NIM : 21319004
Pembelajaran daring merupakan hal baru yang diterapkan di AKS Ibu Kartini
Semarang, dikarenakan AKS Ibu Kartini merupakan kampus vokasi yang menerapkan
70% praktikum dan 30% teori yang mengharapkan output dalam Pendidikan adalah
pengetahuan dan kompetensi atau keahlian.
Pendidikan vokasi sendiri bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik siap kerja
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut didapatkan melalui
pelatihan (training), teori, dan praktik selama dibangku sekolah/perkuliahan. Peserta
didik bidang vokasi akan efektif ketika belajar teori kemudian mempraktikkannya
Dari 10 mata kuliah yang saya tempuh pada semester ini (sampai 26 April 2020),
terdapat 50% (5 mata kuliah) menggunakan google classroom, 10% (1 mata kuliah)
menggunakan 3 aplikasi whatsapp, email dan google classroom (email dan google
classroom untuk mengumpulkan tugas), 10% (1 mata kuliah) beralih dari google
classroom menjadi hanya mengirim materi melalui email dikarenakan kendala dosen
yang signal internet tidak mendukung kelancaran perkuliahan daring, 10% (1 mata
kuliah) menggunakan google classroom hanya untuk mengumpulkan tugas
(mengumpulkan tugas UTS dan sampai saat ini tidak pernah ada materi yang diberikan),
10% (1 mata kuliah) menggunakan edmodo, dan 10% (1 mata kuliah) tidak ada
perkuliahan daring sama sekali.
Bagaimana dengan mata kuliah praktik? Sesuai dengan Program Studi yang saya
ambil yaitu Seni Kuliner, terdapat 50% (5 mata kuliah) pada semester ini menggunakan
metode praktik, 40% (4 mata kuliah) dosen memberikan materi kemudian tugas atau
resep, peserta didik diminta mempraktikkan dirumah dan mengumpulkan kepada dosen
dalam bentuk laporan disertai foto ataupun video saat mempraktikkan resep. 10% (1 mata
kuliah) sisanya tidak ada perkuliahan sampai saat ini.
Penyampaian materi dalam beberapa mata kuliah sangat baik dikarenakan dosen
dan peserta didik yang terlibat aktif dalam perkuliahan. Namun, tetap terdapat dosen yang
hanya memberikan materi tanpa menjelaskan isi materi tersebut ataupun dosen yang tiba-
tiba memberikan tugas tanpa memberi materi sebelumnya.
Selain manfaat, tentu saja terdapat kendala saat sekolah vokasi menerapkan
pembelajaran daring. Misalnya, kurang fokusnya saat perkuliahan, mudah bosan dengan
perkuliahan, ketika dosen memberikan tugas terkadang apa yang dosen harapkan atau
dosen maksutkan tidak sesuai dengan apa yang peserta didik tangkap, dan lagi terkadang
dosen memberikan tugas tanpa detail, setelah peserta didik mengumpulkan ternyata salah.
Tidak adanya detail tugas yang diberikan dosen terkadang membuat saya enggan
untuk segera mengerjakan. Ditambah suasana hati yang tidak menentu terkadang
mendukung ketidakjelasan untuk menyelesaikan tugas. Tetapi, jika suasana hati sedang
baik dipastikan tugas akan segera terselesaikan.
Tugas peserta didik adalah belajar, tetapi jangan jadikan belajar sebagai sesuatu
yang membosankan. Beberapa cara agar proses pembelajaran daring tidak membosankan:
1. Atur waktu sebaik mungkin.
2. Kuasai gaya belajar diri.
3. Memilih lokasi belajar yang cocok.
4. Siapkan alat yang menunjang pembelajaran.
5. Tidak terlalu berat berpikir.
6. Pasang target nilai atau IPK.
7. Sediakan waktu menghibur diri.
Dalam situasi normal, tidak begitu efektif didasari pada Pendidikan vokasi bahwa
peserta didik harus memiliki ketrampilan yang didapatkan dari learning by doing.
Namun, dalam situasi tidak normal seperti saat ini dikarenakan wabah covid-19
diharapkan pembimbing dan peserta didik mampu membuat proses pembelajaran tetap
berjalan. Hal tersebut dapat efektif ketika peserta didik belajar mandiri, dan berinovasi
secara kreatif.
Dari yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan dari sudut pandan peserta didik,
pembelajaran daring bukan metode yang efektif. Meskipun pembelajaran daring memiliki
beberapa sisi positif, namun sisi positif yang ada pada pembelajaran daring kebanyakan
merupakan sisi positif dari segi gaya hidup atau lifestyle peserta didik. Kebalikan dari sisi
positifnya, sisi negative yang dimiliki pembelajaran daring merupakan kelemahan yang
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, menyebabkan pembelajaran daring menjadi
metode pembelajaran yang tidak efektif.
Ada baiknya jika pembelajaran daring ini dapat ditinjau lebih jauh oleh instansi
yang bersangkutan agar menjadi metode pembelajaran yang efektif bagi pembimbing
maupun peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa. M. I,, Muhammad C., Lina S.(2019). Formulasi Model Perkuliahan Daring
Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi.Jurnal Teknologi
Informasi,1(2),hlm.151-160.
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/jit/article/download/4067/2299