Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yoga Fadzilah Ghaffar

NIM : 1805115012
Kelas : PGSD A 2018
Matkul : Inovasi Pendidikan
Dosen : Makmum, S.Ag, M.Ag, Ph.D

UJIAN AKHIR SEMESTER


1. Di era digital saat ini berbagai usaha untuk menjadikan proses mengajar efektif dan
efisien dengan memanfaatkan sarana IT yang terus berubah dan berkembang hal ini
menuntut seorang guru untuk bisa melakukan berbagai inovasi pendidikan baik dalam
proses, strategi, maupun penetapan.
Coba anda jelaskan bagaimana kaitan inovasi pendidikan dalam kaitan dengan
pemanfaatan IT dalam pembelajaran!
Jawab :
Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas
proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses
belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikam yang harus diperhitungkan karena
pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi
pendidikan diintegrasikan. Dikaitkan dengan tuntutan masa depan yang bukan hanya
bersifat kompetitif tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan teknologi dan
informasi maka kualitas sistem pembelajaran yang dikembangkan harus mampu secara
cepat memperbaiki berbagai kelemahan yang ada. Salah satu cara yang dapat
dikembangkan adalah mengubah sistem pembelajaran konvensional dengan sistem
pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dengan dukungan sarana dan prasarana
yang memadai. Pembelajaran dengan memanfaatkan sarana teknologi imformasi
melalui jaringan internet merupakan salah satu alternatif yang tepat dan dapat mengatasi
berbagai persoalan pembelajaran, walaupun sistem pendidikan di Indonesia
keberadaannya sangat hetrogen karena terbentur masalah letak geografis yang sangat
besar pengaruhnya terhadap kemajuan teknologi informasi.
Pembelajaran berbasis web (internet) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet.
Pembelajaran berbasis web (Web-Based Learning) merupakan salah satu bentuk e-
learning yang materi (content) maupun cara penyampaiannya (delivery method) melalui
internet (web). Pembelajaran berbasis web adalah sebuah pengalaman belajar dengan
memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi
pembelajaran (Rusman, Kurniawan, & Riyana, 2012). Internet dapat menciptakan
sebuah lingkungan belajar maya (Virtual Learning Environment). Penerapan virtual
learning ditujukan untuk mengatasi masalah keterpisahan ruang dan waktu antara siswa
dan pengajar melalui media komputer. Siswa dapat memperoleh bahan belajar yang
sudah dirancang dalam paket-paket pembelajaran yang tersedia dalam situs internet.
Dengan menerapkan virtual learning, siswa dapat mempelajari bahan belajar
sendiri atau jika diperlukan siswa meminta bantuan dalam bentuk interaksi yang
difasilitasi oleh komputer, seperti belajar berbantuan komputer (ComputerBased
Learning/CBL) atau interactive web pages, belajar berbantuan pengajar atau tutor secara
synchronous (dalam titik waktu yang sama) dan asynchronous (dalam titik waktu yang
berbeda), atau belajar berbantuan sumber belajar lain seperti dengan siswa lain atau
pakar, e-mail, dan sebagainya (Julaeha, 2011). Salah satu nilai penting dari penggunaan
web sebagai media pembelajaran, yaitu bahwa web dilengkapi dengan hyperlink yang
memungkinkan untuk mengakses informasi secara acak (non linear) yang berdampak
pada kecepatan untuk memperoleh informasi yang ada di dalam web. Materi
pembelajaran berbasis web utamanya berupa tulisan yang harus dibaca. Dalam
pembelajaran berbasis web juga dapat disertakan materi berupa simulasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik pembelajar. Selain itu, pembelajaran berbasis web
dapat diperkaya dengan melakukan hal yang sebenarnya (Rusman, Kurniawan, &
Riyana, 2012). Apabila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis
web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktivitas yang
tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta
mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran. Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran
berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan
materi pembelajaran.
Referensi :
Yuliana, Y. Rachmawati. Jurnal Islamic Education Manajemen
(https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/isema/article/view/5179/3230)

2. Apa kaitannya inovasi pendidikan dengan peningkatan profesionalisme guru?


Jawab :
Guru pada era teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini bukan hanya
sekadar mengajar (transfer of knowledge) tetapi juga harus menjadi manajer belajar.
Artinya setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan
multimedia, multimetode, dan multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Guru yang professional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pembelajaran tetapi juga harus menguasai seluruh aspek yang ada dalam pembelajaran,
karena pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang melibatkan peserta
didik dan mencakup semua ranah pembelajaran, seperti aspek kognitif (berfikir), aspek
affektif (prilaku) dan aspek psikomotor (keterampilan). Sebagai seorang pembelajaran,
guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi
sosial yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Guru tidak boleh merasa puas terhadap apa yang telah dikerjakan selama ini, tetapi
seorang guru juga sebagai inovator peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Kompetensi guru
diartikan sebagai sebuah perangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai serta diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan sebagai pendidik. Guru yang profesional merupakan kunci
keberhasilan pembelajaran karena guru yang profesional akan selalu berusaha
melakukan pembelajaran yang efektif. Saat ini guru dalam membaca dan menulis untuk
meningkatkan kompetisi profesionalitasnya masih kurang dikarenakan kurang adanya
semangat dan motivasi. Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri
peserta didik. Guru berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang serasi agar
aktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Guru berfungsi sebagai organisator
belajar bagi siswa yang potensial itu sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara
optimal.
Profesional guru perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru agar terus
berkembang. Berbagai laporan dilapangan menunjukkan beberapa hambatan dalam
pelaksanaan pengembangan professional guru karena model pengembangan
professional guru yang dilakukan tidak berdasarkan pada kebutuhan guru.40Seorang
guru harus dibekali dengan pengetahuan dan motivasi terhadap dirinya, sehingga guru
dapat meningkatkan pelayanannya kepada peserta didik melalui ketrampilan
mengajarnya dan peningkatan pengetahuanya dengan terus menerus belajar. Oleh
karena itu, tujuan pembelajaran terutama di sekolah atau di lembaga pendidikan
umumnya membutuhkan inovasi agar dapat berkembang sesuai dengan dinamika
kehidupan. Upaya dalam peningkatan kualitas guru dalam hal meningkatkan
profesionalisme guru diantaranya perlu meningkatkan profesionalisme guru
melalui inovasi pembelajaran. Selain melalui inovasi pembelajaran upaya lain dapat
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan
Guru, dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.
Inovasi pembelajaran mutlak perlu dilakukan, terlebih di era digital yang semakin
maju. Implikasinya, inovasi pembelajaran menjadi sebuah jalan untuk menunjukkan
profesionalitas guru. Guru adalah orang yang pertama berada di kelas yang dekat dengan
kebutuhan siswa dan memiliki peranan yang penting untuk mengelola pembelajaran.
Sehingga ketika ada inovasi pembelajaran yang harus dilakukan, maka gurulah yang
pertama kali melakukan inovasi tersebut sebagai wujud penelitian tindakan kelas.
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru
harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpikir secara luas dan seorang
guru harus memiliki kewibawaan, karena dengan begitu maka seorang guru akan dapat
memberikan suatu kekuatan yang nantinya akan dapat memberikan kesan dan
pengaruh. Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan
pembaharuan dalam pendidikan, kita harus meningkatkan profesionalisme guru.
Referensi :
Muhammad Kristiawan & Nur Rahmat, Universitas PGRI Palembang
(https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/ji/article/view/348/267)

3. Bagaimana konsep & praktik manajemen berbasis sekolah dalam kaitannya dengan
inovasi organisasi dan perseorangan?
Jawab :
Manajemen merupakan komposisi integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara holistik. Argumentasinya, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut
berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif, danefisien. Dalam rangka
inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang
memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan pendidik dalam mengatur
pendidikan dan pengajaran, merencanakan mengorganisasi, mengawasi,
mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya insani
serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan sekolah.
Manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat
peserta didik, pendidik, serta kebutuhan masyarakat setempat. Untuk itu, perlu dipahami
fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pembinaan. Melalui manajemen sekolah yang efektif dan efisien tersebut,diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatankualitas pendidikan secara
keseluruhan.
Peningkatan kualitas kualitas pendidikan bukanlah tugas yangringan karena tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan teknis,tetapi mencakup berbagai persoalan yang
sangat rumit dankompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun
efisiensi dan efektivitas, serta penyelenggaraan sistemsekolah. Peningkatan kulitas
pendidikan juga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama
ini sektor manajemen pendidikan di berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum
mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang
berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak
terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang
mengulang kalas dan putus sekolah.
Kedua sistem tersebut dalam prakteknya tidak berlaku secara ekstrim, tetapi
merupakan bentuk kontinum, dengan pembagian tugas dan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (lokal). Hal ini juga berlaku dalam manajemen
pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 Tahun 1989 bahwa pendidikan nasional
diatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan
pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi). Hal tersebut cukup
beralasan karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan mengurangi segi-segi negatif,
pengelolaan pendidikan tersebut memadukan sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Banyak manfaat yang telah dapat dirasakan baik oleh pemerintah daerah maupun
pihak sekolah yang secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan. Hal ini karena dalam
melaksanakan program-program ini diterapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis
sekolah (MBS), mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proses
pelaporan dan umpan baliknya. Dengan kata lain program-program yang dilaksanakan
menganut prinsip-prinsip demokratis, transparan, profesional dan akuntabel. Melalui
pelaksanaan program ini para pengelola pendidikan di sekolah termasuk kepala sekolah,
guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat setempat dilibatkan secara aktif dalam
setiap tahapan kegiatan. Disinilah proses pembelajaran itu berlangsung dan semua pihak
saling memberikan kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan sekolah.
Sistem Informasi Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang
jelas berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua warga
sekolah serta masyarakat sekitar bisa dengan mudah memperoleh gambaran kondisi
sekolah. Dengan informasi tersebut warga sekolah dapat mengambil peran dan
partisipasi. Disamping itu ketersediaan informasi sekolah akan memudahkan
pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas sekolah. Infornasi yang amat
penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang berkaitan dengan: kemampuan guru dan
Prestasi siswa.
Sistem Penghargaan Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem
penghargaan untuk memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi.
Sistem penghargaan ini diperlukan untuk mendorong karier warga sekolah, yaitu guru,
karyawan dan siswa.
Inovasi dalam organisasi adalah sesuatu hal yang baru yang berupa apapun
yang terjadi di dalam sebuah organisasi formal maupun organisasi informal.
Inovasi yang terjadi dalam sebuah organisasi merupakan proses kemajuan organisasi
tersebut, namun berbagai hambatan dan rintangan akan terjadi saat inovasi itu mulai
memasuki organisasi. Dengan memahami proses inovasi dalam organisasi setidaknya
akan dapat mengurangi kegoncangan organisasi dalam melaksanakan difusi inovasi.
Kemampuan organisasi apapun bentuknya untuk menghasilkan produk baru
merupakan kemampuan yang sangat penting saat ini, karena lingkungan saat ini terus
berubah secara cepat. Perubahan dalam sistem sosial-ekonomi, perubahan mengenai
harapan dan kebutuhan dan keinginan pelanggan, merupakan kesempatan dan tantangan
yang harus dijawab oleh organisasi melalui produk dan jasa yang baru juga.

Referensi :
Makalah Inovasi Pendidikan Kelompok 6 PGSD B 2018 (Ridha, dkk)

Anda mungkin juga menyukai