Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Antara Intensitas Pembelajaran Online Dengan Stres Belajar

Saat Pandemi Covid-19 DI SMPN 03 Muaro Jambi


The Relationship Between The intensity of Online Learning and The Stress of Learning
at The Covid-19 Pandemic at SMPN 03 Muaro Jambi

Siska Meriza1, Guspianto1, Puspita Sari1, La Ode Reskiaddin1


1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKIK Universitas Jambi, Indonesia

ABSTRAK
Sejak pandemi covid-19 sistem pendidikan indonesia menjadi salah satu bidang yang terkena dampak
cukup signifikan, karena untuk mengurangi pertambahan jumlah penderita covid-19 maka pemerintah
menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan sistem online agar pendidikan dapat
berjalan seperti biasanya. Perubahan sistem pembelajaran tersebut berdampak pada pelajar seperti
tuntutan pembelajaran yang harus terpenuhi tetapi tidak sesuai dengan kemampuan sehingga
menyebabkan pelajar mengalami stres akademik atau stres belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
Menganalisis Hubungan Antara Intensitas Pembelajaran Online dengan Stres Belajar Saat Pandemi
Covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar sekolah menengah pertama sebanyak 77
responden yang diambil dengan teknik systematic random sampling. Variabel yang diteliti adalah stres
belajar dan intensitas pembelajaran online dengan analisis data menggunakan uji chi-square pada α =
5%. Hasil penelitian diketahui stres belajar kategori tinggi sebanyak 46 responden (59,7%), stres
belajar kategori rendah sebanyak 31 responden (40,3%), intensitas pembelajaran online kategori tinggi
sebanyak 49 responden (63,6%), intensitas pembelajaran online kategori rendah sebanyak 28
responden (36,4%). Ada hubungan signifikan antara intensitas pembelajaran online dengan stres
belajar, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,025 dengan nilai OR (Odd ratio = 4,184) dan (95% CI=
2,461-3,043).

Kata Kunci : Stres Belajar, Intensitas Pembelajaran Online, Pandemi Covid-19

ABSTRACT
Since the covid-19 pandemic, the Indonesian education system has become one of the areas that has
been significantly affected, because to reduce the increase in the number of Covid-19 sufferers, the
government has implemented a distance learning system by utilizing the online system so that
education can run as usual. Changes in the learning system have an impact on students such as learning
demands that must be met but not in accordance with abilities, causing students to experience academic
stress or learning stress. This study aims to analyze the relationship between online learning intensity
and learning stress during the Covid-19 pandemic at SMPN 03 Muaro Jambi. This research is a
quantitative research with a cross sectional design. Respondents in this study were junior high school
students as many as 77 respondents who were taken with a systematic random sampling technique. The
variables studied were learning stress and online learning intensity with data analysis using the chi-
square test at = 5%. The results showed that 46 respondents (59.7%) high learning stress category, 31
respondents (40.3%) low category learning stress, 49 respondents (63.6%). low as many as 28
respondents (36.4%). There is a significant relationship between online learning intensity and learning
stress, statistical test results obtained p value = 0.025 with OR value (Odd ratio = 4.184) and (95% CI =
2.461-3.043).

Keywords : Learning Stress, Online Learning Intensity, Covid-19 Pandemic

Korespondensi : Siska Meriza


Email : siskameryzha1@gmail.com
PENDAHULUAN
Wabah penyakit yang menjadi penyebab utamanya adalah virus korona, merupakan
wabah penyakit jenis virus baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada akhir
Desember 2019 lalu dan dinamakan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)1 Penyakit ini
menyebar begitu cepat hingga melanda dunia, World Health Organization (WHO)
melaporkan per tanggal 24 Januari 2021 total kumulatif 4,1 juta kasus covid-19 dan lebih
96.000 kematian yang dilaporkan secara global hingga per tanggal 21 Februari 2021 dalam
seminggu terakhir, 2,4 juta kasus baru telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan hampir
66.000 kematian baru yang dilaporkan2,3. Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak
wabah Covid-19 pada 2 Maret 2020 4. Analisis data Covid-19 di Indonesia menunjukkan
bahwa per tanggal 31 Januari 2021 terdapat 175,095 (16.24%) jumlah kasus aktif, +12,001
penambahan kasus positif, sebanyak 973,221 (80.98%) jumlah kasus sembuh dan 29,998
(2.78%) jumlah kasus meninggal hingga per tanggal 28 Februari 2021 menunjukkan
terjadinya penurunan jumlah kasus terdapat 155,765 (11.67%) jumlah kasus aktif, +5,560
penambahan kasus positif, 1,142,703 (85.62%) jumlah kasus sembuh dan sebanyak 36,166
(2.71%) jumlah kasus meninggal terdapat 5 Provinsi yang mengalami kenaikan jumlah kasus
tertinggi5,6,7. Salah satu negara dunia yang dilanda pandemi Covid-19 adalah negara Indonesia
memiliki dampak yang cukup signifikan di berbagai bidang seperti ekonomi,
kemasyarakatan, pariwisata dan pendidikan4.
Dampak Covid-19 telah menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk, nilai tukar
rupiah melemah, dan harga komoditas (terutama alat kesehatan) meningkat. Hal ini juga
berdampak pada sistem pendidikan Indonesia8. Pemerintah telah melakukan segala upaya
untuk menahan laju pertambahan penderita dengan virus tersebut. Salah satu upaya
pemerintah adalah dengan menerapkan kebijakan social distancing yang kemudian
berkembang menjadi physical distancing. Kebijakan ini dilakukan dengan mengajak
masyarakat untuk mengurangi interaksi antar masyarakat di ruang publik. Bukti nyata dari
kebijakan physical distancing ini adalah melalui penerapan kebijakan bekerja dari rumah
untuk pekerja dan pembelajaran di rumah bagi siswa9. Covid-19 telah dinyatakan sebagai
darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada bulan Januari 10,
sehingga pemerintah Indonesia juga turut andil dalam menurunkan angka penularan Covid-19
di samping tetap melanjutkan kegiatan pendidikan seperti biasa. Maka dari itu, sejak Maret
2020, pemerintah memanfaatkan sistem online atau daring untuk melangsungkan kegiatan
belajar mengajar secara jarak jauh4. Hal ini sesuai dengan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengeluarkan surat edaran Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19) dimana kegiatan belajar harus dilakukan secara Online.
Menurut Allan J. Henderson, definisi e-learning (belajar Online) adalah pembelajaran
berjarak menggunakan teknologi komputer, dimana biasanya dibantu dengan adanya
internet11.
Meskipun pembelajaran jarak jauh dengan sistem online merupakan solusi agar
kegiatan pendidikan tetap berlangsung di tengah maraknya Covid-19, ternyata sistem
pembelajaran ini juga menimbulkan dampak negatif pada siswa. Menurut Kepala Dinas
Pendidikan DKI Jakarta, terdapat enam dampak negatif pembelajaran secara daring bagi
siswa, yakni ancaman putus sekolah, penurunan prestasi akademik, risiko menjadi korban
tindak kekerasan, sulitnya mengakses pembelajaran karena keterbatasan perangkat atau kuota
internet, ketertinggalan pembelajaran dan keterampilan sosial yang tidak memadai12.
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan survei tentang pembelajaran online telah dilakukan
oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dimana temuan survei
mengungkapkan bahwa di antara 87% siswa atau mahasiswa yang melakukan belajar online,
hampir semuanya (92%) merasakan sangat atau cukup banyak masalah yang mengganggu
dengan belajar daring tersebut. Keluhan yang ditemukan yaitu sebanyak 67% warga merasa
sangat atau cukup berat membiayai sekolah atau kuliah online, sebanyak 47% mengeluarkan
biaya internet lebih dari Rp 100.000 setiap bulan, bahkan masih terdapat 20% warga yang
tidak memiliki akses internet padahal anggota keluarga mereka butuh untuk kebutuhan
sekolah online13.
Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization), pembelajaran di sekolah telah ditutup sejak Covid-19 telah merebak dan
menjadi pandemi hingga 8 April 2020, terdapat 188 negara yang telah berkomitmen menutup
sekolah selama pandemi14. Ketika sekolah ditutup dalam jangka waktu yang tidak diketahui,
menyebabkan guru dan siswa harus bertransisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran
jarak jauh. Transisi yang terjadi secara tiba-tiba ini menyebabkan banyak dampak, lebih dari
91% siswa di seluruh dunia telah terkena dampak akibat penutupan sekolah sementara 15,
salah satunya dampak psikologi. Dampak psikologi bagi pelajar dapat terjadi karena
penerimaan materi dan tuntutan tugas yang tidak seimbang, ditambah lagi dengan tidak
sesuainya penilaian yang diperoleh dari pengajar16
Dampak yang terjadi juga dapat berupa tekanan mental yang dapat terjadi karena
tidak adanya dukungan dan interaksi dengan lingkungan. Hal ini dibenarkan oleh penelitian
Graupensperger beserta rekan-rekannya, yang dilakukan pada siswa di Amerika Serikat
bagian Timur Laut selama pandemi Covid-19, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh
dukungan sosial dan interaksi yang rendah dari rekan mereka cenderung memiliki gejala
depresi 17. Survei menunjukkan sebesar 83% dari kelompok usia anak-anak hingga usia 25
tahun yang memiliki riwayat penyakit mental di Inggris mengatakan bahwa pandemi Covid-
19 telah memperburuk kondisi mereka, 26% dari mereka mengatakan mereka tidak dapat
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan mental, kelompok dukungan sebaya dan
dihentikannya berbagai kegiatan tatap muka 14.
Menurut Zhang dan para rekannya, masalah kesehatan mental tersebut terdiri dari
gejala depresi (24,9%), melukai diri tanpa rencana bunuh diri (42,0%), ide untuk bunuh diri
(29,7%), membuat rencana bunuh diri (14,6%) dan upaya bunuh diri (6,4%) 18. Tang dan para
rekannya mendukung penelitian tersebut dengan meneliti kembali mengenai gangguan
mental para siswa/i di Shanghai, Tiongkok, selama pandemi Covid-19 yang menunjukkan
bahwa terdapat tiga gejala gangguan mental yang paling umum terjadi, yaitu kecemasan
(24,9%), depresi (19,7%), dan stres (15,2%) 19. Menurut survei yang dilakukan oleh
kelompok konseling Hok Yau Club, lebih dari 20% dari 757 siswa mengatakan bahwa
mereka berada pada tingkat stres yang maksimum, bahkan sebelum penundaan sekolah
diumumkan, hal tersebut terjadi karena ketakutan tertular virus dan kekhawatiran kegagalan
dalam pendidikan14.
Sebuah survei di Arab Saudi juga menunjukkan lebih dari setengah peserta
mengalami tingkat stres sedang (55%), sedangkan 30,2% mengalami tingkat stres yang
tinggi. Ada tingkat stres sedang hingga tinggi di antara siswa di Arab Saudi pada awal wabah
COVID-19 10. Secara global, hampir semua negara menganggap pembelajaran jarak jauh
akibat adanya covid-19 menjadi ancaman bagi kualitas pendidikan. Tidak terkecuali dengan
Indonesia, sebagai salah satu negara yang menghentikan kegiatan belajar dan mengajar di
sekolah sebagai upaya pencegahan penularan covid-19. Sebagaimana negara lain, banyak
pelajar di Indonesia yang mengalami gangguan pada kesehatan mental akibat pembelajaran
jarak jauh. Survei Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menemukan
bahwa belajar dari rumah memberikan pengaruh sosial dan emosional bagi anak, sebanyak
58,4% siswa menyebutkan bahwa belajar di rumah adalah kegiatan yang tidak
menyenangkan20.
Survei dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa 77,8%
siswa kesulitan pembelajaran jarak jauh disebabkan oleh tugas dari masing-masing guru yang
diberi hampir bersamaan sedangkan waktu pengerjaan tugas yang sangat terbatas sehingga
membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan21. Anissa Lestari Kadiyono, Dosen Psikologi
Universitas Padjadjaran, melalui surveinya, juga menunjukkan sebesar 19,6% mengeluh
cemas dan khawatir, 12,5% merasa bosan, 9% merasa akan kehilangan kemampuan
penguasaan materi, dan 8,3% merasa akan butuh liburan jika pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh diperpanjang. Menurut penelitian tersebut, gangguan kesehatan mental dapat terjadi
karena para siswa dituntut secara cepat untuk dapat menyesuaikan dengan sistem akademis
yang baru, minimnya interaksi sosial terutama dengan teman sebaya dan kemungkinan
perasaan negatif22.
Beberapa kesulitan dan keluhan akibat adanya pembelajaran jarak jauh dapat menjadi
faktor pemicu terjadinya gangguan kesehatan mental pada siswa, termasuk stres. Survei yang
dilakukan oleh Aliansi Penghapusan Terhadap Kekerasan Anak (PKTA) dan Pusat Kajian
dan Perlindungan Anak (PKPA) menemukan sebanyak 17% siswa di Indonesia mengalami
stres akibat pembelajaran jarak jauh20. Hal ini senada dengan penelitian Anissa Lestari
Kadiyono yang menunjukkan sebanyak 19,6% siswa yang diteliti mengaku cemas dan
khawatir yang dapat mengarah kepada stres apabila pembelajaran jarak jauh diperpanjang22.
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan federasi serikat guru Indonesia
(FSGI) juga menunjukkan bahwa 77,8% siswa di Indonesia mengeluhkan kesulitan belajar
dari rumah, 37,1% di antaranya mengaku kelelahan dan stres23. Rasa jenuh dan bosan juga
dapat memicu munculnya stres akademik pada siswa. Survei yang dilakukan oleh Komunitas
Lubdaka Bali menunjukkan bahwa sebesar 43% siswa di Bali mengaku bosan menjalani
pembelajaran jarak jauh. Survei Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD)
Bali juga menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kejenuhan akibat belajar di
rumah yaitu sebesar 27%24. Hal yang sama terjadi dengan para siswa di SMPN 10 Surabaya,
survei menunjukkan bahwa belajar di rumah membuat separuh siswa (49,8%) merasa bosan,
banyak di antaranya yang merasa kesulitan, bingung dan sedih25. Yusof dan Rahim
menjelaskan bahwa stres pada siswa/i dapat terjadi karena banyaknya materi yang harus
dikuasai, kurangnya umpan balik yang diberikan oleh pengajar, kualitas pengajar, serta
banyaknya tugas yang harus diselesaikan26. Hal tersebut didukung dan dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Yikealo menunjukkan bahwa faktor yang dapat memicu
terjadinya stres pada siswa yaitu adalah fasilitas pembelajaran yang kurang memadai,
kesulitan belajar untuk jangka waktu yang lama, tugas yang terlalu banyak dan beban
akademik 27.
Survei yang dilakukan oleh Aliansi Penghapusan Terhadap Kekerasan Terhadap Anak
(PKTA) dan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) menemukan sebanyak 17% siswa
di Indonesia mengalami stres akibat pembelajaran jarak jauh (19). Menurut Sripongwiwat, stres
berdampak buruk pada pembelajaran dan memori, cara bagaimana siswa menghadapi stres
tergantung bagaimana mereka memahami dan bereaksi terhadap situasi, situasi yang memicu
stres dapat berupa intensitas pembelajaran yang mencakup kebiasaan individu, proses
pembelajaran, lingkungan belajar baru, hubungan dengan guru dan teman-teman 28.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas belajar yang bisa
berpengaruh terhadap stres belajar siswa adalah tugas-tugas mata pelajaran sekolah,
kemudian terdapat faktor eksternal yang dihadapi siswa saat akan memulai dan
mempersiapkan pembelajaran online misalnya kebutuhan pembelajaran maupun
permasalahan dari lingkungan keluarga. Selain itu juga terdapat teknologi online yang
menjadi penyebab stress pada sebagian pelajar yang tidak terbiasa dengan perubahan sistem
pembelajaran seperti dalam penelitian Shafiq, et al yang menunjukkan bahwa 36%
mahasiswa universitas swasta telah melaporkan bahwa kelas online menyebabkan mereka
stres mental karena tidak terbiasa dengan situasi ini. 18,4% lainnya percaya bahwa kelas
online adalah faktor tekanan psikologis mereka ditengah wabah covid-1929. Pada penelitian
ini lebih mengarah pada intensitas pembelajaran online yang menjadi variabel yang diteliti,
yaitu terdapat frekuensi kegiatan dan aktivitas dalam pembelajaran online seperti tugas tugas
mata pelajaran salah satu bentuk intensitas pembelajaran yang menjadi faktor penyebab stres
belajar. Jika stres yang pada awalnya ringan dibiarkan, maka stres akan meningkat ke tingkat
yang lebih tinggi dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan gangguan jiwa atau bahkan
kematian30. Hal ini senada dengan yang disebutkan oleh Zhang dan rekannya, dampak dari
stres belajar dari anak adalah dapat menyebabkan masalah kesehatan mental lainnya, seperti
gejala depresi, melukai diri sendiri tanpa merencanakan bunuh diri, konsepsi bunuh diri, dan
membuat rencana bunuh diri serta upaya bunuh diri 18.
Terkait dengan kegiatan pembelajaran online, menurut data Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengemukakan persentase mengenai proses
belajar mengajar di masa pandemi covid-19, menunjukkan persentase 35,52% untuk belajar
dari rumah sedangkan untuk pembelajaran tatap muka dengan persentase 64,48% pada satuan
pendidikan SMP di wilayah Provinsi Jambi31. Sedangkan untuk Wilayah Kabupaten,
menunjukkan persentase lebih besar daripada Wilayah kabupaten lainnya berada di Wilayah
Kabupaten Muaro Jambi yaitu 73,33% untuk pembelajaran dari rumah dan pembelajaran
tatap muka 26,67%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring sudah
banyak diaktifkan saat pandemi covid-19, Namun persentase kesiapan belajar masih rendah
yaitu 25,93%31.
Berdasarkan uraian fenomena yang telah dijabarkan diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan antara intensitas pembelajaran online dengan stres belajar saat pandemi
covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi. Dapat digambarkan dengan studi pendahuluan
sebelumnya dari hasil wawancara dengan 2 orang pelajar SMPN 03 Muaro Jambi, peneliti
memperoleh informasi bahwa terdapat intensitas pembelajaran yang lebih terlihat nyata saat
pembelajaran online dibandingkan dengan pembelajaran biasa dengan tatap muka. Salah satu
pelajar menyebutkan bahwa pelajar merasa susah berkonsentrasi saat pembelajaran, merasa
jenuh dan lelah serta merasa kesulitan saat tugas yang mulai menumpuk. Hal tersebut dapat
diperkirakan sebagai gejala stres dalam belajar. Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa
di SMPN 03 Muaro Jambi belum pernah dilakukannya sosialisasi dan edukasi serta intervensi
mengenai stres belajar. Pada masa usia sekolah menengah pertama merupakan tahap remaja,
maka dengan berdasarkan penemuan pada penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
jenis stres yang paling sering terjadi pada masa remaja sekolah menengah pertama, dimana
usia ini disebut dengan usia kritis30.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survei
analitik dengan rancangan survei cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30-31
Maret 2021 di SMPN 03 Muaro Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar di SMPN
Muaro Jambi berjumlah 261 pelajar. Besar sampel yang diambil sebanyak 77 responden.
Pengambilan sampel menggunakan teknik systematic random sampling. Pengumpulan data
dilakukan secara langsung dilapangan menggunakan kuesioner. Data diolah dan dianalisis
menggunakan perangkat komputer dengan analisis univariat dan bivariat.
HASIL PENELITIAN
A. ANALISIS UNIVARIAT
Tabel 1. Distribusi Tingkat Stres Belajar, Tingkat Intensitas Pembelajaran Online dan
Karakteristik Responden

No Variabel F %
1. Stres Belajar
Tinggi 46 59,7
Rendah 31 40,3
Total 77 100
2. Intensitas Pembelajaran Online
Tinggi 49 63,6
Rendah 28 36,4
Total 77 100
3. Jenis Kelamin
Perempuan 42 55
Laki –Laki 35 45
Total 77 100
4. Umur
13-15 71 92
16-17 6 8
 Total 77 100
5. Kelas
VII 33 43
VIII 23 30
IX 21 27
Total 77 100
Sumber : Data Primer 2021
Dari Tabel 1. menunjukkan bahwa responden lebih banyak mengalami stres tinggi
sebanyak 46 responden (59,7%) sedangkan pada variabel Intensitas pemebelajaran Online
responden lebih dominan berada pada kategori tinggi sebanyak 49 responden (63,6%).
Responden berdasarkan jenis kelamin lebih dominan perempuan sebanyak 42 responden
(55%), kelompok umur yang paling banyak adalah rentang umur 13 sampai 15 tahun dengan
jumlah sebanyak 71 responden (92%). Dan tingkat kelas yang paling banyak adalah kelas
VII dengan jumlah sebanyak 33 responden (43%).

B. ANALISIS BIVARIAT

Tabel 2. Hubungan Intensitas Pembelajaran Online dengan Stres Belajar


Saat Pandemi Covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi

Intensitas Stres Belajar Total P- Value OR (95%CI)


Pembelajaran
Online Tinggi Rendah
(n) % (n) % (n) % 0,025  4,184 2,461-3,043

Tinggi 30 61,2 19 38,8 49 10


0

Rendah 16 57,1 12 42,9 28 10


0

Total 46 59,7 31 40,3 77 10


0
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan Table 2. menunjukkan bahwa persentase responden yang mengalami stress


belajar tinggi lebih banyak terdapat pada responden dengan tingkat intesitas pembelajaran
online tinggi yaitu sebesar 61,2% mempunyai proporsi lebih besar dibandingkan dengan
responden tingkat intensitas pembelajaran online rendah yaitu sebesar 57,1%. Hasil uji
statistic chi square diperoleh nilai p = 0,025, hal ini berarti ada hubungan antara intensitas
pembelajaran online dengan stres belajar saat pandemi covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi
dengan nilai OR (Odd ratio = 4,184) dan (95% CI= 2,461-3,043). Nilai OR sebesar 4,184
berarti responden yang berada pada kategori intensitas pembelajaran online tinggi
kecenderungan 4 kali lebih besar mengalami stres belajar dibandingkan dengan responden
yang berada pada kategori intensitas pembelajaran online rendah.

PEMBAHASAN

1. Stres Belajar

Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data primer variabel stres belajar
menunjukkan bahwa gambaran stres belajar saat pandemi covid-19 di SMPN 03 Muaro
Jambi adalah dengan kategori tinggi sebanyak 46 responden (59,7%) sedangkan kategori
rendah sebanyak 31 responden (40,3%) sehingga dapat disimpulkan bahwa stres belajar yang
dialami pelajar lebih dominan mengalami stres belajar berada pada kategori tinggi. Stres
tersebut merupakan suatu fenomena yang terjadi baik secara nasional maupun global,
terutama di tengah wabah covid-19. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Alateeq, et al yang mengungkapkan bahwa pelajar sekolah menengah mengalami stres saat
pembelajaran dengan kelas virtual selama wabah covid-19. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa pelajar sekolah menengah mengalami stres sedang dengan persentase (55%) dan stres
kategori tinggi (30,2%) selama wabah covid-1910. Selain itu juga didukung oleh penelitian
mustakim32 yang menemukan keluhan psikologis pada peserta didik efek pembelajaran daring
yang menggunakan media online selama pandemi covid-19 dengan persentase (20%)
mengalami pusing, (63,3%) merasakan kebosanan yang mendalam, (20%) merasa khawatir,
dan resah (3,3%).

Beberapa peneliti lainnya juga menemukan fenomena mengenai stres belajar adaptasi
menurut teori Aryani30 yaitu Penelitian Hurlock mengemukakan bahwa stres belajar yang
terjadi pada masa remaja awal lebih banyak yang berada pada tingkat pendidikan sekolah
menegah disebabkan oleh peralihan faktor usia dari anak-anak ke dewasa, periode ini disebut
periode storm and stress30. Penyebab stres pada masa remaja adalah karena menurut mereka
hal tersebut tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Bolger dan Eckenrode dimana biasanya remaja yang tidak dapat mencapai keinginannya
dengan cepat akan mengalami stres dan menimbulkan perilaku negatif30. Apabila siswa terus
mengalami tekanan belajar maka akan berdampak negatif pada masalah sosial, kepribadian
dan konsep diri, kesehatan fisik dan mental, serta perilaku abnormal30.

Menurut Ursin dan Eriksen, stres biasanya dimanifestasikan dalam berbagai gejala,
seperti gelisah, ketegangan dan kecemasan meningkat, nyeri tubuh (sakit kepala, mulas,
gatal-gatal dan diare), kelelahan, ketegangan otot, gangguan tidur atau peningkatan tekanan
darah dan irama jantung. Stres juga terwujud dalam perubahan perilaku, misalnya individu
menjadi mudah tersinggung, tidak makan atau menunjukkan perubahan pola makan 30. Fakta
menunjukkan bahwa banyak anak sekolah menengah mengalami stres yang sangat serius,
tekanan tersebut berasal dari faktor akademik berupa metode pengajaran dan materi
pembelajaran, serta tekanan sosial dari pengaruh teman sebaya. Hal tersebut terbukti oleh
adanya penelitian Yiming dan Fung yang menunjukkan bahwa siswa biasanya mengalami
tekanan karena masalah belajar atau disebut sebagai stres belajar30.

Arnett juga mengungkapkan bahwa stres pada remaja awal disebut dengan storm and
stress periode, yang dapat disebabkan oleh konflik dengan orang tua, gangguan emosi (mood
fluktuatif), perilaku berisiko (perilaku antisosial) dan kesulitan sekolah (belajar)(34). Mahan
merincikan faktor penyebab stres siswa yaitu tekanan akademik 26%, konflik dengan orang
tua 17%, masalah ekonomi 10%, pindah rumah atau sekolah 5% 30. Yiming dan Fung
menyebutkan bahwa stres akademik akan memberi dampak pada proses pembelajaran dan
kesiapan siswa dalam menghadapi ujian dan ujian sekolah30.

2. Intensitas Pembelajaran Online


Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data primer variabel intensitas
pembelajaran online menunjukkan bahwa gambaran intensitas pembelajaran online saat
pandemi covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi adalah dengan intensitas pembelajaran online
berada pada kategori tinggi sebanyak 49 responden (63,6%) sedangkan intensitas
pembelajaran online berada pada kategori rendah sebanyak 28 responden (36,4%) sehingga
dapat disimpulkan bahwa intensitas pembelajaran online yang dialami pelajar lebih dominan
berada pada kategori tinggi. Gambaran intensitas pembelajaran online tersebut didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri, et al yang mengungkapkan bahwa mayoritas
pelajar pada awal wabah covid-19 mengikuti pembelajaran jarak jauh ≥12 kali sebanyak
55,7% dan <12 kali sebesar 44,3%33. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
mustakim32 yang menemukan bahwa peserta didik paling banyak menghabiskan waktu
dalam sehari dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah untuk semua mata pelajaran dengan
persentase (50%) lebih besar dari pada persentase aktivitas lainnya selama work from home.

Penelitian terkait oleh Dhawan yang berhubungan dengan masalah pembelajaran


online menjelaskan bahwa ada kesiapan tingkat rendah di antara para pelajar mengenai sistem
managemen pembelajaran dengan kehidupan belajar di lingkungan belajar online selain itu
juga diungkapkan bahwa konten online yang teoritis memungkinkan ketidak efektifan dalam
belajar serta juga ditemukan kurangnya kesiapan pelajar dalam kompetisi akademik 34. Namun
dengan merebaknya wabah Covid-19 secara tiba-tiba, komunitas pendidikan Indonesia tetap
perlu mengikuti langkah yang dapat membantu kondisi sekolah dalam keadaan darurat.
Sekolah perlu memaksakan diri untuk menggunakan media online35. Perubahan metode
pembelajaran jarak jauh menjadi kegiatan pendidikan membuat siswa membutuhkan waktu
untuk beradaptasi. Mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi daya serap belajar36.

Saat pembelajaran online telah dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi pandemi
COVID-19, tetapi belajar online tidak semudah kelihatannya. Terdapat efek yang terjadi pada
siswa yaitu tidak memiliki budaya pembelajaran jarak jauh karena sebelumnya siswa terbiasa
mengikuti pembelajaran secara tatap muka, dan terbiasa berinteraksi dengan teman di sekolah
secara tatap muka. Oleh karena itu, seiring dengan perubahan budaya belajar siswa harus
mampu beradaptasi36. Namun perubahan situasi tersebut jika tidak diinginkan pada seseorang
dapat menimbulkan stres psikologis33 berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fuad
adaptasi menurut Putri, et al.

3. Hubungan Intensitas Pembelajaran Online dengan Stres Belajar Saat Pandemi


Covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan antara intensitas
pembelajaran online dengan stres belajar saat pandemi covid-19 di SMPN Muaro Jambi
dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,025 < 0,05. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri, et al (2020) menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara
frekuensi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan stres belajar pada awal pandemi
covid-19 dengan nilai p sebesar 0,03933 dan penelitian yang dilakukan oleh Al Ateeq, et al
(2020) juga menemukan hubungan signifikan antara tingkat stres yang tinggi dengan pelajar
pada kelas virtual selama wabah covid-19 dengan nilai p ¼ 0,003 dan 0,049 10. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat intensitas pembelajaran online yang berada
pada kategori tinggi kecenderungan 4,872 kali lebih besar mengalami stres belajar
dibandingkan dengan responden yang berada pada tingkat intensitas pembelajaran online
pada kategori rendah.

Hal ini mungkin terjadi karena ada faktor lain yang menyebabkan stres belajar selain
intensitas pembelajaran online misalnya faktor dari konektivitas internet. Menurut penelitian
Nurhasanah37 salah satu hambatan yang dihadapi adalah berbagai keadaan wilayah Indonesia
yang menyebabkan tidak semua wilayah terjangkau Internet, dan distribusi jaringan Internet
terkadang lambat. Hal ini memungkinkan penggunaan Internet yang ekstensif untuk
memengaruhi kesehatan siswa. Obiakor dan Adeniran adaptasi menurut Nurhasanah
menambahkan kendala lain yang teridentifikasi adalah kemampuan orang tua dalam
menyediakan fasilitas pendidikan online37. Menurut teori Aryani aspek lain yang bisa
merangsang tekanan pikiran pula merupakan pola asuh orang tua yang otoriter bisa
menyebabkan anak muda rentan hadapi stress. Selain itu juga dengan suasana sekolah,
metode guru mengajar, bahan pelajaran yang dikira susah, serta beban tugas bisa
menyebabkan siswa hadapi tekanan pikiran30.

Berdasarkan uraian pembahasan diatas perlunya dilakukan intervensi untuk mengatasi


stres belajar, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah promosi kesehatan dengan
menerapkan strategi pemberdayaan. Strategi tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan
berupa pelatihan dan pemutaran flm animasi tentang cara mengatasi stres serta strategi
mengelolah stres yang bertujuan untuk membekali pelajar dalam memelihara kesehatan
mental secara mandiri. Kegiatan pelatihan ini dapat menggunakan media permainan ular
tangga, bentuk permainan tersebut berisi informasi dan gambar tentang cara mengatasi stres
dan strategi mengelolah stres. Kemudian peserta dalam kegiatan ini dibagi pada beberapa
kelompok kecil, setiap kelompok didampingi fasilitator.

Menurut Martina dan Redjeki38 dalam penelitiannya tentang peningkatan pengetahuan


HIV/AIDS dan Narkoba pada remaja mengungkapkan bahwa metode permainan ini lebih
diminati oleh kalangan remaja, hal ini juga sesuai dengan penelitian Taufiq39 yang
menemukan bahwa media ular tangga memberikan hasil yang efektif pada peningkatan
pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi kemudian juga di didukung
oleh penelitian nurzihan40 yang menemukan bahwa media ular tangga dapat berpengaruh
pada peningkatan pengetahuan remaja tentang gizi seimbang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penelitian terdahulu telah membuktikan media permainan ular tangga
menghasilkan dampak yang efektif dalam peningkatan pengetahuan kesehatan sehingga
dengan berdasarkan pada peneltian ini dapat diaplikasikan media permainan ular tangga
sebagai media dalam strategi pemberdayaan.

Media permainan ular tangga juga dapat dirancang dengan inovasi online seperti pada
penelitian Ariessanti41 yang menemukan permainan ular tangga online sebagai media edukasi
covid-19. Maka hal itu juga bisa diaplikasikan untuk intervensi pada penelitian selanjutnya.
Adapun salah satu cara mengatasi stres menurut P2PTM Kemenkes RI yaitu melakukan
penenangan pikiran dengan relaksasi42. Hal ini sesuai dengan teori Aryani bahwa strategi
mengelolah stres dapat dilakukan dengan teknik penenangan pikiran berupa pelatihan
relaksasi dan meditasi. Kemudian juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kwaah
dan Essilfie menemukan strategi mengatasi stres pada pelajar pendidikan jarak jauh berupa
meditasi dengan berdoa selain itu juga dengan bantuan emosional seperti mendapatkan
dukungan atau saran emosional dari teman dan keluarga 43. Selain bentuk kegiatan pelatihan
dan pemutaran flm animasi, strategi pemberdayaan juga perlu dilakukan kegiatan
pengorganisasian baik guru maupun pelajar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran
guru dan pelajar dalam kegiatan pelatihan tersebut, dengan pembagian tugas guru sebagai
pembina dan pembagian tugas pelajar untuk mengkoordinir pelajar lainnya agar dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari hasil kegiatan pelatihan yang
telah diselenggarakan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Stres belajar saat pandemi covid-19 di SMPN 03 Muaro Jambi menunjukkan bahwa
responden lebih dominan mengalami stres yang lebih tinggi sebanyak 46 responden (59,7%)
dan intensitas pembelajaran online saat pandemi covid-19 di SMPN 03 Muaro juga lebih
dominan tinggi sebanyak 49 responden (63,6%). Ada hubungan yang signifikan antara kedua
variabel tersebut. Pentingnya peningkatan upaya promosi kesehatan untuk mengurangi
terjadinya stres belajar dan untuk meningkatkan kesehatan mental belajar dengan
memanfaatkan media promosi kesehatan. Agar membuat proses pembelajaran lebih efektif
lagi selanjutnya, pelajar dan guru bisa menerapkan beberapa saran berikut, yakni pelajar
dapat berlatih mengatur kegiatan pembelajarannya misalnya membuat prioritas, membuat
penjadwalan, guru dapat menggunakan metode mengajar dengan pembelajaran berbasis
game, menggunakan media dan alat peraga misalnya gambar dan video animasi,
menggunakan aplikasi pembelajaran, menggurangi isi materi pembelajaran online yang
terlalu banyak teoritis, serta dapat menyesuaikan pengaturan jumlah dan jadwal pembagian
tugas belajar terhadap kemampuan anak. Dan orang tua dapat memberikan dukungan atau
saran emosional kepada anak seperti motivasi, nasihat, perhatian, serta kepedulian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Novel Coronavirus (COVID-19): Hal-hal yang perlu Anda ketahui - UNICEF


Indonesia [Internet]. [dikutip 3 Januari 2021]. Tersedia pada:
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/tanya-jawab-seputar-coronavirus
2. World Health Organization. Corona virus Disease (COVID-19)- Weekly
Epidemiological Update at 24/01/2021. World Health Organization: Geneva,
Switzerland [Internet]. 2021;(Januari):1–24. Tersedia pada:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20210124-
weekly-epi-update-8.pdf
3. Word Health Organization. Corona virus Disease COVID-19 Weekly Epidemiological
Update. 2021;(Februari):1;4. Tersedia pada:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20210221-
weekly-epi-update-9.pdf
4. Wulandari, N. A. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Di
Indonesia [Internet]. [dikutip 26 Desember 2020]. Tersedia pada:
https://pustakabergerak.id/artikel/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-pelaksanaan-
pendidikan-di-indonesia-2
5. Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Analisa Data Covid-19 Indonesia Update Per 31
Januari 2021. Satuan Tugas Penanganan Covid-19. 2021;1–105.

6. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Analisa Data Covid-19 Indonesia Update Per 28
Februari 2021. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 2021,1-105
7. Berita Terkini | Satgas Penanganan Covid-19 [Internet]. [dikutip 26 Desember 2020].
Tersedia pada: https://covid19.go.id/berita/Analisis-Data-COVID-19-Indonesia-
Update-Per-13-Desember-2020
8. Windhiyana E. Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online Di
Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia. Perspektif Ilmu Pendidikan. 2020;34(1):1–8.
9. Pamuji, S. A. Mengatasi Stres Saat Physical Distancing Puspensos [Internet] [cited
2021 Jan 61 Tersedia pada: https://puspensos kemsos go id mengatasi-stres-saat-
physical distancing.
10. AlAteeq DA, Aljhani S, AlEesa D. Perceived stress among students in virtual
classrooms during the COVID-19 outbreak in KSA. Journal of Taibah University
Medical Sciences [Internet]. 2020;15(5):398–403. Tersedia pada:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jtumed.2020.07.004
11. Manhun N. Implementasi Pembelajaran Online dan Optimalisasi Pengelolaan
Pembelajaran Berbasis Online di Perguruan Tinggi Islam dalam Mewujudkan World
Class University. Jurnal IJIEM. 2018;1(1):29–36.
12. Dampak Negatif dan Positif Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 -
Metro Tempo.co [Internet]. [dikutip 26 Desember 2020]. Tersedia pada:
https://metro.tempo.co/read/1391861/dampak-negatif-dan-positif-pembelajaran-jarak-
jauh-selama-pandemi-covid-19
13. Saiful Mujani Research and Consulting. Asesmen Publik tentang Pendidikan Online di
Masa COVID-19. 2020;(59):55. Tersedia pada: https://saifulmujani.com/asesmen-
publik-tentang-pendidikan-online-di-masa-covid-19/
14. Lee J. Mental health effects of school closures during COVID-19. The Lancet Child
and Adolescent Health [Internet]. 2020;4(6):421. Tersedia pada:
http://dx.doi.org/10.1016/S2352-4642(20)30109-7
15. Grahl AR. Facing the challenges of COVID-19, Rotary clubs and partner organizations
are finding new ways to support access to education. 2020.
16. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Education From disruption to recovery: Adverse consequences of school closures.
2020.
17. Graupensperger S, Benson AJ, Kilmer JR, Evans MB. Social (Un)distancing:
Teammate Interactions, Athletic Identity, and Mental Health of Student-Athletes
During the COVID-19 Pandemic. Journal of Adolescent Health. 2020;67(5):662–670.
18. Zhang L, Zhang D, Fang J. Assessment of Mental Health of Chinese Primary School
Students Before and After School Closing and Opening During the COVID-19
Pandemic. JAMA Network Open. 2020;3(9):1–4.
19. Tang MH and IC among C and A during C-19 SCTI of P-CD, Xiang M, Cheung T,
Xiang Y-T. Mental Health and Its Correlates among Children and Adolescents during
COVID-19 School Closure: The Importance of Parent-Child Discussion. Journal of
Affective Disorders. 2020;279:353–60.
20. Wahana Visi Indonesia. Buku Saku Dukungan Psikososial Bagi Guru dan Siswa
Tangguh di Masa Pandemi Covid-19. Tangerang Selatan: WVI; 2020.
21. Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Ada 246 Aduan di KPAI soal Belajar Daring,
Siswa Keluhkan Tugas Menumpuk-Kuota. 2020.
22. Kadiyono AL. Siswa Alami Dampak Psikologis Pembelajaran Jarak Jauh Paling
Nyata. Media Kompas; 2020.
23. Problematika PJJ di Era Pandemi Covid-19 - Bimakini [Internet]. [dikutip 6 Januari
2021]. Tersedia pada: https://www.bimakini.com/2020/08/problematika-pjj-di-era-
pandemi-covid-19/
24. Sejumlah Lembaga Gelar Survey, Pandemi Covid-19 Sebagian Anak-Anak Usia
Sekolah Mengaku Bosan Belajar di Rumah | metrobali.com [Internet]. [dikutip 6
Januari 2021]. Tersedia pada: https://metrobali.com/sejumlah-lembaga-gelar-survey-
pandemi-covid-19-sebagian-anak-anak-usia-sekolah-mengaku-bosan-belajar-di-rumah/
25. Survei Pembelajaran Daring SMPN 10 Surabaya di Masa Darurat Covid-19. Inilah
Hasilnya! - SMP NEGERI 10 SURABAYA [Internet]. [dikutip 6 Januari 2021].
Tersedia pada: https://smpn10surabaya.sch.id/survei-pembelajaran-daring-smpn-10-
surabaya-di-masa-darurat-covid-19-inilah-hasilnya/
26. Hasanah U, Ludiana, Immawati, PH L. Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam
Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa.
2020;8(3):299–306.
27. Putri RM, Oktaviani AD, Utami ASF, Ni`maturrohmah, Addiina HA, Nisa H.
Hubungan Pembelajaran Jarak Jauh dan Gangguan Somatoformdengan Tingkat Stres
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perilaku dan Promosi Kesehatan:
Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2020;2(1):38–45.
28. Shelma Y, Ridwan A. Learning Intensity and Stress Level of Students At the Islamic
Boarding School. JIM FKep. 2018;3(3):125–30.
29. Shafiq S, Nipa SN, Sultana S, Rahman MRU, Rahman MM. Exploring the triggering
factors for mental stress of university students amid COVID-19 in Bangladesh: A
perception-based study. Children and Youth Services Review. 2021;120:1–12.
30. Aryani F. Stres belajar,Suatu Pendekatan Intervensi Konseling. 2016. Makassar:
Edukasi Mitra Grafika
31. Kesiapan Belajar [Internet]. [dikutip 22 Juni 2021]. Tersedia pada:
https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/verval/kesiapan-belajar/prov/
100000
32. Mustakim M. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama
Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al asma : Journal of Islamic
Education. 2020;2(1):1.
33. Putri RM, Oktaviani AD, Setya A, Utami F, Addiina A, Nisa H. Hubungan
Pembelajaran Jarak Jauh dan Gangguan Somatoform dengan Tingkat Stres Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta The Relationship of Distance Learning and
Somatoform Disorders with Stress Levels of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Students. Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2020;2(1):38–45.
34. Dhawan S. Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis. Journal of
Educational Technology Systems. 2020;49(1):5–22.
35. Aji RHS. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:Sekolah, Keterampilan, dan
Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. 2020;7(5):395–402.
36. Dewi WAF. Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan. 2020;2(1):55–61.
37. Herliandry LD, Nurhasanah N, Suban ME, Kuswanto H. Pembelajaran Pada Masa
Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan. 2020;22(1):65–70.
38. Martina E, Redjeki S, Mutiara S. Penerapan Metode Permainan Ular Tangga dalam
Peningkatan Pengetahuan HIV / AIDS dan Narkoba pada Remaja di Rusun Tanah
Tinggi , Jakarta Application of Snakes and Ladders Game for Improving Knowledge
HIV / AIDS and Drugs among Adolescents in Tanah Tinggi R. Jurnal Panrita Abdi.
2019;3(2):144–51.
39. Edi E, Taufik M. Permainan Ular Tangga Sebagai Media Edukasi Seksualitas Remaja.
Jurnal Endurance. 2019;4(2):442.
40. Nurzihan NC, Prasetyo B, Ismawanti Z. ORIGINAL ARTICLE PENGARUH
PENYULUHAN MEDIA ULAR TANGGA TERHADAP PENGETAHUAN 13
PESAN UMUM GIZI SEIMBANG PADA REMAJA The Effect of Counseling Snake
Media on Knowledge 13 General of Balanced Nutrition in Adolescent. 2020;3(2):99–
104.
41. Ariessanti HD, Purwaningtyas DA, Soeparno H, Alam T. Adaptasi Strategi Gamifikasi
Dalam Permainan Ular Tangga Online Sebagai Media Edukasi Covid-19. e-Jurnal
JUSITI (Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Informasi). 2020;9(2):174–87.
42. Cara mengatasi stres dan mencapai jiwa yang sehat - Direktorat P2PTM [Internet].
[dikutip 28 Juni 2021]. Tersedia pada:
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/cara-mengatasi-stres-dan-
mencapai-jiwa-yang-sehat
43. Kwaah CY, Essilfie G. Stress and coping strategies among distance education students
at the University of Cape Coast, Ghana. Turkish Online Journal of Distance Education.
2017;18(3):120–34.

Anda mungkin juga menyukai