Anda di halaman 1dari 27

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI

COVID-19 DI KELAS III SDS SANTO YAKOBUS JAKARTA UTARA

DISUSUN OLEH :

Chelsya Maria Petronela M

201703050017

UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN BAHASA

PGSD

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dan Pendidikan di Indonesia

menerapkan sistem pendidikan nasional yang di rancang secara sistematis.

Namun hampir seluruh segala kehidupan manusia termasuk pendidikan di Indonesia

saat ini sedang terkena dampak wabah Covid-19, sehingga dalam hal ini pemerintah

daerah sesuai dengan surat edaran yang di keluarkan kementerian pendidikan republik

Indonesia No. 15 tahun 2020 telah mengganti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di

sekolah dengan tatap muka antara guru dan siswa menjadi Belajar Dari Rumah

(BDR). Kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) merupakan kegiatan belajar yang

dimana siswa mendapatkan materi pembelajaran serta sumber belajar tanpa adanya

batas waktu dan tempat dari rumah, kegiatan ini di harapkan mampu mendukung

pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena wabah Covid-19 untuk

memutuskan mata rantai penyebaran virus proses pembelajaran yang biasanya

dilakukan di sekolah dengan tatap muka langsung antara guru dan siswa-siswi tidak

dapat dilaksanakan pada masa pandemi ini melainkan para siswa harus belajar di

rumah sehingga sekolah terutama bagi guru-guru untuk menyiapkan perangkat

pembelajaran yang memungkinkan untuk tetap mendampingi siswa belajar dari

2
rumah. Kondisi ini menuntut guru untuk mengubah strategi belajar mengajar sesuai

dengan kondisi pandemi. Serta guru perlu memilih penggunaan metode mengajar

yang tepat maupun tindakan guru dalam mengelola pembelajaran sangat diperlukan

dalam program belajar dari rumah.

Dalam Permendikbud No. 109/2013 menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh

merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan

media baik secara visual maupun audio visual, dan secara daring ataupun luring.

Dalam proses pembelajaran jarak jauh perlu menyampaikan materi pembelajaran

kepada siswa melalui media. Media yang di gunakan berupa media cetak, radio,

televise, telepon, laptop, komputer atau media lain yang dapat digunakan secara

online. Selain itu Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh memerlukan media

komunikasi seperti gawai elektronik (HP, laptop, tablet, dll). Pemanfaatan internet

dalam pendidikan juga di butuhkan dalam kondisi ini. Menurut Elliott Masie, Cisco

and Comellia (2000), e-learning merupakan pembelajaran dimana bahan

pembelajaran disampaikan dengan menggunakan media elektronik sebagai fasilitas

dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Hal yang sama diungkapkan dalam

Ariesto Hadi Sutopo, 2012:3) oleh Allen yang menyatakan bahwa, e-learning

meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, baik formal dan non-formal yang

menggunakan internet.

Perubahan metode dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mendadak

karena adanya wabah Covid-19, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana

pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring di Sekolah Dasar Swasta Santo

Yakobus, Jakarta Utara.

3
Konsep pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di SDS Santo Yakobus

melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah untuk memutus mata rantai Covid-

19. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui aplikasi zoom meeting, pembelajaran

di laksanakan setiap hari dari jam 08:30- WIB sampai selesai. Dan di lanjutkan

dengan pemberian tugas.

Berdasarkan kondisi yang menimpa kehidupan manusia, selama pandemik

Covid-19 ini membuat banyak sekolah dari berbagai jenjang melakukan pembelajaran

jarak jauh yang dilakukan secara daring. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang

permasalahan yang telah diuraikan dan melihat kondisi pandemic Covid-19, maka

peneliti ingin menganalisis bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di Sekolah

Dasar Santo Yakobus, Jakarta Utara.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka dapat ditentukan

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di kelas III A, III B, dan III C SDS Santo

Yakobus Jakarta Utara ?

2. Bagaimana penyusunan materi dan bahan ajar pembelajaran daring di SDS Santo

Yakobus ?

3. Bagaimana sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran daring di

SDS Santo Yakobus ?

4. Bagaimana media dan sumber belajar yang di gunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran daring ?

5. Bagaimana penilaian pembelajaran yang di gunakan dalam pelaksanaan daring ?

4
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membataskan masalah penelitian ini yaitu

menganalisis pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah dasar Santo Yakobus pada kelas

III A, III B, dan III C.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah penelitian diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah

peneliti yaitu : “Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19

di Kelas III SDS Santo Yakobus Jakarta Utara?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan tujuan penelitian yang

ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di

kelas III A, III B, dan III C di SDS SantoYakobus, Jakarta Utara.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, serta

wawasan peneliti terkait dengan kewajiban belajar peserta didik SD dalam proses

perlaksanaan pembelajaran jarak jauh

2. Bagi Program Studi

Penelitian ini, dapat menjadi gambaran dan menjadikan suatu pembelajaran baru bagi

calon guru mengenai bagaimana cara melaksanakan pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang dibuat agar terjadi sebuah proses

belajar. Secara harfiah kata pembelajaran berasal dari kata “ajar”, ditambahkan awalan

“pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, pelaksanaan, cara

mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik untuk mau melakukan kegiatan

belajar (Susanto, 2013:19). Berikut ini dikemukakan beberapa definisi pembelajaran

menurut para ahli.

a. Sugiyono dan Hariyanto

Sebuah aktivitas guru dalma membimbing atau mengajar siswa menuju proses

pendewasaan diri (2011: 183)

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Angka 20

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

sebuah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pendidik atau guru, untuk

menciptakan lingkungan belajar agar menimbulkan interaksi antara siswa dengan guru

atau pendidik dan sumber belajar sehingga terjadilah sebuah proses belajar.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut (Rusman 2014 : 10) Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi :

6
a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru harus memerhatikan hal-hal berikut.

1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelaksanaan atau

proses pembelajaran.

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan

metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.

a) Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

tema/materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip “alam

takambang” jadi guru dan belajar dari aneka sumber.

b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan

sumber belajar lain.

c) Menfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

7
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium studio,

atau lapangan.

2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru harus memerhatikan hal-hal berikut.

(a) Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-

tugas tertentu yang bermakna

(b) Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

(c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

(d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

(e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar

(f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

(g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok.

(h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan.

(i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru harus memerhatikan hal-hal berikut.

8
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber.

c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

d) Menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi dasar

e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa

yang baku dan benar

f) Membantu menyelesaikan masalah

g) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi

h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru harus memerhatikan hal-hal berikut.

a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/ atau sendiri membuat

rangkuman/kesimpulan pelajaran

b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

9
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

B. Pembelajaran Jarak Jauh

1. Definisi Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran Jarak Jauh telah menjadi istilah yang cukup dikenal untuk menjelaskan

belajar melalui telekomunikasi. Telekomunikasi meliputi teknologi dan media,

termasuk telepon televisi, komputer (lewat udara, berkabel, dan satelit). Kesamaan

dari istilah-istilah itu bahwa berasal dari bahasa Yunani, tele, yang artinya “jauh” atau

“terpisah”; yaitu bahwa merupakan sistem untuk berkomunikasi dalam jarak yang

jauh. Menurut Desmond Keegan (dalam Smaldino E. Sharon dkk, 2011: 206)

mengidentifikasi komponen yang merupakan kunci bagi definisi umum untuk

Pendidikan jarak jauh :

a. Pemisahan fisik pelajar dari sang guru

b. Program pengajaran yang terkelola

c. Teknologi telekomunikasi

d. Komunikasi dua arah

2. Fungsi Pendidikan Jarak Jauh

Dalam kegiatan belajar siswa, pada suasana belajar yang dipimpin oleh guru maupun

berpusat pada siswa merupakan hal penting dalam ruang kelas tatap muka. Terlepas

dari teknologi yang digunakan, mulai dari guru yang hadir langsung hingga konferensi

komputer, sebuah sistem telekomunikasi pengajaran harus menjalankan fungsi-fungsi

tertentu agar efektif, menurut (Smaldino E. Sharon dkk, 2011: 207) :

a. Penyajian Informasi

10
Salah satu unsur standar mata pelajaran yang disajikan merupakan berbagai macam

informasi yang telah disajikan. Dalam ini tidak selalu berupa pengajaran dari guru,

tetapi dapat berupa fungsi dari pendekatan yang berpusat pada siswa. Contoh-

contoh umum meliputi hal berikut seperti presentasi dan demostrasi guru, presentasi

siswa atau kerja kelompok kecil, teks cetak dan ilustrasi (buku teks, buku petunjuk,

materi belajar secara korespondensi), suara langsung atau direkam, music, dan suara

lainnya, gambar bergerak penuh (seperti video, CD, DVD).

b. Praktik dan umpan balik

Diketahui bahwa pembelajaran berlangsung jika siswa dapat berpartisipasi aktif

secara mental memproses materi. Oleh karena itu guru perlu merangsang kegiatan

belajar dalam berbagai cara, seperti melakukan aktivitas bertanya dan menjawab,

kegaiatan diskusi, ujian, kegiatan kelompok terstruktur dapat berupa permainan

peran atau permainan lainnya, proyek kelompok, tutorial sesame teman sebaya.

c. Akses terhadap sumber daya belajar

Menurut (Smaldino E. Sharon dkk, 2011: 207) sumber belajar eksternal berupa

material cetakan (misalnya buku teks, bacaan tambahan, lembar kerja), material

audiovisual (misalnya kaset audio atau kaset video, sistem multimedia, CD, DVD),

basis data komputer (misalnya untuk pencarian online), Kits (misalnya untuk

percobaan laboratorium, atau untuk menguji specimen dari objek sebenarnya),

materi perpustakaan (misalnya dokumen sumber asli).

Contoh-contoh dari media pembelajaran yang digunakan dalam

Pendidikan jarak jauh

Audio Video Teks

Telekonferensi Audio Televisi Pampangan bulletin board

11
Podcasting Podcasting Korespondensi (e-mail/surat)

Rekaman audio (tape atau digital) Video Online Blog wiki

3. Pembelajaran Online Melalui Jaringan Internet dan Komputer

Menurut (Smaldino E. Sharon dkk, 2011: 236) Penggunaan belajar online terus

meningkat apalagi pada saat masa pandemi Covid-19 guna untuk memutus rantai

penyebaran virus sekolah menerapkan pembelajaran online. Oleh karena itu siswa dan

guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan mengakses informasi dari

berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok dengan minat khusus),

berkomunikasi via komputer dengan siswa lainnya, atau dengan ahli dalam bidang

keahlian tertentu, dan bertukar data. Guru dan siswa juga dapat mengakses dokumen

elektronik untuk memperkaya kajian mereka. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena

belajar online menyediakan lingkungan belajar yang interaktif. Siswa dapat

mencantumkan informasi elektronik ke dalam makalah dan proyek mereka serta

menajadikan dokumen “hidup”. Karena komputer memiliki kemampuan untuk

menyampaikan informasi dalam sarana apapun (termasuk cetakan, video, rekaman audio

dari suara dan musik), komputer telah menjadi perpustakaan yang tak terbatas. Semua

siswa dapat berkomunikasi secara instan dengan teks, gambar, suara, data, dan

audio/video dua arah, dan interaksi yang di hasilkannya mengubah peran guru maupun

siswa.

4. Media Pembelajaran

a. Definsi Media

Menurut (Sani Ridwan 2019 : 321) media adalah alat atau kejadian yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dan merangsang siswa belajar. Menurut (Reiser dan

12
Gagne dalam Sani Ridwan 2019 : 321) mendefinisikan media sebagai cara untuk

mengkomunikasikan pesan intruksional. Jika dilihat dari asal kata, “media” berasal

dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata “medium”, yang berarti perantara

atau pengantar. Jadi media dapat merupakan wahana penyalur informasi atau

penyampaian pesan.

b. Definisi Media Pembelajaran

Menurut (Sani Ridwan 2019 : 321) mendefinisikan media pembelajaran sebagai alat

atau cara yang digunakan oleh pendidik untuk dapat digunakan oleh peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

c. Peranan dan Kegunaan Media dalam Pembelajaran

Beberapa peran dan fungsi media pembelajaran adalah sebagai beriku.

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan

video atau kamera. Foto atau video yang direkam tersebut dapat diputar ulang

untuk diamati dan dipelajari, misalnya video tentang tsunami di Aceh. Guru

dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil

rekaman video. Siswa dapat mengamati proses perkembangbiakan ulat menjadi

kupu-kupu melalui video.

2) Memanipulasi keadaan dan peristiwa atau objek tertentu

Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyajikan bahan pelajaran yang

bersifat abstrak menjadi konkret, sehingga mudah dipahami oleh siswa dan

mengurangi terjadinya kesalahan pemahaman konsep. Misalnya, siswa akan

lebih memahami proses terjadinya tsunami dengan melihat video animasi

tsunami. Media pembelajaran juga dapat membantu untuk menampilkan objek

yang terlalu besar yang tidak mungkin ditampilkan objek yang terlalu besar yang

13
tidak mungkin dapat ditampilkan dalam kelas, misalnya bintang dan planet,

benda yang berbahaya misalnya alat-alat perang, bintang buas, akan lebih efisien

dan efektif jika dipelajari dengan menggunakan media pembelajaran.

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Belajar dengan menggunakan media dapat menambah motivasi belajar, sehingga

perhatian dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih

meningkat. Misalnya, guru menunjukkan video tentang metamorfosis pada kupu-

kupu, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk mencari informasi tentang

metamorfosis kupu-kupu dan belalang. Siswa akan lebih tertarik mempelajari

tentang metamorphosis melalui pengamatan video, daripada dengan membaca

buku saja.

d. Manfaat Media Pembelajaran

(Sani Ridwan 2019 : 326) Menurut Kemp dan Dayton mengidentifikasi delapan

manfaat media dalam pembelajaran yaitu : a. Menyeragamkan materi pembelajaran,

b. Menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, c. menjadikan proses

belajar siswa menjadi lebih interaktif, d. mempersingkat waktu penyajian oleh guru,

e. meningkatkan kualitas belajar siswa, f. melaksanakan proses belajar dapat terjadi

di mana dan kapan saja, g. menjadikan sikap positif siswa terhadap bahan

pembelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, dan h.

mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

e. Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat di bagi menjadi beberapa kelompok tergantung dari

kriteria klasifikasinya. Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh klasifikasi media

pembelajaran.

1) Ditinjau dari sifatnya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

14
a) Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengarkan saja atau media

yang hanya memiliki unsur suara, misalnya radio dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara, misalnya : film slide, foto, transparasi, lukisan, peta, gambar,

media grafis, dan sebagainya.

c) Media audio-visual, yaitu jenis media yang mengandung unsur gambar dan

suara, misalnya: rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Pada

umumnya media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab

mengandung unsur gambar dan suara, sehingga mengaktifkan indra

penglihatan dan pendengaran.

2) Ditinjau dari kemampuan jangkauannya, media dapat diklasifikasikan

sebagai berikut.

a) Media memiliki daya jangkau yang luas dan serentak, misalnya : radio

dan televisi. Pemanfaatan media ini memungkinkan semua siswa untuk

mempelajari hal-hal atau kejadian yang actual secara serentak tanpa

harus menggunakan ruangan khusus.

b) Media yang mempunyai daya jangkau yang terbatas oleh ruang dan

waktu, misalnya: slide, video, dan lain sebagainya

3) Ditinjau dari cara atau Teknik pemakaiannya, media dapat diklasifikasikan

sebagai berikut.

a) Media yang diproyeksi, misalnya: film, slide, transparansi video, dan

sebagainya. Media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film

projector, overhead projector (OHP), dan liquid crystal display (LCD)

projector. Tanpa dukungan alat proyeksi tersebut, media tidak dapat

digunakan.

15
b) Media yang tidak diproyeksikan, misalnya: gambar, foto, kolase, charta,

lukisan, radio, dan sebagainya.

f. Metode Pembelajaran

a. Macam-macam Metode Pembelajaran

Menurut (Sani Ridwan 2019 : 326). Berikut ini dipaparkan beberapa metode dalam

pembelajaran sering digunakan.

1) Metode Ekspositori atau Explicit Instruction

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran eksplisit adalah sebagai berikut.

a) Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

b) Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

c) Guru membimbing pelatihan

d) Guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

e) Guru memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

2) Metode Demonstrasi

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi

adalah sebagai berikut.

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) Guru menyajikan ringkasan materi yang akan disampaikan.

c) Guru mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan

d) Guru menunjuk siswa untuk melakukan demonstrasi sesuai scenario yang

telah disiapkan.

e) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisisnya

f) Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa

didemontrasikan

g) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

16
3) Diskusi Panel dan Debat

Langkah-langkah debat, yaitu sebagai berikut.

a) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan lainnya kontra

b) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh

kedua kelompok.

c) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok

pro untuk berbicara dan di tanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya

sampai Sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.

d) Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari

setiap pembicaraan di papan tulis.

e) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

f) Guru mengajak siswa membuat kesimpulan yang mengacu pada topik yang

ingin dicapai

4) Metode Bermain Peran (Role Playing)

Langkah-langkah pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a) Guru menyusun/menyiapkan scenario yang akan ditampilkan

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai

c) Guru memberikan scenario untuk dipelajari

d) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario dalam waktu beberapa

hari sebelum KBM

e) Guru memilih beberapa siswa untuk memainkan peran sesuai dengan tokoh

yang terdapat dalam skenario

f) Siswa yang telah ditunjuk bertugas memainkan peran di depan siswa lainnya

17
g) Siswa yang tidak bermain peran, berada dalam kelompoknya sambil

mengamati scenario yang diperagakan, mengamati kejadian khusus dan

mengevaluasi peran dari masing-masing tokoh.

h) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar

kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

i) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

j) Siswa mereflesikan kegaitan bersama-sama

k) Guru memberikan kesimpulan secara umum

5) Metode Simulasi

Tahapan pelaksanaan metode simulasi adalah sebagai berikut.

a) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari

empat sampai lima orang

b) Guru menyediakan topik-topik pembicaraan yang akan dibahas oleh setiap

kelompok

c) Setiap kelompok melakukan diskusi dan simulasi, guru mengupayakan agar

semua anggota kelompok berani mengemukakan pendapat serta berperan

dalam simulasi

d) Guru berkeliling mengawasi diskusi dan simulasi kelompok, serta ikut

berdiskusi jika diperlukan

e) Guru mencatat kesalahan yang selalu muncul. Kesalahan yang terjadi secara

umum akan dibahas dalam tahap penyampaian hasil diskusi kelompok atau

evaluasi

f) Beberapa kelompok diminta untuk menampilkan simulasi dan kelompok lain

mengamati sambil mencatat

18
g) Guru membimbing diskusi terkait simulasi yang dilakukan menunjukkan

kesalahan, dan siswa diminta untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

g. Penilaian Pembelajaran

Berdasarkan Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang penilaian yang

diperbaharui dengan Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 dan kemudian

diperbaharui dengan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar

Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa penilaian pembelajaran dalam kurikulum

2013 adalah authentic assessment. Dalam Permendikbud tersebut disebutkan

memiliki prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip penilaian

tersebut adalah sebagai berikut.

1) Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum

2) Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran

3) Berkaitan dengan kemampuan siswa

4) Berbasis kinerja siswa

5) Memotivasi belajar siswa

6) Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik

7) Memberi kebebasan siswa untuk mengkonstruksi responnya

8) Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

9) Mengembangkan kemampuan berpikir divergen

10) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran

11) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus

12) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata

13) Terkait dengan dunia kerja

14) Menggunakandata yang diperoleh langsung dari dunia nyata

19
15) Menggunakan berbagai cara dan instrument

h. Kerangka Berpikir

Pendidikan di Indonesia saat ini sedang terkena dampak wabah Covid-19, sehingga

dalam hal ini pemerintah daerah sesuai dengan surat edaran yang di keluarkan

kementerian pendidikan republik Indonesia No. 15 tahun 2020 telah mengganti

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dengan tatap muka antara guru dan

siswa menjadi Belajar Dari Rumah (BDR). Kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR)

merupakan kegiatan belajar yang dimana siswa mendapatkan materi pembelajaran

serta sumber belajar tanpa adanya batas waktu dan tempat dari rumah, kegiatan ini di

harapkan mampu mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 proses pembelajaran

yang biasanya dilakukan di sekolah dengan tatap muka langsung antara guru dan

siswa-siswi tidak dapat dilaksanakan pada masa pandemi ini melainkan para siswa

harus belajar di rumah sehingga sekolah terutama bagi guru-guru untuk menyiapkan

perangkat pembelajaran yang memungkinkan untuk tetap mendampingi siswa

belajar dari rumah. Kondisi ini menuntut guru untuk mengubah strategi belajar

mengajar sesuai dengan kondisi pandemi. Serta guru perlu memilih penggunaan

metode mengajar, media pembelajaran, bahan ajar, materi pembelajaran, serta sarana

dan prasarana pendukung pembelajaran yang di lakukan secara daring.

Adapun bagan kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan
Pembelajaran Daring

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDS Santo Yakobus, Jakarta

Utara dan siswa yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas III-A , III-B, dan III-C.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDS Santo Yakobus beralamat di Jalan Raya

Pengangsaan Dua KM 3,5, RT.10/RW.3,Pengangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading,

Kota Jakarta Utara. 14250.

Adapun penelitian ini akan berlangsung selama 6 bulan atau selama satu semester, mulai

dari Januari 2021 hingga Juni 2021.

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Dalam penelitian ini, jenis variabel yang peneliti gunakan adalah variabel tunggal

yang dibagi menjadi tiga sub-variabel diantaranya mengenai perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran dalam

pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah dasar Santo Yakobus Jakarta Utara.

2. Definisi Operasional

21
Pelaksanaan pembelajaran daring merupakan proses pembelajaran menggunakan fitur

platform yang dikembangkan oleh alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

yang mencakup perencanaan (perencanaan, penyusunan materi, sarana dan prasarana,

serta kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran daring), pelaksanaan

(persiapan sebelum melaksanakan

Pelaksanaan pembelajaran daring adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan

media platfrom yang di kembangkan oleh alat Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) yang meliputi saran dan prasarana pendukung pembelajaran, penyusunan

materi, penggunaan bahan ajar, media dan sumber belajar daring, penilaian

pembelajaran daring.

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Metode Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana

peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Menurut Moleong

(2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

E. Langkah-langkah Penelitian

Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit tahapan penelitian kualitatif

meliputi :

1. Menentukan permasalahan

2. Melakukan studi literatur

3. Penatapan lokasi

22
4. Studi pendahuluan Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara,

dokumen, diskusi terarah

5. Analisa data selama penelitian

6. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas

7. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.

8. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, Teknik

pengumpulan data yang utama adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan

gabungan dari ketiganya atau trianggulasi.

a. Observasi

Peneliti akan mengamati kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas III A pada

minggu ke-2 di bulan April 2021, di kelas III-B pada minggu ke-3 di bulan April

2021, dan di kelas III C pada minggu ke-4 pada bulan April 2021. Peneliti

melakukan observasi penelitian pada waktu kegiatan belajar mengajar mulai pukul

08.30-selesai.

Aspek yang diamati Indikator

Pelaksanaan Pembelajaran  Proses Pembelajaran (Pembuka, Inti, Penutup)

Daring  Penyajian Materi

 Metode Pembelajaran

 Penggunaan Bahasa

 Penggunaan Waktu

 Media Pembelajaran

 Bentuk Evaluasi

23
Penilaian Pembelajaran  Jenis Penilaian

 Proses Penilaian

b. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara pada guru wali kelas III A, III B, dan III C,

kemudian peneliti akan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran yang

mengajar di kelas III yaitu guru pelajaran Agama, Matematika, Olahraga guna

mengumpulkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran daring. Serta peneliti

akan melakukan wawancara kepada siswa dari masing-masing kelas.

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru

Butir No

Aspek Indikator Soal Soal

Perangkat  Program Tahunan 1 1

Pembelajaran  Program Semester 1 2

 Silabus
2 3,4
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

 Lembar Kerja Siswa


1 5
 Bahan Ajar

Pelaksanaan  Persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran 1 6

Pembelajaran daring

Daring  Pengelolaan pembelajaran daring 1 7

 Kualitas pelaksanaan pembelajaran daring 1 8

2 9,10
 Media dan sumber belajar yang digunakan

24
 Sarana dan prasarana saat pembelajaran daring 1 11

Penilaian  Jenis penilaian 1 12

Pembelajaran  Proses penilaian 1 13

 Pemberian evaluasi 1 14

Kisi-kisi Instrument Wawancara Siswa

Butir No

Aspek Indikator Soal Soal

Pelaksanaan • Persiapan siswa sebelum melaksanakan 1 1

Pembelajaran pembelajaran daring

Daring • Kualitas pelaksanaan pembelajaran 1 2

daring

• Media dan sumber belajar yang 2 3,4

digunakan siswa
1 5
• Sarana dan prasarana saat pembelajaran

daring

c. Dokumentasi

Hasil penelitian akan semakin dapat dipercaya apabila didukung dengan foto-foto

atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Oleh karena itu peneliti akan

megambil data berupa foto-foto saat kelas IIIA, III B, dan III C melakukan

pelaksaan pembelajaran daring.

25
9. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup

transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi.

Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian

rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi.

b. Triangulasi

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam penelitian kualitatif Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka

ditempuh langkah sebagai berikut :

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

c. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Ketika

kegiatan pengumpullan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif mulai

mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

26
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih

terperinci. Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan,

dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan

pemberi dana, tetapi sering kali kesimpulan itu telah sering dirumuskan

sebelumnya sejak awal

27

Anda mungkin juga menyukai