TAHUN 2023
Oleh
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan salah satu
guru di SMA Negeri 1 Wedung , menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum
sepenuhnya melibatkan peserta didik secara aktif. Selama ini pembelajaran
seringkali berlangsung satu arah yang terpaku pada guru saja dan kurangnya
pemanfaatan media elektronik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta
didik hanya menerima konsep dari materi yang telah dijelaskan oleh guru dan
berakibat pada hasil belajar peserta didik yang cenderung rendah.
Selain itu, pada evaluasi pembelajaran beragamnya media yang dipakai sehingga jika
sarana dan prasarana tidak mendukung akan sulit diterapkan. Fasilitas yang siswa miliki
tidak merata seperti internet ataupun komputer. Masyarakat, guru, dan siswa ataupun
orang tua masih kurang paham akan cara pakai teknologi, dan tidak semua siswa hadir
saat pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan blended learning yaitu pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Hal ini sesuai pernyataan guru biologi 1 bahwa: “Pada dasarnya semua metode pasti ada
kesulitan, cuman kita memberikan langkah-langkah dalam setiap metode pembelajaran.
Dengan langkah itu diharapkan meminimalkan kesulitan-kesulitan, dan kita harus
membuat media sesuai dengan materi esensial yang disampaikan” (W/Subjek/18-4-
2022) onlinenya, membutuhkan waktu lebih, untuk penilaian sikap kita kesulitan apabila
siswa itu jarang masuk, dan untuk keterampilan kesulitannya di waktunya yang sedikit
jadinya jarang kita nilai”. Hal initerlihat dari hasil ulangan siswa kelas X SMA Negeri 1
Wedung tahun ajaran 2020-2021 pada materi Ekosistem yang memperoleh nilai rata-rata
sebesar ≤ 61,5. Nilai tersebut dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kendala yang mampu membuat siswa kesulitan dalam pembelajaran daring?
2. Mengapa dalam pembelajaran blended learning menjadikan nilai siswa cenderung rendah?
3. Mengapa para siswa masih terbiasa hanya menerima konsep dari materi yang dijelaskan
oleh guru?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mencari tahu kendala yang membuat siswa kesulitan dalam pembelajaran
daring.
2. Untuk meneliti mengapa nilai siswa menjadi rendah akibat pembelajaran blended
learning.
3. Untuk meneliti penyebab siswa masih terbiasa hanya menerima konsep dari materi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
a. Siswa bisa belajar dengan interaktif yang mendekati belajar langsung secara tatap
muka.
3. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran untuk meningkatkan
4. Bagi Peneliti
memungkinkan siswa (dapat) belajar (paling tidak sebagian) melalui (cara dimana)
konten dan petunjuk (dari guru) yang disampaikan secara daring dengan (siswa
belajar..[1] Walau masih menghadiri ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas
campuran mengemukakan dua keunggulan model ini, yaitu peluang untuk pengumpulan
data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian. [3] Sekolah yang menerapkan model
pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu keluaran
pencapaian siswa.
Metode pembelajaran Blended Learning sudah semakin berkembang, berikut ini terdapat
Metode ini adalah penggabungan antara tiga jenis pembelajaran, biasanya akan dibagi
menjadi tiga tahapan pembelajaran dengan waktu 90 menit. Tahapan tersebut, yaitu online
instruction, teacher-led instruction, dan collaborative activities.
Lab Rotation hampir sama dengan Station Rotation, siswa bisa menyesuaikan tiga jadwal
yang sudah ditetapkan. Yang menjadi pembeda, model Lab Rotation ini menggunakan
Metode ini memberikan keleluasaan bagi siswa untuk melakukan pembelajaran. Siswa bisa
kebutuhannya. Model ini memungkinkan siswa untuk tidak mengambil salah satu
Flex Blended Learning lebih mengutamakan pembelajaran daring, tetapi masih tetap ada
Metode ini mengharuskan siswa untuk belajar secara daring terlebih dahulu. Setelah itu,
siswa menjalani pembelajaran secara tatap muka untuk memperdalam materi yang
sebelumnya sudah diberikan. Tujuan metode ini untuk mempertahankan pembelajaran tatap
Project-Based adalah metode pembelajaran yang menggabungkan antara offline dan online
untuk merancang dan menyelesaikan tugas berbasis proyek. Karakteristik utama dalam
Metode ini mengombinasikan pembelajaran offline dan online. Namun, siswa akan
maksima.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan kondisi yang diteliti. Di samping itu juga merupakan
penelitian dimana pengumpulan data harus berkaitan dengan keadaan dan kejadian
sekarang, sehingga dalam melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian.
Selain itu juga merupakan sumber diperolehnya data pada penelitian yang dilakukan. Adapun
lokasi penelitian adalah sekolah yang secara langsung merupakan unit observasi sebagai
3. Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber sumber data kepada
pengumpul data melalui teknik pengumpulan data berupa obsevasi, wawancara, kuisioner
ditentukan sebelumnya. Namun kerangka dasar yang akan dijadikan responden sudah
direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut, sumber data primer dalam penelitian ini adalah
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung yang biasanya
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
data dan dokumen tentang model pembelajaran blended learning diperoleh dari internet.
Daftar Pustaka
Dwiyogo Wasis , 2018. Pembelajaran berbasis blended learning. Depok; Rajawali Pers.
Repository.