,
n
........................ (i)
m =∑ ¿ ¿ ¿
r
i=1
Jika dalam persamaan (i), A = 0 dan r = 1, maka persamaan (i) dapat ditulis menjadi,
n
............................. (ii)
∑ xi
m = i=1,
1
Perhatikan persamaan (ii) adalahnnilai mean (rata-rata) dari X́ . Jadi nilai rata-rata dapat
disebut sebagai momen ke 1 di sekitar 0.
Jika dalam persamaan (i), A = X́ , persamaan (i) disebut momen ke r disekitar rata-rata
disimbolkan dengan m r , sehingga persamaan (i) dapat ditulis menjadi,
n
.......................... (iii)
mr =∑ ¿ ¿ ¿
i=1
Jika dalam persamaan (iii), dan r = 2, maka persamaan (iii) dapat ditulis menjadi,
............................
n (iv)
m 2=∑ ¿ ¿ ¿
i=1
Perhatikan persamaan (iv) adalah variansi dari X. Jadi nilai variansidapat disebut sebagai
momen ke 2 di sekitar rata-rata.
Jika data telah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka persamaan (i) menjadi,
n
, ............................... (v)
m =∑ f i ¿ ¿ ¿
r
i=1
n
............................. (vii)
Contoh 8:
Hasil ujian mata kuliah Drama disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut :
Tentukan momen, kedua, ketiga dan keempat disekitar rata-rata dari data tersebut.
m '1= p1 ( ∑ f i u1i
i=1
n
) =10 ( 409 )=2,25
n
m'2= p2 ( ∑ f i u2i
i=1
n
) =100 ( 5140 )=127,5
n
m '3= pr ( ∑ f i uri
i=1
n
)=1000 ( 3540 )=875
n
m'4 =p r ( ∑ f i uri
i=1
n
)=10000 ( 195
40 )
=48750
m 2=m'2−¿
m3=m'3−3 m '1 m'2 +2 ¿
m 4 =m '4−4 m '1 m'3 +6 ¿
¿ 48750−4 ( 2,25 )( 875 )+ 6 ¿
b. Kemiringan (Skewess)
Kemiringan (a 3 ¿suatu kurva didefinisikan sebagai “hasil bagi antara momen ketiga
disekitar rata-rata dengan pangkat tiga dari standar deviasi populasi (σ ¿”, ditulis,
m3
a 3=
σ3
Nilai kemiringan digunakan untuk mengukur derajat kesimetrian suatu kurva dengan
ketentuan sebagai berikut,
( i ) . a3 < 0 , kurva miring negatif (kurva miring/condong kekiri)
( ii ) . a3=0 , kurva simetri
( iii ) . a3 >0 ,kurva miring positif (kurva miring/condong kekanan)
Dalam praktek ukuran kemiringan suatu kurva sering digunakan “koefesien kemiringan
Pearson” tipe satu da tipe dua.
Koefesien kemiringan Pearson tipe satu dinyatakan sebagai,
Mean−Modus M −M o
a 3= =
Simpangan baku s
Koefesien kemiringan Pearson tipe dua dinyatakan sebagai,
3 ( Mean−Median) 3(M −Me)
a 3= =
simpangan baku s
c. Kurtosis
Kurtosis digunakan untuk mengukur seberapa berat ekor dari sebaran suatu distribusi data.
Tinggi rendahnya atau runcing datarnya bentuk suatu kurva disebut “kurtosis”
Koefesien kurtosis (a¿ ¿ 4)¿ didefinisikan sebagai, hasil bagi antara momen ke 4 disekitar
rata-rata dengan kuadrat dari variansi populasi (σ ¿ ¿2)¿, ditulis,
m4
a 4=
2 m4
( σ ¿¿ 2) = ¿
σ4
dengan, σ 2= variansi populasi (dibaca sigma kuadrat)
m 4 = momen ke 4 di sekitar rata-rata.
Interpretasi nilai kurtosis adalah sebagai berikut,
Secara empiris, koefesien kurtosis dapat juga ditentukan dengan formula “koefesien
kurtosis persentil (K)” yaitu,
1
( K −K 1)
SK 2 3
K= =
P90−P10 P90−P10
dengan :
Contoh 9:
Misalkan data berikut adalah nilai hasil ujian 10 mahasiswa untuk mata kuliah Puisi prodi
bahasa Indonesia.5, 6, 5, 7, 4, 8, 8, 7, 9, 6. Pertanyaan :
Solusi :
Tugas pertemuan ke V
Data dalam tabel distribusi frekuensi berikut menyatakan berat badan (dalam kg) 50 orang
siswa kelas 3 SD X
Tentukan :
a. Median
b. Modus
c. Kuartil pertama ( K 1 )
d. Kuartil ketiga ( K 3 ¿
e. Desil kelima ( D5 )
f. Persentil ke sepuluh ( P10 )
g. Persentil ke sembilan puluh ( P90 ¿
h. Rata-rata ( x́ )
i. Simpangan Baku ( s )
j. Koefesien variasi
k. Koefesien kemiringan (skewness)
l. Koefesien kurtosis
m. Buatlah sketsa kurva data tersebut berdasarkan kemiringan dan kurtosis.