Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KELAS IV SD NEGERI

KEDUNGUTER 03 KABUPATEN BREBES

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat penyusunan skripsi

Oleh :
Anindya Viva Amalia
1401418418

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
I. JUDUL PENELITIAN
Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19
di Kelas IV SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten Brebes.
II. BIDANG KAJIAN
Analisis Pembelajaran Jarak Jauh
III. PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan, dibahas tentang latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dan tidak dapat
dihilangkan dari kehidupan. Pendidikan sifatnya mutlak untuk setiap
orang, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Pada tahun 2020
hingga saat ini seluruh dunia mengalami wabah penyakit yaitu pandemi
Covid-19. Pandemi ini berdampak pada berbagai bidang, salah satunya
dibidang pendidikan. Akibat pandemi, terjadilah pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran jarak jauh dapat didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang tidak memperhitungkan ruang dan waktu, memiliki
sifat mandiri untuk proses pengembangan siswa menggunakan metode
maupun media dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh
menjadi pilihan yang paling tepat selama masa pandemi Covid-19 karena
pendidikan harus terus berjalan.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 1, tertulis:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan
merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dalam diri seseorang. Pendidikan saat ini sedang
mendapatkan pengalaman yang berharga, karena tidak bisa melakukan
kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti biasanya. Dengan adanya
pandemi Covid-19 membuat sistem pendidikan berubah, salah satunya
yaitu dengan melakukan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh.
Pasal 1 ayat 15 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Pendidikan Jarak Jauh, tertulis:
Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya
terpisah dari pendidik, dan pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi informasi,
dan media lain.

Selanjunya menurut Pasal 31 ayat 3, tertulis bahwa:


Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk,
modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan
belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai
dengan standar nasional pendidikan.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa pendidikan jarak jauh


sudah ada dari sebelum pandemi Covid-19 datang di Indonesia, namun
masih belum biasa dilakukan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan kebijakan mengenai pembelajaran jarak jauh guna mencegah
penularan Covid-19 melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan dan Nomor
36926/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Daring, Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Untuk memperkuat surat edaran ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pembelajaran dari Rumah dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 ini menuntut lembaga
pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran, salah
satunya adalah melakukan pembelajaran jarak jauh yang menarik.
Menurut penuturan guru kelas IV SDN Kedunguter 03 Kabupaten
Brebes selama pembelajaran jarak jauh terdapat beberapa hambatan
diantaranya yaitu akses internet yang masih terbatas dikarenakan wilayah
SD Negeri Kedunguter 03 Brebes berada di pedesaan, sinyal internet
belum stabil serta masih banyak orang tua yang kurang paham akan
teknologi. Hal ini disebabkan rendahnya pengawasan dari guru dan orang
tua, dukungan lingkungan sekitar, serta motivasi peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Hasil penelitian yang relevan dan memperkuat peneliti untuk
melakukan penelitian tentang pembelajaran jarak jauh antara lain
dilakukan oleh Kurnia Dwi Setyaningsih, dkk dan Tinta Wahyu Kisworo
& Woro Sumarni.
Penelitian yang telah dilakukan Kurnia Dwi Setyaningsih, dkk
yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Dalam
Masa Pandemi di SD MIN Sumurup Bendungan Kota Trenggalek. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa, pada umumnya diterapkannya
pembelajaran daring memberikan dampak yang baik pada KBM. Dimana
kegiatan KBM lebih menyenangkan dan kesemua dari peserta didik bisa
melibatkan diri pada KBM. Berdasar hasil analisa tanggapan peserta didik
terhadap pelajaran online bisa disimpulkan bahwa pelajaran online sudah
banyak mendapatkan tanggapan yang baik, dimana hal ini bisa dilihat dari
banyaknya peserta didik menjawab iya pada pernyataan tersebut. Dalam
pembelajaran online ini siswa merasa sangat senang walaupun kadang ada
kendala baik di jaringan internet maupun pemahamannya. Dalam hal ini
guru mengatasinya dengan mengirimkan video penjelasan materi lewat
WAG yang di dalam tersebut nomor seluruh wali murid dan dalam proses
pembelajaran tentu didukung dari pihak wali murid guna kelancaran dalam
proses pembelajaran. Terkait hasil penelitian tersebut maka diperlukan
penelitian lanjutan terhadap pembelajaran daring dalam skala lebih luas.
Penelitian yang telah dilakukan Tinta Wahyu Kisworo & Woro
Sumarni yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di
SD Negeri Karangrena 03 Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penelitian didahului dengan melakukan observasi
langsung ke sekolah yaitu SDN Karangrena 03. Peneliti langsung bertemu
dengan Kepala Sekolah dan memperbincangkan tentang pelaksanaan PJJ
yang dilakukan oleh sekolah. Berdasarkan wawancara yang di peroleh
bahwa sekolah sudah melaksanakan PJJ. Pihak sekolah melaksanakan
rencana PJJ secara fleksibel dengan melihat keadaan dan kondisi peserta
didik. Pihak sekolah mendukung strategi apa yang akan digunakan oleh
guru dalam mengajar. Guru memanfaatkan fasilitas pembelajaran dengan
menerapkan strategi pembelajaran teknologi, memudahkan peserta didik
untuk menerima materi dari guru, sehingga pembelajaran dapat
tersampaikan. Guru di SDN Karangrena 03 menggunakan model PJJ dengan
memberikan materi secara online pada peserta didik kemudian di download dan
dipelajari secara manual (offline), selain itu guru memberikan materi
ppembelajaran secara online dan peserta didik mempelajari secara online.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji
permasalahan tersebut dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas IV SD Negeri
Kedunguter 03 Kabupaten Brebes”.
B. Pembatasan Masalah
Masalah pada bagian identifikasi terlalu luas, sehingga perlu
dibatasi untuk memperoleh kajian yang efektif dan mendalam. Peneliti
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Fokus penulisan dalam penelitian ini ialah pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh.
2. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas IV SD Negeri
Kedunguter 03 Kabupaten Brebes.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul dan studi pendahuluan, peneliti kemukakan
beberapa pokok masalah dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana model pembelajaran jarak jauh yang digunakan peserta
didik kelas IV SDN Kedunguter 03 Kabupaten Brebes?
2. Apa faktor yang menghambat terjadinya pembelajaran jaarak jauh?
3. Bagaimana solusi yang tepat dalam mengatasi faktor yang
menghambat pembelajaran jarak jauh?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh kelas IV di SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten
Brebes.
Adapun tujuan khusus penelitian ini ialah:
1. Mendeskripsikan model pembelajaran jarak jauh yang digunakan
peserta didik kelas IV SDN Kedunguter 03 Kabupaten Brebes.
2. Mendeskripsikan faktor yang menghambat terjadinya pembelajaran
jaarak jauh.
3. Mendeskripsikan solusi yang tepat dalam mengatasi faktor yang
menghambat pembelajaran jarak jauh.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran di tengah pandemi dengan berbagai
model pembelajaran jarak jauh. Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan referensi yang berguna dalam pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infromasi tentang
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19.
b. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu peserta didik
dalam mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh.
F. Kajian Pustaka
1. Kajian Teoretis
a. Covid-19
Covid-19 adalah Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada
manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Virus baru yang menyebabkan penyakit pada manusia mulai dari
gejala ringan sampai berat dan menyerang gangguan pada sistem
pernapasan seperti demam, batuk, dan sesak napas, pneumonia akut,
sampai kematian. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. (Zainal Abidin, dkk : 2020).
Virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut
di kota Wuhan, Cina pada tahun 2019. Gejala dari Covid-19 ini
seperti gejala penyakit flu biasa yang disertai batuk-batuk dan sakit
tenggorokan, namun dengan demam tinggi diatas 38˚ Celcius dan
dapat mengakibatkan sesak napas. Pada tanggal 30 Januari 2020
Covid-19 telah menyebar ke 18 negara, dan pada tanggal 2 Maret
2020 Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa warga
Indonesia terserang Covid-19.
Pandemi Covid-19 menyebabkan semua sistem berubah,
termasuk dalam sistem pendidikan.Pemerintah Indonesia khususnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merubah sistem
pendidikan, pembelajaran dilakukan secara daring.Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di
Indonesia.
b. Pembelajaran Jarak Jauh
Berdasarkan Surat Edaran No. 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Pada poin pertama
tersirat kegiatan Belajar Dari Rumah dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan. Kemudian, pada poin kedua
dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dalam
jaringan ataupun luar jaringan harus dilaksanakan dengan
memperhatikan pedoman yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan berbagai
keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana berupa handphone,
laptop dan jaringan bagi guru dan peserta didik serta kemampuan
yang masih terbatas dalam pemanfaatan teknologi membuat
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh harus tetap diupayakan
berjalan. Guru sebagai pendidik sudah berupaya melakukan
pembelajaran jarak jauh melalui media Group Whatsapp, Google
Form, Google Classroom dan aplikasi belajar online lainnya. Untuk
pembelajaran secara sinkronus guru juga memanfaatkan media
Google Meet, oom Cloud Meeting, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan berbagai media pembelajaran jarak jauh yang
diolah sesuai dengan kemampuan guru. Tuntutan guru tidak hanya
secara akademis tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi yang
harus dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh.
Adapun kendala yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran jarak jauh seperti tidak memiliki handphone, paket
data dan jaringan sinyal. Kendala tersebut bisa menjadi hambatan
dalam proses pembelajaran. Namun guru tentu memaklumi keadaan
tersebut dan memberikan solusi terhadap permaslahan yang dihadapi
peserta didik agar tetap bisa mengikuti proses pembelajaran. Tugas
dapat diambil dan dikumpulkan di sekolah dengan mematuhi
protokol kesehatan.
2. Kajian Empiris
Berikut beberapa penelitian relevan yang dapat dijadikan kajian
penelitian:
a. Kurnia Dwi Setyaningsih, dkk, Analisis Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Masa Pandemi di SD MIN
Sumurup Bendungan Kota Trenggalek.
b. Tinta Wahyu Kisworo & Woro Sumarni, Analisis Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh di SD Negeri Karangrena 03
Kabupaten Cilacap.
c. Siti Khomsiyatun Mamluah & Achmad Maulidi, Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar.
d. Didik Sukanto, Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Media E-
Learning Sebagai Solusi Pembelajaran Pada Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
G. Kerangka Berpikir
Berdasarkan apa yang sudah terjadi, pandemi Covid-19
mengakibatkan banyak faktor yang mempengaruhi kelangsungan
hidup manusia. Terutama pada bidang pendidikan dan ekonomi. Pada
penelitian ini, peneliti mengkaji tentang bidang pendidikan. Pada masa
pandemi Covid-19 pendidikan sedang mengalami masalah, hingga
mengakibatkan proses pembelajaran terhambat, terutama pada jenjang
sekolah dasar.
Proses pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh, proses
pembelajaran ini tidak berjalan dengan maksimal pada SD Negeri
Kedunguter 03 Kabupaten Brebes dikarenakan beberapa faktor, seperti
jaringan yang tidak stabil, kurangnya pengawasan dari guru dan orang
tua serta tidak memiliki handphone. Namun guru sudah mengantisipasi
hal tersebut dengan menerima peserta didik yang datang ke sekolah
untuk mengambil tugas dari guru, kemudian jika ingin mengumpulkan
tugas datang kembali ke sekolah.
Solusi tersebut ternyata masih juga kurang cukup, dari orang tua
yang merasa keberatan jika harus dilakukan pembelajaran jarak jauh,
karena keterbatasan teknologi dan rendahnya pendidikan orang tua,
sehingga orang tua meminta kepada pihak sekolah untuk diadakannya
pembelajaran tatap muka. Hal tersebut akhirnya dipertimbangkan oleh
Kepala Sekolah SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten Brebes.
Kepala Sekolah berkoordinasi dengan dinas setempat terkait
pembelajaran tatap muka, kemudian setelah berdiskusi terkait hal
tersebut dinas setempat memberikan izin melakukan pembelajaran
tatap muka dengan catatan satu hari hanya satu jam pembelajaran.
Pembelajaran tatap muka pun dilaksanakan pada awal tahun 2021.
H. Metode Penelitian
Komponan dalam penelitian kualitatif, yaitu: desain penelitian,
tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian, data dan sumber
data, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik keabsahan data,
serta teknik analisis data.
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus. Karena penelitian dengan menggunakan pendekatan studi
kasus memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mendalam
tentang permasalahan pada suatu objek penelitian. Menurut
peneliti, pendekatan studi kasus ini tepat dilaksanakan dalam
penelitian Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Pada
Masa Pandemi Covid-19 di kelas IV SD Negeri Kedunguter 03
Kabupaten Brebes. Masalah ini harus dikaji secara khusus agar
mendapatkan hasil penelitian yang signifikan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Kedunguter 03
Kabupaten Brebes, karena SD tersebut merupakan SD yang
memiliki akreditasi C. Peneliti ingin mengkaji lebih dalam,
apakah SD tersebut dapat mengatasi permasalahan yang terjadi
pada proses pembelajaran jarak jauh. Selain itu, mengapa saya
memilih SD tersebut, karena SD tersebut letaknya di pedesaan.
Peneliti ingin tahu proses pembelajaran jarak jauh seperti apa,
apakah SD tersebut menggunakan model pembelajaran jarak
jauh yang bervariasi atau hanya melaui Group Whatsapp.
Alasan peneliti memilih kelas IV karena pada kelas IV
merupakan peserta didik peralihan dari kelas rendah ke kelas
tinggi, dari yang pembelajarannya harus dibimbing, sekarang
perlahan-lahan mulai mandiri. Jadi, terdapat pergantian tingkah
laku dan kebiasaan.
b. Waktu Penelitian
Peneliti melaksanakan observasi dan wawancara pada bulan
Maret sampai bulan Juni. Pada saat observasi, peneliti
menanyakan hal terkait kondisi sekolah, seperti proses
pembelajarannya.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan sebuah
pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak sekolah baik guru
maupun kepala sekolah. Peneliti melakukan wawancara secara
terstruktur agar nantinya pada saat melakukan wawancara
berjalan secara sistematis. Peneliti juga melakukan wawancara
secara tidak terstruktur, mengajukan pertanyaan sesuai apa
yang ada dipikiran secara kebetulan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan
wawancara terkait keadaan sekolah dan proses
pembelajarannya. Proses wawancara dilakukan sesuai apa yang
telah direncanakan oleh peneliti kemudian peneliti mengajukan
pertanyan yang sudah disiapkan. Berdasarkan wawancara
tersebut diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran jarak
jauh pada kelas IV SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten
Brebes tidak berjalan dengan maksimal karena terdapat faktor
yang menghambat terjadinya pembelajaran jarak jauh seperti
sinyal yang tidak stabil, guru dan peserta didik yang gagap
teknologi, serta peserta didik yang tidak memiliki handphone.
Solusi yang dilakukan SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten
Brebes dalam mengatasi faktor yang menghambat terjadinya
pembelajaran jarak jauh yaitu mengadakan pembelajaran tatap
muka seminggu empat pertemuan dengan batas waktu satu jam
pembelajaran.
4. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini menggunakan dua sumber data primer
dan sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yang peneliti dapatkan dari responden
yaitu proses pembelajaran pada kelas IV SD Negeri
Kedunguter 03 Kabupaten Brebes tidak berjalan dengan
maksimal, karena adanya beberapa faktor yaitu jaringan yang
tidak stabil, guru dan peserta didik yang gagap teknologi, serta
siswa yang tidak memiliki handphone. Hal tersebut terjadi
karena lokasi SD Negeri Kedunguter Kabupaten Brebes berada
di pedesaan. Solusi yang dilakukan SD Negeri Kedunguter 03
Brebes yaitu melaksanakan pembelajaran tatap muka.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data yang peneliti dapatkan melalui penelitian ini
yaitu dari guru kelas IV, kepala sekolah, peserta didik, serta
orang tua. Peneliti tidak menggunakan sumber lain yang berupa
jurnal atau kutipan dari wartawan tentang sekolah, namun
peneliti melakukan observasi untuk mencari tahu datanya
sendiri. Jadi, hasilnya lebih faktual dan terpercaya karena data
diambil dari responden dan melihat sendiri kondisi di tempat.
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan tentang teknik dan instrumen
pengumpulan data. Uraiannya sebagai berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu langkah yang penting dalam penelitian yaitu
pengumpulan data, karena tujuan utama dari sebuah penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2016:308).
Pengumpulan data pada penelitian ini akan dibahas pada
penjelasan berikut:
1. Observasi
Satori & Komariah (2017:105) menyatakan bahwa
observasi adalah pengamatan baik yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung pada suatu objek yang
diteliti dengan tujuan untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian. Menurut pengertian
psikologik, observasi sering disebut dengan
pengamatan.Kegiatan dalam observasi meliputi pemusatan
perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indera (Arikunto, 2013:199).
Penelitian kualitatif, menggunakan observasi tidak
terstruktur. Hal ini karena fokus penelitian dapat
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
Sugiyono (2016:312) menyatakan bahwa observasi tidak
terstruktur adalah observasi yang dalam pelaksanaannya
tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Observasi dalam penelitian ini akan dilakukan
menjadi beberapa tahapan yang meliputi a) observasi
deskriptif, b) observasi terfokus, dan c) observasi terseleksi
(Sugiyono, 2016: 314-316).
a. Observasi Deskriptif
Peneliti melakukan penjelajahan umum dan
menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang
dilihat, didengar, dan dirasakan. Hasil observasi ini
disimpulkan dalam keadaan yang belum terstruktur.
Observasi pada tahap ini menggunakan indera
penglihatan dan pendengaran karena objek penelitian
ini yaitu peserta didik kelas IV SD Negeri Kedunguter
03 Kabupaten Brebes.
b. Observasi Terfokus
Tahap ini sering disebut tahap penentuan fokus
penelitian. Observasi dipersempit untuk difokuskan
pada aspek yang akan diteliti. Aspek yang akan diteliti
pada penelitian ini adalah proses pembelajaran jarak
jauh di kelas IV SD Negeri Kedunguter 03 Kabupaten
Brebes.
c. Observasi Terseleksi
Peneliti menguraikan fokus yang ditemukan,
sehingga datanya lebih rinci. Pada tahap ini, peneliti
telah menemukan faktor yang menyebabkan proses
pembelajaran tidak berjalan dengan maksimal serta
solusinya. Pada tahap ini peneliti telah menemukan
pemahaman yang mendalam.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan
observasi mengenai: (1) Model pembelajaran yang
digunakan peserta didik kelas IV dalam pembelajaran
jarak jauh; (2) Faktor yang menghambat terjadinya
pembelajaran jarak jauh; (3) Solusi dalam mengatasi
hambatan pada pembelajaran jarak jauh.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data ketika peneliti akan melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti dengan
jumlah responden sedikit atau kecil (Sugiyono, 2016:188).
Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2016:317)
mengemukakan bahwa ada tiga jenis wawancara yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak
terstruktur. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur dalam
penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang
informasi dan data awal penelitian. Peneliti melakukan
wawancara dengan narasumber kepala sekolah, guru kelas
IV, peserta didik dan orang tua.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2016:326) menyatakan bahwa dokumen
dapat berbentuk tulisan, foto maupun karya. Dokumen yang
berbentuk tulisan meliputi catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar meliputi foto, gambar hidup,
sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang meliputi karya
meliputi karya seni yang dapat berupa gambar, patung,
film, dan lain-lain. Untuk melengkapi penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif maka
perlu menggunakan studi dokumen (Sugiyono, 2016:326).
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai bukti
penelitian.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Selain teknik pengumpulan data, terdapat hal lain yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu instrumen
penelitian. Sugiyono (2016:148) mengemukakan, “instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen
penelitan juga bisa disebut sebagai alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah.
Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam
kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi
atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada instrumen
tersebut. Oleh karena itu, alat ukur atau instrumen tersebut
harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Instrumen
dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian
itu sendiri yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif
memiliki kewenangan untuk menelaah dan mengeksplorasi
seluruh ruang secara cermat, tertib, dan leluasa, bahkan ada
yang menyebutnya sebagai key instrument. Peneliti adalah
instrumen kunci dalam penelitian kualitatif (Satori &Komariah,
2017:61-62).
Key instrument dalam penelitian ini adalah peneliti. Karena
peneliti sendiri yang membuat, menggali data, menelaah, dan
menafsirkannya. Peneliti juga menggunakan beberapa alat
untuk mempermudah dalam memeroleh data. Alat pengumpul
data yang digunakan oleh peneliti, yaitu:
1. Pedoman Wawancara
Berisi pertanyaan yang diajukan kepada kepala
sekolah, guru, peserta didik dan orang tua.
2. Pedoman Observasi
Digunakan untuk memandu peneliti dalam
melakukan analisis.
6. Keabsahan Data
Moleong (2013:324) menyatakan bahwa diperlukan teknik
pemeriksaan dalam menentukan keabsahan data. Ada beberapa
kriteria tertentu yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
teknik pemeriksaan. Kriteria-kriteria tersebut yaitu, derajat
kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.
Moleong (2013:324) menyatakan bahwa konsep validitas
internal dari nonkualitatif digantikan oleh penerapan kriterium
derajat kepercayaan. Kriterium keteralihanberbeda dengan validitas
eksternal yang berasal dari nonkualitatif. Konsep validitas dari
penelitian nonkualitatif mengemukakan bahwa generalisasi suatu
penemuan dapat diterapkan atau digunakan pada semua konteks
dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
pada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu.
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan
antara konteks pengirim dan penerima.
Kriterium kebergantungan dapat disebut sebagai reliabilitas
dalam penelitian nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif,
reliabilitas ditunjukkan dengan cara mengadakan replikasi studi.
Artinya, bahwa suatu penelitian merupakan representasi dari
rangkaian kegiatan pencarian data yang dapat ditelusuri
jejaknya.Sugiyono (2016:374) menyatakan bahwa melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian adalah cara yang dapat
dilakukan untuk menguji dependability dalam penelitian kualitatif.
Cara melakukannya adalah dengan bantuan auditor yang
independen atau untuk mengawasi atau mengaudit semua aktivitas
peneliti dalam melakukan penelitian.
Moleong (2013:325) menyatakan bahwa kriterium
kepastian berkaitan dengan objektivitas hasil penelitian. Sesuatu itu
objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang
terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Uji
konfirmabilitas hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Uji
konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Teknik pemeriksaan data kualitatif menurut
Moleong (2013:327) yang disajikan pada Tabel 3 berikut:

Kriteria Teknik Pemeriksaan


Kredibilitas
(1) Perpanjangan keikutsertaan
(2) Ketekunan pengamatan
(3) Triangulasi
(4) Pengecekan sejawat
(5) Kecukupan referensial
(6) Kajian kasus negatif
(7) Pengecekan anggota
Keteralihan
(8) Uraian rinci
Kebergantungan
(9) Audit kebergantungan
Kepastian
(10) Audit kepastian

Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut (Moleong, 2013: 328-338):

a) Triangulasi, teknik pemeriksaan keabsahan data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut, triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi penyidik, teknik tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lain untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data, pengamat lain dalam
hal ini adalah dosen pembimbing, guru kelas IV dan kepala
sekolah. Selain itu peneliti juga menggunakan triangulasi teknik.
Triangulasi teknik tersebut dilakukan dengan penggunaan teknik
yang berbeda-beda dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
b) Uraian rinci, memberikan penjelasan terhadap hasil penelitian
kepada pembaca dengan penjelasan yang serinci-rincinya.
dilakukan pada tiap sub aspek, lembar analisis didesain sedemikian
rupa, sehingga menyediakan kesempatan bagi pengamat lain untuk
menganalisis selain itu uraian hasil penelitian harus digambarkan
secermat dan seteliti mungkin agar mampu menggambarkan
konteks dari tempat penelitian diselenggarakan.
c) Auditing, merupakan konsep bisnis yang digunakan untuk
memeriksa kebergantungan dan kepastian data khususnya pada
bidang fiscal (Moleong, 2013:338). Audit kebergantungan dan
kepastian dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing
sekaligus mengevaluasi keseluruhan proses penelitian.
7. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dan
menentukan. Melalui analisis yang optimal dengan interpretasi
yang tepat, akan diperoleh hasil penelitian yang bermakna.
Sugiyono (2016:333) menyatakan bahwa analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum, selama, dan setelah
dilapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif, lebih
difokuskan pada saat proses dilapangan bersamaan dengan
pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Hudaya, A., & Anjani, D. (2020). Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
Pada Masa Pandemi Covid-19 Pejatan Timur. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan, 1(1): 146.

Kisworo, Tinto Wahyu. 2020. “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh


Dalam Masa Pandemi”. Makalah. Seminar Nasional Pascasarjana di
Universitas Negeri Semarang. 2020.

Mamluah, S. K., & Maulidi, A. (2021). Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa
Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar Madura. Journal of Elementary
Education. 5(1): 877.

Setyaningsih, K. D., Eka, K.I., & Badarudin. 2021. Analisis Pelaksanaan


Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Masa Pandemi di SD MIN Sumurup
Bendungan Kota Trenggalek. Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 2(1): 8365.

Sukanto, D. (2020). Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Media E-Learning Sebagai


Solusi Pembelajaran Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Jurnal Syntax Idea, 2(11): 883.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Diperbanyak oleh LLDIKTI Wilayah
VII.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan


Jarak Jauh. 2003. Jakarta: Diperbanyak oleh Pusdiklat Perpusnas.

Anda mungkin juga menyukai