PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
evaluasi, menjalankan kepemimpinan sekolah, serta menerapkan
Gary Yukl (2015: 38) bahwa tekanan dari berbagai kalangan serta
2
Dengan demikian, tuntutan peningkatan prestasi siswa secara
melaksanakannya.
3
tugas tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kepala
di sekolah.
4
kalangan dunia kerja. Oleh karena itu, akses yang mudah kepada
yang diinginkan.
5
sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang mendukung
masih adanya guru yang kurang kompeten, dan dibalik itu akan
6
B. IDENTIFIKASI MASALAH
dengan TIK
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
7
Media Berbasis TIK Melalui Pembimbingan dan Pelatihan di
E. MANFAAT PENELLITIAN
1. Secara teoritik
2. Secara praktis
pendidikan.
8
b. Untuk kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORITIS
10
Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena
kepala sekolah untuk saat ini telah memiliki peraturan yang telah
11
tanggungjawab sebagai tangan kanan atasan untuk membina
12
sebagai manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
1. Kompetensi
diharapkan)”.
ditunjukkan”.
13
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas
bidang pekerjaannya.
baik dari segi kegiatan, tingkah laku maupun hasil belajar yang
2. Guru
14
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan.
1) Kompetensi Pedagogik
15
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman
2) Kompetensi Kepribadian
3) Kompetensi Sosial
4) Kompetensi Profesional
16
dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
Pembelajaran
17
Berdasarkan empat kompetensi tersebut, kompetensi yang
Profesional).
1. Media
18
medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau
19
memainkan peran mediasi dari guru ke peralatan yang paling
menjadi dua, yaitu media dalam arti luas dan sempit. Media
misalnya adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran.
20
pembelajaran dirasakan dapat meningkatkan kualitas
ke lainnya.
21
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
22
pendidikan anaknya kepada guru. Revolusi kedua terjadi ketika
dalam pembelajaran.
a. Powerpoint
23
slide presentasi yang unik dan menarik dengan menambahkan
b. Internet
d. Video pembelajaran
24
Video pembelajaran adalah suatu media yang dibuat
e. Buku Elektronik
25
4. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
26
perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga
27
Pelatihan adalah proses belajar mengajar, dengan
pragmatik.
28
kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organi-sasi untuk
mencapai tujuan.
pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu "Pre service training"
29
sampai kepada tenaga pengajarnya ditangani oleh instansi
sendiri.
pelatihan jenis ini disebut juga dengan "off the job training".
30
sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi
31
tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota
32
f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan
sebagainya.
B. KERANGKA BERPIKIR
33
dari dua kompetensi tersebut menyesebutkan tentang
mengembangkan diri.
34
bekerja pada suatu organisasi yang efesien, efektivitas dan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
UPT SPF SMP Negeri 1 Sunggal ada yang Honorer dan PNS,
36
1. Kepala Sekolah, melihat peningkatan kemampuan
matematika.
pelatihan.
C. Prosedur Penelitian
37
selalu ada persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan,
a. Persiapan Tindakan
berikut:
38
b. Pelaksanaan Tindakan
sebagai berikut.
mensupervisi berupa:
39
ii. Analitis, guru yang memiliki kemampuan berpikir tinggi,
kelas.
d. Refleksi
siklus berikutnya.
40
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi
41
E. Teknik Analisis Data
F. Indikator Keberhasilan
42
kinerja guru yang ditujukan sebagai indikator keberhasilan,
diantaranya:
TIK
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
44
Langkah-langkah yang digunakan dalam
mengoperasikan multimedia dianggap terlalu rumit.
45
“Kalau melihat keadaan yang sekarang
memang dibutuhkan. Apalagi pelatihan
multimedia atau yang berhubungan
dengan TIK. Itu kan diperlukan apalagi
nanti kalau kita sudah pakai kurikulum
2013. Pasti akan banyak menggunakan
multimedia dan pasti butuh sekali
pelatihan.” (SL, wawancara 25 Januari
2022)
46
membuat media pembelajaran akan meningkat. Secara
umum, pelatihan ini berguna untuk pengembangan
kompetensi TIK bagi guru-guru. Sehingga, pemenuhan
kebutuhan sumber daya manusia di UPT SPF SMP Negeri
1 Sunggal dapat dilakukan.
47
2) Merumuskan tujuan dan sasaran, bulan
Januari minggu ke-2,
3) Mengembangkan program, bulan
Februari 2022 minggu ke-2 sampai
minggu ke-3,
4) Menyusun Action Plan, bulan Februari minggu
ke-4 bulan Februari 2022,
5) Melaksanakan program, Maret 2022,
6) Monitoring, bulan April 2018,
7) Evaluasi, bulan April 2018.
48
8 TH √ √ √ √
9 EK √ √ √ √
10 CT √ √ √ √
11 EN √ √ √ √
12 WN √ √ √ √
13 CH √ √ √ √
14 WY √ √ √ √
Total 3 7 4 0 4 6 4 0 11 2 1 0 10 3 1 0
49
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi, Angket, dan
Nilai Pre-Test
NO KATEGORI JUMLA PRESENTASE
H (%)
Guru yang belum
memahami dan kurang
1 mahir dalam 10 72%
penggunaan
(pengoperasian)
PowerPoint.
Guru yang sudah
2 memahami dan 4 28%
bisa
mengoperasikan
PowerPoint
Guru yang menggunakan
25%
3 PowerPoint sebagai 3
media pembelajaran
Guru yang belum
4 menggunakan 10 72%
PowerPoint
sebagai
media pembelajaran
Guru yang sudah
pernah mengikuti 28%
5 pelatihan pembuatan 4
media
pembelajaran berbasis
TIK
Guru yang belum
pernah mengikuti atau
6 mendapatkan pelatihan 11 79%
pembuatan media
pembelajaran berbasis
TIK
50
NO KATEGORI JUMLA PRESENTASE
H (%)
Guru dengan nilai pre- 8%
7 test>76 1
Guru dengan nilai pre- 92%
8 test< 76 11
Sumber data: Hasil Pengolahan Hasil Observasi,
Angket, dan Nilai Pre-test Sebelum Tindakan
51
“Saat mengikuti pelatihan, saya bisa
membuat PowerPoint. Tapi setelah
pelatihan selesai saya mencoba sendiri
tapi sulit. Apalagi saya sudah tua jadi
sering lupa. Makanya saya jarang
menggunakan PowerPoint untuk
mengajar.” (SH, wawancara 12
Februari 2022)
52
ketrampilan tersebut secara mandiri, seperti yang
terdapat pada penjelasan berikut
“Jika saya amati, teman-teman belum termotivasi
untuk mengembangkan ketrampilan multimedia
guna menunjang pembelajaran. Barangkali sudah
merasa bisa sehingga tidak mau mengikuti
pelatihan yang seperti itu atau mungkin malas
untuk belajar.” (WN, wawancara 15 Februari
2022)
53
92% guru yang belum memahami tentang penggunaan
PowerPoint.
54
dilakukan kegiatan penyampaian sebanyak 8 materi
pembelajaran.
55
2) Pelatih menyampaikan tujuan yang akan dicapai;
3) Pelatih dan peneliti menyiapkan media dan alat yang
dibutuhkan termasuk modul yang digunakan;
4) Pelatih menyampaikan teknik pelatihan;
5) Curah pendapat antar pelatih dan peserta;
6) Peserta memberikan respon
sesuia pengalamannya;
7) Pelatih mulai masuk dengan materi yang sudah
dipersiapkan;
8) Pelatih memberi tugas sesuai dengan materi yang
dipersiapkan;
9) Pelatih memeriksa hasil dari tugas yang sudah
dikerjakan oleh peserta;
10) Pelatih memberikan tugas evaluasi yang akan
dipresentasikan pada pelatihan;
11) Presentasi hasil pembuatan media yang berisi tentang
materi pelajaran untuk 1 kali pertemuan;
12) Pelatih bersama peserta membuat kesimpulan serta
evaluasi kegiatan;
13) Pelatih dan peneliti memberikan post-test;
14) Pelatih dan peneliti mengoreksi hasil pre dan post-
test;
56
Sebelum dan setelah kegiatan IHT diadakan
penilaian pre dan post-test yang dimaksudkan untuk
mengukur daya serap guru dalam menerima materi
pelatihan. Hasil tersebut ditambah dengan hasil
presentasi, berguna untuk mengukur sejauh mana
peningkatan kemampuan guru dalam membuat media
pembelajaran dengan PowerPoint. Terdapat 20 soal
pilihan ganda pada pre dan post test.
57
Rata-
No Nama Pre- Post- Nilai rata
Presentase
test test Prakti Kenaikan
Nilai
k
Akhir
Nilai
terendah 40 60 75 75 7%
Nilai > 76 2 9 11 11
Nilai < 76 10 3 1 1
Sumber: Pengolahan dari hasil Pre-test, Post-test, dan
nilai praktik IHT.
58
hanya naik dengan presentase sedikit. Gambar 4.2
menunjukkan tingkat kenaikan dari masing-masing
peserta IHT. Dimana, terdapat peserta yang hanya
mengalami sedikit kenaikan. Namun, ada peserta
yang mengalami kenaikan nilai yang cukup tinggi.
Terdapat 5 orang guru yang tingkat kenaikan
nilainya lebih dari 50%.
100
80
60
40
20
0
MR AR AY WI SL SH PT TH EK CT EN WN
59
Gambar 4.2 Tingkat Kenaikan Nilai
Peserta
Presentase Kenaikan
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
MR AR AY WI SL SH PT TH EK CT EN WN
60
Jika dilihat pada indikator keberhasilan, maka
penulis menentukkan nilai KKM adalah 76.
Penelitian ini dianggap berhasil jika sekurang-
kurangnya 10 dari 12 guru mencapai bahkan
melampaui nilai KKM. Hasil tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.3 yang berisi tentang rekapitulasi hasil
kegiatan IHT. Ditunjukkan bahwa terdapat 11
peserta yang tuntas nilainya dan hanya 1 peserta
yang belum mencapai ketuntasan dengan nilai 75.
Artinya, kegiatan IHT yang dilaksanakan di UPT SPF
SMP Negeri 1 Sunggal terbukti dapat meningkatan
kemampuan guru dalam membuat media
pembelajaran berbasis TIK, sebab 11 peserta dapat
mencapai ketuntasan.
61
4.4.4 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh Peneliti
sebagai Kepala Sekolah UPT SPF SMP Negeri 1
Sunggal. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan kegiatan IHT yang
merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat media
pembelajaran berbasis TIK. Observasi dilakukan
mulai dari kegiatan awal hingga akhir. Hasil
observasi terhadap kegiatan IHT dapat dilihat dari
tabel 4.5 dan 4.6.
62
6 Keaktifan peserta √
7 Penguasaan materi oleh fasilitator √
8 Penyampaian materi √
9 Hubungan pelatih dengan peserta √
10 Kedisiplinan peserta dalam √
mengikuti pelatihan
C Kegiatan Akhir
1 Hasil post test peserta pelatihan √
2 Produk yang dihasilkan √
Jumlah skor 18 56
Sumber: Hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti
63
7 Kesiapan pelatih √
B Pelaksanaan IHT
1 Kesesuaian materi dengan tujuan √
2 Kesesuaian materi √
dengan kebutuhan
3 Kualitas materi yang diberikan √
4 Metode yang dipakai √
5 Pengelolaan waktu √
6 Keaktifan peserta √
64
Materi yang disediakan dalam
pelatihan juga cukup sesuai dengan
kebutuhan peserta dimana masih banyak
peserta yeng membutuhkan pengetahuan
dasar tentang PowerPoint. Hanya saja,
diperlukan materi tambahan yang dapat
memberikan nilai tambah bagi peserta yang
sudah memahami materi dasar PowerPoint.
65
4.4.5 Refleksi
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan kegiatan IHT.
Hasil analisis diketahui bahwa tindakan
pelatihan yang dilakukan pada awalnya belum
mendapatkan respon yang cukup baik dari peserta.
66
Nampak bahwa usia juga mempengaruhi
kesiapan peserta dalam mengikuti pelatihan. Selain
itu, diketahui bahwa peserta masih kurang berani
dalam bertanya dan meminta bantuan fasilitator.
Namun, hal baiknya adalah peserta tersebut
memiliki motovasi untuk mengembangkan
ketrampilannya.
67
selanjutnya. Tentunya peneliti sebagai Kepala Sekolah
juga berharap supaya kegiatan IHT ini dapat
ditindaklanjuti oleh setiap peserta. Sehingga, setelah
pelatihan, peserta juga masih memiliki motivasi untuk
menggunakan ketrampilannya serta terus
meningkatkannya.
68
Sekolah.
Dari data yang ada maka diketahui bahwa
pelatihan pembuatan media pembelajaran
menggunakan PowerPoint memang dibutuhkan. Hal
tersebut dibuktikan dengan jumlah guru yang belum
bisa menggunakan PowerPoint sebanyak 58%.
Selain itu, dari total keseluruhan terdapat
75% guru yang belum pernah mendapatkan pelatihan
pembuatan media pembelajaran. Sehingga, dengan
adanya pelatihan ini, dapat terjadi pengurangan gap
atau selisih antara pengetahuan dan ketrampilan yang
diharapkan dengan dengan ketrampilan dan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
respon yang baik dari peserta. Hal tersebut
dibuktikan dengan jumlah peserta yang mengikuti
pelatihan sebanyak 12 orang guru dari total
keseluruhan 15 orang guru. Beberapa guru tidak bisa
mengikuti kegiatan dikarenakan ada kegiatan yang
lainnya. Keikutsertaan dalam kegiatan ini tidak
dipaksakan namun berdasarkan pada kebutuhan.
Oleh karena itu, senada dengan pendapat yang
mengatakan bahwa pembelajar dewasa akan belajar dan
meningkatkan kemampuannya berdasarkan pada
kesadaran akan kebutuhannya, bukan karena paksaan
orang lain. Maka, pendekatan yang digunakan dalam
pelatihan ini adalah pendekatan andragogi yang
memang diperuntukan untuk pembelajar dewasa.
69
Sebab, kesesuaian tujuan dan sasaran
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan IHT. Tujuan pelaksanaan pelatihan
didasarkan pada analisis kebutuhan pelatihan.
Pada awalnya, yang menjadi sasaran dari
kegiatan ini adalah seluruh guru matapelajaran yang
mengajar di UPT SPF SMP Negeri 1 Sunggal .
Namun, pada saat sosisalisasi pelatihan, terdapat 2
guru yang tidak dapat mengikuti pelatihan. Salah
seorang guru tidak mengikuti pelatihan karena ada
kegiatan penting yang bersamaan dengan waktu
pelatihan. Sedangkan, salah seorang guru yang lain
tidak bersedia mengikuti pelatihan tanpa
memberikan alasan. Seperti yang sebelumnya sudah
disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Kristen 1,
bahwa motivasi dan ketertarikan masih menjadi
kendala dalam pelaksanaan pelatihan. Dapat
dikatakan bahwa orang dewasa lebih memberi
perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan
menjadi kebutuhannya (Santoso, 2010:31).
Mengacu pada hal-hal di atas, maka pelaksanaan
program pelatihan memerlukan perencanaan yang
baik. Salah satunya adalah pemilihan fasiltator atau
pelatih yang akan mendampingi selama pelatihan
berlangsung. Karakteristik dan gaya belajar orang
dewasa berbeda dengan anak-anak. Oleh karena itu,
pelatih yang dipilih adalah pelatih yang sudah
70
berpengalaman dalam memberikan pembelajaran bagi
orang dewasa.
Menurut hasil observasi yang dilakukan,
kegiatan IHT berlangsung dengan baik sebab pelatih
mampu menjalin komunikasi yang baik serta
memberikan motivasi kepada peserta pelatihan.
Sehingga, peserta pelatihan mendapatkan suasana
yang nyaman untuk belajar dan termotivasi untuk
mengikuti pelatihan. Penciptaan iklim pelatihan yang
nyaman merupakan salah satu langkah penting dari
pelaksanaan pelatihan dengan pendekatan andragogi.
Sebagaimana diungkapkan pada kajian teori bahwa
proses belajar orang dewasa dipengaruhi pengalaman
lalu dan daya pikir, maka dibutuhkan rangsangan
untuk mendorong peserta lebih aktif dalam kegiatan
pelatihan. Nyatanya, rangsangan yang diberikan oleh
pelatih mampu membuat peserta untuk aktif dalam
mengikuti pembelajaran serta memiliki keinginan
untuk menggali informasi dengan bertanya kepada
pelatih atau sesama peserta.
Kegiatan pelatihan dengan pendekatan
andragogi memang didasarkan pada prinsip bahwa
orang dewasa akan belajar dengan baik apabila dapat
ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan secara penuh.
Keterlibatan peserta dalam pengambilan keputusan
menciptakan komitmen untuk ikut bertanggungjawab
atas proses dan hasil pelatihan.
71
Peserta dilibatkan dalam menentukkan tujuan
pembelajaran pada setiap pertemuan, teknik
penugasan, serta pembuatan tata tertib demi
kedisiplinan bersama. Jadwal yang sudah disiapkan
ditawarkan kembali kepada peserta. Sehingga, peserta
dan pelatih membuat keputusan apakah ada perubahan
jadwal atau urutan proses pembelajaran. Dengan
begitu, peserta akan bertanggungjawab terhadap
keputusan yang turut mereka ambil.
Secara keseluruhan, kegiatan berjalan sesuai
dengan action plan. Dari hasil perencanaan hingga
proses pelatihan yang berlangsung dengan baik,
maka kegiatan IHT dapat membawa manfaat bagi
peserta dalam hal peningkatan kemampuan. Bukti
yang menunjukkan peningkatan kemampuan tersebut
dapat dilihat dari nilai post-test. Soal-soal dalam post-
test berisi tentang teori pengenalan dasar dan
penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran.
Selain itu, ketrampilan peserta IHT dapat dilihat dari
nilai praktik yang menghasilkan produk berupa slide
presentasi pembelajaran yang berisi tentang materi
untuk satu pertemuan (2 jam pelajaran).
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan
guru dalam pengelolaan Microsoft PowerPoint sebagai
media pembelajaran terlihat dari hasil pre-test yang
semula hanya 61% kemudian diberi tindakan pelatihan
sehingga menjadi 85% pada nilai post-test. Hal ini
72
menunjukkan bahwa secara teori para guru sudah
memiliki sedikit pemahaman
tentang penggunaan media berbasis teknologi
informasi. Hanya saja tingkat pemahamannya belum
mendalam.
Penguasaan guru secara teori dalam
penggunaan PowerPoint belum mendalam.
Pemahaman tersebut hanya sebatas kegunaan
multimedia pembelajaran dan teori teknologi
informasi, yang juga terdapat pada Microsoft Word.
Dimana para guru sudah mengenal beberapa ikon dan
menu yang terdapat pada Microsoft Word dan dapat
juga ditemukan Microsoft PowerPoint. Sehingga,
pengalaman serta pemahaman atau pengetahuan awal
yang dimiliki para guru yang mempengaruhi nilai
pre-test. Namun, selanjutnya para guru mendapat
tindakan pelatihan dimana mereka mendapat
informasi baru maupun tambahan mengenai
PowerPoint, sehingga informasi tersebut dapat
meningkatkan nilai pada post-test.
Berdasarkan pada hasil refleksi maka dapat
diketahui bahwa kegiatan IHT ini memberikan
dampak positif bagi guru terutama dalam
meningkatkan kemampuan dalam membuat media
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Dengan
demikian penelitian ini dapat memberikan kontribusi
positif dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
73
pelaksanaan kegiatan pelatihan lainnya.
Pendekatan andragogi yang digunakan dalam
kegiatan IHT ini memberikan dampak yang baik bagi
pelatihan. Sebagaimana dikemukakan oleh beberapa
guru bahwa pelatih dapat berkomunikasi baik dengan
peserta. Selain itu, dari awal pelatihan hingga akhir
pelatihan, peserta tidak merasa canggung untuk
bertanya karena gaya komunikasi trainer yang
dianggap cukup santai dan bersahabat.
74
kemampuan guru dalam membuat PowerPoint untuk
media pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil 86% guru dapat melampaui batas ketuntasan.
Sama halnya, penelitian ini juga berawal dari
banyaknya jumlah guru yang belum menguasai,
kemudian setelah mendapat tindakan penelitian
hasilnya dapat menunjukkan hasil kenaikan skor yang
signifikan.
Kegiatan IHT dengan pendekatan andragogi ini
sangat tepat apabila dilaksanakan di sekolah-sekolah
yang masih terdapat ketimpangan atau gap dalam
hal kompetensi. Tentunya kegiatan IHT harus
memperhatikan kebutuhan peserta, materi yang
digunakan, strategi dan metode pelatihan, fasilitator
yang berkompeten, perencaan program yang baik,
dan tentunya fasilitas sekolah yang representatif.
Sehingga, dengan adanya kegiatan IHT di sekolah,
maka dapat diketahui tindak lanjut peserta setelah
program pelatihan.
75
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman
dan pengetahuan guru dalam pengelolaan Microsoft
PowerPoint sebagai media pembelajaran terlihat dari
hasil pre-test yang semula hanya 61% kemudian diberi
tindakan pelatihan sehingga menjadi 85% pada nilai
post-test.
5.2 Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak dan
demi suksesnya kegiatan belajar mengajar, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih meningkatkan kompetensinya
dalam membuat media pembelajaran interaktif berbasis
TIK dengan menambah pengetahuan tentang
pemanfaatan media pembelajaran interaktif berbasis
TIK.
2. Guru hendaknya lebih meningkatkan kompetensinya
dalam mengembangkan media pembelajaran yang akan
digunakan sebagai media penunjang dalam proses
pembelajaran dengan cara menambah pengetahuan
tentang pembuatan media pembelajaran interaktif
76
berbasis TIK melalui seminar, kursus komputer, atau
pelatihan pembuatan media pembelajaran interaktif
berbasis TIK sehingga media pembelajaran yang
dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
3. Guru harus dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitas
yang ada di sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai
DAFTAR PUSTAKA
77
Entis Sutisna. (2009). Periodisasi Masa Jabatan Kepala Sekolah
dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Diakses dari
http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/07/10/periodisasi-
masajabatan-kepala-sekolah-dan-peningkatan-mutu-
pendidikan/. Tanggal 20 Febuari 2012.
78