PENDAHULUAN
Pada UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa setiap warga Negara
1
2
dasar khususnya kelas bawah. Mata pelajaran yang satu berkaitan dengan
mata pelajaran yang lain, mata pelajaran IPA biasanya ada di dalam Mata
yang berdasarkan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
pembelajaran tetapi peserta didik juga aktif dan kreatif karena secara
sendiri.
Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Wujud Benda Pada Peserta Didik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
dan menelaah :
metode eksperimen.
pembelajaran daring.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidik :
secara daring.
wujud benda.
pendidik.
E. Definisi Operasional
dengan memanfaatkan alat – alat IT seperti HP, komputer atau laptop dan
2. Materi IPA dalam penelitian ini meliputi materi tentang perubahan wujud
benda. Materi yang dibahas adalah mempelajari tentang apa itu benda air,
padat, dan gas, serta apa yang dimaksud dengan mencair, membeku,
7
A. Kajian Pustaka
1. Sistem pembelajaran daring (dalam
jaringan)
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan
sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara
pendidik dan peserta didik tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Pendidik harus memastikan kegiatan
belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di
rumah. Solusinya, pendidik dituntut dapat mendesain media
pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring
(online).
Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID – 19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat
personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi
jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama
diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti
WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media
lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, pendidik
dapat memastikan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam
waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.
2. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah (1985:80), metode eksperimen adalah
8
9
suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah
peristiwa – peristiwa yang tidak masuk akal.
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Anitah,
2008:1.18).
11
C. Kerangka Konseptual
Proses pembelajaran daring selama ini masih bersifat monoton
yang hanya menggunakan metode penugasan sehingga minat dan
ketertarikan peserta didik untuk belajar menjadi rendah. Apalagi di saat
masa pandemi seperti ini, materi yang diberikan dituntut untuk jauh
lebih menarik minat peserta didik karena kita sebagai pendidik tidak
bisa mengontrol langsung peserta didik kita saat mereka belajar di
rumah masing – masing. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan
tindakan berupa penerapan metode eksperimen dalam materi perubahan
wujud benda.
18
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka konseptual,
maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini bahwa:
a. Ho: Metode eksperimen tidak dapat meningkatkan ketertarikan
dan pemahaman pada materi perubahan wujud benda di kelas II.
b. Ha: Metode eksperimen dapat meningkatkan ketertarikan dan
pemahaman pada materi perubahan wujud benda di kelas II.
e. Karena terhubung dengan dunia online, itu memicu peserta didik tidak
fokus saat pembelajaran, peserta didik dengan mudah belajar sambil
membuka aplikasi lain yang ada di HP.
Peserta diidk SDN 132 Cihaurgeulis khususnya kelas II menyambut baik juga penelitian
ini karena metode yang digunakan dianggap menyenangkan dan tidak membosankan
seperti biasanya yang hanya diberikan tugas tanpa diberi penjelasan apapun.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada
dasarnya menggunakan deduktif – verifikatif. Pendekatan ini berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan
– permasalahan berserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dukungan data empiris
di lapangan.
“Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada
variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan
observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti
eksperimen dan survei yang memerluka data statistik.” Emzir (2010).
22
23
B. Partisipan
Partisipan adalah semua orang atau manusia yang berpartisipasi
atau ikut dalam suatu kegiatan. Menurut pandangan Sumarto (2003)
24
partisipan adalah
“Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara
memberikan dukungan (tenaga, pikiran, maupun materi) dan
tanggungjawabnya terhadap setiap keputusan yang telah diambil demi
tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama.”
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya dalam
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih
mudah. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan
metode atau teknik pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan
antara teknik dan instrumen pengumpulan data.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
a. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi adalah alat bantu yang digunakan
peneliti untuk ketika mengumpulkan data yang meliputi latar belakang
sekolah, keadaan peserta didik dan sebagainya. Pada penelitian ini
penulis menggunakan pedoman dokumentasi untuk menghimpun
informasi terkait identitas sekolah, keadaan guru dan peserta didik, hasil
ulangan siswa (PTS), denah lokasi, serta foto – foto penelitian di SDN
132 Cihaurgeulis.
b. Pedoman tes
Pedoman tes adalah alat pengumpul data berupa soal – soal
yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan soal – soal uraian untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik dalam materi perubahan wujud
benda pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Sebelum sola tes tertulis digunakan, terlebih dahulu penulis
menguji coba untuk memastikan validitas dan reabilitas soal tes.
1) Uji Validitas
Validitas sebuah tes dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
validitas ligis dan validitas empiris. Untuk mengetahui tingkat kevalidan
27
soal tes berupa soal uraian yang akan digunakan untuk mengambil data,
penelitian menggunakan validitas logis dan validitas empiris.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas empiris
yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS untuk
mempermudah dan menghindari kesalahan dalam perhitungan. Item
instrumen dianggap valid dengan membandingkan r hitungnya dengan r
tabel. Jika ri hitung > r tabel maka valid.
2) Uji reabilitas
Selain menggunakan validitas, penulis juga menggunakan uji
reabilitas. Reabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat
kekonsistenan suatu soal. Soal tersebut konsisten apabila menghasilkan
skor yang relatif sama meskipun dujikan berkali – kali. Reabilitas soal
dapat diketahui dengan rumus berikut:
n Si
2
r11= ( )(1- )
n−1 St
2
Dengan
Si = ∑ 2−¿ ¿ ¿ ¿
2
X
hipotesis dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio dengan
menggunakan t – test. Teknik t – test adalah teknik statistik yang
dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan 2 buah mean yang
berasal dari dua buah distribusi.
Data yang akan dianalisis diperoleh dari hasil belajar pada
saat post – test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus
sebagai berikut:
X 1− X 2
t – test = SD 1 SD 2 90
Keterangan :
√( N 1−1
2
) +(
N 2−1
2
2
2
Di mana:
σ pooled = Standar deviasi gabungan, σ 1 standar deviasi
kelas eksperimen dan σ 2 standar deviasi kelas kontrol.
2) Menggunakan nilai independent groups t – test dan df
2t
d=
√ df
d = besar pengaruh
t = nilai t – test
df = derajat kebebasan
tabel interpretasi dari rumus Cohen’s d ditunjukkan
pada tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Interpertasi Cohen’s d
Cohen’s Standard Effect Size Percentil Percent of
e Nonoverla
Standing p
Large (besar) 2,0 97,7 81,1%
1,9 97,1 79,4%
1,8 96,4 77,4%
1,7 95,5 75,4%
1,6 94,5 73,1%
1,5 93,3 70,7%
1,4 91,9 68,1%
1,3 90 65,3%
1,2 88 62,2%
1,1 86 58,9%
1,0 84 55,4%
0,9 82 51,6%
Medium (sedang) 0,8 79 47,4%
0,7 76 43,0%
32
0,6 73 38,2%
Small (kecil) 0,2 58 14,7%
0,1 54 7,7%
0,0 50 0%