Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Tingkat Stres Peserta Didik yang Mengikuti Pembelajaran Daring dalam Era

Pandemi

Description of The Level Student Stress In Online Learning During a Pandemic

I Ni Putu Merry Tasia Suryawan¹, I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi¹, Made Nursari¹
1
STIKes Wira Medika Bali

ABSTRAK
Pendahuluan: Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Indonesia sudah membuat
suatu kebijakan untuk melakukan lockdown serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk
menekan penyebaran virus ini. Akibat dari adanya lockdown berdampak besar terhadap perubahan kehidupan
salah satunya pendidikan. Model pendidikan yang dulunya tatap muka berubah menjadi sistem daring yang
membuat sebagian peserta didik stres. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran tingkat stress peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran daring dalam era pandemi. Metode: Desain penelitian ini menggunakan deskrptif
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Studi dilakukan di SMAN I Negara dengan jumlah sampel sebanyak
179 sampel dengan teknik proportional stratified random sampling . Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan
sebanyak 30,7% peserta didik mengalami stress ringan, sebanyak 52,5 % mengalami stress sedang dan 16,8%
mengalami stress berat. Diskusi: Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat KIE dan motivasi dalam
pencegahan stress peserta didik selama masa pandemi.

Kata Kunci : Stress, Daring, Pandemi

ABSTRACT
Introduction: Covid-19 is a disease caused by a viral infection that can spread very quickly and has spread to
almost all countries, including Indonesia. Indonesia have made a policy to do a lockdown and Large-Scale Social
Distancing was taken to suppress the spread virus. As a result of the Lockdown, this has a major impact on
changes one of them of education. The educational conventional model turned into an e-learning, which makes
some students stress. Stress is a common phenomenon that occurs in modern life. Stress occurs generally
because of conflicts originating from high expectations and unreachable goals. The purpose to knowing
description of the level student stress in online learning during Covid-19. Method: Design of study deskrptif
kuantitatif with cross sectional. Study was conducted at SMAN I Negara with 179 samples was taken by
proportional stratified random sampling. Result: The results were indicating that 30.7% of students experience
mild stress, 52.5% and severe stress was 16,8%. Discussion: Expected for medical team to provide KIE and
motivation to intervension on stess academic during a pandemic.

Keywords : Stress, Daring, Pandemic

Alamat Koresponden : Perumahan Made Profile, Negara, Jembrana, Bali


Email : tasiasuryawan01@gmail.com

PENDAHULUAN ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi


Di awal tahun 2020, Dunia digemparkan Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11
dengan merebaknya virus baru yaitu corona Maret 2020 (WHO, 2019). Indonesia
virus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakit mengumumkan 808.340 kasus konfirmasi
disebut covid-19. Diketahui asal mula virus ini COVID-19, 23.753 kasus kematian dan
berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan 666.883 kasus sembuh dari 490
pada akhir desember tahun 2019 dan kabupaten/kota di seluruh 34 provinsi di
Indonesia (covid19.go.id). Menurut data dari atau emosional yang disebabkan
Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada 8 januari ketidaksesuian antara tuntutan lingkungan
2021 mengumumkan 19.026 kasus positif dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa
COVID-19, dengan 556 kasus kematian dan sehingga mereka semakin terbebani dengan
17.086 kasus sembuh di provinsi Bali. Dan berbagai tekanan dan tuntutan di sekolah.
untuk wilayah kabupaten Jembrana terdapat Stres akademik pada peserta didik akan
1.003 kasus positif COVID-19, 863 kasus muncul ketika harapan untuk pencapaian
sembuh dan 29 kasus kematian (Dinkes Prov. prestasi akademik meningkat, tugas yang tidak
Bali, 2021). sesuai dengan kapasitas siswa, bermasalah
Pandemi covid-19 memberikan dampak dengan teman dan bosan dengan pelajaran.
pada sektor Pendidikan. Pemerintah Upaya untuk mengatasi stress peserta
melakukan perubahan pada proses didik yang telah dilakukan pemerintah adalah
pembelajaran yang awalnya secara dengan bekerja sama dengan operator
konvensional kemudian berubah dilakukan telekomunikasi agar bisa membangun BTS di
secara daring. Berbagai masalah muncul daerah-daerah sehingga semua peserta didik
dalam penerapan pembelajaran daring. yang tinggal di daerah yang kesulitan sinyal
Pembelajaran melalui internet menjadi hal bisa mendapatkan akses untuk belajar dengan
yang sulit dilakukan di beberapa daerah menggunakan internet. Kemdikbud juga telah
tertentu dengan jaringan yang tidak memadai. mengeluarkan pengalokasian dana BOS untuk
Jaringan dengan kondisi buruk dapat memnuat pembelian pulsa, paket data dan layanan
proses pembelajaran daring menjadi susah platform online bagi guru dan peserta didik.
untuk dimengerti dikarenakan materi yang Pihak sekolah merancang kurikulum dan
disampaikan oleh guru tidak dapat diterima pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dengan baik oleh peserta didik sehingga darurat dengan optimalisasi pemanfaatan
membuat peserta didik mengalami stress teknologi yaitu dengan membuat peta
(Hastini, Fahmi, & Lukito, 2020). pengajaran yang rinci dan akurat tentang
Perubahan yang terjadi pada sistem sebaran materi yang akan dibahas selama
pembelajaran secara tiba-tiba ini, dapat masa pandemi.
berdampak pada kesehatan peserta didik baik Berdasarkan studi pendahuluan yang
secara fisik maupun mental. Kondisi ketika dilakukan pada 10 orang peserta didik kelas XI
seseorang merasa begitu tertekan yang jurusan IPA di SMA Negeri 1 Negara melalui
mungkin terjadi akibat beban kerja berat atau pengumpulan data angket pada tanggal 20
berlebihan. Penerapan kebijakan belajar di desember 2020. Angket yang digunakan
rumah membuat sebagian pesera didik merasa adalah berupa pertanyaan tertulis yang
cemas dan tertekan. Banyaknya tugas yang berisikan 5 pertanyaan yang di jawab oleh
diberikan oleh guru membuat banyak peserta peserta didik. Alasan memilih SMA Negeri 1
didik merasa stres dalam menjalani Negara karena SMA Negeri 1 Negara
pembelajaran daring (Chaterine, 2020). Tidak mengalami masalah dalam melaksanakan
hanya banyak tugas yang diberikan, guru juga proses pembelajaran daring. Peserta didik
dianggap memberatkan dan memiliki waktu merasa kesulitan untuk menerima penjelasan
pengerjaan yang sangat singkat sehingga guru melalui media elektronik karena sulit
membuat peserta didik kebingungan dalam untuk mendapatkan sinyal internet yang baik
menyelesaikan tugas-tugasnya (Raharjo, D. dalam proses pembelajaran daring. Sinyal
B., & Sari, 2020). yang jelek membuat peserta didik tidak dapat
Stres akademik adalah suatu keadaan mengerti dengan baik penjelasan yang
atau kondisi berupa gangguan fisik, mental dipaparkan oleh guru dan juga guru lebih
banyak memberikan tugas tanpa didahului sudah ditentukan. Instrument yang digunakan
adalah penyampaian materi. Peserta didik juga dalam penelitian ini yaitu kuisioner DASS-42
merasa kuota internet yang diberikan secara (Depression Anxiety Stress Scales). Data
gratis oleh pemerintah tidak cukup untuk dianalisis mengunakan uji Univariat.
mengikuti semua pembelajaran daring yang
berlangsung sehingga harus menyediakan HASIL
tambahan kuota sendiri. Berdasarkan hasil Analisa yang dilakukan memperoleh hasil
wawancara tersebut didapatkan 5 orang sebagai berikut:
peserta didik mengatakan pendemi COVID-19 Tabel 1. Tingkat Stres Peserta Didik yang
ini menimbulkan beberapa keluhan mental Mengikuti Pembelajaran Daring dalam Era
seperti meningkatnya rasa malas dan adanya Pandemi
tekanan oleh orang tua dalam mengawasi
kegiatan pembelajaran daring dan 5 orang Variabel F %
lainnya tidak merasa mendapatkan tekanan Jenis Kelamin
oleh orang tua saat kegiatan pembelajaran Laki-laki 81 45,3
daring. Dari hasil pertanyaan kedua tentang Perempuan 98 54,7
kecemasan dari keterlambatan proses Umur
akademik, 10 orang peserta didik tersebut 15-16 Tahun 128 71,5
mengatakan khawatir dan cemas terjadinya > 17 Tahun 51 28,5
keterlambatan akademik akibat pandemi yang Tingkat Stres
mengakibatkan proses belajar dari rumah.
Rendah 55 30,7
Berdasarkan fenomena dan data yang
Sedang 94 52,5
telah diuraikan tersebut menjadikan dasar bagi
Tinggi 30 16,8
peneliti untuk mengetahui gambaran tingkat
Total 179 100
stres peserta didik mengikuti pembelajaran
daring era pandemi di SMA Negeri 1 Negara.
Berdasarkan diatas menunjukan
BAHAN DAN METODE mayoritas responden berjenis kelamin
Rancangan penelitian yang digunakan perempuan sebanyak 98 orang (54,7%),
dalam penelitian ini adalah deskriptif berusia 15-16 tahun (remaja awal) sebanyak
kuantitatif. Desain ini menggunakan 128 orang (71,5%) dan memiliki tingkat stress
pendekatan cross-sectional yaitu jenis dalam kategori sedang sebanyak 94 orang
penelitian yang menekankan pada waktu (52,5%).
pengukuran atau observasi data dalam satu
kali pada satu waktu pengukuran atau PEMBAHASAN
observasi data dalam satu waktu. Tingkat stres Karakteristik Responden di SMA Negeri 1
diukur dengan cara pemberian kuisioner Negara
secara online melalui aplikasi google form Hasil analisis terhadap karakteristik
yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. responden pada penelitian ini menemukan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 mayoritas responden berjenis kelamin
Negara yang dilaksanakan pada bulan April perempuan sebesar 54,7% dan berusia 15-16
2021. Sampel penelitian ini dipilih sebanyak tahun (remaja awal) sebesar 71,5%.
179 orang responden mengunakan teknik Ditinjau dari jenis kelamin, penelitian ini
sampling probability sampling dengan menemukan prevalensi kejadian stres
proportional stratified random sampling ditemukan lebih tinggi pada jenis kelamin
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang perempuan. Stimulasi stress pada perempuan
akan menurunkan respon HPA axis yang
mengontrol hormon kortisol dan sistem saraf mengalami stress. Stress pada remaja
simpatis menyebabkan penurunan feedback berkontribusi dalam menimbulkan
negatif hormon kortisol ke otak sehingga permasalahan pada remaja secara fisik
perempuan cenderung mudah stress (Wang J., maupun psikososial (Mcneely C., 2015). Stres
2017). Mendukung teori yang dikemukakan pada remaja dapat menggangu fungsi kognitif,
oleh Potter & Perry (2020), menyatakan berkurangnya konsentrasi, memori, perhatian
perempuan lebih rentan terhadap kondisi dan kemampuan dalam mengambil keputusan
stress berkaitan dengan adanya hormon (Goodyer, 2019). Ketidakseimbangan
ekstogen yang dapat memicu menurunnya emosional pada remaja dapat terpicu oleh
ambang stress pada perempuan. Beberapa karena lingkungan, diri sendiri dan stresor
faktor yang dapat menyebabkan respon stress lainnya sehingga remaja tersebut merasa tidak
pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dapat mengendalikan dirinya dan juga dapat
dengan laki-laki dapat dikaitkan pada saat bertindak secara agresif. Stres pada remaja
menghadapi konflik. Brizendine (2017), dapat mengganggu fungsi kognitif, dan
mengatakan otak perempuan memiliki kemampuan dalam membuat keputusan yang
kewaspadaan yang negatif terhadap adanya nantinya berfungsi sebagai pengendali diri
konflik dan stress, pada perempuan konflik (Sari, 2015).
memicu hormone negative sehingga Dikaitkan dengan usia pada penelitian ini,
memunculkan stress, gelisah dan rasa takut. usia remaja memiliki tingkat emosional yang
Sedangkan pada laki-laki umunya menikmati cendrung labil sehingga mudah mengalami
adanya konflik persaingan, dengan kata lain, stress. Mendukung data yang dikemukan oleh
ketika perempuan mendapatkan tekanan maka Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa
umunya akan lebih mudah mengalami stress. prevalensi kejadian stres pada masa remaja
Hasil penelitian ini menemukan kesamaan terus meningkat setiap tahunnya, hal ini
dengan penelitian Charbonneau (2019) dibuktikan dengan sebanyak 6% remaja di
terhadap 315 remaja yang menunjukan jenis indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun
kelamin sebagai predikor signifikan terhadap mengalami gangguan mental seperti stres,
reaktivitas emosional, perempuan cendrung depresi dan kecemasan. Penelitian oleh
memiliki tingkat stress lebih tinggi Rahmadani, (2019) menunjukkan hasil serupa
dibandingkan laki-laki. Sejalan dengan dengan teori bahwa prevalensi remaja
penelitian oleh Pardamean (2019), cendrung mengalami tingkat stress dalam
menyebutkan perempuan lebih cendrung rentang kategori ringan sampai sedang.
mengalami stress emosional pada usia remaja Sejalan dengan penelitian Palupi (2020)
dengan nilai OR (old ratio) sebesar 0,193. mengatakan, secara umum penderita stres
Perempuan lebih rentan sebab memiliki tingkat pada remaja cenderung akan melakukan
responsif yang lebih tinggi dalam hubungan tindakan yang membahayakan diri sendiri
sosial. Sosial budaya dan identitas berperan maupun orang lain, remaja yang mengalami
pada distres ketika variasi sosial budaya stres akan mudah terpicu oleh keadaan di
menuntut seseorang untuk memenuhi peran lingkungannya sehingga dapat menimbulkan
sosialnya dan aturan yang ada di lingkungan tindakan agresif.
sosial. Menurut peneliti berdasarkan teori dan
Berdasarkan usia, pada penelitian ini hasil penelitian yang didapatkan jenis kelamin
didapatkan usia responden berada pada dan usia sebagai salah satu faktor internal
kelompok yang sama yaitu remaja awal. Usia pemicu stress. Perempuan cendrung bila
remaja seringkali rawan terhadap stress dan memiliki masalah akan selalu dipendam maka
emosinya sangat kuat sehingga cendrung tidak sedikit bila tidak menemukan solusi
dalam mengatasi masalah tersebut berkelanjutann. Sedangkan berdasarkan faktor
menyebabkan timbulnya stress emosional dan kedewasaan, distres data terjadi pada setiap
terkadang dapat menimbulkan dampak yang tahap kehidupan terutama ketika terjadi
negtaif. Usia berkaitan dengan toleransi perubahan tahap kehidupan karena
seseorang terhadap stress. Semakin dewasa peningkatan usia, perubahan struktur keluarga
usia akan menunjukan kematangan jiwa, serta perubahan peran dalam anggota
dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu keluarga. Ditinjau dari faktor lingkungan,
berfikir rasional, semakin mampu ditemukan bahwa terjadi perubahan gaya
mengendalikan emosi dan menunjukan hidup dan pola hidup selama masa pandemic
intelektual dan psikologisnya. Salah satu faktor dapat mencetuskan distress (Sharma, 2020).
risiko stres terjadi pada usia remaja dan Secara teori, perubahan yang terjadi pada
menurun pada usia dewasa. sistem pembelajaran secara tiba-tiba
berdampak pada kesehatan peserta didik baik
Gambaran Tingkat Stress Peserta Didik dalam secara fisik maupun mental. Dampak
Mengikuti Pembelajaran Daring kesehatan yang dapat terjadi karena ada
Pengukuran tingkat stress pada penelitian perubahan metode pembelajaran konvensional
ini menggunakan kuesioner DASS 42 (Kessler menjadi pembelajaran daring adalah stress.
Psychological Distress Scale), didapatkan hasil Kondisi ketika seseorang merasa begitu
sebesar 30,7% orang mengalami tingkat stress tertekan yang mungkin terjadi akibat beban
dalam kategori ringan, 52,5% dalam kategori kerja berat atau berlebihanPenerapan
sedang dan 16,8% dalam kategori tinggi. kebijakan belajar di rumah membuat sebagian
Secara perseorangan terdapat peserta didik peserta didik merasa cemas dan tertekan.
yang mengalami tingkat stress rendah, sedang Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru
dan tinggi. Akan tetapi, secara keseluruhan membuat banyak peserta didik merasa stres
mayoritas peserta didik berada pada tingkat dalam menjalani pembelajaran daring
stress yang sedang. (Chaterine, 2020).
Stres akademik merupakan suatu Hasil penelitian didapatkan sebesar 16,8%
keadaan atau kondisi berupa gangguan fisik, peserta didik yang memiliki tingkat stres dalam
mental atau emosional yang disebabkan kategori tinggi. Bila tidak ditangulangi akan
ketidaksesuian antara tuntutan lingkungan memberikan dampak berupa depresi, sdingga
dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa diperlukannya penatalaksanaan yang serius
sehingga mereka semakin terbebani dengan dari bebrbagai sector. Peran orang tua, guru
berbagai tekanan dan tuntutan di sekolah serta dinas pendidikan terkait melalui media
(Riyadi, 2018). Stres rentan dialami oleh konseling diharapkan mampu mengatasi stress
pelajar yang umumnya adalah anak atau pada peserta didik agar tidak berakhir pada
remaja yang berada dalam tahap depresi (Chaterine, 2020). Penatalaksanaan
perkembangan fisik maupun psikologis yang lebih lanjut dapat dilakukan dengan
masih labil. Secara teori, kemunculan stress memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan
diakibatkan oleh faktor situasional, faktor terdekat guna menghindari terjadinya
kedewasaan dan sosiokultural. Faktor gannguan psikologis yang berkelanjutan.
situasional dapat berasal dari personal, Penelitian yang dilakukan oleh Nurmala
pekerjaan atau perubahan dalam lingkungan. (2020), ditemukan kesamaan dengan
Jika ditinjau dari faktor personal, kondisi penelitian ini yang menemukan stres sedang
pandemi yang mengharuskan peserta didik memiliki persentase yang lebih tinggi dari pada
menjalani daring dan keterbatasan akses stress berat pada mahasiswa di Universitas
internet dapat menjadi pemicu stress Sultan Ageng Tirtayasa jurusan bimbingan
konseling. Stres sedang hingga berat maka lambat laun akan menjadi depresi dan
ditemukan berdampak pada fungsi kognitif menggangu psikologis mahasiswa.
remaja, berkurangnya konsentrasi, memori, Menurut peneliti berdasarkan teori dan
perhatian dan kemampuan dalam mengambil hasil penelitian yang didapatkan stres yang
keputusan. dialami oleh responden tidak terlepas dari
Sejalan dengan hasil penelitian yang di lingkungan sekolahnya yang menuntut untuk
lakukan oleh Yuwono, (2020) dengan judul bekerja ekstra dan dapat melebihi kemampuan
Profil Kondisi Stres di Masa Pandemi Covid-19 dari seseorang, selama masa pandemic covid-
Sebagai Dasar Intervensi Dalam Praktek 19 peserta didik dituntut untuk belajar dengan
Mikrokonseling, melakukan penelitian terhadap media daring. Media daring dinilai sebagai
127 responden peserta didik menunjukkan salah satu upaya dalam melaksanakan media
bahwa selama 30 hari terakhir terlihat kondisi belajar mengajar dalam masa pandemi, namun
stress peserta didik 65% pada kategori tidak semua peserta didik mampu dalam
sedang, pada 30% pada kategori rendah dan melaksanakan kegiatan daring kurangnya
5% pada kategori tinggi. Penelitian tersebut solusi, media serta fasilitas yang dimiliki
menunjukkan bahwa pada era pandemi covid- peserta didik menjadikan masalah
19 menunjukkan tingkat stress tinggi. keberhasilan proses belajar mengajar
Nathalia Palupi (2020) dalam sehingga tidak sedikit peserta didik mengalami
penelitiannya menemukan hasil yang sama, stress.
hasil penelitian menyebutkan siswa-siswi
memiliki tingkat stress dalam kategori sedang SIMPULAN DAN SARAN
sebesar 64,8% selama menjalani proses SIMPULAN
belajar daring selama masa pademi covid-19. Hasil observasi penelitian menunjukan
Stresor pada siswa-siswi yang menjalani mayoritas responden berjenis kelamin
proses belajar dengan metode daring perempuan sebanyak 98 orang (54,7%),
disebabkan oleh bebarapa faktor antara lain berusia 15-16 tahun (remaja awal) sebanyak
kurangnya pengetahuan dalam mengunakan 128 orang (71,5%) dan memiliki tingkat stress
media internet, keterbatasan dalam akses dalam kategori sedang sebanyak 94 orang
jaringan serta keterbatasan fasilitas yang (52,5%).
dimiliki siswa sehingga memunculkan masalah
aru bagi siswa selama proses belajar SARAN
berlangsung. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut
Penelitan Hasanah (2020) juga tentang gambaran tingkat stres peserta didik
mengungkapkan, proses pembelajaran selama mengikuti pembelajaran daring era pandemi
pandemi covid-19 yang dilakukan jarak jauh sebagai salah satu upaya dalam peningkatan
memberikan dampak psikologis bagi pelayanan oleh profesi keperawatan terkait
mahasiswa. Dampak yang paling terasa hasil penelitian untuk dapat digunakan atau
adalah meningkatnya stress psikologis diaplikasikan dalam promosi kesehatan.
mahasiswa, terlihat berdasarkan hasil
pengukuran sebagian besar mahasiswa KEPUSTAKAAN
mengalami tingkat stress sedang sebesar Chaterine, R. N. (2020). Siswa belajar dari
58,4%. Stres yang dialami mahasiswa dapat rumah, KPAI: Anak-anak stres dikasih
menyebakan masalah baru dalam bidang banyak tugas. Retrieved Desember, 14,
kesehatan, bila stressor yang diterima secara 2020.
berlebih dan tubuh tidak dapat beradaptasi
Dinkes Prov. Bali. (2021). Data COVID-19.
Diambil dari https://diskes.baliprov.go.id

Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020).


Apakah Pembelajaran Menggunakan
Teknologi dapat Meningkatkan Literasi
Manusia pada Generasi Z di Indonesia?
Jurnal Manajemen Informatika
(JAMIKA), 10(1), 12–28.
Raharjo, D. B., & Sari, R. R. N. (2020). Belajar
Online di Tengah Corona, ada Siswa
Mengeluh Tensi Darah Naik. Suara.
Diambil dari
https://www.suara.com/news/2020/03/19
/205940/ belajar-online-di-tengah-
corona-ada-siswamengeluh-tensi-darah-
naik

Tamura, M., Desai, M., Kapphahn, K. I.,


Thomas, I.-C., Asch, S. M., & Chertow,
G. M. (2018). Dialysis versus Medical
Management at Different Ages and
Levels of Kidney Function in Veterans
with Advanced CKD. Clinical
Epidemiology.
https://doi.org/10.1681/ASN.2017121273

WHO. (2019). General’s Opening Remarks at


The Media Briefing on COVID-19.
Diambil dari https://who.int

Yuwono, S. D. (2020). Profil Kondisi Stres Di


Masa Pandemi Covid-19 Sebagai Dasar
Intervensi Dalam Praktek
Mikrokonseling. Ristekdik: Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 5(1), 132–
138.

Anda mungkin juga menyukai