Anda di halaman 1dari 11

PROSES DAN KENDALA PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19 DI

SEKOLAH MENEGAH ATAS KOTA JAMBI

Annisa Ayudia Solichah, Oktaviana Sianipar, Sendi Pratama,

Yuni Putri Yulliyawati, Zahra Indamaulani.

(Dr.Drs. Jodion Siburian, M.Si.)

1Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jambi, Jambi. Jl. Jend. S. 117 Muarabulian
33612, Indonesia. Telp. (031) 8410298, Fax. (031) 8413300

*CorrespondingAuthore-mail:yuniputriyulliyawatii@gmail.com,
annisaayudiaa2001@gmail.com

Received: September 2021; Revised: September 2021; Published: September2021

Abstrak

Proses pembelajaran di sekolah pada masa pandemi Covid-19 mempunyai banyak


permasalahan yang dihadapi. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia
mengharuskan mengambil sikap dalam mencegah penularan yang lebih luas, termasuk sektor
pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengambil sikap tegas melalui beberapa surat edaran berkaitan tentang kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Tulisan ini mengkaji pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 berkaitan dengan kebijakan pembelajaran jarak
jauh. Proses pembelajaran jarak jauh merupakan solusi yang dalam pelaksanaannya belum
optimal secara keseluruhan. Ada hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran jarak jauh
ini antara lain sumber daya guru harus ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi konten
maupun metodologi juga dalam hal pemanfaatan teknologi informasi. Selain itu, peserta didik
juga kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini, baik itu disebabkan jaringan
internet yang kurang stabil maupun dari segi penyediaan kuota internet yang terbatas. Tujuan
penulisan artikel ini untuk mempelajari dan memahami permasalahan dalam kegiatan
pemebelajaran di masa pandemi yakni pembelajaran jarak jauh agar peserta didik bisa
mengikutinya dengan aktif dan menarik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan observatif. Hasil kajian ini membuktikan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa
pandemi covid-19 ini menimbulkan berbagai tanggapan dan perubahan pada sistem belajar
yang dapat mempengaruhi proses pemebelajaran serta tingkat perkembangan peserta didik
dalam merespon materi yang disampaikan.
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada banyak pihak, kondisi ini sudah
merambah pada dunia pendidikan, pemerintah pusat sampai pada tingkat daerah memberikan
kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mencegah meluasnya penularan COVID-19 . Diharapakan dengan seluruh lembaga
pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir
menyebarnya penyakit COVID-19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara
yang terpapar penyakit COVID-19 ini. Kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai
upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus
corona. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan
seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan
alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa
melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Hal ini didukung oleh Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) dalam format PDF ini ditandatangai
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 24 Maret 2020.
Prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi COVID-19 adalah “kesehatan dan
keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat
merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran”. Sekolah Dasar
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang merasakan dampak dari pandemi COVID-19 .
Sekolah dan juga pihak sekolah mulai mengubah strategi pembelajaran yang awalnya adalah
tatap muka dengan mengubah menjadi pembelajaran non-tatap muka atau ada yang menyebut
pembelajaran online dan juga pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Berbagai model pembelajaran
yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa belajar di rumah. Pemerintah
menyediakan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat diakses dan digunakan oleh guru
dan siswa. Menurut Arsyad (2011) media pembejaran online atau sering disebut dengan e-
learning merupakan media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti
pendidikan. Prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma
baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif”
dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar
yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif
berpartisipasi dalam proses belajar. Pembejaran online juga sering disebut dengan
pembelajaran daring atau “dalam jaringan (online)”. Pemanfaatan sistem pembelajaran daring
merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan
memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran. Riyanda, Herlina, dan Wicaksono
(2020) menjelaskan bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan selama pembelajaran daring
(daring) adalah saling berkomunikasi dan berdiskusi secara online.
Seluruh sekolah di Indonesia mengalami dampak dari pandemi COVID-19 dan sejauh
ini belum dilakukan evaluasi terkait dengan pembelajaran dengan menggunakan metode
daring. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi
COVID-19. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kabupaten Bantul Yogyakarta yang juga
merasakan dan mengalami dampak pandemi ini. Dalam mengatasi permasalahan tersebut,
guru-guru di daerah Bantul mencoba untuk mengubah strategi pembelajaran yang tatap muka
menjadi pembelajaran Daring. Pembelajaran daring sudah dilakukan guru-guru sejak
ditetapkannya pandemi COVID-19 khususnya guru di Kabupaten bantul Yogyakarta. Dewi
(2020) menjelaskan bahwa Pembelajaran yang dilaksanakan pada Sekolah Dasar juga
menggunakan pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Sejauh
ini, pelaksanaan pembelajaran Daring di Sekolah Dasar sudah mulai dilakukan oleh guru-
guru di kabupaten Bantul Yogyakarta tetapi dalam pelaksanaanya belum dievaluasi, maka
dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian untuk melihat hambatan, solusi dan juga
harapan dalam pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini
untuk mendapatkan masukan dan perbaikan untuk pembelajaran yang lebih baik.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam pembelajaran dimasa
Pandemi Covid-19 pada jenjang Sekolah Menengah Atas ?
2. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran dimasa Pandemi
Covid-19 pada jenjang Sekolah Menegah Atas ?

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan dengan tujuan
untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan. Penelitian deskriptif dilakukan dengan
menjelaskan atau menggambarkan variabel yang terjadi pada masal lalu dan sekarang, yang
dalam penelitian ini difokuskan pada pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19.
Penelitian dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk
Google form yang dibagikan kepada para responden. Responden adalah Peserta Didik SMA
N 8 Kota Jambi siswa angakatan 2020 Kelas XII IPA 1, XII IPA 4 dan XII IPA 5 dengan
jumlah total sebanyak 98 responden. Komponen dalam angket terdiri dari identitas responden
serta pertanyaan untuk mengetahui proses dan kendala saat pembelajaran daring berlangsung
yang dihadapi Peserta Didik ( 5 Pertanyaan). Selanjutnya, data yang terkumpul dari angket
tersebut dikelompokkan dalam tabel, dipersentase, lalu ditampilkan dalam bentuk diagram,
dianalisis dan kemudian dideskripsikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1.
Respon
perasaan
peserta didik
terhadap

pembelajaran daring.
Gambar 2. Respon terhadap materi yang didapatkan siswa dalam proses pembelajaran
daring.

Gambar 3. Respon terhadap penyampaian materi pada proses pembelajaran daring.

Gambar 4. Respon tanggapan orang tua pelajar terhadap pelaksanaan pembelajaran


daring.

Dalam proses pembelajaran, banyak problematika yang dihadapi oleh guru sebagai
pendidik yang terbagi dalam beberapa indikator di antaranya: 1) proses penyampaian materi
pembelajaran, 2) proses interaksi dengan siswa dalam proses pembelajaran, 3) kualitas
pemberdayaan sarana dan elemen dalam pembelajaran, 4) mengelola bahan ajar untuk
disampaikan dalam proses pembelajaran, dan 5) penyusunan perangkat Kurikulum yang
sesuai dengan kondisi saat ini (Rezky, 2020).

Hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah siswa yang cukup mampu
untuk memahami materi dari guru hal ini mungkin dikarenakan jaringan internet mereka yang
cukup mendukung dan penyampaian beberapa gurunya cukup baik, tetapi ada juga yang tidak
paham atau kurang paham dengan materi yang disampaikan hal ini dikarenakan kurangnya
penggunaan media pembelajaran secara online sehingga beberapa materi pelajaran yang
membutuhkan alat dan/atau media pembelajaran tertentu tidak dapat tersampaikan oleh guru
secara maksimal. Untuk materi yang bisa siswa dapatkan hasilnya tidak banyak dan
tanggapan orang tua siswa terhadap pembelajaran ini biasa saja hal ini berarti orang tua tidak
terlalu mempermasalahkan anak-anaknya belajar dari rumah dari pada belajar disekolah
dengan resiko tepapar covid 19. Dan siswwa merasa senang belajar dirumah

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihak sekolah sudah berusaha mengatasi


problematika tersebut seperti mengadakan pelatihan kepada para guru terkait penggunaan
media pembelajaran secara online seperti penggunaan google classroom, google formulir.

Dalam hal sikap guru terhadap siswa dalam pembelajaran jarak jauh, ini terbagi dalam
beberapa indikator di antaranya: 1) menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak seorang
guru terhadap proses pembelajaran, 2) menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak
seorang siswa terhadap proses pembelajaran, 3) membantu rasa percaya diri siswa dalam
proses pembelajaran, dan 4) melakukan pembinaan kepada siswa dalam proses pembelajaran
yang memiliki kendala dalam pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, seorang guru perlu
mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional. Diantaranya, (1) guru harus dapat membangkitkan perhatian
peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media
dan sumber belajar yang bervariasi; (2) guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik
untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pemecahan permasalahan
yang dihadapi; (3) guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan
sosial, baik itu sesama teman maupun terhadap lingkungan masyarakat; dan (4) guru harus
menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani peserta
didik sesuai dengan kemampuannya. Kondisi belajar siswa saat belajar di rumah sudah
kurang lebih 2tahun lamanya waktu yang cukup lama, sehingga membuatnya jenuh yang
akhirnya bermalas-malasan. Guru merasa kesulitan dalam memberikan motivasi dalam proses
pembelajaran karena siswa juga merasa tidak diawasi, apalagi kedua orang tuanya bekerja,
sehingga tidak ada yang membimbingnya untuk belajar, sedangkan proses pembelajaran
berlangsung di pagi sampai siang hari. Untuk mengukur hasil belajar siswa, ini problematika
yang dialami guru karena sulitnya siswa dalam menangkap atau memahami setiap indikator
yang disampaikan selama PJJ berlangsung, meskipun indikator-indikator pembelajaran telah
berulang disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran seperti google classroom. Siswa
malah terkadang tidak membuka sama sekali google classroom, padahal semua materi sudah
disampaikan oleh guru di media tersebut.

Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) idealnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan
belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai,
ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga
komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat
disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Hambatan tersebut
sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan
keharusan agar kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi
Covid-19 yang terjadi saat ini.

Banyak keluhan baik dari pendidik, peserta didik, maupun orang tua terkait
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Sebagian pendidik mengeluhkan terbatasnya
kemampuan pengoperasian media pembelajaran secara online maupun keterbatasan akses
jaringan internet. Hal itu juga dirasakan oleh wali murid dan siswa ketika mengisi survei
mengenai pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Masalah yang dihadapi tersebut berkaitan
dengan: pertama, interaksi guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kedua,
alokasi dana untuk pembelian kuota internet. Ketiga, ketertarikan siswa mengikuti
pembelajaran jarak jauh.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR

Menanggapi berbagai keluhan terkait kendala akses internet maupun aktivitas belajar
yang memberatkan pendidik maupun peserta didik, Kemendikbud mengimbau untuk
mewujudkan pendidikan bermakna yang tidak hanya fokus pada capaian aspek akademik
atau kognitif. Secara lebih jelas aturan mengenai proses belajar dari rumah diatur dalam Surat
Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-2019). Poin 2 surat edaran tersebut
menjelaskan proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan: pertama, dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua,
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19.
Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di
rumah. Keempat, bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini karena
guru yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai praktisi, guru
harus dituntut untuk menyelaraskan antara perubahan zaman yang ditandai dengan
kecanggihan teknologi dengan nilai-nilai budi pekerti. Dengan begitu maka sekolah bisa
menjadi benteng moral bagi anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh beriringan dengan
teknologi dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Sebagai sebuah profesi, seorang
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (UU
No. 14 Tahun 2005).

Guru diharapkan kreatif dan inovatif dalam mengeksplor kegiatan belajar yang
menyenangkan, terutama karena keterbatasan teknologi dan koneksi internet. Sebagai contoh
pembelajaran melalui projek pembuatan hand sanitizer berbahan rempah tradisional yang
dapat langsung digunakan siswa. Dalam rangka peningkatan kualitas PJJ secara keberlanjutan
beberapa hal penting yang harus diupayakan, antara lain, pertama, sekolah harus mulai
meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran daring seperti infrastruktur
penguatan jaringan internet, Learning Management System (LMS). Kedua, peningkatan
kapasitas pendidik yang mendukung pelaksanaan PJJ, misalnya peningkatan kompetensi
dalam menyiapkan media dan konektivitas serta pengelolaan pembelajaran dengan mengikuti
berbagai pelatihan. Ketiga, perluasan dukungan platform teknologi secara berkesinambungan
untuk mendukung PJJ. Dukungan berbagai platform teknologi untuk kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat terus berlanjut hingga setelah masa pandemi Covid-19 telah berakhir.
Beberapa upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan agar PJJ dapat terlaksana secara
optimal, bukan hanya dalam situasi pandemi saja, tetapi juga untuk peningkatan kualitas
pendidikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dalam melihat antusias peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran daring. Kami mendapatkan berbagai alasan yang unik dan begitu
banyak. Dapat di lihat dalam pengisian angket tersebut ,mereka cenderung mengeluh dan
tertekan dalam proses pembelajaran daring ini. Beberapa dari responden juga ada yang sangat
tidak puas mengikuti pembelajaran daring. Hal ini di karenakan para responden tidak bisa
memperoleh materi secara maksimal dalam proses pembelajaran daring dan tentunya
berbanding terbalik dengan pembelajaran yang dilakukan secara luring memungkinkan
mereka untuk berinteraksi secara langsung dengan pengajar untuk saling berdiskusi
membahas materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran luring mereka juga dapat berinteraksi
dengan temen mereka untuk belajar atau diskusi kelompok bersama dan pratikum di
laboratorium SMA nya bersama-sama. Akan tetapi hal ini hanya menjadi impian mereka
yang untuk saat ini belum bisa tersampaikan dan para responden juga berdoa agar covid-19
ini segera berlalu dan pak menteri pendidikan bisa mengeluarkan aturan untuk melakukan
atau menerapkan lagi pembelajaran secara luring.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrahana, Andi. 2020.Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama


Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar.Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020: 282-289.

Arifa, F.N. (2020). Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Covid-19. Info Singkat, XII, No. 7/I/Puslit/April/2020.

Azzahra, N.F. (2020). Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa
Pandemi Covid-19. Jakarta: Center for Indonesian Policy Studies (CIPS).

Bisri, H. (2013). Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi


Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Salam: Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-i, 7(3), 217-226.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di


Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.

Hanum, N.S. (2013). Keefektifan e-learning sebagai media pembelajaran (studi evaluasi
model pembelajaran e-learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal pendidikan vokasi, vol.3, no.1 (2013)

Herliandry, L. dkk.2020.Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19.Jurnal Teknologi


Pendidikan.Vol.2.No.1
Hidayat (2017). Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Statistika.Jurnal
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017)

Hutahuruk, Agusmanto dan Ropinus Sidabutar.Kendala Pembelajaran Daring Selama Masa


Pandemi di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Matematika: Kajian Kualitatif
Deskriptif. Journal of Mathematics Education and Applied Vol.2, No.1, 45-51.

Jaelani, A., dkk. (2020). Penggunaan Media Online Dalam Proses Kegiatan Belajar
Mengajar PAI Dimasa Pandemi Covid-19 (Studi Pustaka Dan Observasi Online).
Jurnal IKA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020.

Kusnandar. (2011). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Ma’mur Asmani.2017.Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

Muchlas, Samani dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Ovi Arista. 2014. Komitmen Guru Sertifikasi Dalam Melaksanakan Tugas Mengajar Di
Sekolah Menengah Atas Negeri Kecamatan Pauh Padang, Jurnal Administrasi
Pendidikan Volume 2 Nomor 1.

Rezky, M. (2020). Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Indonesia:


Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1, no. 1, 2020, pp. 40-47.

Riyanda, A. R., Herlina, K., & Wicaksono, B. A. (2020). Evaluasi Implementasi Sistem
Pembelajaran Daring Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 4(1), 66-71.

Sadikin, Ali dan Afreni Hamidah.2020.Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-


19.BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi.Vol 6.No.2.

Warkintin, W., & Mulyadi, Y. B. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis CD Interaktif
Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Scholaria: Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 9(1), 82-92.
Zhafira, N. H., Ertika, Y., & Chairiyaton, C. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap
Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi
Manajemen, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai