 40% yang mengalami kualitas tidur buruk sesudah diberikan aroma
terapi lavender. Uji statistik didapatkan nilai p= 0,000, dimana terdapat pengaruh terapi lavender
terhadap kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih Padang. Aroma terapi lavender dpat meningkatkan
kualitas tidur lansia. Petugas Wisma Cinta Kasih Padang agar dapat memberikan terapi lavender setiap
2 kali/ minggu saat menjelang tidur sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur lansia.

Kata Kunci : Kualitas Tidur; Lansia; Aromaterapi Lavender

ABSTRACT
Bad sleep quality causes fatigue, difficulty concentrating, and often drowsiness in the elderly. The
purpose of this study was to determine the effect of aroma of lavender therapy on the quality of elderly
sleep at Wisma Cinta Kasih Padang. This type of research is quantitative with pre-experimental design
using One Group Pretest-Posttest Design design using T-test dependent test. Sampling technique in this
research use purposive sampling 30 responden as intervention group. The research to do in Wisma
Cinta Kasih Padang. The results of the study found that all elderly (100%) had poor sleep quality before
lavender aromatherapy and only 40% experienced poor sleep quality after lavender therapy. The
statistical test obtained p value = 0.000, where there is influence of lavender therapy to sleep quality
of elderly in Wisma Cinta Kasih Padang. The smell of lavender therapy can improve the quality of
elderly sleep. Officer Wisma Cinta Kasih Padang in order to provide lavender therapy every 2 times /
week at bedtime so as to improve the quality of elderly sleep.

Keywords : Sleep Quality; Elderly; Lavender Aromatherapy

PENDAHULUAN adalah individu berusia diatas 60 tahun


Lanjut usia merupakan suatu proses dimana memiliki tanda-tanda penurunan
penuaan serta perlahan-lahan kemampuan fungsi biologis, psikologis, sosial, dan
jaringan untuk memperbaiki diri atau ekonomi yang terus menerus secara
menggantikan dan mempertahankan fungsi alamiah. Ada beberapa batasan-batasan
normalnya sehingga tidak dapat bertahan umur pada lansia diantaranya usia
terhadap infeksi atau kerusakan. Lansia pertengahan (middle age) yakni usia 45-59

Kopertis Wilayah X 121


tahun, lanjut usia (elderly) yakni usia 60-74 fisik juga dapat mengakibatkan munculnya
tahun, lanjut usia tua (old) yakni usia 75-90 insomnia (Andria, 2014).
tahun dan usia sangat tua (verry old) usia Insomnia dapat menyebabkan
diatas 90 tahun (Sunaryo dkk, 2016). gangguan pada kemampuan intelektual,
Proses menua atau menjadi tua motivasi yang rendah, ketidakstabilan
dapat diartikan sebagai suatu proses emosional, depresi bahkan resiko gangguan
menghilangnya secara perlahan-lahan penyalahgunaan zat. Efek fisik yang
kemampuan jaringan untuk memperbaiki disebabkan oleh insomnia pada lansia
diri atau menggantikan dan adalah berupa kelelahan, nyeri otot,
mempertahankan fungsi normalnya memperparah hipertensi, penglihatan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap menjadi kabur, dan konsentrasi berkurang
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang atau tidak fokus,dengan adanya gangguan
diderita.Terdapat banyak perubahan yang tidur (insomnia) dapat menyebabkan tidak
terjadi pada lanjut usia mencakup terpenuhinya kualitas tidur pada lansia
perubahan fisik, mental, psikologis, dan (Yuli Aspiani, 2014).
perkembangan spiritual. Pada proses Kualitas tidur merupakan kepuasan
penuaan seseorang akan mengalami seseorang terhadap tidur, sehingga
berbagai masalah tersendiri baik secara seseorang tersebut tidak memperlihatkan
fisik maupun mental. World Health tanda-tanda kurang tidur dan tidak
Organization (WHO) memperkirakan mengalami masalah dalam tidurnya.
tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia Kualitas tidur mencangkup kuantatif dari
akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta
terus bertambah hingga 2 miliar orang di aspek subjektif, seperti tidur malam dan
tahun 2050. Hasil sensus penduduk tahun istrirahat. Kualitas tidur yang baik dilihat
2014 jumlah lansia di Indonesia mencapai dari tanda gejala kualitas tidur diantaranya
18.1 juta orang. Masalah kesehatan yang yaitu, terlihat segar dan bugar disaat bangun
sering terjadi pada lansia berbeda dari dipagi hari, terpenuhinya kebutuhan tidur
orang dewasa, yaitu immobility sesuai dengan perkembangan usia
(immobilisasi), inkontinensia, depresi, seseorang. Standar kebutuhan tidur lansia
malnutrisi, menurunnya kekebalan tubuh adalah 6 jam/hari. Masalah kualitas tidur
dan gangguan tidur (insomnia),(Sunaryo pada lansia seharusnya dapat menjadi
dkk, 2016). perhatian yang lebih karena jika dibiarkan
Gangguan tidur atau insomnia dapat menyebabkan berbagai macam hal
merupakan suatu keadaan seseorang yang yang merugikan baik untuk kesehatan
mengalami sulit untuk tidur atau sering tubuh sendiri ataupun menurunkan angka
terbangun dimalam hari atau terbangun harapan hidup (Kurnia, 2013).
terlalu pagi. Insomnia diklasifikasikan ke Penanganan masalah gangguan
dalam dua kategori yaitu insomnia dengan tidur secara farmakologi dan non
gejala susah untuk tertidur dan insomnia farmakologi, farmakologis yaitu dengan
yang ditandai dengan sering atau gampang pemberian obat tidur dari golongan
terbangun dari tidur. Insomnia dapat Benzodazepin, Kloralhidrat, dan
disebabkan oleh rasa gelisah,ketegangan, Prometazin (Phenergen). Obat-obat hipotik
rasa sakit, kafein (kopi), obat-obatan, ini sangat efektif dalam mempercepat
ketidakseimbangan emosi, dan rasa cemas tercapainya saat mulai tidur,
untuk tidak bisa bangun tepat waktu. memperpanjang tidur dan mengurangi
Lingkungan tempat tidur juga memberikan frekuensi bangun. Namun obat ini
pengaruh signifikan terhadap insomnia menimbulkan efek negatif, diantaranya
seperti suara bising, tempat tidur yang tidak meninggalkan efek sisa obat, yaitu rasa
nyaman, terlalu terang/gelap,dan suhu mual dan mengantuk di siang hari dan
ruangan yang tidak cocok.Faktor kesehatan menyebabkan penderita gangguan tidur
mengalami ketergantungan obat sehingga essensial yang paling popular (Andria,
kualitas tidur yang baik tidak akan tercapai 2014).
(Lanywati, 2013). Aroma terapi minyak lavender
Selain farmakologi juga ada dengan diperoleh dengan cara distilasi bunga.
cara non farmakologi dengan cara Minyak lavender bersifat serbaguna, sangat
pemberian aroma terapi dari bunga-bunga. cocok untuk merawat kulit terbakar,
Aroma terapi merupakan salah satu bentuk terkelupas, psoriasis, dan juga membantu
terapi relaksasi. Mekanisme aroma terapi kasus insomnia. Lavender beraroma ringan
adalah dimulai dari aroma yang dihirup bunga-bungaan dan merupakan essensial
memasuki hidung dan berhubungan dengan aroma terapi yang dikenal memiliki efek
silia, penerima di dalam silia dihubungkan sedatif dan anti-neurodepresive.
dengan alat penghirup yang berada di ujung Aromaterapi lavender juga memiliki
saluran bau. Bau-bauan diubah oleh silia kandungan utama yaitu linalool asetat yang
menjadi impuls listrik yang dipancarkan ke mampu mengendorkan dan melemaskan
otak melalui sistem penghirup. Semua sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot
impulsi mencapai sistem limbik di yang tegang. Menghirup lavender
hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan frekuensi gelombang alfa
meningkatkan gelombang alfa di dalam dan keadaan ini diasosiasikan dengan
otak dan akan membantu kita untuk merasa bersantai (relaksasi) sehingga dapat
rileks. Posisi rileks akan menurunkan mengobati insomnia. Lavender juga
stimulus ke sistem aktivasi retikular (SAR), membantu keseimbangan kesehatan tubuh
yang berlokasi pada batang otak teratas yang sangat bermanfaat dalam
yang dapat mempertahankan kewaspadaan menghilangkan sakit kepala, premenstrual
dan terjaga akan diambil alih oleh bagian sindroma, stress, ketegangan, kejang otot
otak yang lain yang disebut BSR (bulbar dan regulasi jantung (Andria, 2014).
synchronizing regoin) yang fungsinya Data dari WHO dalam Siregar
berkebaikan dengan SAR, sehingga bisa (2011) kurang lebih 18% penduduk dunia
menyebabkan tidur yang diharapkan akan pernah mengalami gangguan sulit tidur dan
dapat meningkatkan kualitas tidur meningkat setiap tahunnya. Prevelensi
(Lanywati, 2013). insomnia pada lansia tahun 2014 di
Aroma terapi adalah salah satu cara Indonesia sekitar 10%. Artinya kurang
pengobatan penyakit dengan menggunakan lebih 28 juta dari total 238 juta penduduk
bau-bauan yang umumnya berasal dari Indonesia menderita insomnia, 30% terjadi
tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, pada usia lebih dari 50 tahun (lansia). Pada
gurih, dan enak yang disebut minyak asiri. wilayah Sumatera Barat terdapat beberapa
Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh panti sosial salah satunya adalah Panti
dan penyembuhan penyakit dengan minyak Sosial Tresna Wherda Sabai Nan Aluih
essensial (essential oil). Beberapa minyak yang berada di Sicincin kabupaten Padang
asiri yang umum digunakan dalam aroma Pariaman. Selain itu juga terdapat Panti
terapi karena sifatnya yang serbaguna Sosial Wisma Cinta Kasih Padang milik
diantaranya adalah Langon Kleri (Salvia swasta. Berdasarkan survey awal dilakukan
Scarea), Eukalipus (EucalyptusGlobulus), pada tanggal 18 Februari 2017 dengan
Geranium (Pelargonium Graveolens), melakukan wawancara kepada 15 lansia
Lavender (Lavendula Vera Officianals), yang berada di PSTW Sabai Nan Aluih dan
Lemon (Citrus Linonem), Peppermint 15 lansia yang berada di Wisma Cinta
(Mentha Piperita), Petitgrain (Daun Citus Kasih, dengan hasil survey di PSTW lansia
Aurantium), dan Rosmari (Rosmarinus yang mengalami insomnia sebanyak 10
Officinals), serta Pohon teh (Melalueca orang (66,7%), 4 orang (40%) wanita, 6
Alternifol), dari minyak- minyak tersebut, orang (60%) pria. Hasil survey di Wisma
minyak lavender merupakan minyak
Cinta Kasih 13 orang (86%), 8 orang (61%) METODOLOGI PENELITIAN
wanita, 5 orang (36%) pria. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif
Penelitian Kurnia (2009) di Werdha dengan design Quasi Eksperimen
Griya Asih Lawang Malang menyatakan (eksperimen semu) dengan menggunakan
bahwa kualitas tidur pada lansia sebelum rancangan one group pretest-posttest.
diberikan aroma terapi lavender pada lansia Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
mengalami kualitas tidur buruk sebanyak lansiausia elderly dan old (60-90 tahun) di
16 orang (100%). Kualitas tidur pada lansia Wisma Cinta Kasih Padang sebanyak 40
sesudah diberikan aroma/terapi bunga lansia dan sampel sebanyak 30 lansia
lavender mengalami peningkatan dimana dengan inkusi; 1) Lansia yang mengalami
lansia yang mempunyai kualitas tidur insomnia di Wisma Cinta Kasih Padang,
sangat baik sebanyak 6 orang (37,5%), dan 2) Lansia yang tidak mengalami
lansia yang mempunyai kualitas tidur baik masalah pada indra penciuman.Analisa data
sebanyak 7 orang (43,75%), dan lansia yang digunakan ialah analisis univariat dan
yang mengalami kualitas buruk sebanyak 3 bivariat, Analisa bivariat bertujuan untuk
orang (18,75%). Pemberian aroma terapi membuktikan hipotesis penelitian yaitu
lavender yang dilakukan dengan teknik mengidentifikan pengaruh aroma terapi
inhalat langsung yaitu dengan cara lavender terhadap kualitas tidur lansia pada
meletakkan beberapa tetes minyak aroma kelompok intervensi dengan menggunakan
terapi lavender di sapu tangan atau tissue analisis Paired T-test
lalu aromanya dihirup dalam-dalam.
Penelitian yang di lakukan dengan HASIL PENELITIAN
teknik inhalat uap yaitu dengan cara Hasil penelitian yang telah dilakukan
menambahkan 5-6 tetes minyak aroma pada tanggal 18-24 April (7 hari) tentang
terapi lavender kedalam mangkok yang pengaruh aroma terapi lavender terhadap
berisi air mendidih ±5cc di atas tungku kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih
pemanas, kemudian di letakkan didekat Padang tahun 2017 dengan jumlah sampel
lansia yang akan tidur selama 30 menit 30 orang. Penelitian mendapatkan hasil
sehingga aromanya akan dihirup oleh lansia sebagai berikut :
yang mengalami gangguan tidur
(insomnia).Teknik pemberian aroma terapi 1. Karakteristik Responden
lavender secara inhalat uap akan lebih Berdasarkan hasil penelitian
efektif karena mekanisme kerjanya, butiran didapatkan hasil tertinggi lansia yang
melekul uap yang sangat kecil dengan mengalami kualitas tidur buruk yaitu
mudah dapat diserap melalui aliran darah berusia dalam batasan usia (60-75 tahun)
hingga pembuluh kapiler darah di seluruh yaitu sebanyak 19 orang (63,3%) di Wisma
jaringan tubuh. Zat-zat aktif yang terdapat Cinta Kasih Padang Tahun 2017.
dalam minyak lavender ini kemudian Hasil penelitian ini sejalan dengan
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, penelitian Septhani (2014) tentang
sehingga akan lebih mudah mencapai pengaruh aromaterapi lavender terhadap
sasaran lokasi yang diobati atau disebut insomnia pada lansia di Panti Tresna
target site (Andria, 2014). Werdha Ilomata Kota Gorontalo lansia
Berdasarkan fenomena diatas, yang mengalami insomnia tertinggi pada
peneliti merumuskan masalah dalam batasan usia (60-75 tahun) sebanyak 53 %
penelitian ini “Apakah Ada Pengaruh lansia. Hal ini sesuai dengan teori yang
Pemberian Aroma Terapi Lavender dinyatakan oleh Maryam, dkk (2008) yang
Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Wisma diambil dalam UU No.13 Tahun 1998 pasal
Cinta Kasih Padang Tahun 2017”. 1 ayat (1), (3), dan (4) tentang kesehatan
yang telah mencapai usia lanjut lebih dari
60 tahun dimana pada usia lanjut tersebut
lansia mengalami proses degenerasi pada Bantul Yogyakarta dapat dilihat responden
sel dan organ tubuhnya. kelompok perlakuan sebelum diberikan
Berdasarkan hasil penelitian aroma terapi lavender didapatkan 99%
didapatkan lanjut usia yang mengalami yang mengalami kualitas tidur buruk. Hasil
kualitas tidur buruk sebagian besar penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
responden berjenis kelamin perempuan yang dilakukan oleh Siti Khotimah (2009)
dengan jumlah 22 orang (73,3%) di Wisma tentang pengaruh bunga lavender terhadap
Cinta Kasih Padang Tahun 2017. kualitas tidur lansia di RSU Dr Wahidin
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sudiro Husodo Mojokerto didapakan hasil
penelitian Septhani (2014) tentang sebelum diberikan aroma terapai lavender
pengaruh aromaterapi lavender terhadap 100% yang mengalami kualitas tidur buruk.
insomnia pada lansia di Panti Tresna Penelitian ini bertolak belakang dengan
Werdha Ilomata Kota Gorontalo dengan Wardhani & Rusca (2009) tentang
jumlah responden berjenis kelamin pengaruh aroma terapi lavender terhadap
perempuan sebanyak (86,7%). Hal ini kualitas tidur lansia di Panti Werdha Griya
sesuai dengan teori bahwa insomnia Asih Lawang dan Usia Tresno Mukti Turen
memang lebih serting terjadi pada Malang dapat dilihat sebelum diberikan
perempuan dan lanjut usia. Faktor aroma terapi lavender, didapatkan rata-rata
hormonal memegang peranan dalam 9,33 % yang mengalami kualitas tidur
menciptakan perbedaan ini, insomnia buruk.
merupakan gejala lazim dialami wanita Hidayat (2012) mengemukakan
ketika merasakan ketegangan pada masa bahwa kualitas tidur buruk adalah kepuasan
pra mentruasi maupun yang sudah seseorang terhadap tidur, sehingga
menopause sekalipun dimana suhu tubuh seseorang tersebut tidak memperlihatkan
sedang mengalami peningkatan, membuat tanda-tanda kekurangan tidur.Lansia yang
wanita merasa lebih sulit tidur. Perasaan mengalami kualitas tidur buruk terjadi
perempuan yang sangat sensitif serta peka karena gangguan fisik, mental dan
terhadap hal-hal yang mengganggu psikososial. Kesulitan mempertahankan
pemikiran mereka akan mengakibatkan tidur digambarkan dengan keadaan ketika
seorang wanita lebih banyak mengalami seseorang sudah tertidur kemudian
gangguan tidur (insomnia) dari pada laki- terbangun dan sulit untuk memulai tidur
laki (Green, 2009). kembali.
Menurut asumsi peneliti buruknya
2. Analisa Univariat kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih
a. Kualitas tidur sebelum di berikan Padang disebabkan oleh gangguan fisik
aroma terapi lavender yang terjadi antara lain timbulnya penyakit-
Berdasarkan hasil penelitian penyakit seperti pegal-pegal, pusing, gatal-
didapatkan 30 (100%) responden gatal dan penyakit lain seperti hipertensi.
mengalami kualitas tidur buruk sebelum Gangguan mental yang terjadi pada lansia
diberikan aroma terapi lavender. antara lain curiga, mudah marah dan egois.
Karakteristik responden yang berdasarkan Gangguan psikososial berdasarkan
hasil tertinggi berjenis kelamin perempuan pernyataan lansia yaitu kehilangan teman,
yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %) dan jauh dari keluarga sehingga menyebabkan
dalam batasan lanjutan usia (60-75 tahun) lansia merasa kesepian.Faktor tersebut
yaitu sebanyak 19 orang (63,3 %). diatas dapat mempengaruhi kualitas tidur
Hasil penelitian ini sejalan dengan pada lansia.
penelitian yang di lakukan oleh penelitian Pernyataan dari lansia faktor
Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh aroma penyebab gangguan tidur yang dialami
terapi lavender terhadap insomnia pada lansia diWisma Cinta Kasih Padang kondisi
lansia di PSTW Unit Budi Luhur Kasongan lingkungan juga mempengaruhi kualitas
tidur lansia dimana 12 lansia (40 %) Lansia sering mengalami gangguan
mengeluh teman sekamar mereka berisik mental diantaranya emosi, cemas, rasa
sebelum memulai tidur. Bau tidak sedap ditinggal dan kesulitan dalam tidur. Hal
disebabkan karna bau pipis dari lansia yang tersebut mempengaruhi dari kesehatan
buang air kecil ditempat tidur dan adanya lainsia. dimana badan akan terasa lebih
perubahan suhu ruangan seperti pada segar, tidak lemas dan tidak mudah
musim hujan juga menyebabkan lansia kelelahan karena kondisi fisik yang baik,
sering terbangun di malam hari untuk sedangkan obat-obatan yang dikonsumsi
buang air kecil. secara terus menerus akan mengganggu
kesehatan pada lansia yang telah rentan
b. Kualitas tidur sesudah di berikan terhadap perubahan baik secara fisik
aroma terapi lavender maupun psikologi, dengan lebih
Berdasarkan hasil penelitian setelah mengutamakan pada kebutuhan nutrisi atau
diberikan aromaterapi lavender pada lansia, makanan yang sehat maka lansia tidak perlu
didapatkan yang mengalami kualitas tidur mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk
baik sebanyak 12 (40%) responden, membantu tidurnya (Siregar 2011).
sedangkan yang menagalami kualitas tidur Ika Subekti (2015) dalam
buruk sebanyak 18 (60%) responden. penelitiannya didapatkan hasil bahwa terapi
Hasil penelitian ini sejalan dengan aroma Lavender dapat menurunkan
penelitian yang di lakukan oleh Sri Adiyati kecemasan pada lansia. Kecemasan
(2010) tentang pengaruh aroma terapi tersebut akan mempengaruhi pola tidur
lavender terhadap insomnia pada lansia di lansia. Menurunkan kecemasan secara tidak
PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Bantul langsung dapat meningkatkan kualiotas
Yogyakarta dapat dilihat responden tidur lansia.
kelompok perlakuan sesudah diberikan Berdasarkan asumsi peneliti setelah
aroma terapi lavender didapatkan rata-rata diberikan aroma terapi lavender pada lansia
44 % yang mengalami kualitas tidur baik. yang mengalami kualitas tidur buruk
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebanyak 30 responden, 12 responden
yang dilakukan oleh Rodiyah tentang mengalami kualitas tidur menjadi baik.
pengaruh pemberian lavender aroma terapi Penelitian ini menggunakan aromaterapi
terhadap penurunan insomnia pada lansia di sebagai cara mengatasi gangguan kualitas
UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tidur. Aromaterapi yang diberikan dalam
didapakan 93,3% mengalami kualitas tidur penelitian ini merupakan aroma lavender
baik. yang diberikan menggunakan tungku
Aromaterapi lavender yang pemanas yang dilakukan selama 7 hari.
merupakan bagian dari terapi relaksasi yang Aroma terapi memiliki kandungan utama
digunakan untuk mengatasi gangguan linalil asetat yaitu suatu senyawa yang
kualitas tidur. Aromaterapi lavender memiliki efek sedatif dan anti neuro
memiliki kandungan kimia linalyl ester depresif yang mampu mengendorkan dan
yang berkhasiat menenangkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat saraf dan
memberikan efek rileks sistem saraf pusat otot-otot tegang.
dengan menstimulasi saraf olfaktorius Melalui inhalasi linalil asetat yang
(Stanley, 2007). Semua impuls yang terkandung akan dibawa kepuncak hidung.
melewati saraf olfaktorius mencapai Rambut getar yang ada didalamnya
sistemlim-bik yang berkaitan dengan berfungsi sebagai reseptor, akan
suasana hati, emosi, memori dan belajar. menghantarkan pesan aroma kepusat emosi
Semua bau yang mencapaisistem limbik dan daya ingat seseorang yang selanjutnya
memiliki pengaruh kimia langsung pada akan mengantarkan pesan balik keseluruh
suasana hati (Sharma,2012). tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang
diantar keseluruh tubuh akan dikonfeksikan
menjadi satu aksi dengan pelepasan Posisi rileks inilah yang menurunkan
substansi neuri kimia berupa perasaan stimulus ke Sistem aktivasi retikular
senang, rilex ataupun tenang. Bau yang (SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada
menimbulkan rilex akan merangsangkan batang otak teratas yang dapat
otakuntuk mensekresikan serotinin mempertahankan kewaspadaan dan terjaga.
(hormon pemberi rasa nyaman dan senang) Dengan demikian akan diambil alih oleh
yang mengantarkan seseorang untuk tidur. bagian otak yang lain yang disebut BSR
(bulbarsynchronizing region) yang
3. Analisa Bivariat fungsinya berkebalikan dengan SAR,
Perbedaan Kualitas Tidur Responden sehingga bisa menyebabkan tidur yang
Sebelum dan Sesudah diberikan Aroma diharapkan akan dapat meningkatkan
Terapi Lavender kualitas tidur (Potter dan Perry, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Aromaterapi Lavender membantu
diketahui bahwa didapatkan adanya dalam memenuhi kebutuhan tidur pada
peningkatan pada kualitas tidur. Pada hasil lansia baik secara kuantitas maupun
uji Paired T-tes dengan nilai p=0,000 maka kualitasnya. Lee, Gihyun (2017)
p≤0,05 yang artinya secara signifikan mengungkapkan bahwa terapi
menunjukan hipotesa diterima dan terdapat nonfarmakologi lebih baik dari pada
perubahan yang bermakna terhadap farmakologi pada lansia. Kemampuan
penurunan kualitas tidur buruk pada lansia tubuh lansia yang sudah menurun dalam
yang telah diberikan aroma terapi lavender metabolisme dan proses degeneratif
selama 7 hari berturut-turut. Sehingga, merupakan alasan penting dalam
terjadi perubahan dari kualitas tidur buruk menggunakan terapi nonfarmakologi
menjadi kualitis tidur baik dari sebanyak seperti aroma terapi Lavender. Barcan
76,3% menjadi 30,1 %. (2014) juga mengungkapkan bahwa
Hasil penelitian ini didukung minyak aromaterapi dapat dapat dijadikan
penelitian yang dilakukan oleh Yeni Tri alternatif dalam penyembuhan penyakit.
Lestari tentang pengaruh pemberian Berdasarkan hal tersebut asumsi
lavender aroma terapi terhadap penurunan peneliti bahwa kualitas tidur lansia yang
insomnia pada lansia di UPT Panti Werdha ada di Wisma Cinta Kasih Padang
Mojopahit Mojokerto dimana dipengaruhi oleh faktor internal dan
menunjukkan hasil dengan menggunakan eksternal dimana faktor internal yaitu
uji wilcoxon sign test bahawa p=0,000 < keadaan fisik dan psikologis pada
0,05 dengan demikian artinya ada pengaruh seseorang berbeda satu sama lain sehingga
pemberian lavender aromaterapi terhadap apabila terjadi perubahan fisik dan
penurunan insomnia pada lansia. psikologis berupa adanya penyakit seperti
Hasil penelitian ini sejalan dengan hipertensi, gatal-gatal serta penyakit
penelitian yang di lakukan oleh Wardhani lainnya dan gangguan mood dapat
&Rusca (2009) tentang pengaruh aroma mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
terapi lavender terhadap kualitas tidur Begitu pula dengan faktor eksternal
lansia di Panti Werdha Griya Asih Lawang yang dialami seseorang berupa perubahan
dan Usia Tresno Mukti Turen Malang lingkungan tempat tinggal, perubahan suhu
dimana menunjukan data skor kualitas tidur ruangan tempat tidur, rutinitas lansia di
pada kelompok kontrol sebelum dan siang hari dimana lansia jarang beraktivitas
sesudah pemberian aromaterapi bunga seperti menonton tv dan tidur disiang hari
lavender selama satu minggu menunjukkan menyebabkan lansia lebih mudah
penurunan yang sangat sedikit, tidak terbangun di tengah malam dan sulit untuk
signifikan (p=0,317). Sebaliknya pada memulai tidur. Dampak yang terjadi
kelompok perlakuan menunjukkan apabila kualitas tidur terpenuhi yaitu
penurunan yang signifikan, p=0.007. mengalami peningkatan kesehatan
fisiologis maupun psikologis. Kesehatan kualitas tidur lansia sesudah diberikan
fisiologis ditunjukkan dengan tidak pusing aromaterapi lavender adalah 12 (40%)
dan tidak merasa lesu setelah bangun tidur kualitas tidur baik, 3) Terdapat pengaruh
dan kesehatan psikologis ditunjukkan pemberian aromaterapi lavender terhadap
dengan tidak terjadi gangguan moodseperti kualitas tidur lansia dengan p value 0,000.
mudah marah sehingga gejala-gejala yang
menandakan kualitas tidur buruk menjadi UCAPAN TERIMA KASIH
menurun bahkan tidak terjadi. Proses pelaksanaan penelitian ini
Aroma terapi yang diberikan dimana peneliti tidak terlepas dari kesulitan
memberi rangsangan pada korteks dan hambatan, namun berkat bantuan dan
olfaktorius yang menstimulasi otak dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya
impuls mencapai sistem limbik sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Kami
mempengaruhi suasana hati. Pemberian mengucapkan terima kasih kepada Ketua
terapi ini dapat membuat seseorang menjadi STIKes, LPPM STIKes Dharma Landbouw
rileks dan mempengaruhi suasana hati Padang dan Kepala Sekolah SMA Bunda
sehingga adanya pengaruh tersebut Padang beserta guru.
membuat lansia mudah untuk tertidur Dengan segala kerendahan hati
dengan nyenyak dan kualitas tidur akan semoga hasil penelitian ini berguna dan
menjadi baik (Sharma, 2011).Lavender bermanfaat bagi pihak-pihak yang
aromatherapy dapat menurunkan insomnia. memerlukan.
Dengan mencium aroma minyak dari
esensia indra penciuman dapat merangsang DAFTAR PUSTAKA
daya ingat kita yang bersifat emosional Hidayah, Nurul. 2014. Jurnal Medula Unila
dengan memberikan reaksi fisik berupa “Atopic Dermatitis Management
tingkah laku. Sehingga terapi ini bisa In Children Under Five With
digunakan untuk salah satu cara untuk Family History of Atopy”.
menurunkan insomnia pada lanjut usia. Lampung
Menurut asumsi peneliti pemberian Adesla, Veronica. 2012. “Gangguan tidur”.
aroma terapi lavender dapat diaplikasikan dari [http://www.emedicine
sebagai alternatif untuk mengatasi health.com/gangguan
insomnia dan sebagai salah satu terapi tidur/article.hmt].(diakses pada
aktivitas untuk mengisi waktu luang pada tanggal 15 Februari, 2017)
lanjut usia di Wisma Cinta Kasih Padang. Adesia, Sri Surini. 2013. Fisio terapi pada
Asumsi peneliti terapi aroma lavender lansia. Jakarta. EGC
dapat dilakukan 1 kali dalam satu minggu Adiyati. 2010.Pengaruh Aroma terapi
dengan bantuan perawat panti akan dapat terhadap Insomnia pada Lansia di
meningkatkan kualitas tidur para lansia PSTW Unit Budi Luhur Kasongan
yang mengalami insomnia , selain itu juga bantul Yogyakarta.(diakses 15
dapat membuat suasana jadi tenang dan Februari 2017),
nyaman. (http://journal.akbideub.ac.id/index
.php/jkeb/article/view/79/78)
SIMPULAN Andria, Agusta.2014. Aroma Terapi Cara
Berdasarkan hasil penelitian yang Sehat dengan Wewangian Alami.
telah dilakukan peneliti tentang pengaruh Jakarta: Penerba Swadaya
aroma terapi lavender terhadap kualitas Aspiani, Yuli Reni.2014. Buku Ajar
tidur lansia di Wisma Cinta Kasih Padang, Asuhan Keperawatan
dapat disimpulkan sebagai berikut; 1) Gerontik.Jakarta: Cv Trans Info
Frekuensi kualitas tidur lansia sebelum Media
diberikan aromaterapi lavender adalah 30 Barca,R. 2014. Aromatherapy oils. Jurnal
(100%) kualitas tidur buruk, 2) Frekuensi Cultural Studies Review. Sydney
Buckle J. 2003. Clinical Aroma therapy Lina.2014. Manfaat minyak atsiri sebagai
Essential Oils in Practice. 2nd ed. aroma terapi. http://www.
USA: Churcul chilliving Stone. scribd.com/doc/26657906/ (diakses
Buysse, D. J., Reynold III, C.F., Monk, tanggal 18 Februari 2017).
T.H., Berman, S.R., & Kupfer, D.J. Lumbantobing. 2011. Gangguan Tidur.
1998. Pittsburg Sleep Quality Index Jakarta :FKUI
(PSQI). Muchtaridi. 2003. Tinjauan aktivitas farma
Erliana, E, Haroen, H&Susanti RD. 2008. kologi aroma terapi. Farmaka.
Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia 1(1):6
Sebelum dan Sesudah Latihan Notoatmodjo.2011. Metodologi penelitian
Relaksasi Otot Progresif di BPSTW kesehatan. Jakarta: RinekaCipta
Ciparay Bandung.(diakses pada Nursalam. 2008. Konsep & penerapan
tanggal 15 Februari 2017). metodologi penelitian ilmu
(http://www.kesehatan.lansia.com/ keperawatan: pedoman skripsi,
2009/tingkat-insomnia-pada- tesis, dan instrument penelitian
lansia.pdf) keperawatan. (Ed. ke-1). Jakarta:
Lee, G, Bae, H. 2017.Therapeutic effects of Salemba Medika
phytochemicals and medicinal Oktavia, FA. 2012. Pengaruh Murotal Al
herbs on depression. BioMed Quran terhadap Kualitas Tidur pada
Research International Lansia. Universitas Gajah Mada.
Hawai, D. 2012. Sejahtera di usia senja : Jogjakarta
Dimensi psiko religi pada lanjut Oliveira. 2012. Mengatasi Insomnia.
Usia (Lansia). Jakarta: Balai Kahati: Jogjakarta
Penerbit FKUI Potter, P.A & Perry, A.G. (2015).Buku Ajar
Hastono, W. 2007.Keperawatan Gerontik Fundamental Keperawatan:
& Geriatrik. Ed. 3. Jakarta: EGC Konsep, Proses, Dan Praktik. (Ed.
Hidayat, A. Aziz.Alimul. 2011. Riset Ke-4). Jakarta: Egc
keperawatan dan teknik penulisan Potter, PA & Perry AG. 2006.Buku Ajar
ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Fundamental Keperawatan
Jakarta. EGC :Konsep,Proses dan Praktik, E/4,
Jaelani. 2013. Aroma Terapi. Jakarta : Vol 2. EGC. Jakarta
Pustaka Populer Obor Pirma Siburian Sp PD. 2014. Empat Belas
Jim. 2013. Aroma terapi untuk masalah Masalah Kesehatan Yang Sering
penyakit kulit.(diakses Tanggal 17 Terjadi Pada
Maret, 2017) Lansia.http://www.waspada.co.id/i
Khotimah. 2013. Mengenal Usia Lanjut ndex.php?option=com_content&vi
Dan Perawatannya. Salemba ew=article&id=3812:empat-belas-
Medika. Jakarta masalah-kesehatan-utama-
Koensoemardiyah. 2010. Minyak atsiri padalansia& catid = 28 : kesehatan
untuk industry makanan, kosmetik, & Itemid = 48 ). (diakses 18 februari
dan aroma terapi. Andi Publisher. 2017)
Jakarta Rachmi.(2012). Aroma terapi. Jakarta : PT
Kurnia, AD, Wardhani, V&Rusca, KT. Gramedia Pustaka Utama
2009.Aroma terapi Bunga Lavender Rianto, Agus.2011. Metodologi Penelitian
Memperbaiki Kualitas Tidur pada Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Lansia.(diakses 20 Februari 2017). Medika
(http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ar Setiadi.2012. Metodologi Penelitian
ticle/viewFile/174/164) Kesehatan.EGC. Jakarta
Lanywati, E. 2011. Insomnia Gangguan Sharma, S. 2011. Aroma terapi. Kharisma
Sulit Tidur. Yogyakarta :Kanisinus Publishing Group. Tanggerang
Siregar, MH.2011.Mengenal Sebab-Sebab,
Akibat-Akibat dan Cara Terapi
Insomnia, Flash Books. Jogjakarta
Smith, Segal (2010). Buku ajar kebutuhan
dasar manusia dan aplikasi dalam
Praktek. EGC: Jakarta
Sugiono, M & Beare. 2013.Buku Ajar
Keperawatan Gerontik Edisi 2.
EGC. Jakarta
Sunaryo .2016.Asuhan Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: Andi
Tamher.2014. Fundamental of nursing:
concepts, process and practice. New
Jersey: Pearson prentice hall
Yuli. 2014. Available At:
Http://Www.Cara khasiat manfaat.
Com/Artikel/Manfaat-Aroma
terapi-Bagi-Kesehatan.
Html#Sthash.Hckzqnmu.Dpuf
(online), (diakses Tanggal 18
Februari 2017)
ANALISA JURNAL PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP
KUALITAS TIDUR LANSIA DI WISMA CINTA KASIH

A. Ketepatan Dosis Dalam Terapi Lavender


Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikan aromaterapi lavender pada
lansia, didapatkan yang mengalami kualitas tidur baik sebanyak 12 (40%)
responden, sedangkan yang menagalami kualitas tidur buruk sebanyak 18 (60%)
responden. . Aromaterapi lavender yang merupakan bagian dari terapi relaksasi
yang digunakan untuk mengatasi gangguan kualitas tidur. Aromaterapi lavender
memiliki kandungan kimia linalyl ester yang berkhasiat menenangkan dan
memberikan efek rileks sistem saraf pusat dengan menstimulasi saraf olfaktorius
(Stanley, 2007). Semua impuls yang melewati saraf olfaktorius mencapai
sistemlim-bik yang berkaitan dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar.
Semua bau yang mencapaisistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada
suasana hati (Sharma,2012)
Berdasarkan asumsi peneliti setelah diberikan aroma terapi lavender pada
lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 30 responden, 12
responden mengalami kualitas tidur menjadi baik. Penelitian ini menggunakan
aromaterapi sebagai cara mengatasi gangguan kualitas tidur. Aromaterapi yang
diberikan dalam penelitian ini merupakan aroma lavender yang diberikan
menggunakan tungku pemanas yang dilakukan selama 7 hari. Aroma terapi
memiliki kandungan utama linalil asetat yaitu suatu senyawa yang memiliki efek
sedatif dan anti neuro depresif yang mampu mengendorkan dan melemaskan
sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot tegang. Melalui inhalasi linalil asetat
yang terkandung akan dibawa kepuncak hidung. Rambut getar yang ada
didalamnya berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan aroma
kepusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan
pesan balik keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar
keseluruh tubuh akan dikonfeksikan menjadi satu aksi dengan pelepasan
substansi neuri kimia berupa perasaan senang, rilex ataupun tenang. Bau yang
menimbulkan rilex akan merangsangkan otakuntuk mensekresikan serotinin
(hormon pemberi rasa nyaman dan senang) yang mengantarkan seseorang untuk
tidur.
Aromaterapi Lavender membantu dalam memenuhi kebutuhan tidur pada
lansia baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Lee, Gihyun (2017)
mengungkapkan bahwa terapi nonfarmakologi lebih baik dari pada farmakologi
pada lansia. Kemampuan tubuh lansia yang sudah menurun dalam metabolisme
dan proses degeneratif merupakan alasan penting dalam menggunakan terapi
nonfarmakologi seperti aroma terapi Lavender. Barcan (2014) juga
mengungkapkan bahwa minyak aromaterapi dapat dapat dijadikan alternatif
dalam penyembuhan penyakit.
Aroma terapi yang diberikan memberi rangsangan pada korteks
olfaktorius yang menstimulasi otak dan impuls mencapai sistem limbik sehingga
mempengaruhi suasana hati. Pemberian terapi ini dapat membuat seseorang
menjadi rileks dan mempengaruhi suasana hati sehingga adanya pengaruh
tersebut membuat lansia mudah untuk tertidur dengan nyenyak dan kualitas tidur
akan menjadi baik (Sharma, 2011).Lavender aromatherapy dapat menurunkan
insomnia. Dengan mencium aroma minyak dari esensia indra penciuman dapat
merangsang daya ingat kita yang bersifat emosional dengan memberikan reaksi
fisik berupa tingkah laku. Sehingga terapi ini bisa digunakan untuk salah satu
cara untuk menurunkan insomnia pada lanjut usia. Menurut asumsi peneliti
pemberian aroma terapi lavender dapat diaplikasikan sebagai alternatif untuk
mengatasi insomnia dan sebagai salah satu terapi aktivitas untuk mengisi waktu
luang pada lanjut usia di Wisma Cinta Kasih Padang. Asumsi peneliti terapi
aroma lavender dapat dilakukan 1 kali dalam satu minggu dengan bantuan
perawat panti akan dapat meningkatkan kualitas tidur para lansia yang
mengalami insomnia , selain itu juga dapat membuat suasana jadi tenang dan
nyaman.

B. Waktu Pemberian Terapi Lavender


Berdasarkan asumsi peneliti setelah diberikan aroma terapi lavender pada
lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 30 responden, 12
responden mengalami kualitas tidur menjadi baik. Penelitian ini menggunakan
aromaterapi sebagai cara mengatasi gangguan kualitas tidur. Aromaterapi yang
diberikan dalam penelitian ini merupakan aroma lavender yang diberikan
menggunakan tungku pemanas yang dilakukan selama 7 hari. Aroma terapi
memiliki kandungan utama linalil asetat yaitu suatu senyawa yang memiliki efek
sedatif dan anti neuro depresif yang mampu mengendorkan dan melemaskan
sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot tegang.
Aroma terapi lavender dapat diaplikasikan sebagai alternatif untuk
mengatasi insomnia dan sebagai salah satu terapi aktivitas untuk mengisi waktu
luang pada lanjut usia di Wisma Cinta Kasih Padang. Asumsi peneliti terapi
aroma lavender dapat dilakukan 1 kali dalam satu minggu dengan bantuan
perawat panti akan dapat meningkatkan kualitas tidur para lansia yang
mengalami insomnia , selain itu juga dapat membuat suasana jadi tenang dan
nyaman.

C. Mekanisme Pemberian Terapi Lavender


Berdasarkan hasil penelitian, aroma terapi minyak lavender diperoleh
dengan cara distilasi bunga. Minyak lavender bersifat serbaguna, sangat cocok
untuk merawat kulit terbakar, terkelupas, psoriasis, dan juga membantu kasus
insomnia. Lavender beraroma ringan bunga-bungaan dan merupakan essensial
aroma terapi yang dikenal memiliki efek sedatif dan anti-neurodepresive.
Aromaterapi lavender juga memiliki kandungan utama yaitu linalool asetat yang
mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot
yang tegang. Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan
keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi) sehingga dapat mengobati
insomnia. Lavender juga membantu keseimbangan kesehatan tubuh yang sangat
bermanfaat dalam menghilangkan sakit kepala, premenstrual sindroma, stress,
ketegangan, kejang otot dan regulasi jantung (Andria, 2014).
Kandungan minyak esensial dari tumbuh-tumbuhan, seperti pada batang,
daun, akar, buah dan bunga dapat diisolasi atau dipisahkan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan
proses yang sangat menentukan untuk mendapatkan minyak esensial dari suatu
tanaman. Terdapat beberapa cara penyulingan yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan minyak esensial dan cara-cara tersebut tergantung pada volume
serta ketersediaan alat-alat pendukung di lokasi penyulingan.
Pertama yang harus dilakukan sebelum penyulingan adalah memotong
bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar kelenjar
minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga memaksimalkan
produksi minyak esensial. Tahap selanjutnya adalah mengeringkan bunga
lavender pada tempat yang teduh atau ruang tertutup selama atau kurang lebih 2
hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyulingan dan mendapatkan
hasil yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai