Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH BLENDED LEARNING DI SMA NEGERI 1 WEDUNG

TAHUN 2023

Oleh

Nama Kelompok: - Akfian Muntaha (03)

- Amanatul Khomsa (05)

- Beauty Citra Azzahra (10)

- Diva Willys Ervianica (13)

- Ilham Saputra (16)

- Suroya Nurul Izza (24)

Pemerintahan provinsi jawa tenngah, Dinas pendidikan dan kebudayaan

Sekolah menengah atas negeri 1 wedung


Pengaruh Blended Learning Terhadap Peserta Didik SMA N 1 Wedung.

Bab I : Latar Belakang

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam dunia


pendidikan menjadi sesuatu yang dianggap penting dalam pendidikan abad 21
ini. Khususnya dalam sistem pembelajaran, ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengubah sistem pembelajaran konvensional menjadi sistem
pembelajaran modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Salah satu bentuk dari perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di
dunia pendidikan adalah pembelajaran blended learning.

Blended learning adalah pembelajaran yang mengombinasi


penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, dan
pembelajaran berbasis komputer baik secara luar jaringan (offline), maupun
dalam jaringan komputer (online) (Dwiyogo, 2018:60). Artinya, blended
learning merupakan metode pembelajaran tatap muka yang didukung oleh
pembelajaran berbasis elektronik (luring dan daring) sehingga proses
pembelajaran akan berjalan dengan optimal karena kelebihan dari kedua
metode tersebut akan dapat saling melengkapi dari masing-masing kekurangan
kedua metode pembelajaran tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan salah satu
guru di SMA Negeri 1 Wedung , menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum
sepenuhnya melibatkan peserta didik secara aktif. Selama ini pembelajaran
seringkali berlangsung satu arah yang terpaku pada guru saja dan kurangnya
pemanfaatan media elektronik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta
didik hanya menerima konsep dari materi yang telah dijelaskan oleh guru dan
berakibat pada hasil belajar peserta didik yang cenderung rendah.

Selain itu, pada evaluasi pembelajaran beragamnya media yang dipakai sehingga jika
sarana dan prasarana tidak mendukung akan sulit diterapkan. Fasilitas yang siswa miliki
tidak merata seperti internet ataupun komputer. Masyarakat, guru, dan siswa ataupun
orang tua masih kurang paham akan cara pakai teknologi, dan tidak semua siswa hadir
saat pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan blended learning yaitu pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

Hal ini sesuai pernyataan guru biologi 1 bahwa: “Pada dasarnya semua metode pasti ada
kesulitan, cuman kita memberikan langkah-langkah dalam setiap metode pembelajaran.
Dengan langkah itu diharapkan meminimalkan kesulitan-kesulitan, dan kita harus
membuat media sesuai dengan materi esensial yang disampaikan” (W/Subjek/18-4-
2022) onlinenya, membutuhkan waktu lebih, untuk penilaian sikap kita kesulitan apabila

siswa itu jarang masuk, dan untuk keterampilan kesulitannya di waktunya yang sedikit

jadinya jarang kita nilai”. Hal initerlihat dari hasil ulangan siswa kelas X SMA Negeri 1

Wedung tahun ajaran 2020-2021 pada materi Ekosistem yang memperoleh nilai rata-rata

sebesar ≤ 61,5. Nilai tersebut dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu sebesar 75.

A. Identifikasi Masalah

1. Blended learning membuat nilai sebagian siswa rendah.

2. Tidak meratanya fasilitas belajar yang dimiliki peserta didik.

3. Akses internet yang tidak lancar akan menghambat proses pembelajaran.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kendala yang mampu membuat siswa kesulitan dalam pembelajaran daring?
2. Mengapa dalam pembelajaran blended learning menjadikan nilai siswa cenderung rendah?
3. Mengapa para siswa masih terbiasa hanya menerima konsep dari materi yang dijelaskan
oleh guru?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mencari tahu kendala yang membuat siswa kesulitan dalam pembelajaran

daring.

2. Untuk meneliti mengapa nilai siswa menjadi rendah akibat pembelajaran blended

learning.

3. Untuk meneliti penyebab siswa masih terbiasa hanya menerima konsep dari materi

yang dijelaskan oleh guru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Dapat memberikan informasi mengenai model- model pembelajaran yang dapat di


jadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran ekonomi bisnis.

2. Bagi Peserta Didik

a. Siswa bisa belajar dengan interaktif yang mendekati belajar langsung secara tatap

muka.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan suasana pembelajaran

yang berbeda sehingga siswa tidak merasa bosan mengikuti pembelajaran.

3. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada nata pelajaran apapun.

b. Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran secara individual, interaktif, dan

kreatif dengan sumber belajar yang luas.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi peneliti mengenai metode

blended learning sebagai metode pembelajaran.

Bab ll: . Kajian Teori

Pembelajaran campuran (blended learning) adalah program pendidikan formal yang

memungkinkan siswa (dapat) belajar (paling tidak sebagian) melalui (cara dimana)

konten dan petunjuk (dari guru) yang disampaikan secara daring dengan (siswa

mempunyai ) kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan

belajar..[1] Walau masih menghadiri ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas

dikombinasikan dengan aktivitas bermedia komputer.[2] Pendukung pembelajaran

campuran mengemukakan dua keunggulan model ini, yaitu peluang untuk pengumpulan

data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian. [3] Sekolah yang menerapkan model

pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu keluaran

pencapaian siswa.

Jenis Metode Pembelajaran Blended Learning

Metode pembelajaran Blended Learning sudah semakin berkembang, berikut ini terdapat

beberapa jenis Blended Learning yang diterapkan, di antaranya:

1. Station Rotation Blended Learning

Metode ini adalah penggabungan antara tiga jenis pembelajaran, biasanya akan dibagi

menjadi tiga tahapan pembelajaran dengan waktu 90 menit. Tahapan tersebut, yaitu online
instruction, teacher-led instruction, dan collaborative activities.

2. Lab Rotation Blended Learning

Lab Rotation hampir sama dengan Station Rotation, siswa bisa menyesuaikan tiga jadwal

yang sudah ditetapkan. Yang menjadi pembeda, model Lab Rotation ini menggunakan

laboratorium khusus, seperti lab. komputer.

3. Remote Blended Learning

Metode ini memberikan keleluasaan bagi siswa untuk melakukan pembelajaran. Siswa bisa

menentukan bobot antara pembelajaran langsung dengan daring sesuai dengan

kebutuhannya. Model ini memungkinkan siswa untuk tidak mengambil salah satu

pembelajaran. Misalnya, hanya mengambil daring atau tatap muka saja.

4. Flex Blended Learning

Flex Blended Learning lebih mengutamakan pembelajaran daring, tetapi masih tetap ada

pembelajaran tatap muka yang jadwalnya sudah disesuaikan dengan siswa.

5. Flipped Classroom Blended Learning

Metode ini mengharuskan siswa untuk belajar secara daring terlebih dahulu. Setelah itu,

siswa menjalani pembelajaran secara tatap muka untuk memperdalam materi yang

sebelumnya sudah diberikan. Tujuan metode ini untuk mempertahankan pembelajaran tatap

muka dengan didukung teknologi.

6. Project-Based Blended Learning

Project-Based adalah metode pembelajaran yang menggabungkan antara offline dan online

untuk merancang dan menyelesaikan tugas berbasis proyek. Karakteristik utama dalam

pembelajaran ini adalah penggunaan sumberdaya secara online.

7. Self-Direct Blended Learning

Metode ini mengombinasikan pembelajaran offline dan online. Namun, siswa akan

mengarahkan sendiri pembelajarannya. Model ini memungkinkan siswa tidak bertemu


dengan pengajar. Model ini diperlukan kejujuran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai secara

maksima.

Bab lll : Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan kondisi yang diteliti. Di samping itu juga merupakan

penelitian dimana pengumpulan data harus berkaitan dengan keadaan dan kejadian

sekarang, sehingga dalam melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian.

Selain itu juga merupakan sumber diperolehnya data pada penelitian yang dilakukan. Adapun

lokasi penelitian adalah sekolah yang secara langsung merupakan unit observasi sebagai

sumber data, yaitu di SMA N 1 Wedung.

3. Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber sumber data kepada

pengumpul data melalui teknik pengumpulan data berupa obsevasi, wawancara, kuisioner

dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif jumlah sumber data/responden tidak

ditentukan sebelumnya. Namun kerangka dasar yang akan dijadikan responden sudah

direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut, sumber data primer dalam penelitian ini adalah

beberapa siswa di SMA N 1 Wedung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung yang biasanya
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

data dan dokumen tentang model pembelajaran blended learning diperoleh dari internet.

Daftar Pustaka

Dwiyogo Wasis , 2018. Pembelajaran berbasis blended learning. Depok; Rajawali Pers.

Soekarwati, 2002. Alternatif model pembelajaran jarak jauh di Indonesia. Yogyakarta;

Repository.

Anda mungkin juga menyukai