Anda di halaman 1dari 54

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SMK NEGERI 6 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar

Oleh
NUR IFTITAH NUFRI
10531220015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

1
2
3
4
5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses perjalanan individu kearah yang lebih baik

dengan berbagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Dengan kata lain, pendidikan

adalah usaha sadar yang dilakukan dalam peningkatan sumber daya manusia melalui

kegiatan pembelajaran.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari tahun

ke tahun. Perubahan mendasar terjadi pada segi kurikulum tiap jenjang pendidikan

maupun segi pola pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing sekolah.

Perkembangan dunia pendidikan yang cepat, memacu sekolah untuk menerapkan pola-

pola pedidikan pada berbagai bidang.

Undang-Undang (UU) RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan

mutu serta relevansi dan efisiensi manjemen pendidikan untuk menghadapi tantangan

sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga perlu

dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah, dan berkesinambungan

Pendidikan kita mengenal istilah belajar dan pembelajaran. Belajar adalah suatu

proses dalam kepribadian manusia, perubahan tersebut ditempatkan

6
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat

pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut

nilai dan sikap.

Setiap peserta didik menginginkan agar dirinya dapat berprestasi atau

dengan kata lain hasil belajarnya tercapai secara maksimal. Akan tetapi, ada banyak

hal yang mempengaruhi kemauan individu untuk belajar dan untuk mencapai hasil

yang maksimal tidaklah mudah karena dibutuhkan usaha dan energi, selain itu ada

pula beberapa faktor yang mengurangi ketertarikan seseorang untuk belajar.

Hasil belajar merupakan salah satu indikator dari keberhasilan dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Ketercapaian hasil belajar dipengaruhi oleh

berbagai unsur. Unsur yang paling utama adalah unsur guru, unsur siswa, unsur

kurikulum, dan unsur sarana prasarana pendukung proses pembelajaran. Hasil

belajar dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan

teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur

dengan menggunakan tes perbuatan.

Edmodo merupakan platform media sosial, seperti facebook yang

dikembangkan khusus untuk siswa dan guru dalam suatu ruangan kelas virtual yang

dapat berfungsi untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan mudah

digunakan. Edmodo membuat pembelajaran menjadi dapat diselenggarakan dimana

saja dan kapan saja tidak terbatas ruang dan waktu. Penggunaan edmodo membuat

siswa secara aktif dapat berpartisipasi karena belajar online menyediakan

lingkungan belajar interaktif. Siswa dapat memperoleh informasi berupa dokumen

7
elektronik untuk memperkaya studi mereka. Selain itu, siswa mampu

berkomunikasi langsung dengan teks, gambar, suara, data dan audio video melalui

edmodo dan interaksi yang dihasilkan dapat menciptakan suasana belajar yang

efektif.

Keberadaan media pembelajaran edmodo untuk mengatasi solusi terhadap

masalah kurangnya ketertarikan, minat, dan antusias siswa dalam proses belajar

mengajar, sehinggga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya karena dengan

menggunakan edmodo siswa dapat saling berdiskusi kapanpun dan dimanapun

terkait pelajaran sekolah dengan siswa lainnya, menambah interaksi guru dengan

siswa, pembelejaran berjalan lancer karena pembelajaran tidak perluh dilakukan

dengan tatap muka bila guru tidak hadir kesekolah, siswa dapat mengumpulkan

tugas tepat waktu, mencari informasi dari referensi yang diberikan guru,

mengerjakan latihan dan kuis.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa masih ada

beberapa guru yang masih menggunakan metode konvesional dalam proses belajar

mengajar dan belum menggunakan media pembelajaran yang interaktif seperti

edmodo. Hal ini karena sebagian guru masih belum mengetahui penggunaan dan

fungsi edmodo untuk media pembelajaran, selain itu guru masih menggunakan

metode ceramah dalam proses belajar mengajar dan siswa merasa bosan dan kurang

tertarik dengan materi yang disampaikan. Siswa lebih fokus pada laptopnya dan

siswa yang terlihat cenderung berbicara dengan teman sebangkunya di banding

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Dalam kondisi

seperti ini proses pembelajran yang berlangsung di dalam kelas kurang kondusif

sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa dikelas. Selain faktor yang

8
mempengaruhi tercapainya hasil belajar siswa yang baik adalah median mendukung

dalam materi yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran.

Penelitian tentang media pembelajaran edmodo telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, diantaranya khasanah (2015) tentang penggunaan jejaring sosial

Edmodo, bahwa efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran diklat

sistem operasi, dimana hasil perhitungan rata-rata kelas ekperimen yang saya

peroleh 84,57 dan kelas kontrol 46,29. Sedangkan hasil efektivitas penggunaan

media pembelajaran edmodo kelas eksperimen yaitu 73,26%. Sehingga dapat

disimpulakn bahwa penggunaan media pembejaran edmodo efektif untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran simulasi digital. Selanjutnya,

herlambank (2015) tentang hubungan penggunaan media pembelajaran edmodo,

bahwa hasil siswa pada pelajaran simulasi digital tidak ada hubungan antara

penggunaan media pembelajaran edmodo dengan hasil belajar siswa pada pelajaran

simulasi digital berdasarkan uji-t.

Berdasrkan latar belakang di atas, maka dianggap penting untuk melakukan

peningkatan belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran Edmodo yang

diberi judul, “Efektivtas Penggunaan Media Pembelajaran Edmodo Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di

Smk Negeri 6 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana mengetahui efektivitas penggunaa media pembelajaran

Edmodo untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Simulasi

digital?

9
C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektivitas penggunaan Edmodo terhadap hasil belajar

siswa dengan mata pelajaran Simulasi Digital.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan

pembelajaran disekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi

masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

2. Bagi Guru

a. Menambahkan media pembelajaran bagi guru untuk kegiatan belajar

mengajar.

b. Menjadi acuan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang

lebih interaktif.

3. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar belajar siswa.

b. Menambah kemandirian siswa dalam kegiatan belajar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

10
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. “Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1990: 219)” kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau

dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya

kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran

yang dituju. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin

banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut,

sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang

dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai. Dapat disimpulkan juga bahwa suatu media pembelajaran bisa dikatakan

efektif ketika memenuhi kriteria, di antaranya mampu memberih pengaruh,

perubahan atau dapat membawa hasil. Ketika kita merumuskan tujuan

instruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari seberapa jauh tujuan itu tercapai.

Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin efektif pula media pembelajaran

tersebut.

Menurut Popham (2003: 7) efektivitas proses pembelajaran seharusnya

ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di

dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional

tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam

mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk

mencapai tujuan instruksional tertentu.

Dunne (1996: 12) berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki

dua karakteristik. Karakteristik pertama ialah “memudahkan siswa belajar” sesuatu

yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep atau sesuatu hasil belajar

11
yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan diakui oleh mereka yang

berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor atau murid sendiri.

“Menurut Sinambela (2006: 78)”, pembelajaran dikatakan efektif apabila

mencapai sasaran yang diinginkan baik dari segi tujuan pembelajaran maupun

prestasi siswa yang maksimal. Bebarapa indikator keefektifan pembelajaran yaitu

(1) ketercapaian ketuntasan belaja; (2) ketercapaian keefektifan aktivitas siswa; dan

(3) ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon

siswa terhadap pembelajaran yang positif.

Sedangkan, menurut Wotruba dan Wright dalam Yusufhadi Miarso (2004)

indikator yang dapat digunakan untuk menentukan efektivitas dalam proses

pembelajaran adalah pengorganisasian materi yang baik, komunikasi yang efektif,

penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, sikap positif terhadap siswa,

pemberian nilai yang adil, kewulesan dalam pendekatan pembelajaran dan hasil

belajar siswa yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu metode

pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“Medium” yang memiliki arti secara harfiah yang perantara atau pengantar. Sri

Anitah (2012:6), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperolah

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

12
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam

pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Pada dasarnya fungsi media adalah untuk memperjelas penyajian materi

agar tidak membosankan dan dapat dipahami dengan mudah. Media juga harus bisa

mengatasi keterbatasan daya indera dan ruang waktu agar kegiatan belajar lebih

kondusif. Media juga berfungsi untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan

gairah serta semangat belajar para peserta didik. Dengan penggunaan media,

diharapkan anak bisa belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.

Menurut Kemp dan Dayton (1985: 3-4) sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlakukan dapat dipersingkatan.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses

belajar dapat ditingkatkan.

13
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.

Dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran yaitu Media pembelajaran

dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancarkan, meningkatkan proses hasil belajar dan dapat mengatasi

keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

3. Media Edmodo

a. Edmodo

Edmodo adalah platform pembelajaran sosial untuk guru, siswa, dan orang

tua.Guru juga mampu memposting nilai, tugas dan kuis kepada siswa. Siswa dapat

mengirimkan pekerjaan rumah dan melihat nilai dan komentar mereka. Guru

mungkin telah memposting tentang tugas mereka. Guru juga bisa. Membuat jajak

pendapat dan topik posting untuk diskusi di antara para siswa. Guru bisa.

Membedakan dan mengindividualisasikan pembelajaran melalui penciptaan

subkelompok. Dalam kursus Setelah setiap periode kursus selesai; Guru tutup.

Keluar jaringan dan buat yang baru untuk kursus berikutnya. Edmodo juga

memiliki aplikasi iOS dan Android yang tersedia melalui Apple App Store dan

Google Play masing-masing.

Tujuan penggunaan media edmodo dalam pembelajaran dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

b. Mengubah gaya mengajar guru.

c. Mengubah gaya belajar siswa sehingga terbentuk belajar mandiri.

d. Memperluas kawasan belajar siswa.

e. Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru.

14
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

Edmodo membantu guru untuk memperluas dan memperkuat rencana pelajaran.

Guru dapat memberikan aktifitas tambahan sehinga siswa bisa lebih aktif dalam

pembelajaran.

b. Fitur Edmodo

Dalam mendukung proses pembelajaran, edmodo dilengkapi dengan beberapa

aktivitas pembelajaran, seperti quiz, assignment, poll, grade book, library, award

badges, dan parent code. Untuk bahan ajar, edmodo mendukung bahan ajar berupa

file dan links. Penjelasan mengenai fitur edmodo adalah sebagai berikut:

a. Assignment. Fitur ini digunakan oleh guru untuk memberikan penugasan

kepada siswa secara online. Fitur ini dilengkapi dengan waktu deadline dan

fitur attach file sehingga siswa dapat mengirimkan tugas dalam bentuk file

secara langsung kepada guru.

b. File dan Links. Fitur ini digunakan oleh guru dan siswa untuk mengirimkan

pesan dengan melampirkan file dan links pada grup kelas. File yang

dilampirkan berlaku untuk semua jenis ekstensi seperti .doc, .pdf, .ppt, .xls,

dll.

c. Quiz. Fitur ini digunakan untuk memberiksn evaluasi secara online baik

berupa pilihan ganda, isian singkat, maupun soal uraian. Quiz hanya dapat

dibuat oleh guru, sedangkan siswa hanya mengerjakannya saja. Fitur ini

dilengkapi dengan batas waktu pengerjaan, informasi tentang quiz yang

akan dibuat, judul quiz dan tampilan quiz.

15
d. Poling. Fitur ini digunakan oleh guru untuk dibagikan kepada siswa untuk

mengetahui tanggapan siswa mengenai hal tertentu yang berkenaan dengan

pelajaran.

e. Gradebook. Fitur ini digunakan oleh guru sebagai catatan nilai siswa yang

dapat diisi secara manual atau secara otomatis sedangkan untuk siswa, dapat

melihat berupa rekapan nilai dalam bentuk grafik dan penilian langsung.

f. Library. Fitur ini digunakan oleh guru maupun siswa sebagai tempat

penyimpanan berbagai sumber pembelajaran dengan konten yang beragam.

Guru dapat mengupload bahan ajar, materi, presentasi, sumber, referensi,

gambar, video, audio dan konten digital lainnya. File dan Links yang

terdapat di library dapat dibagikan baik kepada siswa maupun guru.

g. Award Badges. Fitur ini digunakan oleh guru untuk memberikan suatu

penghargaan baik kepada siswa maupun kelompok.

h. Parents Codes. Fitur ini befungsi memberi kesempatan kepada orangtua/wali

masing-masing siswa dapat bergabung memantau aktivitas belajar dan

prestasi putra-putrinya, guru harus mengakses kode untuk orang tua siswa

dan kemudia membagikannya pada masing-masing orang tua/wali. Akses

kode untuk orang tua siswa dapat diperoleh dengan mengklik nama kelas.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu berinteraksi dengan

lingukang untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan

16
sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha, menetap dalam waktu yang relative

lama dan merupakan hasil pengalaman.

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah

proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.

Ada korelasi antara propeses pengajaran dengan hasil pengajaran yang dicapai.

Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran makin tinggi pula

hasil atau produk dari pengajaran itu.

Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain,

seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut banyak menarik

perhatian para ahli untuk diteliti, seberapa jauh kontribusi atau sumbangan yang

diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh dalam

diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab akibat perbuatan belajar

adalah perubahan tingkah laku individu yang diminati dan disadarinya. Siswa harus

merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi.

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom dkk., bahwa segala

upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Hasil

belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi,

proses belajar melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus

eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi

hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan

masalah. Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik

untuk mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.

17
Dalam hal ini peserta didik tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami

konsep dari masalah atau fakta yang dinyatakan. Bukti seseorang telah memiliki

kemampuan pemahaman misalnya mampu menjelaskan materi yang diajarkan.

Hasil belajar dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap.

Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan

dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan

petumbuhan anak dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes,

misalnya observasi, wawancara, skala sikap, dan lain-lain.

Pengertian hasil belajar menurut penulis adalah hasil yang dicapai secara

keseluruhan setelah dilakukan aktifitas belajar yang telah diamati dalam bentuk

skor atau angka-angka setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir

pembelajaran.

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang terdapat

dalam diri siswa, dan faktor yang ada diluar diri siswa. Faktor internal berasal dari

dalam diri anak bersifat biologis, sedangkan faktor ekternal adalah faktor yang

sifatnya dari luar diri siswa.

1. Faktor internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan

keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang

atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat

akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang

sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus

cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan

18
mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas

mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau

memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya: a. adanya

keingin tahu, b. agar mendapatkan simpati dari orang lain, c. untuk

memperbaikki kegagalan, d. untuk mendapatkan rasa aman.

2. . Faktor Eksternal

Faktor Eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut

mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,

sekolah, dan masyarakat.

5. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan

sudah pernah dilaksanakan adalah:

a. Khasanah (2015) “Efektivitas penggunaan jejaring sosial Edmodo untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat instalasi sistem operasi

GUI CLI kelas X TKJ Smk Negeri 1 Pundong”. Tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa kelas X TKJ mata

diklat instalasi sistem operasi GUI CLI yang menggunakan metode

konvesional dengan siswa yang menggunakan media pembelajaran edmodo

di Smk Negeri 1 Pundong, untuk mengetahui efetivitas Edmodo terhadap

hasil belajar siswa pada mata diklat instalasi sistem operasi GUI CLI kelas

X TKJ di Smk Negeri 1 Pudong. Hasil penelitian ini mununjukkan hasil

nilai signifikasi uji-t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga keputusan

adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa ada perbedaan

hasil belajar siswa yang signifikan pada mata diklat instalasi sistem operasi

19
GUI CLI yang menggunakan media jejaring sosial pendidikan edmodo

dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvesional. Dengan

hasil perhitungan rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 77% termasuk

dalam kategori efektif (>76%) sehingga dapat disimpulkan bahwa

penggunaan jejering sosial edmodo efektif untuk meningkatkan hasil

belajar pada mata diklat instalasi sistem operasi GUI CLI. Hasil

perhitungan rata-rata angket menunjukkan angka sebesar 81,69% yang

termasuk kategori sangat tinggi (75%) sehingga dapat diartikan bahwa

respon siswa terhadap penggunaan jejaring sosial edmodo pada

pembelajaran instalasi sistem operasi GUI CLI sangat tinggi.

b. Herlambank 2015 “Hubungan penggunaan media pembelajaran edmodo

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital di Smk

Negeri 1 Gombang”. Tujuan untuk mendeskripsikan tingkat penggunaan

media pembelajaran edmodo dan hasil belajar siswa pada pelajaran simulasi

digital Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK

Negeri 1 Gombong. Mengetahui hubungan penggunaan media

pembelajaran edmodo dengan hasil belajar siswa pada pelajaran simulasi

digital Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK

Negeri 1 Gombong. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

penggunaan media pembelajaran edmodo dalam kategori tinggi sebesar 5%,

dalam kategori sedang sebesar 29%, dalam kategori rendah sebesar 54%,

dan dalam kategori sangat rendah sebesar 12%. Hasil belajar siswa pada

pelajaran simulasi digital dalam kategori kompeten sebesar 36% dan

kategori tidak kompeten sebesar 64%; dan tidak ada hubungan antara

20
penggunaan media pembelajaran edmodo dengan hasil belajar siswa pada

pelajaran simulasi digital berdasarkan hasil Uji Korelasi Product Moment

yang diperoleh (0,016 < 0,189), serta nilai signifikansi P > (0,872 > 0,05).

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan

pembelajaran pada waktu tertentu yang diukur dengan nilai atau angka dan

keterampilan yang dimiliki siswa. Baik tidaknya hasil belajar pada siswa dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti media pembelajaran. Sering

perkembangan jaman dalam teknologi pendidikan, siswa dituntut untuk selalu aktif

dalam mengikuti pembelajaran dan dituntut untuk mendapatkan hasil belajar yang

lebih baik. Namun tidak hanya siswa yang dituntut aktif, pembelajaran juga

menuntut guru harus kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran agar

mendapatkan hasil belajar yang baik. Adanya teknologi dalam media pembelajaran,

guru tidak hanya mengandalkan buku lagi tetapi disertai dengan penggunaan media

pembelajaran yang optimal dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Dengan

demikian, penggunaan media pembelajaran yang baik dan efektif akan berdampak

pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan saat ini adalah

Edmodo. Edmodo merupakan media berbasis social network dan bisa dibilang

program e-learning yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh guru dan oleh

siswa karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Media Edmodo ini

diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Simulasi

Digital SMK Negeri 6 Makassar

21
Bagan Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran Simulasi Digital

22
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Tanpa Menggunakan Media Menggunakan Media

Pembelajaran Edmodo Pembelajaran Edmodo

Hasil Belajar Hasil Belajar


Media Media

Efektivitas

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan teori kerangka fikir yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

23
Hο: “Penggunaan media pembelajaran edmodo tidak terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media

pembelajaran edmodo dengan meningkatkan hasil belajar”.

H₁ : “Penggunaan media pembelajaran edmodo terdapat perbedaan hasil

belajar siswa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

media pembelajaran edmodo dengan meningkatkan hasil belajar”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

karena dalam penelitian ini menggunakan data-data numerik yang dapat diolah

dengan menggunakan metode statistik. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat

diartikan “sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

24
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”,

(Sugiyono, 2018: 72).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desain true

eksperimental dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam design

ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest

untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak

berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4- O3).

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen “Pretest-Posttest Control Group

Design”

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (E) O1 X O2

Kontrol (K) O3 O4

Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen

K = Kelompok Kontrol

O1 = Prestest Kelompok Eksperimen

O2 = Posttest Kelompok Eksperimen

X = Treatment atau Perlakuan

O3 = Prestest Kelompok Kontrol

O4 = Posttest Kelompok Kontrol

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

25
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Makassar yang bertempat di Jl.

Landak Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 09 September – 09 Oktober

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017: 80), “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit dan

Rambut Smk Negeri 6 Makassar dengan jumlah keseluruhan 70 siswa.

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X. Tata Kecantikan Kulit dan Rambut

SMK Negeri 6 Makassar

Jumlah Siswa
No Kelas
L P Jumlah

1 X. Kecantikan 1 - 35 35

2 X. Kecantikan 2 - 35 35

Jumlah Keseluruhan 70

Sumber: SMK Negeri 6 Makassar

26
2. Sampel Jenuh

Dalam penelitian diperlukan adanya yang dinamakan sampel penelitian atau

miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh. Dalam hal ini Sugiyono

(2018: 81) mengemukakan bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah teknik Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono

(2018: 85) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi

relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang diinginkan membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel yaitu siswa kelas X. Tata

Kecantikan Kulit dan Rambut SMK Negeri 6 Makassar yang berjumlah 70 siswa.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Siswa Kelas X. Tata Kecantikan Kulit dan

Rambut SMk Negeri 6 Makassar

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
P L

1 X. Kecantikan 1 - 35 35

2 X. Kecantikan 2 - 35 35

Jumlah - 70 70

Sumber: SMk Negeri 6 Makassar

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

27
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”, (Sugiyono, 2018: 39).

Adapun definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Variabel Independent (Bebas)

Pembelajaran Berbasis Web adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet.

Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga denga Web Based Learning

merupakan salah satu jenis penerapan pembelajaran elektronik (E-Learning) atau

dapat juga dikatakan sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan

internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan

siswa di dalam memahami materi pelajaran. Hasil belajar tampak sebagai terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan

menjadi sopan dan sebagainya.

E. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

untuk mempermudahkan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Instrumen

dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar Observasi

28
Lembar observasi dalam penelitian ini berupa lembaran pengamatan yang

berisi tentang aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mencakup

kegiatan pendahuluan, inti dan penutup pada pembelajaran, serta dinilai dengan

memberikan skor dalam kolom yang telah disediakan sesuai dengan gambaran yang

diamati pada penggunaan media pembelajaran edmodo (eksperimen) dan yang

tidak menggunakan media pembelajaran edmodo (kelas kontrol). Instrument atau

lembar observasi aktivitas siswa pada proses pembelajaran kelas control dapat

dilihat pada lampiran / dan lembar observasi aktivitas siswa pada proses

pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat

2. Lembaran Soal

Soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal pre-test dan post-test

dalam bentuk pilihan ganda (multiple choose) masing-masing sebanyak 10 soal

yang berkaitan dengan indikator yang ditetapkan pada RPP. Tes adalah cara yang

digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan

penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas pertanyaan yang

harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan. Tes diberikan pada

awal dan akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan hasil

belajar siswa tentang materi Komunikasi Digital.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang

diperoleh dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis data aktifitas

siswa dan analisis data respon siswa.

1. Statistik Deskriptif

a. Analisis Hasil Belajar Siswa

29
Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif

dengan tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan karakteristik dari variabel.

Dalam hal ini digunakan tabel distribusi frekuensi, skor rata-rata, standar deviasi,

skor minimum dan skor maksimum. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk

menentukan kategori hasil belajar berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) adalah dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel 3.4 Kategori Standar Penilaian

Nilai Kategori

90-100 Sangat tinggi

80-89 Tinggi

75-79 Sedang

0-69 Rendah

Sumber: Sudjana, 2011:38

Di samping itu hasil belajar juga diarahkan pada pencapaian secara

individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilai

yang diperoleh minimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan, sedangkan ketuntasan klasikal akan

tercapai apabila siswa mendapat skor minimal 75.

Ketuntasan Klasikal = Jumlah siswa yang mencapai nilai minimal KKM


jumlah siswa

Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama,

maka terlebih dahulu ditentukan :

1) Menentukan rentang (R)

R = Skor terbesar - skor terkecil

2) Menentukan banyaknya kelas interval

30
K = 1 +3,3 log n

3) Menentukan panjang kelas interval (P)

Setelah data tersebut dibuat dalam distribusi frekuensi, kemudian dianalisis

dengan menggunakan rumus-rumus statistic berikut :

1) Menghitung Rata-rata (𝑥 )

Menentukan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperiment dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

𝑥 = nilai rata-rata

fi = frekuensi kelas interval data, dan

xi = nilai tengah

2) Menghitung standar deviasi (S) dapat digunakan rumus :

Kemudian standar deviasi (s) gabungan dengan rumus :

Keterangan :

n1 = jumlah siswa kelompok pertama

n2 = jumlah siswa kelompok kedua

S12 = simpangan baku dari kelompok pertama

31
S22 = simpangan baku dari kelompok dua

b. Analisis Data Aktifitas Siswa

Analisis data aktifitas siswa dilakukan dengan menentukan frekuensi dan

persentase frekuensi yang dipergunakan oleh siswa dalam pembelajaran, sebagai

berikut:

Si = Xi x 100%
N
Keterangan :

Si = Persentase aktifitas siswa indikator ke-i.

Xi = jumlah frekuensi aktifitas siswa indikator ke-i.

N = Jumlah siswa.

Untuk menunjukkan apakah aspek-aspek yang diamati telah sesuai dengan

yang diinginkan.

2. Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang

hasil belajar komunikasi digital siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan taraf

signifikan 5% atau 0,05 dengan syarat:

Jika Pvalue ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.

Jika Pvalue < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.

Untuk langkah selanjutnya setelah melaksanakan penelitian, maka

dilakukan analisis data pada perolehan data pre test dan post test siswa. Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kenormalan sampel yang telah diteliti.

32
Normalitas data diuji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.

Adapun untuk mengukur tingkat kenormalan data, maka digunakan uji chi-

quare, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

x2= uji normalitas

O1= ferkuensi

E1= frekuensi yang diharapkan

b. Pengujian Hipotesis

Untuk melihat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol, maka perlu dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis

yang sesuai digunakan adalah uji t. Uji t adalah salah satu uji statistik yang

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua

buah sampel atau variabel yang dibandingkan. Dalam melakukan analisis statistik

dengan uji t, maka perlu merujuk kepada hipotesis nihil (H0) yang telah ditentukan.

Pada desain penelitian eksperiment ini digunakan uji t untuk menguji

signifikan perbedaan rata-rata. Perhitungan ini hanya dilakukan pada hasil

perhitungan post tes siswa. Maka digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

x = Rata-rata dari kedua sampel (eksperimen dan kontrol)

33
n = Jumlah sampel

S = Standar deviasi

Analisis data untuk uji-t, hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan media pembelajaran edmodo dengan meningkatkan hasil

belajar siswa yang diajarkan tidak menggunakan media pembelajara

edmodo.

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan media pembelajaran edmodo dengan meningkatkan hasil

belajar siswa yang diajarkan tidak menggunakan media pembelajara

edmodo.

BAB IV

34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang menggambarkan efektivitas

penggunaan media pembelajaran edmodo dalam meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran komunikasi digital kelas X SMK Negeri 6 Makassar, penelitian

dilakukan pada 27 Agustus 2019. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media

pembelajaran edmodo maka dilakukan prosedur penelitian eksperimen dan analisis

data hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis

statistik inferensial.

Berikut adalah hasil penelitian efektivitas penggunaan media pembelajaran

edmodo dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Simulasi digital

kelas X SMK Negeri 6 Makassar.

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Hasil Belajar Eksperimen

1) Hasil Belajar Pre-test

Berdasarkan data nilai hasil belajar (pre-test) Simulasi digital pada kelas

eksperimen maka dapat digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimun, nilai

minimum dan standar deviasi yang dihitung dengan menggunakan SPSS 16.0 yaitu

dijabarkan sebagai berikut.

Pre-test
Valid 35
N
Missing 0
Mean 46.29
Median 50.00
Std. Deviation 11.398

35
Tabel 4.1 Hasil Range 50 Belajar (Pre-test)
Minimum 20
Simulasi digital Maximum 70 Kelas Eksperimen

Table 4.1 menunjukkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS

16.0 pada data sebelum perlakuan (pre-test) pada kelas ekperimen didapat jumlah

sampel yang valid 35, skor rerata = 46.29, nilai tengah 50.00, simpangan buku =

11.398, nilai minimum = 20 dan nilai maksimum = 70. Dari semua nilai yang diatas

untuk mengetahui efektifnya hasil belajar siswa pada pretest.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen


Nilai Pre-test
No Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi
Relatif
1 20 - 29 1 0,03%
2 30 - 39 4 0,11%
3 40 - 49 11 0,31%
4 50 - 59 12 0,34%
5 60 - 69 5 0,14%
6 70 - 79 2 0,06%
Jumlah 35 100%

Table 4.2 menunjukkan hasil frekuensi pre-test kelas ekperimen tertinggi

pada interval 50 – 59 sebanyak 12 siswa (0,34%). Sedangksn frekuensi interval

terendah berada pada kelas interval 20 – 29 sebanyak 1 siswa dengan nilai frekuensi

relative (0,03%).

36
2) Hasil Belajar Pos-test

Berdasarkan data nilai hasil belajar (Post-test) simulasi digital pada kelas

ekperimen maka dapat digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai

minimum dan standar deviasi yang dihitung dengan menggunakan SPSS 16.0 yaitu

dijabarkan sebagai berikut

Tabel 4.3 Hasil Belajar (Post-test) Simulasi Digital Kelas Eksperimen


Pos-test
Valid 35
N
Missing 0
Mean 84.57
Median 80.00

Std. Deviation 10.939


Range 40
Minimum 60
Maximum 100

Table 4.3 menunjukkan hasil perhitungan pada data setelah perlakuan (post-

test) pada kelas eksperimen didapat jumlah sampel yang valid 35, skor rerata =

84.57, nilai tengah = 80.00, simpangan baku = 10,939, nilai minimum = 60 dan

nilai maximum = 100. Dari semua nilai yang diatas untuk mengetahui efektifnya

hasil belajar siswa pada postest.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pos-test Kelas Eksperimen

Nilai Pos-test
Kelas
No Frekuensi
Interval Frekuensi
Relatif
1 60 - 69 1 0,03%
2 70 - 79 8 0,23%
3 80 - 89 10 0,29%
4 90 - 99 9 0,26%
5 100 - 109 7 0,20%
Jumlah 35 100%

37
Tabel 4.4 menunjukkan hasil, frekuensi post-test kelas ekperimen tertinggi

terletak pada interval 80 – 89 sebanyak 10 siswa (0,29%). Sedangkan frekuensi

interval terendah berada pada kelas interval 60 – 69 sebanyak 1 siswa dengan nilsi

frekuensi relative (0,03). Distribusi frekuensi untuk menyusun nilai atau meringkas.

84.57

46.29

0 20 40 60 80 100

Postest Eksperimen Pretest Eksperimen

Gambar 4.1 Grafik perbandingan kelas eksperimen pretest dan


postest
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, menunjukkan bahwa nilai setelah

pembelajaran treatmen (post-test) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan nilai sebelumnya diberikan perlakuan (pre-test). Hal tersebut ditunjukkan

dengan banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas KKM (≥70), yang dapat dilihat

pada kela interval 89-80.

b. Hasil Belajar Kelas Kontrol

1) Hasil Belajar Pre-test

38
Berdasarkan data nilai hasil belajar (pre-test) simulasi digital pada kelas

kontrol maka dapat digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maximum, nilai

minimum dan standar devisi yang dihitung dengan menggunakan SPSS 16.0 yaitu

dijabarkan sebagai begitu :

Tabel 4.5 Hasil Belajar (Pre-test) Komunikasi Digital Kontrol

Pre-test
Valid 35
N
Missing 0
Mean 38.86
Median 40.00
Std. Deviation 10.508
Range 40
Minimum 20
Maximum 60

Berdasarkan table 4.5 di atas, hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS 16.0 pada data sebelum perlakuan (pre-test) pada kelas control didapat jumlah

sampel yang valid 35, skor rerata = 38.86 , nilai tengah = 40.00, simpangan baku

= 10.508, nilai minimum = 20 dan nilai maximum = 60

Tabel. 4.6 Distribusi frekuensi Pre-test Kelas Kontrol


Nilai Pre-test
No Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 20 - 29 3 0,09%
2 30 - 39 10 0,29%
3 40 - 49 12 0,34%
4 50 - 59 8 0,23%
5 60 - 69 2 0,06%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, frekuensi pre-test kelas control tertinggi

terletak pada interval 40 – 49 sebanyak 12 siswa (0,34%). Sedangkan frekuensi

interval terendah berada pada kelas interval 60 – 69 sebanyak 2 siswa dengan nilai

frekuensi relatif (0,06).

39
2) Hasil Belajar Pos-test

Berdasarkan data nilai hasil belajar (post-test) simulasi digital pada kelas

kontrol maka dapat digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maximum, nilai

minimum dan standar deviasi yang dihitung dengan menggunakan SPSS 16.0 yaitu

dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Belajar (Post-test) Simulasi Digital Kelas Kontrol


Pos-test
Kontrol
Valid 35
N
Missing0
Mean 83.71
Median 80.00
Std. Deviation 11.398
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, hasil perhitungan pada data setelah

perlakuan (post-test) pada kelas control didapat jumlah sampel yang valid 35,

skor rerata = 83.71, nilai tengah = 80.00, simpangan baku = 11.398, nilai

minimum = 60 dan nilai maximum = 100.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Post-test Kelas Kontrol


Nilai Pre-test
No Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi Relatif
1 60 - 69 1 0,03%
2 70 - 79 6 0,17%
3 80 - 89 11 0,31%
4 90 - 99 10 0,29%
5 100 - 109 7 0,20%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, frekuensi post-test kelas kontrol tertinggi

terletak pada interval 80 -89 sebanyak 11 siswa (0,31%). Sedangkan frekuensi

40
interval terendah berada pada kelas interval 60 – 69 sebanyak 1 siswa dengan

nilai frekuensi relative (0,03%).

83.71
38.86

0 20 40 60 80 100

Postest Kontrol Pretest Kontrol

Gambar 4.2 Grafik perbandingan kelas kontrol pretest dan


postest
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, menunjukkan bahwa nilai postetst lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai pretest. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM

168.28
85.15

0 50 100 150 200

Postest Eksperimen dan Kontrol


Pretest Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.3 Grafik gabungann kelas eksperimen dan kontrol


pretest postest

c. Aktivitas Belajar Siswa

1) Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen :

Berdasarkan hasil observasi pada kelas eksperimen selama proses

pembelajaran, penelitian memperoleh data dari instrument yang dirangkum pada

setiap akhir pembelajaran.

41
40
30
20
35 35 34 32 30 33 34
10 25 20 25
15 17 15 10
0
1 2 3 4 5 6 7

pertemuan kedua pertemuan ketiga

Gambar 4.4 Grafik aktivitas siswa kelas eksperimen selama


mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran Edmodo

Berdasarkan hasil gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa terdapat

perubahan dari ketuju komponen aktivitas siswa selama mengikuti proses

pembelajaran simulasi digital materi komunikasi dering dengan menggunakan

media pembelajaran edmodo. Adapun perubahan terjadi yaitu terdapat pada

komponen aktivitas 4 yang dimana saat pertemuan 2 terdapat 15 siswa yang

menjawab pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi dan mengalami peningkatan di

pertemuan 3 sebanyak 30 siswa, hal ini dikarenakan tumbuhnya semangat siswa

dalam memahami materi ajar yang disampaikan guru dengan menggunkan media

pembelajaran edmodo. Perubahan juga terjadi pada komponen aktivitas 3 dimana

pada pertemuan 2 terdapat 25 siswa dan pada pertemuan 3 terdapat 34 siswa yang

mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dimengerti, hal ini

dikarenakan siswa sudah memahami materi ajar yang disampaikan guru melalui

media pembelajaran edmodo. Pada komponen aktivitas 5 terdapat perbuahan yang

menunjukkan bahwa pada pertemuan 2 terdapat 17 siswa yang masih membutuhkan

bimbingan guru dalam menggunakan media pembelajaran edmodo, pada pertemuan

3 siswa berkurang 33 siswa, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami cara belajar

dengan media pembelajaran edmodo. Pada komponen aktivitas 7 siswa yang

42
melakukan kegiatan lai seperti rebut, bermain, dan lain-lain pada pertemuan 2

sebanyak 18 siswa dan pada pertemuan 10 berkurang menjadi 25 siswa, hal ini

dikarenakan tumbuhnya semangat siswa dalam proses pembelajaran yang diajarkan

menggunakan media pembelajaran edmodo

2) Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil observasi pada kelas control selama proses pembelajaran,

penelitian memperoleh data dari instrument yang dirangkum pada setiap akhir

pembelajaran

40
30
34 35 32
20 30 28 30 30
25
10 20 20 20 20 20
10
0
1 2 3 4 5 6 7

pertemuan kedua pertemuan ketiga

Gambar 4.5 Grafik aktivitas siswa kelas kontrol selama mengikuti


pembelajaran menggunakan media pembelajaran Edmodo
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukka bahwa terdapat perubahan dari

ketujuh komponen aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran

komunikasi digital dengan materi komunikasi dering secara konvensional. Adapun

perubahan yang terjadi pada komponen 2 dimana kurangnya siswa yang menyimak

materi yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan siswa bosan dan kurang

bersemangat dalam proses pembelajaran. Pada aktivitas 5 menunjukkan bahwa

masih banyak siswa yang memerlukan bimbingan dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, hal ini dikarenakan pada saat guru menjelaskan materi siswa

43
kurang memperhatikan sehingga kurang memahami materi yang telah diajarkan

oleh guru. Pada komponen 7 terjadi peningkatan jumlah siswa yang melakukan

kegiatan lain seperti rebut, bermain, dan lain-lain, hal ini dikarenakan kurangnya

minat siswa dalam memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi ajar secara

konvesional.

72.24%

73.26%

71.5 72 72.5 73 73.5

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4.6 Grafik jumlah rata-rata kelas eksperimen dan kelas


kontrol
2. Analisis Statistik Infrensial

1) Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari masing-masing media pembelajaran dalam penelitian ini berdistribusi normal

atau tidak. Bila data berdistribusi normal maka data ini dapat diolah dengan

menggunakan statistik uji-t.

Uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dalam

perhitungan menggunakan program SPSS 16.0. untuk mengetahui normal tidaknya

adalah jika sig > 0,05 maka normal dan jika sig < 0,05 dapat dikatakan tidak normal.

Hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:

44
Tabel 4.9 Ringkasan Uji Normalitas
No Kelompok Sig. Ket.
1 Pre-test Kelas Eksperimen 010 Normal
2 Pos-test Kelas Eksperimen 007 Normal
3 Pre-test Kelas Kontrol 010 Normal
4 Pos-test Kelas Kontrol 011 Normal
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, hasil normalitas dengan menggunakan

SPSS.16.0 dapat diketahui nilai signifikansi (Sig) untuk semua data baik pada uji

Kolmogorov-Smirnov maupum uji Shapiro-wilk > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data penelitian berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilakukan uji

homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan

varians Antara dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok control,

untuk menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga sig pada

levene’s statistik dengan 0,05 (sig > 0,05). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.10 Ringkasan Uji Homogenitas


Kelas 𝐅𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig. Keterangan

Pre-test 0,328 0.569 Homogen

Post-test 0,124 0.726 Homogen

Berdasarkan table 4.10 di atas. Hasil uji homogenitas variable penelitian

diketahui nilai F hitung pre-test 0,328 dengan nilai 0.569 sedangkan F hitung pos-

45
test 0,124 dengan signifikan 0.726. Dari hasil perhitungan harga signifikan data

pre-test ataupun post-test lebih besar dari 0.05 (sig>0.05) maka dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

media pembelajaran edmodo dengan hasil belajar siswa yang diajarkan tidak

menggunakan media pembelajaran edmodo pada mata pelajaran simulasi digital

kelas X di Smk Negeri 6 Makassar. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan

apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dan nilai p <0,05.

a) Hasil uji-t berpasangan Pre-test dengan Pos-test kelas ekperimen

Rata-rata nilai pre-test kelas ekperimen sebesar 46,29 dan rata-rata nilai pos-

test sebesar 83,71 sehingga mengalami peningkatan sebesar 37,42 Didapatkan juga

𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% (13,737> 0,152) dan mempunyai nilai p

< 0,05 yang berarti dapat disimpulkan terdapat peningkatan secara signifikan pada

skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen Hasil uji-t berpasangan dengan pre-

test dengan pos-test kelas eksperimen dapat dilihat pada table berikut:

Tabel. 4.11 Ringkasan Hasil Uji T Berpasangan Pre-test Dengan Post-test


Kelas Eksperimen

Kelas Rata- 𝑻𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑻𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 N

46
at

Pre test

Eksperi 46,29
13,7 0,1
men 3
3 5
Post test 5
7 2
Eksperi 83,71

men

b) Uji-t Berpasangan Pre-test Dengan Pos-test kelas control

Rata-rata nilai pre-test kelas control sebesar 38,86 dan rata-rata nilai pos-

test sebesar 84,57 sehingga mengalami peningkatan sebesar 45,71. Didapat juga

𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% (17,830 > 0,475) dan mempunyai nilai p

< 0,05 yang berarti dapat disimpulkan terdapat peningkatan secara signifikan pada

skor hasil belajar siswa kelompok Kontrol Hasil uji-t berpasangan pre-test dengan

pos-test kelas control dapat dilihat pada table berikut:

Tabel. 4.12 Ringkasan Hasil Uji T Berpasangan Pre-test Dengan Post-test


Kelas Kontrol

Kelas Rata- 𝑻𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑻𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 N

ra

ta

47
Pre test

Kontr 84,57

ol 17,83 0,45 3

Post test 0 7 5

Kontr 83,41

ol

c) Hail uji-t Kelas Eksperimen Pos-test dan Kelas Kontrol Post-test

Beberapa hasil perhitungan independent sampel t-test diketahui rata-rata

kenaikan kelompok eksperimen sebesar 84,57 sedangkan kenaikan kelas kontrol

sebesar 83,41 sehingga diketahui kenaikan skor hasil belajar kelas eksperimen lebih

besar 0,86 dibandingkan dengan kelas control. Diketahui juga nilai 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar

0,321 dengan signifikansi 0,000 Nilai 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah 0,124. Jadi dapat disimpulkan

bahwa 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,321 < 0,124) dan nilai signifikansinya lebih besar dari

0,05 (p= 0,000<0,05), sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang

signifikan dalam peningkatan skor hasil belajar secara signifikan pada kelompok

kontrol dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan media pembelajaran edmodo lebih baik dari pada hasil belajar siswa

yang diajarkan tidak menggunakan media pembelajar edmodo kelas X Smk Negeri

6 Makassar. Hail uji-t kelas eksperimen post-test dan kelas control pos-test dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel. 4.13 Ringkasan Hasil Uji T Kelas Eksperimen Post-test dan Kelas
Kontrol Post-test

48
Kelas Rata 𝑻𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑻𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 P

Post test

Eksperi 83,71 0,0


0,3 0,1
men 0
2 2

Post test 0
1 4
83,41
Kontrol

B. Pembahasan
1. Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian tentang media pembelajaran edmodo telah dilakukan oleh

peneliti oktaviani tentang jejaring sosial edmodo, hasil belajar siswa menunjukkan

hasil nilai signifikasi sehingga ada perbedaan hasil belajar, dan berdasarkan hasil

belajar siswa yang saya peroleh dimana hasil nilai pretest-postest eksperimen yaitu

84,57 sedangkan hasil nilai pretest-postest kontrol yaitu 46,29, sehingga

menunjukkan hasil nilai signifikasi berbeda.

2. Efektivitas

Hasil penelitian tentang media pembelajaran edmodo telah dilakukan oleh

peneliti oktaviani tentang jejaring sosial edmodo, bahwa efektif untuk

49
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran diklat sistem operasi, dan

berdasarkan hasil penelitian yang telah saya peroleh yaitu terdapat efektif dalam

peningkatan hasil belajar siswa yang telah menggunakan media pembelajaran

edmodo dapat dilihat selama proses pembalajaran mencapai 73,26%, dan

berdasarkan hasil uji-t terdapat data pre-test dengan hasil penggunaan media

pembelajaran edmodo terdapat hasil belajar simulasi diperoleh nilai sign 0,569 >

00,05. Dengan demikian, terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran

edmodo terdapat hasil belajar di pada siswa kelas X di Smk Negeri 6 Makassar.

Hasil perbandingan tingkat ketentuan belajar simulasi digital menggunakan

media pembelajaran edmodo, menunjukkan bahwa untuk nilai ketentuan hasil

belajar siswa telah diberi perlakuan (posttest) sebanyak 35 orang siswa yang

mencapai ketentuan belajar.

Berdasarkan hasil analisis inferensial dengan perhitungan menggunakan

SPSS 16 menunjukkan bahwa data pretest dan posttest telah memenuhi uji

normalitas yang merupakan uji persyaratan sebelum melakaukan uji hipotesis. Data

pretest dan posttest telah terdistribusi dengan normal karena nilai p ≥ ά = 0,05. Hasil

analisis interensial menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah

pembelajaran simulasi digital menggunakan media pembelajaran edmodo tampak

nilai p (sig(2-tailed)) adalah 0,000 < 0,05, berarti hasil belajar simulasi digital siswa

bisa mencapai JJM 75. Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan

menggunakan media pembelajaran edmodo ≥ 75.

50
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media

pembelajaran edmodo dapat dilihat selama proses pembelajaran dimana

kelas ekperimen mencapai 73.26% sedangkan kelas kontrol 72,24%.

2. Berdasarkan hasil uji-t terdapat data pre-test dan pos-test hasil pengaruh

penggunaan media pembelajaran edmodo terhadap hasil belajar simulasi

digital diperoleh nilai Sign 0,569 > 0,05. Dengan demikian terdapat

pengaruh penggunaan media pembelajaran edmodo terhadap hasil belajar

pada siswa kelas di Smk Negeri 6 Makassar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan kepada guru

mampu menggunakan media pembelajaran edmodo untuk meningkatkan hasil

51
belajar siswa, serta penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media teknologi

informasi dari materi pokok yang lain sehingga penelitian tentang penggunaan

media pembelajaran edmodo lebih luas.

C. Manfaat

Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori

yang telah didapat dari mata pelajaran yang telah diterima kedalam penelitian yang

sebenarnya, dan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam

mencari sebab masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem penilaian

pelayanan yang sedang berjalan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian

alternative pemecahan masalah-masalah tersebut.

52
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Aulia Rahmawati, 2014. Efektivitas Penerapan Edmodo Tehadap Pembelajaran


Kimia Kelas XI SMAN 1 Wales. Skirpsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Daryanto, 2014. Media Pembelajaran, Yogyakarta.

Fkip Unismuh Makassar, 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita


Press Unismuh Makassar.
Hidayah, Fitri 2012. Penerapan E-learning Sebagai Media Pembelajaran Mata
Diklat Pemrograman Web Kelas XI Teknik Komputer Jaringan SMKN 2
Pengasih, Yogyakarta: UNY
Ipan Tuslina 2014, Efektifitas Penggunaan Media Edmodo Sebagai Kegiatan
Penunjang Pembelajaran Fisika di SMK Negeri 6 Kota Bekasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia


Muhammad Azyes Herlambank 2015. “Hubungan Pengunaan Media Pembelajaran
Edmodo Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Simulasi Digital Di
SMK Negeri 1 Gombong”. Skripsi Jurusan Teknik Informatika
Nurita Putranti, 2013. Cara Membuat Media Pembelajaran Online Menggunakan
Edmodo. Jurnal Pendidikan Informatika dan sains.

Nurul Hikmah Anwar 2017. “Efektivitas Media Pembelajaran Edmodo Terhadap


Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fisika Kelas XI IPA
SMAN 1 Tanete Rilau” Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika Pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan U.IN Alauddin Makassar
Popham 2003. “Efektivitas Penggunan Media Pembelajaran”
Santhy Rahmawati Putri, Sri Wahyuni 2017. Penggunaan Media Pembelajaran
Edmodo Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pemasaran di SMK Negeri 1 Jember.
Santhy Rahmawati Putri1,Sri Wahyuni1,Pudjo Suharso 2017. Penggunaan media
Pembelajaran Edmodo Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X Pemasaran di SMK Negeri 1 Jamber Tahun Ajaran
2016/2017.
Sinambela 2006. “Efetivitas Organisasi”

53
Suci Rahmadika 2014. Efektivitas Penerapan Media Jejaring Sosial Media edmodo
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Sistem Komputer.
Skripsi, Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidika Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta CV.
Syofiarni, Yesi 2014. Makalah Edmodo. Tersedia:
(http:/www.academia.edu/7176523/Makalah_Edmdoo_Makalah_Edmod
o_disusun_Oleh_Yesi_Syofiarni_RPL_B).
Undang-Undang (UU) RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

54

Anda mungkin juga menyukai