Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH BENING

(BELAJAR BIMBINGAN DAN KONSELING)


ISSN: 2548-4222 ISSN-E: 2716-1765
Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/bening

Identifikasi Tingkat Stres Siswa dalam Proses Pembelajaran


Secara Daring Selama Masa Pandemi Covid-19
di SMP Negeri 21 Kota Jambi

Hadijatul Maryam1) *, Rasimin2) , Hera Wahyuni3)


123)
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
Email: 1) .................. 2) .................. 3) ..................

Abstract: This research generally aims to reveal the level of stress experienced by students in the
learning process boldly during the Covid-19 pandemic. This research is classified as a descriptive
study with a quantitative approach, with a research sample of 76 people who were determined using
simple random sampling technique. Data was collected using a Likert scale questionnaire model with
four answer choices. The data obtained were analyzed using the percentage technique. The results of
the analysis prove that in general the stress level of students in the bold learning process during the
Covid-19 pandemic is in the medium category. While the results of the analysis on each aspect are as
follows: the physical aspect is in the medium category, the emotional aspect is in the high category,
the behavioral aspect is in the medium category and the behavioral aspect is in the high category.

Keywords: Student Stress, Online Learning, Covid-19 Pandemic

Abstrak: Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tingkat stres yang dialami
siswa dalam proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini tergolong
sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan sampel penelitian sebanyak 76
orang siswa yang ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan angket model skala likert dengan empat pilihan jawaban. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Hasil analisis membuktikan bahwa secara
umum tingkat stres siswa dalam proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 berada
pada kategori sedang. Sedangan hasil analisis pada masing-masing aspek sebagai berikut: aspek fisik
berada pada kategori sedang, aspek emosional pada kategori tinggi, aspek pikiran kategori sedang dan
aspek perilaku berada pada kategori yang tinggi.

Kata kunci: Stres Siswa, Pembelajaran Daring, Pandemi Covid-19

1. PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 adalah, krisis kesehatan terbesar yang terjadi di dunia selama tahun
2020. Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh corona virus, yang menyebar
antaramanusia ke manusia melalui tetesan cairan dari mulut dan hidung saat orang yangterinfeksi
sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan penyakit flu. Virus ini bisa menyerang siapa
saja, laki-laki,perempuan, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun
ibumenyusui, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahantubuhnya
lemah (Sari, 2020). Besarnya dampak yang diberikan virus ini membuat banyak negara terpaksa
memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggidan universitas.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam
jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Perubahan sistem pembelajaran tersebut tentunya memiliki
tujuan yang positif, namun juga memberikan dampak negatif bagi seluruh pihak. Perubahan proses
pembelajaran secara tiba-tiba ini memunculkan kendala tersendiri dalam pelaksanaanserta dampak
yang tidak sedikit sebagai akibanya. Hasanah & dkk (2020) menyebutkan bahwa gagapnya para
pendidik, bingungnya orangtua yang mendampingi anak-anaknya belajar di rumah, dan siswa yang
kebingungan menghadapi metode pembelajaran daring disertai dengan tumpukan tugas menyebabkan
semakin meluas dampak dari perubahan akibat pandemi COVID-19. Hasil penelitian Leuwol dan
Gaspersz (2020) membuktikan bahwa adanya perubahan karakter belajar yang dialami oleh siswa
ketika melakukan perkuliahan jarak jauh secara online. Perubahan karakter belajar yang dialami siswa
meliputi, perubahan Intensional, perubahan positif-aktif, dan perubahan efektif - fungsional.
Perubahan tersebut juga berdampak pada meningkatnya stres siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran secara daring selama pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan
penelitianyang dilakukan oleh Oktawirawan (2020) menunjukkan bahwa pemicu kecemasan siswa
selama pembelajaran daring antara lain kesulitan memahami materi, kesulitan mengerjakan tugas-
tugas, ketersediaan dan kondisi jaringan internet, kendala teknis, dan kekhawatiran akan tugas
selanjutnya. Selain itu, salah satu dampak perubahan proses pembelajaran dari tatap muka menjadi
daring yaitu meningkatnya stres yang dialami oleh siswa. Garniwa (Barseli, Ifdil, & Nikmarijal,
2017) menjelaskan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian
antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial yang dimiliki
seorang individu. Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan
pada hal-hal yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi (Hasanah & dkk,
2020). Kiselica, dkk (Desmita, 2012: 298) menyampaikan gambaran dampak dari stres siswa di
sekolah yang tidak hanya berpengaruh pada ketiga seperti fisik, psikologis, psikososial akan tetapi
juga berpengaruh pada penyesuaian akademik. Siswa yang mengalami stres di sekolah dalam kategori
tinggi dimungkinkan berani menentang dan berbicara di belakang guru, sering membuat keributan di
kelas, dan sering merasa pusing serta sakit perut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas VIII di
SMP Negeri 21 Kota Jambi, diketahui bahwa fenomena yang terjadi di lapangan yaitu adanya
indikasi stres yang cukup tinggi terjadi pada siswa. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan informasi
dari siswa yang memberi pengakuan bahwa selama mengikuti proses pembelajaran secara daring
sering sulit tidur dan sering mengalami sakit kepala. Selain itu, diketahui bahwa kurang terkontrolnya
emosi yang siswa miliki (mudah marah), sering khawatir akan kurangnya pemahaman tentang materi
pembelajaran dan kekhawatiran terhadap kelanjutan dari pendidikan yang dijalani.
Fenomena stres lain yang dialami oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran daring
yaitu menurunnya minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Munculnya berbagai macam
keluhan-keluhan seperti kurang efektifnya penyampaian materi yang diberikan oleh guru, kurang
leluasanya siswa untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan, kondisi pembelajaran yang kurang
kondusif hingga jumlah tugas yang terlalu banyak hingga gangguan jaringan dan keterbatasan paket
internet yang dimiliki. Seluruh keadaan di atas menjadi beban dan tuntutan yang sulit bagi siswa
untuk diterima. Sehingga selama proses pembelajaran secara daring, siswa cenderung dengan sengaja
menunda-nunda waktu untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan banyak melakukan
kegiatan lain seperti menonton televisi, bermain game online atau hal lainnya yang tidak berkaitan
dengan kegiatan belajar.
Keadaan tersebut di atas tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak, baik bagi
diri siswa sendiri, pihak guru dan sekolah maupun orangtua/wali tentang tingkat stres yang dialami
oleh siswa. Keadaan-keadaan ini hendaknya perlu mendapatkan perhatian yang utama dalam usaha
mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran secara daring, dengan cara menurunkan tingkat stres yang
dialami oleh siswa. Melalui pengukuran terhadap aspek-aspek dari stres siswa, maka akan diketahui
tingkat stres yang dialami oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran secara daring. Dengan
mengetahui tingkat stres pada siswa, maka sekolah dan orangtua dapat berusaha untuk menerapkan
solusi yang efektif dalam usaha menurunkan tingkat stres yang dialami siswa. Dengan tingkat stres
yang minim, maka siswa akan lebih berpotensi dan berpeluang untuk dapat mengikuti proses
pembelajaran secara daring dengan lebih optimal untuk tercapainya hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan penjabaran masalah yang telah dijelaskan, maka diperlukan suatu usaha untuk
mengukur tingkat stres yang dialami siswa dalam proses pembelajaran secara daring sebagai usaha
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran selama masa pandemi COVID-19. Maka dari itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Identifikasi Tingkat Stres Siswa dalam Proses
Pembelajaran Secara Daring di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri
21 Kota Jambi).

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan
sampel penelitian sebanyak 76 orang siswa di SMP Negeri 21 Kota Jambi yang ditentukan dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket model skala likert dengan empat pilihan jawaban. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik persentase.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang diperoleh, diketahui gambaran tingkat stres pada
siswa selama mengikuti proses pembelajaran secara daring selama pandemi covid-19 di SMP Negeri
21 Kota Jambi secara umum berada pada kategori sedang. Hasil ini diperoleh berdasarkan interpretasi
data hasil analisis yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang menyatakan mengalami stres
yang mencapai 59,85%.
a. Aspek Fisik
Tingkat stres siswa selama mengikuti proses pembelajaran secara daring berkaitan
dengan aspek fisik deskriptor ketegangan pada otot-otot tubuh berada pada tingkat sedang
(50,25%).
b. Aspek Emosional
Pada aspek emosional, terlihat bahwa tingkat stres yang dialami oleh siswa berada pada
kategori tinggi dengan persentase yang diperoleh sebesar 60,45%.
c. Aspek Pikiran
Selama mengikuti proses pembelajaran secara daring selama pandemi Covid-19, tingkat
stres siswa berada pada kategori yang sedang dengan persentase yang diperoleh sebesar 59,87%.
d. Aspek Perilaku
Tingkat Stres Aspek Perilaku yang Dialami Siswa Selama Mengikuti Proses
Pembelajaran Secara daring dengan jumlah persentase yang diperoleh sebesar 63,93% berada
pada kategori tinggi.

Berdasarkan rekapitulasi tersebut, maka diketahui bahwa tingkat stres siswa selama mengikuti
proses pembelajaran secara daring selama masa pandemi Covid-19 berada pada tingkat yang sedang.
Adanya kebijakan belajar dari rumah berimplikasi terhadap metode pembelajaran, semula dari tatap
muka menjadi daring. Baik tenaga pengajar maupun pelajar beralih memanfaatkan aplikasi seperti
WhatsApp, Google Classroom, Zoom, dan fasilitas daring lainnya. Hal tersebut turut menimbulkan
kegoncangan pada kondisi psikologis siswa. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima
laporan bahwa 79,9% siswa tidak senang belajar dari rumah karena 76,8% guru tidak melakukan
interaksi selain memberikan tugas (Fakhri, 2020). Melalui data tersebut dapat dilihat apabila sistem
belajar daring menyebabkan potensi stres pada siswa meningkat, terutama siswa sekolah menengah
tingkat akhir. Pernyataan dan data tersebut juga sesuai serta menguatkan kebenaran akan hasil analisis
yang dilakukan dalam penelitian ini.

Stres akademik pada pelajar akan muncul ketika harapan untuk pencapaian prestasi akademik
meningkat, tugas yang tidak sesuai dengan kapasitas siswa, bermasalah dengan teman dan bosan
dengan pelajaran. Tidak hanya harapan, tetapi juga berasal dari tekanan dari orang tua untuk prestasi
akademik, sistem pendidikan, dan beban pekerjaan rumah/ tugas mandiri (Sarita & Sonia, 2015).
Stres akademik disebabkan oleh adanya academic stressor (Sayekti dalam Barseli, 2017). Perubahan
pola belajar menjadi daring, kesulitan memahami penjelasan melalui bahasa tulis, perasaan jemu
akibat interaksi guru yang hanya sebatas memberikan tugas, dan posisi kelas siswa yang berada di
kelas VIII menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya stres pada diri siswa.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widiyono (2020) yang menjelaskan bahwa pembelajaran daring dalam pelaksanaannya memberikan
gambaran akan kurang optimalnya terkait pemahaman materi oleh siswa dan tugas yang terlalu
banyak diberikan kepada siswa, sehingga pembelajaran dinilai mejadi kurang efektif. Pembelajaran
daring adalah interaksi pembelajaran jarak jauh melalui jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas yang dapat dilakukan secara fleksibel (Moore et al., 2011). Berbagai platform dapat
digunakan oleh mahasiswa untuk membantunya dalam mengerjakan tugas, menjalani proses
perkuliahan, melaporkan aktifitas perkuliahan secara daring. Namun tidak dipungkiri bahwa adanya
hambatan-hambatan yang terjadi selama proses perkuliahan dilakukan secara daring. Kendala-
kendala yang dihadapi oleh siswa seperti jaringan yang tidak ada, paket internet yang habis, pekerjaan
rumah yang harus dikerjakan juga, dan tugas yang menumpuk. Berbagai tuntutan akademik yang
harus diselesaikan oleh siswa akhirnya menyebabkan mereka mengalami stres.

Perubahan gaya pembelajaran dari tatap muka ke daring tidak hanya menuntut pembiasaan dari
diri siswa untuk menjadi lebih mandiri dalam upaya memahami materi pelajaran, namun juga
menuntut usaha pada tenaga pendidik untuk menyesuaikan kembali cara penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Semua itu perlu dilakukan untuk dapat membuat proses pembelajaran menjadi efektif meskipun
dilakukan secara daring.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa tingkat stres siswa dalam proses
pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 berada pada kategori sedang, dengan
persentase nilai yang diperoleh sebesar 59,85%. Adapun kesimpulan lain yang diperoleh yaitu:
1. Tingkat stres siswa selama proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 pada
aspek fisik berada pada kategori yang sedang dengan persentase skor yang diperoleh sebesar
53,08%.
2. Tingkat stres siswa siswa selama proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19
pada aspek emosional dengan nilai persesntase sebesar 60,45% terbukti berada pada kategori
tinggi.
3. Tingkat stres siswa selama proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 pada
aspek pikiran berada pada kategori yang sedang dengan perolehan nilai persentase skor sebesar
59,87%,
4. Tingkat stres siswa selama proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 pada
aspek perilaku dengan persesntase sebesar 63,93% berada pada kategori yang tinggi.
Sesuai dengan hasil dan kesimpulan yang telah dperoleh, maka adapun saran yang dapat
diberikan antara lain:
1. Siswa yang mengalami stres akademik disarankan untuk tetap menerapkan strategi koping
yang sesuai dengan dirinya dalam menekan peningkatan stres. Di samping strategi koping
berpusat pada masalah dan emosi, siswa juga dapat mengelola stres melalui pendekatan
spiritual dengan koping religius.
2. Guru mata pelajaran hendaknya untuk kembali mengoptimalkan pelaksanaan proses
pembelajaran secara daring dengan lebih mengoptimalkan kembali penggunaan media dalam
usaha membantu siswa memahami materi pembelajaran.
3. Guru BK hendaknya mampu berkoordinasi dengan guru mata pelajaran terkait masalah-
masalah yang dialami siswa selama proses pembelajaran secara darng dilakukan. Dengan
demikian, maka siswa-siswa yang mengalami masalah akan lebih cepat terdeteksi untuk
selanjutnya diberikan layanan yang sesuai untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh
siswa tersebut.
4. Bagi orang tua, keluarga, teman disarankan mendukung siswa baik secara material maupun
moral agar siswa tidak semakin terpuruk dalam pembelajaran di era pandemi ini.

5. DAFTAR PUSTAKA

Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep stres akademik siswa.  Jurnal Konseling dan
Pendidikan, 5(3), 143-148.

Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 

Fakhri, F. (2020). HAN 2020, KPAI Nilai Belajar Jarak Jauh Bikin Anak Tak Naik Kelas. Retrieved
from https://nasional.okezone.com/ amp/2020/07/23/337/2250667/han-2020-kpai-nilai-
belajar-jarak-jauh bikin -anak-tak-naik-kelas?page=2.

Hasanah, U., Ludiana, L., Immawati, I., & Livana, P. H. (2020). Psychological description of students
in the learning process during pandemic Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 299-306.

Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). e-Learning, online learning, and distance
learning environments: Are they the same? The Internet and Higher Education, 14(2), 129–
135.

Sari, M. K. (2020). Tingkat stres siswa S1 keperawatan tingkat satu dalam menghadapi wabah Covid
19 dan perkuliahan daring di STIKES Karya Husada Kediri. Jurnal Ilmiah Pamenang, 2(1),
31-35.

Sarita, & Sonia. (2015). Academic Stress among Students: Role and Responsibilities of Parents.
International Journal of Applied Research, 1(10), 385–388.

Widiyono, A. (2020). Efektifitas Perkuliahan Daring (Online) pada Mahasiswa PGSD di Saat
Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan, 8(2), 169–177.
Gaspersz, S., et all. (2020). Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19.
Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai