Oleh :
TAHUN 2020
E. Gambaran Klinis
1. Dismenore Primer
Deskripsi perjalanan penyakit
a. Dismenore muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat spasmodis
yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam.
b. Umumnya ketidaknyamanan di mulai 1-2 hari sebelu menstruasi, namun nyeri yang
paling berat selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua.
c. Dismenore kerpa di sertai efek samping seperti :
Muntah
Diare
Sakit kepala
Sinkop
Nyeri kaki
d. Karakteristik dan faktor yang berkaitan :
Dismenore primer umumnya di mulai 1-3 tahun setelah menstruasi.
Kasus ini bertambah berat setelah beberapa tahun samapai usia 23- 27 tahun, lalu
mulai mereda.
Umumnya terjadi pada wanita nulipara , kasus ini kerap menuntun signifikasi setelah
kelahiran anak.
Lebih sering terjadi pada wanita obesitas.
Dismenore berkaitan dengan aliran menstruai yang lama.
Jarang terjadi pada atlet.
Jarang terjadi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
Usia saat menstruasi pertama <12 tahun
2. Dismenore sekunder
Deskripsi perjalanan penyakit
a. Dismenore di mulai setelah usia 20 tahun
b. Nyeri berdifat unilateral.
c. Tanda gejala umum yang paling sering muncul yaitu :
Nyeri pada daerah supra pubis seperti cram, menyebar sampai area lumbrosacral.
Sering disertai nausea, muntah
Diare
Kelelahan
Nyeri kepala
Emosi labil
2. Dismenore Sekunder
a. usia lebih tua
b. tidak tentu
c. tidak berhubungan dengan paritas
d. nyeri terus-menerus
e. nyeri mulai pada saat haid menghilang bersamaan haid dengan keluarnya darah haid.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemerikasaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menunjang
penegakan diagnosa bagi penderita Dismenorea atau mengatasi gejala yang timbul. Pemeriksaan
berikut ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik dismenorea:
1. Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases.
2. Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi
3. Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan ektopik.
4. Sedimentation rate.
5. Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang terbatas dalam
mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena nilai prediktif negatifnya yang relatif
rendah.
6. Laparoscopy
7. Hysteroscopy
8. Dilatation
9. Curettage
10. Biopsi Endomentrium
H. Penatalaksanaan
1. Dismenore primer
a. Latihan
Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
Latihan menggoyangkan panggul
Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau miring.
b. Panas
Buli-buli panas atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau abdomen
bagian bawah
Mandi air hangat atau sauna
c. Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul.(peringatan : hubungan seksual
tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul.
d. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin
e. Pijat daerah punggung, kaki , atau betis.
f. Istirahat
g. Obat-obatan
Kontrasepsi oral menghambat ovulasi sehingga meredakan gejala
Mirena atau progestasert AKDR dapat mencegah kram.
Obat pilhan adalah ibuprofen, 200-250 mg, diminum peroral setiap 4-12 jam,
tergantung dosis, namun tidak melebihi 600 mg dalam 24jam.
Aleve (natrium naproksen) 200mg juga bisa di minum peroral setiap 6 jam.
h. Terapi Komplementer
i. Biofeedback
j. Akupuntur
k. Meditasi
l. Black cohos
2. Dismenore sekunder
a. PRP
PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis panggul.
Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea dan C.
thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B streptokokus, dan
mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar.
b. Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di tegakkan untuk
mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas). Rekomendasi dari center for
disease control and prevention (CDC) adalah sebagai berikut :
Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di tambah 500 mg
flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid peroral di
tambah 100 mg doksisiklin per oral , 2 kali/ hari selama 14 hari.
Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis mengenai
kemungkinan pasien di rawat inap untuk di berikan antibiotic pe IV.
.
ASUHAN KEPERAWATAN DISMENORE
Ny A berusia 17 Tahun, mengeluh kram pada abdomen bawah setiap mengalami mentruasi.
Pasien mengatakan gejala ini dirasakan sejak menarche ( haid pertama). Ia seringkali tidak
masuk sekolah karena nyeri yang dirasakan parah. Ia sering mengalami perut kembung dan nyeri
punggung saat mentruasi. Keluarnya darah mentruasi tidak terlau banyak, biasanya mengganti
pembalut sekitar 3-4 kali sehari pada saat mentruasi dengan lama sekitar 5 hari. Tanda tanda vital
normal, TD: 110/80 mmHg, S : 36,5 0C, Nadi : 130x/menit, RR : 20x/menit. Pemeriksaan
pelvic menunjukkan genitalia ekterna normal dan anverted uterus baik.
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny A
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :O
Usia : 17 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Belum Kawin
TB/BB : 155cm/60kg
Alamat : Peguyangan Kaja
Diagnosa Media : Dismenorhea
Tanggal Pengkajian : 13 juli 2020
Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Hubungan Dengan Pasien : Ayah
Alamat : Peguyangan Kaja
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri abdomen
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. A mengeluh nyeri dibagian perut. Nyeri dirasakan setiap kali mentrusi.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Setiap kali mentruasi sejak menarche selalu sakit
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Saat pasien mengalami nyeri haid pasien hanya meminum air hangat dan melakukan
kompres pada abdomen.
e. Riwayat penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit keluarga seperti,
Hipertensi, DM dll.
f. Riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya ( Konventional dan komplementer )
a. Konventional
Pasien mengatakan pelayanan Kesehatan konventional yang di pilih saat pasien sakit
hanya membeli obat Pereda nyeri ke apotek yang berada di dekat rumah pasien.
b. Komplementer
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mencoba terapi komplementer
dan ini merupakan pertama kali pasien berobat dengan terapi komplementer.
g. Diagnose medis dan Therapy
Diagnose medis : Dismenorhea
Therapy : asam mefenamat ( diminum pada saat pasien merasa nyeri )
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data bio- psiko- sosio- kultural- spiritual)
1. Pola persepsi dan manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan Kesehatan tersebut sangat penting bagi keluarga dan pasien,
biasanya bila sakit langsung di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
2. Pola nutrisi dan metabolik
Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari biasa minum 7- 8 gelas sehari
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam melakukan BAB atau BAK.
4. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari pukul 05.00.
Pasien juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan mengigau saat tidur dan tidak
kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6 jam/hari.
5. Pola aktivitas dan Latihan
1. Aktivitas
Kemammapuan Perawatan 0 1 2 3 4 Ket :
diri 0 : mandiri
2. Latihan
Pasien mengatakan dapat melakukan aktifitas ringan sehari hari secara
mandiri hanya saja saat pasien merasakan sakit pasien tidak kuat
melakukan aktivitas sehari - hari
6. Pola Kognitif dan persepsi
Pasien mengatakan dapat mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan baik,
komunikasi verbal dan perabaan pasien tidak menglami masalah
7. Pola persepsi-konsep diri
Citra Tubuh : Pasien mengalami perubahan bentuk tubuh, dan tidak menolak
kondisi fisiknya yang akan berubah karena kehamilan
Peran diri : Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
Ideal diri : Pasien berharap bisa sembuh dan kembali pulang ke rumah.
Identitas diri : Pasien merupakan seorang istri dan seorang ibu
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya, hanya saja
pasien merasa cemas karena tidak dapat bekerja dan melakukan
aktivitas sehari hari
8. Pola peran – hubungan
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun masyarakat sekitar
rumahnya dengan baik.
9. Pola seksual-reproduksi
Pasien mengatakan belum menikah
10. Pola toleransi stres-koping
Pasien mengatakan setiap ada masalah akan menceritakan masalahnya kepada
keluarganya.
11. Pola nilai-kepercayaan
Pasien beragama hindu, saat berada dirumah pasien rajin beribadah.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Pasien terlihat lemah dan pucat.
Tingkat kesadaran : compos metis
GCS : verbal : 5 psikomotor : 6 mata :4
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/80mmHg, S : 36.5OC, N : 130x / menit, RR : 20x / menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala
Bentuk : Mesochepale
Lesi/ luka :-
b. Rambut
Warna : Hitam
Kelainan : -
c. Mata
Penglihatan : normal
Sklera : tidak iterik
Konjungtiva : Tidak anemis
Pupil : Isokor
Kelainan : -
d. Hidung
Penciuman : Normal
Sekret/ darah/ polip : Tidak ada
Tarikan cuping hidung : Tidak ada
e. Telinga
Pendengaran : Normal
Skret/ cairan/ darah : Tidak
f. Mulut Dan Gigi
Bibir : Lembab
Mulut dan tenggorokan : Normal
Gigi : Bersih
g. Leher
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Nadi karotis : Teraba
Pembesaran limfoid : Tidak ada
h. Thorax
Jantung : Nadi 80x/ menit, kekuatan: kuat, irama : teratur
Paru :
frekwensi nafas : Teratur
kwalitas : Normal
suara nafas : Vesikuler
batuk : Tidak ada
sumbatan jalan nafas: Tidak ada
Retraksi dada : Tidak ada
i. Abdomen
Peristaltik usus : Ada 8 x/menit
Kembung : ada
Nyeri tekan : nyeri tekan
Ascites : Tidak ada
Lain-lain : -
j. Genetalia
Pimosis :Tidak
Alat Bantu :Tidak
Kelainan :Tidak
k. Kulit
Turgor : Elastis
Laserasi : tidak ada
Warna kulit : Sawo matang
l. Ekstrimitas
Hemiplegi/parese : Tidak
Akral : Hangat
CRT : < 2 detik
Edema : Tidak ada
Lain-lain :-
5. Data Penunjang
Tidak terlampir
6. Data Pemeriksaan Komplementer
1. Nama Titik yang Bermasalah
- LI4
- SP6
- ST 36
2. Lokasi Titik yang Bermasalah
Stimulasi berupa penekanan yang dilakukan pada titik-titik akupresur (titik LI4, SP6
dan ST 36) diyakini dapat meredakan nyeri pada saat haid
7. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien tampak merigis.
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d kekuatan otot menurun
c. Ansietas b.d kurang terpaparnya informasi d.d tampak gelisah
8. Analisa data
Data Etiologi Problem
DS : pasien mengeluh nyeri Fungsi Endokrin Nyeri akut
diabdomen bawah setiap
prostaglandin
menttruasi, pasien tampak
Gastrointestinal
meringis.
Skala nyeri : skala 7-10 pendarahan
( skala wajah )
infeksi atau peradangan
DO : Tanda tanda vital
Nyeri akut
normal,
TD: 110/80 mmHg
S : 36,5 0C
Nadi : 130x/menit
RR : 20x/menit
9. Intervensi
10. Implementasi
11. Evaluasi
No Hari/ tgl No Evaluasi Hasiil TTD
Dx
1 Senin 13 juli 2020 1 S : pasien mengatakan sudah tidak
mersakan nyeri setelah dilakukan
tindakan akupresure
O : pasien tampak tenang dan nyaman
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medika
http://sagungputri.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-disminore.html