Anda di halaman 1dari 14

GAMBARAN TINGKAT STRESS PADA ANAK KELAS 4, 5

DAN 6 MASA PANDEMIC COVID-19 DI SD NEGERI 80


HALMAHERA SELATAN
Nur Nadhilah Indah Dwi Setyawati Baranuddin
Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar
Email: dhilabaranuddin08@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Di era pandemi covid-19, tingkat stress pada anak sekolah dapat
terjadi karena anak bosan dengan tuntutan belajar serta banyaknya tugas yang
diberikan.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stress pada
anak usia sekolah kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri 80 Halmahera Selatan.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif-kuantitatif
dengan pendekatan survei analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik
non probability sampling dengan pengambilan total sampling 93 responden.
Pengumpulan data dengan kuesioner skala guttman dan telah di uji validitas
dan reliabilitas.
Hasil: hasil penelitian di dapatkan dari 93 responden yang terdiri dari kelas 5
sebanyak 33 responden (33.5%), kelas 4 sebanyak 34 responden (36.6%) dan
kelas 6 yaitu 26 responden (28.0%). Berdasarkan jenis kelamin responden
terbanyak yaitu laki – laki sebanyak 52 orang (55.9%). Berdasarkan tingkat
stress ringan pada kelas 4 sebanyak 7 responden (20.58%) dan stress berat 27
responden (79.41%), sebanyak 7 responden (21.21%) yang mengalami stress
ringan di kelas 5 dan 26 responden (78.78%) yang mengalami stress berat, kelas
6 yang mengalami stress ringan sebanyak 3 responden (11.53%) dan stress berat
23 responden (88.46%) dari jumlah siswa yaitu 26 responden.
Kesimpulan: berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tingkatan stress yang terjadi pada siswa dikarenakan mereka merasa bosan
mendengarkan orang tua yang selalu menyuruh belajar serta banyak siswa yang
mengharapkan di berlakukannya kembali pembelajaran tatap muka untuk
mengurangi stress yang dirasakan oleh siswa.

Kata Kunci: kelas 4, 5 dan 6, stress akademik, pembelajaran daring

ABSTRACT
Preliminary: In the era of the COVID-19 pandemic, stress levels for school
children can occur because children are bored with the demands of learning and
the many tasks they are given.
Purpose: The purpose of this study was to describe the level of stress in school-
age children in grades 4, 5 and 6 at SD Negeri 80 South Halmahera.
Method: The research design used is descriptive-quantitative design with an
analytical survey approach. Sampling using non-probability sampling technique
with a total sampling of 93 respondents. Collecting data with a Guttman scale
questionnaire and has been tested for validity and reliability.
Results: The results of the study were obtained from 93 respondents consisting
of 33 respondents in class 5 (33.5%), class 4 with 34 respondents (36.6%) and
class 6 with 26 respondents (28.0%). Based on the gender of the respondents, the
majority were male as many as 52 people (55.9%). Based on the level of mild
stress in grade 4 as many as 7 respondents (20.58%), and severe stress 27
respondents (79.41%), as many as 7 respondents (21.21%) who experienced mild
stress in grade 5 and 26 respondents (78.78%) who experienced severe stress, 6th
graders who experienced mild stress were 3 respondents (11.53 %) and 23
respondents (88.46%) severe stress from the total number of students were 26
respondents.
Conclusion: Based on the results of the research above, it can be concluded that
the level of stress that occurs in students is because they feel bored listening to
parents who always tell them to study and many students expect face-to-face
learning to be implemented again to reduce the stress felt by students.

Keywords: grades 4, 5 and 6, academic stress, online learning

1. PENDAHULUAN merasakan dampak dari virus ini,


Coronavirus Disease 2019 termasuk Indonesia. (Agus
(COVID-19) merupakan virus Purwanto*, Rudy Pramono, dkk,
yang pertama kali ditemukan di 2020).
kota Wuhan, China yang Penutupan sekolah saat ini
disebabkan oleh Severe Acute dilakukan oleh 39 negara dengan
Respiratory Syndrome total jumlah pelajar yang
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). terpengaruh mencapai
Pada bulan Maret 2020 WHO 421.388.462 anak. UNESCO
(World Health Organization), memberikan dukungan ke
menyatakan bahwa COVID-19 Negara-negara secara langsung
merupakan pandemi global tentang pembelajaran jarak jauh
karena penularan virus ini sangat yang inklusif. Kebijakan yang
pesat sehingga seluruh dunia dilakukan yaitu dengan menutup
sekolah di beberapa Negara yang sehingga terjadi perubahan
berdampak hampir 421,4 juta sistem belajar konvesional (tatap
anak-anak dan remaja di dunia muka) menjadi sistem
dan untuk pelajar yang berpotensi pembelajaran daring (online)
beresiko dari pendidikan tinggi yang harus dipatuhi oleh semua
sebanyak 86.034.287 orang. jenjang pendidikan.
Indonesia telah melaporkan Dalam menjalankan social
100.303 kasus positif dan distancing selama pandemi
menempati peringkat kelima covid-19, guru dan siswa
terbanyak di Asia dengan 4.838 diharuskan untuk belajar secara
kematian. online baik kota besar maupun di
Hamid mengatakan setelah wilayah 3T (terdalam, terluar,
dinyatakan pandemi saat ini tertinggal) yang belum
tercatat sebanyak 97,6% kampus terjangkau oleh internet. Guru
dan sekolah yang menerapkan dan siswa yang belum paham
kebijakan kegiatan belajar tentang penggunaan teknologi,
mengajar secara online untuk diharuskan untuk mempelajari
memutus rantai penyebaran teknologi berbasis daring
covid-19. Pada tanggal 24 Maret tersebut.
2020 dalam sektor pendidikan, Dengan diberlakukannya
pemerintah mengambil kebijakan sistem pembelajaran ini, semua
dengan mengeluarkan Surat proses pembelajaran berubah
Edaran No 4 Tahun 2020 tentang mulai dari metode pembelajaran,
pelaksanaan kebijakan penganggaran, sampai
pendidikan pada masa darurat sasarannya. PJJ juga dilakukan
dan pada awal April 2020 dalam 2 metode yaitu secara
Kementerian Pendidikan dan daring (Online) dan offline
Kebudayaan (Kemdikbud) telah (Luring).
menetapkan kebijakan learning Perubahan sistem belajar
from home atau belajar dari bersamaan dengan tuntutan tugas
rumah (BDR) dengan sistem perkembangan, serta karakteristik
pembelajaran jarak jauh (PJJ)
yang membuat siswa SD rentan hambatan dalam belajar daring
mengalami stres akademik. yaitu tidak dapat bertanya
Stress akademik merupakan langsung kepada guru, kesulitan
suatu kondisi atau keadaan memahami pelajaran, dan
dimana terjadi gangguan fisik, kurangnya konsentrasi selama
mental atau emosional yang mengikuti proses belajar daring
disebabkan oleh ketidaksesuaian (Kemendikbud, 2020). Dari hasil
antara sumber daya aktual yang penelitian yang dilakukan oleh
dimiliki dengan tuntutan Tri Nathalia Palupi yaitu tingkat
lingkungan (Riyadi, 2018). stress pada siswa-siswi SD dalam
Berdasarkan survei yang menjalankan proses belajar
dilakukan oleh KPAI bahwa dirumah selama masa pandemic
belajar di rumah selama Covid- covid-19, pada 48 responden dari
19 membuat siswa stres dan Kelas 4-5 SD, hasil penelitian
lelah. Retno (2020) mengatakan menunjukkan rata-rata tingkat
dalam survei tersebut juga stress siswa kelas 4-5 adalah
disebutkan bahwa terdapat 31,79.
79,9% KPAI menerima laporan Sedangkan pada penelitian yang
51 pengaduan dari berbagai dilakukan oleh Husin, sawitri :
daerah yang mengeluhkan anak Covid-19 : tingkat stress belajar
menjadi tertekan dan kelelahan anak-anak didesa terpencil
karena beban tugas, waktu yang menyatakan bahwa PJJ yang
sempit, serta kuota yang terbatas diterapkan oleh pemerintah
sehingga ada beberapa siswa menimbulkan stres bagi anak
yang mendatangi rumah didik karena mereka kesulitan
temannya agar bisa mengikuti memenuhi kebutuhan belajar
pelajaran, hal ini menyebabkan terutama anak dimana pada
terjadinya stress akademik bulan oktober 2020 ada tiga
(stresor) pada anak (Tirto.id, kasus anak meninggal akibat
2020). stres belajar dirumah dengan
Hasil survei Kemendikbud alasan tidak memiliki
menemukan terdapat tiga handphone, kouta internet dan
jaringan kurang stabil, kesulitan menyenangkan, dikarenakan
memahami pembelajaran, orang tua yang selalu marah-
banyaknya tugas sekolah hingga marah, jaringan yang terkadang
kurangnya pengetahuan orang terputus-putus, siswa sulit
tua dalam mendampingi anak mengerti pelajaran yang
belajar, sedikitnya waktu orang dijelaskan oleh gurunya, banyak
tua pekerja dalam mendampingi tugas yang di berikan, juga
anak belajar dan terbatasnya mereka sering merasa sakit
kehidupan sosial anak. kepala jika berlama-lama
SD Negeri 80 Halmahera berhadapan dengan gadget
Selatan merupakan salah satu hingga menggunakan kaca mata.
sekolah percontohan. Dalam Mereka merasakan beban
menerapkan protokol kesehatan tersendiri karena hal itu, sehingga
covid-19, sekolah tersebut banyak siswa lebih senang ketika
melaksanakan pembelajaran belajar tatap muka yang
menggunakan 2 metode yaitu dijadwalkan oleh pihak sekolah.
pembelajaran di rumah secara (Aprianti Suciamanah, 2020)
daring dan secara berkelompok Dalam penelitian ini, responden
datang ke sekolah. Kepala berasal dari siswa kelas 4, 5 dan
sekolah dan staf guru 6 karena termasuk dalam kategori
melaksanakan pembelajaran masa kanak-kanak tahap akhir
daring dengan menggunakan dimana terjadi perubahan dalam
pedoman buku tema yang proses piker anak yang
dimiliki oleh guru dan juga menimbulkan banyak terbentuk
siswanya. karakter baru sehingga hubungan
Dalam hal ini, selain orang tua antara anak dan guru maupun
yang kesulitan dalam orang tua menjadi lebih
membimbing anaknya di rumah, kompleks. Ada siswa yang
banyak siswa juga yang menceritakan informasi pribadi
mengeluh kepada wali kelasnya. kepada guru, tetapi tidak mereka
Mereka mengatakan bahwa ceritakan kepada orang tua
belajar di rumah tidaklah mereka. Beberapa anak pra-
remaja memilih guru mereka ini adalah 93 responden, yang
sebagai model. Pada tahap ini terdiri dari 19 orang siswa kelas
juga anak yang berada di kelas 6 IV a, 15 orang siswa kelas IV b,
mengalami banyak tekanan dari 33 orang kelas V dan 26 orang
orang tua karena berada di kelas dari siswa kelas VI. Berdasarkan
ujian. Usia ini merupakan masa sampel yang ada, hasil penelitian
transisi sebelum memasuki ini disajikan dalam bentuk analisis
remaja. Penelitian ini juga dapat univariat untuk menganalisis
memberikan informasi kepada variabel yang ada secara
pihak sekolah serta orang tua deskriptif-kuantitatif.
bahwa anak dapat mengalami 1. Karakteristik Responden
stress karena tuntutan dari Tabel 4.1
akademik. Tumbang anak juga Distribusi Karakteristik Responden
dilihat dari usia dan potensinya Siswa Kelas 4, 5 dan 6
serta perasaan positif. Di SD Negeri 80 Halmahera Selatan
2. METODE PENELITIAN
Karakteristik
Penelitian ini bersifat non Frekuensi (%)
Responden
eksperimental dengan Jenis Kelamin
mengunakan desain deskriptif- Laki-Laki 52 55.9
Perempuan 41 41.1
kuantitatif dengan pendekatan
Total 93 100.0
survei analitik, dimana penelitian Kelas
ini bertujuan untuk mengetahui 4 34 36.6
5 33 35.5
bagaimanakah gambaran tingkat
6 26 28.0
stress pada anak kelas 4,5 dan 6 Total 93 100.0
masa pandemi covid-19 di SD Sumber: Data Primer 2021
Negeri 80 Halmahera Selatan.
Berdasarkan table 4.1 tersebut
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa dari 93
HASIL
responden laki – laki sebanyak 52
Penelitian ini dilaksanakan di
responden (55.9%) dan perempuan 41
SD Negeri 80 Halmahera Selatan
responden (41.1%), jumlah kelas 5
pada bulan Mei – Juni 2021.
adalah siswa terbanyak yaitu 33
Jumlah sampel dalam penelitian
responden (33.5%), kelas 4 sebanyak
34 responden (36.6%) dan kelas 6 Kelas 4, 5 Dan 6 Di SD Negeri 80
yaitu 26 responden (28.0%). Halmahera Selatan, maka
pembahasan dari penelitian ini
2. Tingkat stress Responden
diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Tingkat stress 1. Gambaran Tingkat stress pada
Responden Siswa Kelas 4, 5 dan 6 anak kelas 4, 5 dan 6 di SD
Negeri 80 Halmahera Selatan
Di SD Negeri 80 Halmahera
berdasarkan karakteristik
Selatan
responden

Tingkat Stres Berdasarkan table 4.1


Kelas Bera terdiri dari 93 respon yang
Ringan % %
t dibagi dalam 3 kelas yaitu
4 7 20.58 27 79.41 kelas 4, 5 dan 6 ditinjau dari
5 7 21.21 26 78.78 banyaknya kelas jumlah kelas
6 3 11.53 23 88.46 5 sebanyak 33 orang (33.5%),
Total 93 100 kelas 4 sebanyak 34 orang

Sumber: data primer 2021 (36.6%) dan kelas 6 yaitu 26


orang (28.0%). Dan
Dari table 4.2 di dapatkan
berdasarkan jenis kelamin
hasil bahwa di kelas 4 yang mayoritas
responden terbanyak yaitu laki
mengalami stress berat sebanyak 27
– laki sebanyak 52 orang
responden (79,41%), di kelas 5
(55.9%) dan perempuan 41
sebanyak 26 responden (78,78%) dan
orang (41.1%).
di kelas 6 sebanyak 23 responden
(88.46%). Dengan demikian
peneliti berasumsi bahwa
PEMBAHASAN
kebanyakan siswa laki laki
Berdasarkan hasil pengelolaan
yang mendominasi penelitian
data yang dilakukan dan disesuaikan
ini serta banyaknya siswa
dengan tujuan penelitian yaitu untuk
kelas 5 yang juga ikut
mendapatkan dan mengetahui
berpartisipasi dalam penelitian
Gambaran Tingkat Stress Pada Siswa
ini.
2. Gambaran Tingkat stress pada menghadapi ulangan umum,
anak kelas 4,5 dan 6 di SD karena pembelajaran yang
Negeri 80 Halmahera Selatan dilakukan secara online
Dari table 4.2 di membuat responden merasa
dapatkan hasil bahwa di kelas tidak puas dengan pemahaman
4 yang mayoritas mengalami yang dijelaskan oleh guru.
stress berat sebanyak 27 Keempat responden masih
responden (79,41%), di kelas banyak yang mudah lupa saat
5 sebanyak 26 responden pembelajaran terlalu banyak
(78,78%) dan di kelas 6 dikarenakan banyaknya tugas
sebanyak 23 responden serta waktu yang terbatas
(88.46%). dalam pengumpulan tugas.
Dari hasil penelitian Aspek penilaian kelima
yang didapatkan berdasarkan menggambarkan bahwa
aspek penilaian pertama pada banyak responden merasa
kuesioner yaitu mayoritas bosan dengan perintah dari
responden merasakan pegal orang tua yang selalu
dileher karena proses belajar menyuruh mereka belajar,
online yang terlalu lama, karena banyaknya
proses belajar online yang pembelajaran membuat
dilakukan biasanya responden merasakan lelah
berlangsung selama kurang serta sulit untuk
lebih 4-5 jam. Pada penilaian berkonsentrasi untuk
kedua banyak responden memahami pelajaran serta
merasakan kesulitan tugas yang diberikan
berkonsentrasi saat lama sedangkan pada penilaian
berhadapan dengan hp/laptop keenam responden merasa
karena rasa bosan dengan lebih baik jika dilakukan
pelajaran dan suasana yang sekolah tatap muka karena
ada di sekitar. Penilaian ketiga mudah memahami pelajaran
masih banyak responden yang yang diberikan oleh guru serta
merasa cemas saat akan tugas yang tidak terlalu
menumpuk dalam hal ini, kondisi atau keadaan dirumah
waktu istirahat serta bermain akibat dari penerapan
responden juga masih pembelajaran online.
terkontrol. Ketujuh Dari hasil penelitian
menggambarkan bahwa yang dilakukan oleh Tri
mayoritas responden tidak Nathalia Palupi yaitu tingkat
menyukai pelajaran online stress pada siswa - siswi SD
karena mereka sulit dalam menjalankan proses
memahami pelajaran yang belajar dirumah selama masa
diberikan oleh guru, karena pandemi covid-19, pada 48
terkadang jaringan terputus- responden dari Kelas 4 - 5 SD,
putus serta penjelasan guru hasil penelitian menunjukkan
yang terbatas dan merasa rata-rata tingkat stress siswa
tertekan jika belajar di bawah kelas 4-5 adalah 31,79.
pengawasan orang tua pada Dimana harapan besar untuk
aspek kedelapan. Sedangkan pemangku kepentingan di
pada aspek penilaian bidang pendidikan dapat
kesembilan, 49 dari 93 lebih memperhatikan agar
responden yang menyukai dapat membangun rambu-
pembelajaran online. Dari rambu untuk para guru
aspek penilaian kesepuluh sehingga proses belajar dari
responden banyak yang rumah ini bisa berjalan
merasakan waktu bermain dengan menyenangkan dan
menjadi berkurang, cepat lelah bermakna buat semua.
dan istirahatnya berkurang Tugas yang diberikan tidak
karena banyaknya tugas yang selalu mengerjakan soal,
diberikan serta merasakan tetapi dengan kreativitas
sakit kepala mendengarkan lain yang justru
orang tua yang selalu menimbulkan semangat dan
menyuruh belajar jangan main mengasah rasa ingin tahu
hp terus karena banyak respon anak-anak. Dalam situasi
yang merasa tertekan dengan Belajar dirumah sekalipun,
pendidikan karakter tetap Husin, sawitri : Covid-19 :
harus ditingkatkan penerapan tingkat stress belajar anak-
kualitasnya, baik itu di anak didesa terpencil
lingkungan keluarga maupun menyatakan bahwa PJJ yang
disekolah. Kalau melihat di diterapkan oleh pemerintah
negara Inggris dan di menimbulkan stres bagi anak
sejumlah negara pendidikan didik karena mereka kesulitan
karakter menjadi sebuah memenuhi kebutuhan belajar
program kurikuler. Study J anak dimana pada bulan
Mark dan Monica J. Taylor oktober 2020 ada tiga kasus
menunjukkan bagaimana anak meninggal akibat stres
pembelajaran dan pengajaran belajar dirumah dengan alasan
nilai sebagai cara membentuk tidak memiliki handphone,
karakter terpuji telah kouta internet dan jaringan
dikembangkan. Peran sekolah kurang stabil, kesulitan
yang menonjol terhadap memahami pembelajaran,
pembentukan karakter banyaknya tugas sekolah
berdasarkan nilai-nilai dalam hingga kurangnya
dua hal, yaitu :“build and pengetahuan orang tua
suplement the values children dalam mendampingi anak
have already begun to belajar, sedikitnya waktu
developby offering further orang tua pekerja dalam
exposure to a range of values mendampingi anak belajar
that are current in society dan terbatasnya kehidupan
(such as equel opprtunities sosial anak. Pembelajaran
and respect for diversity); and daring menyebabkan dampak
to help children to reflect, pada psikis anak dan bisa
make sense of and apply their menurunkan kualitas
omn developing values” keterampilan anak didik.
(Diananda, 2018). Komisi Perlindungan Anak
Sedangkan pada Indonesia menyatakan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh anak mengalami kesulitan
selama PJJ dalam jaringan, pembelajaran karena
data menghasilkan sebesar kurangnya penjelasan guru,
77,80% tugas yang diberikan minimnya pengetahuan orang
banyak menumpuk, sebesar tua dalam mendampingi
42,20% anak tidak memiliki anak, terbatasnya kehidupan
kuota yang memadai, sebesar sosial anak dan anak
37,10% waktu belajar yang cenderung merasa bosan/
diberikan sedikit, sebesar jenuh belajar dari rumah serta
15,60% anak tidak memiliki faslitas belajar yang kurang
peralatan yang dibutuhkan memadai membuat anak
seperti handphone, Laptop, menjadi frustasi dan stress.
dan sebagainya. Berdasarkan
4. KESIMPULAN
hasil dari angket mengenai
Dari hasil penelitian yang
tingkat stres anak dalam
dilakukan di SD Negeri 80
belajar masa pandemi di
Halmahera Selatan pada Mei –
daerah terpencil Kabupaten
Juni 2021 dapat di simpulkan
Hulu Sungai Utara diperoleh
bahwa:
jawaban dari 50 responden
a. Gambaran tingkat stress pada
menyatakan sangat setuju
siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD
rata-rata sebesar 13%,
Negeri 80 Halmahera Selatan
responden menjawab setuju
banyak terjadi pada siswa
rata-rata sebesar 61%,
laki-laki terutama pada siswa
responden menjawab kurang
kelas 5 karena merupakan
setuju rata-rata sebesar 17%,
tahap menuju kelas 6 yaitu
dan responden menjawab
kelas ujian.
tidak setuju rata-rata sebesar
b. Banyak siswa laki – laki yang
8%. Dengan demikian dapat
menjadi responden dalam
disimpulkan bahwa tingkat
penelitian ini adalah 52
stres anak dalam belajar masa
orang.
pandemi di daerah terpencil
c. Tingkatan stress yang terjadi
disebabkan kebanyakan anak
pada siswa dikarenakan
kesulitan memahami materi
mereka merasa bosan
mendengarkan orang tua yang berlangsungnya pembelajaran
selalu menyuruh belajar. online ataupun tatap muka
d. Banyak siswa yang agar tidak terlalu menekan
mengharapkan di kondisi anak.
berlakukannya kembali b. Bagi institusi :
pembelajaran tatap muka Diharapkan dengan adanya
untuk mengurangi stress yang penelitian ini maka dapat
dirasakan oleh siswa. menambah referensi bacaan
5. SARAN dan informasi bagi
a. Bagi tempat penelitian : mahasiswa yang ingin
Diharapkan agar dapat mengetahui lebih lanjut
memberi manfaat serta tentang Gambaran Tingkat
adanya kebijakan dari pihak Stress Pada Anak kelas 4, 5
sekolah untuk dilakukan dan 6 di Masa Pandemic
peningkatan penggunaan COVID-19
layanan pendidikan dengan c. Bagi Guru :
melakukan pembelajaran Diharapkan agar guru lebih
tatap muka dengan protocol banyak memperoleh lagi
kesehatan untuk mengurangi informasi baik tentang
tingkat stress pada siswa juga metode pembelajaran yang
pentingnya dilakukan baik digunakan saat
sosialisasi tentang pembelajaran daring (online)
penggunaan alat teknologi agar supaya siswa bisa
serta bahaya dari COVID-19 memahami maksud dari teori
jika tidak memungkinkan atau materi yang
untuk dilakukan disampaikan, juga
pembelajaran tatap muka. mengurangi pekerjaan rumah
Dengan adanya penelitian ini yang bisa membuat banyak
juga bisa menjadi gambaran siswa merasa terbebani
untuk guru, orang tua serta dengan tugas tersebut.
siswa agar lebih diperhatikan d. Bagi orang tua :
waktu dan kondisi saat
Diharapkan agar orang tua Dengan Prestasi Belajar Siswa
Full Day School Di Sd Al
juga ikut berperan penting
Kautsar Kota Surabaya. (2020).
dalam membantu anak 1(1), 1–14.
menyelesaikan tugas sekolah,
Tri Nathalia Palupi. (2020)Tingkat
meluangkan waktu serta tidak Stres pada Siswa-Siswi Sekolah
Dasar dalam Menjalankan
terlalu memaksakan anak
Proses Belajar di Rumah Selama
untuk belajar terus menerus, Pandemi Covid-19
aturlah jam belajar serta jam
Husin, Sawitri. (2020) Covid-19
istirahat anak agar mereka Tingkat Stress Belajar Anak-
anak di Daerah Terpencil
tidak merasa terbebani
dengan aktivitas dari rumah Hayati, N. (2020). Metode
Pembelajaran Daring. E-Learning
karena pandemic COVID-19
Yang Efektif. Bali: Jurusan Ilmu
ini. Pendidikan …, April.
e. Bagi peneliti selanjutnya :
Helmi. (2010). Tingkat Stres pada
Diharapkan dapat melakukan Siswa-Siswi Sekolah Dasar
dalam Menjalankan Proses
penelitian lanjutan tentang
Belajar di Rumah Selama
analisis tingkat stress pada Pandemi Covid-19. Tingkat Stres
Pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar
anak kelas 4,5 dan 6 di
Dalam Menjalankan Proses
Sekolah Dasar terutama cara Belajar Di Rumah Selama
Pandemi Covid-19, 9(2), 18–29.
belajar siswa dalam
pembelajaran daring. Hubungan Antara Stress Belajar
Dengan Prestasi Belajar Siswa
DAFTAR PUSTAKA Full Day School Di Sd Al
Kautsar Kota Surabaya. (2020).
Agus Purwanto*, Rudy Pramono, 1(1), 1–14.
Masduki Asbari, Priyono Budi
Santoso, Laksmi Mayesti Wulandari, F. eka. (2020). Faktor-
Wijayanti, Choi Chi Hyun, R. S. faktor yang mempengaruhi stres
P. (2020). Studi Eksploratif akademik. Psyche 165, 13(02),
Dampak Pandemi COVID-19 235–239.
Terhadap Proses Pembelajaran https://doi.org/10.33023/jikep.v5
Online di Sekolah Dasar. i1.217
EduPsyCouns: Journal of
Education, Psychology and Hayati, N. (2020). Metode
Counseling, 2(1), 1–12. Pembelajaran Daring. E-
https://ummaspul.e-journal.id/Ed Learning Yang Efektif. Bali:
upsycouns/article/view/397 Jurusan Ilmu Pendidikan …,
April.
Hubungan Antara Stress Belajar
Rahayu Oktavia Asy'ari. (2020).
Covid-19 dan cara
mengatasinya.
Hapsa,. (2020). Metode Pembelajaran
mode luring Pendidikan dimasa
pandemi dalam penyebaran
covid-19
Mendri, Ni ketut.,Prayogi, A. S.
(2017).Etika Profesi & Hukum
Keperawatan (1st ed).
yogyakarta: pustaka baru press.

Anda mungkin juga menyukai