Anda di halaman 1dari 4

1.

Prinsip-prinsip pembelajran e-learning

Prinsip pembelajaran merupakan landasan berpikir, landasan berpijak, dan landasan praktik
bagi seorang guru dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran dapat tercapai dan dapat
menumbuhkan proses pembelajaran yang dinamis dan terarah. Oleh karena itu prinsip
pembelajaran hendakya dijadikan sebagai pegangan bagi seorang guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar. ( Ratna Willis Dahar,2011: hlm. 20-22 ).

Bergerak dari pemahaman tersebut dapat dikatakan prinsip pembelajaran memiliki peranan
yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Didalam prinsip pembelajaran sangat
berkaitan erar dengan segala komponen pembelajaran, terutama dalam menentukan peran
pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Baik yang menyangkut apa, mengapa, dan
bagaimana supaya peserta didik dan pendidik dapat aktif secara bersama-sama dalam
menjalin komunikasi dengan baik diantara keduanya.

Dalam proses belajar secara e-learning, prinsip pembelajaran yang dianut akan sedikit
berbeda, walaupun pada akhirnya memiliki tujuan yang sama. Dimana dalam proses
pembelejaran secara E-learning dilakukan tidak secara tatap muka didalam kelas, melainkan
secara virtual dengan menggunakan perangkat elektronik sebagai medianya, dengan harapan
dapat mempermudah kedua belah pihak ( ( Lidia Simanihuruk, dkk. 2019:Hlm : 4 ).
Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran berbasis E-learning yang membuatnya
diangap lebih efektif dari proses belajar secara tatap muka. Kelebihan dari proses belajar E-
Learning yaitu :

1. Proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja, tanpa terkendala dalam hal
waktu dan tempat.
2. Peserta didik dapat dengan mudah memahami materi ajar karena E-learning
menggunakan multimedia sebagai medianya.
3. Materi ajar dapat dikuasai dengan mudah sesuai dengan kondisi peserta didik seperti
semangat dan daya serap peserta didik, bisa dimonitor serta bisa juga diuji dengan E-
Test.
.Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran E-learning merupakan landasan bagi seorang
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara elektronikl. Direktoral jendral guru
dan tenaga pendidikan kemendikbud tahun 2020 membagi prinsip pembelajaran E-learning
kedalam dua hal, yaitu :

a) Tidak membahayakan

Artinya guru menyampaikan kurikulum secara jarak jauh dan tidak menciptakan lebih
banyak stress dan kecemasan kepada siswa dan keluarganya.

b) Realistis

Yaitu guru hendaknya memiliki ekspetasi yang realistis terhadap apa yang dapat dicapai
dengan pembelajaran jarak jauh, dan menggunakan penilaian professional untuk menilai
konsekuensi dari rencana pembelajaran.

Dari kedua prisip tersebut dapat diketahui bahwa peranan guru dalam memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa sangat penting, dimana guru dituntut untuk
tidak membebani siswa dalam menuntaskan capaian kurikulum, memberikan variasi
aktivitas dan tugas pembelajaran antar siswa sesuai minat dan kondisi masing-masing.
Serta dapat menghasilkan suatu produk berupa bukti dari aktivitas belajar secara E-
learning yang bersifat kualitatif dan bermanfaat bagi siswa.

2. Tantangan tenaga didik dalam pembelejaran sejarah berbasis e-learning.

Pembelajaran sejarah berbasis E-Learning pada dasarnya memiliki tingkat tantangan yang
lebih banyak kepada sosok guru. Misalnya saja selama terjadinya covid-19 yang
mengharuskan proses belajar secara E-Learning, dimana pendidik dipaksa bertransformasi
untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan proses belajar mengajar secara daring
( online ). Hal ini tentunya dirasa berat bagi pendidik maupun peserta didik, dimana pendidik
diharuskan memiliki pemikiran yang positif, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan proses
belajar mengajar yang sehat dan menyenangkan.
Alip Mihtaful Basar ( 2021 ) membagi tantangan pendidik dalam pembelajaran kedalam lima
indikator, yaitu :

1. Proses penyampaian pembelajaran

Dalam proses penyampaian pembelajaran, guru ditantang untuk menggunakan media serta
metode pembelajaran yang efektif dan inovatif kepada siswa. Guru harus mampu
menyampaikan materi lewat media online, serta harus bisa mengatasi masalah-masalah yang
terjadi saat proses pembelajaran online sedang berlansung. Masalah yang sering timbul dalam
kegiatan pembelajaran online seperti : Kendala jaringan, penguasaan iptek, penggunaan media
yang interaktif, dan lain sebagainya. Jika seorang pendidik tidak mampu menghadapi
tantangan tersebut, dampak terbesar yang akan terjadi yaitu siswa akan gagal memahami isi
materi pembelajaran yang diajarkan,

2. Proses interaksi dengan siswa dalam proses pembelajaran

Seperti yang diketahui hubungan interaksi yang baik antara guru dengan siswa merupakan
salah satu indikator yang menjadi alasan seorang peserta didik untuk merasa nyaman
mengikuti kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran E-Learning hubungan interaksi
tersebut akan sangat terbatas karena dibatasi oleh suatu jaringan. Dalam proses interaksi
dengan siswa secara E-Learning seorang guru harus kreatif dalam melakukan interaksi, yaitu
dengan penyampaian secara singkat dan padat akan makna.

3. Kualitas pemberdayaan sarana dan elemen pembelajaran

Yang dimaksud sarana dalam ini adalah perslengkapan yang digunakan oleh guru dalam
memaksimalkan kegiatan belajar. Bila dalam pembelajaran tatap muka sarana yang dimaksud
merujuk pada peralatan kelas, maka dalam proses belajar secara E-Learning guru harus bisa
menyiapkan sarana lain, guna mengelola bahan ajar untuk disampaikan dalam proses
pembelajaran. Beberapa sarana yang diperlukan seorang guru misalnya, guru tidak bisa bila
hanya berpatok pada media pembelajaran. Sarana lain seperti alat pelajaran ( buku online, dan
dokumen-dokumen lainnya ), alat peraga, serta media pembelajaran memegang peranan
penting bagj guru untuk memaksimalkan kinerjanya sebagais seorang guru yang professional.
4. Perangkat kurikulum yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Dalam proses pembelajaran secara E-Learning, tentunya kurikulum lama tidak akan bisa
digunakan dengan baik dalam proses kegiatan belajar secara online. Untuk itu diperlukan
suatu kurikulum baru yang ideal dan sesuai dengan kebutuhan proses belajar E-Learning.
Seperti dalam kondisi saat ini, dimana untuk menyesuaikan dengan proses belajar secara E-
Learning, Kementrian pendidikan dan kebudayaan lansung bertindak cepat mengembangkan
kurikulum baru yang sekarang dikenal dengan kurikulum darurat covid.

Hal inilah yang menjadi tantamgam tersulit seorang guru dalam proses belajar E-Learnig,
dimana seorang guru akan memerlukan waktu dan pelatihan untuk bisa memahami dengan
baik kurikulum baru yang telah dikeembangkan.

Daftar Pustaka :

Dahar, Ratna Wilis.2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Simanihuruk,lidia, Dkk. 2019. E-Learning Implementasi, Strategi, dan Inovasinya. Medan :


Yayasan kita menulis.

Kemendikbud. 2020. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh. Jakarta : Direktoral jendral guru
dan tenaga pendidikan kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai