NIM : 1805115012
Kelas : PGSD A 2018
Matkul : Inovasi Pendidikan
Dosen : Makmum, S.Ag, M.Ag, Ph.D
3. Bagaimana konsep & praktik manajemen berbasis sekolah dalam kaitannya dengan
inovasi organisasi dan perseorangan?
Jawab :
Manajemen merupakan komposisi integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara holistik. Argumentasinya, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut
berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif, danefisien. Dalam rangka
inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang
memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan pendidik dalam mengatur
pendidikan dan pengajaran, merencanakan mengorganisasi, mengawasi,
mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya insani
serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan sekolah.
Manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat
peserta didik, pendidik, serta kebutuhan masyarakat setempat. Untuk itu, perlu dipahami
fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pembinaan. Melalui manajemen sekolah yang efektif dan efisien tersebut,diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatankualitas pendidikan secara
keseluruhan.
Peningkatan kualitas kualitas pendidikan bukanlah tugas yangringan karena tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan teknis,tetapi mencakup berbagai persoalan yang
sangat rumit dankompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun
efisiensi dan efektivitas, serta penyelenggaraan sistemsekolah. Peningkatan kulitas
pendidikan juga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama
ini sektor manajemen pendidikan di berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum
mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang
berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak
terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang
mengulang kalas dan putus sekolah.
Kedua sistem tersebut dalam prakteknya tidak berlaku secara ekstrim, tetapi
merupakan bentuk kontinum, dengan pembagian tugas dan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (lokal). Hal ini juga berlaku dalam manajemen
pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 Tahun 1989 bahwa pendidikan nasional
diatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan
pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi). Hal tersebut cukup
beralasan karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan mengurangi segi-segi negatif,
pengelolaan pendidikan tersebut memadukan sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Banyak manfaat yang telah dapat dirasakan baik oleh pemerintah daerah maupun
pihak sekolah yang secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan. Hal ini karena dalam
melaksanakan program-program ini diterapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis
sekolah (MBS), mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proses
pelaporan dan umpan baliknya. Dengan kata lain program-program yang dilaksanakan
menganut prinsip-prinsip demokratis, transparan, profesional dan akuntabel. Melalui
pelaksanaan program ini para pengelola pendidikan di sekolah termasuk kepala sekolah,
guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat setempat dilibatkan secara aktif dalam
setiap tahapan kegiatan. Disinilah proses pembelajaran itu berlangsung dan semua pihak
saling memberikan kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan sekolah.
Sistem Informasi Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang
jelas berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua warga
sekolah serta masyarakat sekitar bisa dengan mudah memperoleh gambaran kondisi
sekolah. Dengan informasi tersebut warga sekolah dapat mengambil peran dan
partisipasi. Disamping itu ketersediaan informasi sekolah akan memudahkan
pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas sekolah. Infornasi yang amat
penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang berkaitan dengan: kemampuan guru dan
Prestasi siswa.
Sistem Penghargaan Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem
penghargaan untuk memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi.
Sistem penghargaan ini diperlukan untuk mendorong karier warga sekolah, yaitu guru,
karyawan dan siswa.
Inovasi dalam organisasi adalah sesuatu hal yang baru yang berupa apapun
yang terjadi di dalam sebuah organisasi formal maupun organisasi informal.
Inovasi yang terjadi dalam sebuah organisasi merupakan proses kemajuan organisasi
tersebut, namun berbagai hambatan dan rintangan akan terjadi saat inovasi itu mulai
memasuki organisasi. Dengan memahami proses inovasi dalam organisasi setidaknya
akan dapat mengurangi kegoncangan organisasi dalam melaksanakan difusi inovasi.
Kemampuan organisasi apapun bentuknya untuk menghasilkan produk baru
merupakan kemampuan yang sangat penting saat ini, karena lingkungan saat ini terus
berubah secara cepat. Perubahan dalam sistem sosial-ekonomi, perubahan mengenai
harapan dan kebutuhan dan keinginan pelanggan, merupakan kesempatan dan tantangan
yang harus dijawab oleh organisasi melalui produk dan jasa yang baru juga.
Referensi :
Makalah Inovasi Pendidikan Kelompok 6 PGSD B 2018 (Ridha, dkk)