email: angelitadokekoro312@gmail.com2
Abstrak
Tujuan penelitian merupakan untuk mengetahui tantangan
pembelajaran matematika di masa Covid-19 ke era normal baru. Penelitian
yang digunakan pada penelitian tersebut adalah pendekatan kualitatif pada
penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tantangan yang
dialami peserta didik, guru, dan orang tua. Untuk menemukan data terkait
kendala yang dialami oleh guru, peserta didik dan orang tua, peneliti
melakukan observasi sebagai langkah awal penelitian. Selanjutnya,
menjalankan kuesioner online dan wawancara sebagai pengembangan
instrumen penelitian untuk melengkapi dan membandingkan data.tujuan
penelitian menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran
di masa Covid-19. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23-30 Oktober 2020.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ke 7 SMP yang berada di kota
waingapu adanya tantangan belajar di masa pandemi Covid 19 yaitu
penyajian materi belajar yang masih kurang, kurangnya sara-prasarana
belajar, gangguan jaringan pada saat belajar dan kesadaran diri peserta didik
dalam belajar. Adapun strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi
tantangan belajar adalah sikap keaktifan peserta didik dalam belajar tanpa
harus menunggu untuk disuruh belajar, tetapi peserta harus menemukan
sendiri dalam menggunakan segala fasilitas yang ada, baik itu orang tua, guru
serta lingkungan sekitar.
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini merupakan peristiwa
yang membuat perubahan dalam kehidupan manusia dan berdampak pada
berbagai bidang salah satunya pendidikan. Penutupan sekolah merupakan
tindakan pemerintah yang di Kabupaten Sumba Timur maupun di berbagai
daerah lainnya, sebagai upaya melindungi peserta didik agar tidak tertular
Covid-19. Untuk menjaga segala kemungkinan dari penularan Covid-19 yaitu
dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, serta membatasi
perkumpulan berskala besar. PandemiCovid-19 berpengaruh dalam seluruh
komponen pendidikan untuk menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
(Wiryanto, 2020).
Selama masa pandemi Covid-19, Pembelajaran Jarak Jauh menjadi
pilihan utama. Pembelajaran Jarak Jauh merupakan kegiatan belajar
mengajar yang menggunakan media sebagai alat untuk berinteraksi antara
guru dan peserta didik (Prawiyogi et al., 2020).(Dina Amsari, 2018)
Pembelajaran Jarak Jauh dilakukan secara Dalam Jaringan (daring) dan Luar
Jaringan (luring) oleh sekolah-sekolah yang berada di Kota Waingapu
Kabupaten Sumba Timur. Pembelajaran jarak jauh disebut sebagai pelatihan
yang diikuti peserta didik tanpa berkumpul disuatu tempat, melainkan menerima
bahan-bahan belajar dan instruksi-instruksi secara detail. Pembelajaran daring
dilakukan melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring dengan alat
bantu berupa handphone, tablet dan laptop. Sedangkan, Pembelajaran Jarak
Jauh luring menggunakan televisi, radio, modul belajar mandiri serta lembar
kerja, bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar yang ada dilingkungan
sekitar peserta didik.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses peningkatan atau
pengembangan berpikir yang dilakukan peserta didik dengan dibantu oleh guru
dalam belajar (Amir & Risnawati, 2016). Pembelajaran matematika yang
dilaksanakan pada masa Covid-19 adalah menggabungkan pembelajaran tatap
muka dan virtual. Akan tetapi, perubahan ini membawakan peserta didik dan
guru untuk belajar melakukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran.
Teknologi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pembelajaran untuk
memberikan ruang gerak bagi peserta didik dalam bereksplorasi, memudahkan
interaksi serta adanya kolaborasi yang dibangun oleh guru dan peserta didik
dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh suatu kondisi dalam perencanaan untuk memfasilitasi
agar timbulnya respon peserta didik(Dina Amsari, 2018).
Adapun pernyataan penelitian yang dilakukan oleh Wahyono dkk bahwa
“Guru profesional di masa pandemi Covid-19:Review implementasi,
tantangan dan solusi pembelajaran” menyatakan bahwa kendala yang
dihadapi berupa keterbatasan jaringan, kurangnya pelatihan, kurangnya
kesadaran dan juga kesukaan untuk belajar merupakan suatu masalah utama.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti berminat untuk meneliti “Tantangan
Pengembangan Cara Belajar Peserta Didik Di MasaPandemi Covid-19 Ke Era
New Normal”. Dengan tujuan agar sistem penyelenggaraan pendidikan
terlaksana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengacu pada
kesejahteraan kehidupan berbangsa Indonesia pada UUD 1945 alinea ke-4.
Proses perubahan perilaku dan memulai kebiasaan yang baru orang-orang
mengalami pengakhiran yang sulit, kehilangan psikologis yang sangat besar,
merasa terombang- ambing, kecemasan meningkat dan motivasi menurun.
Ditinjau dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di Wilayah
Kabupaten Sumba Timur.
KAJIAN TEORI
A. Matematika
Menurut Ani Sunarsi dalam Hasibuan E. (2018:21) meyatakan bahwa
matematika adalah sarana untuk mendapatkan suatu jawaban atas
permasalahan yang di alami manusia yaitu dengan menggunakan informasi,
mengggunakan perhitungan, serta pengetahuan berupa ukuran dan bentuk
dan manusia berpikir bagaimana melihat dan dalam menghubungkan.
Menurut Hasmira (2016:8) matematika merupakan dasar ilmu pengetahuan
perlu dikuasai dengan baik oleh peserta didik, sejak dari jenjang sekolah
dasar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan dasar ilmu
pengetahuan sebagai sarana dalam memecahkan suatu masalah dengan
berdasarkan pada perhitungan.
B. Tantangan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran yang berlangsung secara daring atau belajar dari rumah
merupakan salah satu tindakan yang perlu dilakukan karena merupakan isi
surat edaran dari Menteri Pendidikan maupun Pemerintah Republik
Indonesia (Santoso, 2020). Tantangan yang dialami pada kondisi saat ini
adalah pembelajaran matematika yang dilaksanakan menggunakan aplikasi
secara daring yaitu: google classroom, whatsapp group, youtube, google
meet dan aplikasi lainnya (Kencanawati, Febriyanti, & Irawan, hal. 219).
Adanya pembelajaran ini, merupakan suatu tantangan baru bagi guru
maupun peserta didik yang dipandang sebagai peraturan yang baru.
C. Normal Baru
Normal baru merupakan pola hidup masyarakat dalam menggerakkan
ekonomi dalam mengikuti perilaku perubahan budaya (Muhyiddin, 2020).
Normal baru merupakan salah satu tatanan yang mempengaruhi proses
keberlangsungan Pendidikan yang ada di Indonesia sesuai dengan surat
keputusan yang dikeluarkan (Firmansyah & Kardina, 2020). Surat edaran
kemendikbud No. 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Jadi, segala
aktivitas kehidupan masyarakat akan senantiasa berlangsung sesuai dengan
tatanan yang diatur sesuai dengan keputusan pemerintah.
METODE PENELITIAN
1
.
O
b
s
e
r
v
a
s
i
Metode observasi merupakan perilaku dalam lingkungan atau
ruang,waktu dan keadaan tertentu sebagai cara yang tepat untuk
mengontrol perilaku subjek penelitian.
2.Wawancara
Kemudian, untuk menggali lebih mendalam terhadap subjek penelitian
yang bersifat apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti serta hal-
hal yang mencakup waktu yaitu menggunakan metode wawancara(Salim &
Haidir, 2019).
3. Angket
Angket mempunyai peran yang tidak jauh berbeda dengan teknik
wawancara, yang menjadi perbedaannya hanya pada pelaksanaan
pengumpulan data. Angket diisi oleh responden secara tertulis sedangkan
wawancara, peneliti menyampaikan pertanyaan secara langsung kepada
responden. Data angket akan menghasilkan data deskriptif bukan
berupa angka. Pengumpulan data menggunakan angket sangatlah
efisien. Daftar pertanyaan kuesioner/angket dapat dibuat dengan petunjuk
sebagai berikut (Sutabri, 2012):
a. Terlebih dahulu merencanakan pengumpulan fakta/opini yang terkait
denganpenelitian dalam suatu perencanaan.
b. Menentukan tipe-tipe pertanyaan sesuai dengan fakta/opini yang
telahdikumpulkan.
A. Hasil
3.1 Profil singkat Responden
Responden yang menjadi sasaran dalam penelitian ini merupakan peserta
didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di Kota Waingapu,
Kabupaten Sumba Timur diberikan dalam bentuk link google form dengan
total responden sebanyak 102 orang. Pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh berdasarkan deskripsi tantangan yang dihadapi oleh peserta didik di tingkat
SMP dalam wilayah Kota Waingapu diketahui dari tanggapan informan
kuesioner pada pernyataan- pernyataan.
Gambar 2.
Tempat
Domisili
Berdasarkan data kuesioner, 93,1 % peserta didik yang
mengisi kuesioner
berdomisili didalam Kota Waingapu. Sedangkan sisa persentase adalah
peserta didik yang berda diluar kota waingapu.
3.2 Kondisi Pembelajaran Daring
WhatsApp.
Tantangan yang dialami oleh guru, peserta didik dan orang tua
dalam pembelajaran online khususnya pendapat dari 7 sekolah yang ada di
kota waingapu Kabupaten Sumba Timur yakni sarana dan prasarana dalam
proses pembelajaran. Dari kuesioner peserta didik mengemukakan saat
pelaksanaan pembelajaran online ada gangguan jaringan atau tidak
stabil 69%, kurang memahami materi pelajaran 52%., tugas terlalu dan
sebelumnya kendala kuota internet (tapi sekarang adanya bantuan pulasa
paket dari pemerintah). Serta adapun hasil wawancara guru dan orang tua
mengenai kendala belajar. Ada keunikan antara hasil wawancara antara guru
di sekolah X dan Y yaitu: guru sekolah X menggunakan metode
pembelajaran kembali ke yang konvensional akan tetapi tidak membantu
peserta didik dalam mencapai nilai ketuntasan yang mana hanya 10% yang
tuntas sedangkan sekolah Y menggunakan metode pembelajaran
discovery learning akan tetapi peserta yang mendapatkan nilai tuntas
85%.
Tantangan yang dialami oleh peserta didik selama masa
pembelajaran daring/online dari rumah tugas yang terlalu banyak. Sesaui
dengan hasil penelitian bahwa ada 30 %. Dengan demikian, disaran kepada
guru dalam pemberian harus memperhatikan psikologi anak. Bahkan dirilis
dari situs Suara.com terkait berita dimana seoarang peserta didik asal
Tarakan, Kalimantan Utara melakukan aksi bunuh diri karena stress akibat
belajar online. Selain lain daripada itu, hasil penelitian kami juga
menunjukkan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran matematika secara daring/online seperti kurangnya
praktisnya penyediaan materi pembelajaran, alat peraga yang digunakan
oleh guru, guru tidak menjelaskan materi dengan baik dan kendala peserta
didik menggunakan aplikasi pembelajaran daring yang sering terkendala
oleh jaringan internet yang kurang
stabil.
SIMPULAN (PENUTUP)
DAFTAR PUSTAKA