Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Blended Learning terhadap hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI

SMK Jambi medan T.P 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan hakekatnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga tercapainya perubahan yang
lebih baik, hal ini dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan sebagai berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
bertanggungjawab”.
Tujuan pendidikan nasional ini belum terwujud karena rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Menurut UNESCO yang dilihat dari beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada diperingkat ke-
64 dari 120 negara berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI).
Pada tahun 2013 Indonesia menempati peringkat ke-108 dari 187 negara. Pada
tahun 2014 Indonesia menempati peringkat ke57 dari 115. Sementara itu, The
United National Development Programme (UNDP) tahun 2014 juga
melaporkan Human Development Index (HDI) Indonesia menempati peringkat
ke-110 dari 180 tahun 2015. Maka dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dari tahun 2012 sampai 2015 tejadi penurunan peringkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan masih rendah di Indonesia.
Rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena metode pembelajaran
yang kurang sesuai. Keadaan tersebut masih menjadi perhatian di Indonesia.
Kenyataannya di Indonesia masih populer dengan pembelajaran konvensional,
yaitu pembelajaran yang dilakukan didalam kelas terbatas dengan metode
ceramah. Sehingga dalam pembelajaran ini siswa terbatas oleh dimensi ruang
dan waktu, artinya siswa harus berada dalam ruang dan waktu yang sama
dengan guru dan siswa lain untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga siswa kurang terinovasi
untuk belajar dan hasil belajar siswa rendah.
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadiperubahan
tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2011: 30). Perubahan pengetahuan dan
keterampilan akan terjadi setelah proses pembelajaran. Hasil belajar dapat
diketahui apabila dilakukan evaluasi hasil belajar. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pembelajaran.
Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan,
model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya
(seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain)
Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55). Adapun hasil penelitian dari Rizkiyah
pada kenyataannya setelah menerapkan pembelajaran Blended Learning
mengalami peningkatan, Persentase ketuntasan belajar sebelum tindakan
adalah 30,30%, setelah tindakan siklus 1 adalah 72,73%, dan setelah tindakan
siklus 2 adalah 87,88%. Penyebab hal tersebut, proses pembelajaran di lakukan
oleh guru masih menggunakan metode konvensional.
Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam
menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga
pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu,
salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi
keberhasilankegiatan belajar-mengajar sama pentingnya dengan
komponenkomponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan (Ahmadi
dkk.2011:15). Pembelajaran yang telah dilakukan kebanyakan kurang
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada seperti halnya pada
pembelajaran ekonomi bisnis. Dalam hal tersebut pembelajaran masih
dilakukan dengan metode monoton sehingga hasil belajar ekonomi bisnis siswa
kurang optimal, disisi lain siswa harus memperoleh nilai rata-rata yang sudah
ditetapkan oleh sekolah. Almasaed (2014) menyatakan hal utama yang
dihadapi pendidik dimanapun ditunjukkan oleh bagaimana mereka dapat
menyediakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan interaktif dan metode
mana yang dapat mengarahkan mereka pada tujuan mereka. Metode tradisional
"menggunakan buku", telah memiliki efek terbatas pada siswa. Pembelajaran
tersebut tidak bisa ditingkatkan jika dibandingkan dengan penggunaannya
teknologi komputer yang menggunakan gambar, menyimpan informasi,
simulasi dan evaluasi segera, apalagi menggunakan komputer sebagai metode
pembelajaran yang menyediakan lingkungan interaktif.
Perkembangan teknologi internet membuat pengajar perlu terus menerus
belajar sepanjang hayat agar dapat meningkatkan layanan terhadap peserta
didik yang dipercayakan kepadanya untuk dibelajarkan. Salah satu cara
peningkatan layanan yang dapat dilakukan pengajar pada saat sekarang adalah
dengan mengembangkan model pembelajaran Problem Based Learning.
Kesuksesan Pembelajaran Berbasis Masalah tergantung pada kemampuannya
menghadapkan murid dengan masalah-masalah realistis yang akan membantu
mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan
untuk mandiri (selfdirected). Satu tujuan penting kala menggunakan model ini
adalah membawa dunia nyata ke ruang kelas untuk diselidiki dan dianalisa.
Sehingga dengan model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Eggen dan Kauchak.2012:322)
Model pembelajaran berbasis masalah ini bisa dikombinasikan dengan
model blended learning. Blended Learning ini mengacu pada pembelajaran
yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran berbasis komputer (online dan offline) (Husamah.2014:12).
Hilliard (2012) “The role of technology today using Blended Learning has
broad implications for the student or learner. The online tools available in
blended courses can also significantly enhance student engagement, ensuring
that all students and learners participate in course discussions and benefit
from collaborative learning”. Peran teknologi saat ini dengan menggunakan
Blended Learning memiliki implikasi yang luas bagi siswa atau pelajar. Alat
online yang tersedia dalam kursus campuran juga dapat meningkatkan
keterlibatan siswa secara signifikan, memastikan bahwa semua siswa dan
peserta didik berpartisipasi dalam diskusi kursus dan mendapatkan keuntungan
dari pembelajaran kolaboratif.
Thomson dalam Darmawan (2012: 85) menjelaskan bahwa, “Proses
pertukaran informasi melalui internet dapat juga diterapkan pada proses belajar
mengajar dimana berbagai kekurangan pertemuan tatap muka dikelas dapat
dibangun dalam aplikasi e-learning”. Lebih jauh Mukhopadhyay dalam
Rusman (2012: 240) menjelaskan bahwa, :Pengaruh Teknologi Informasi
danKomunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya
pergeseran pola pembelajaran dari tatap muka yang konvensional ke
arahpendidikan yang lebih terbuka dan bermedia”.
Penggunaan metode Blended Learning diharapkan akan mengarahkan
siswa untuk menarik minat belajar siswa dan lebih meningkatkan hasil belajar
siswa seperti yang diutarakan Dziuban, Hartman, dan Moskal (2014) dalam
Dwiyogo (2012) yang menyebutkan hasil penelitiannya dalam jurnal bahwa
metode Blended Learning memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dan juga menurunkan tingkat putus sekolah dibandingkan dengan
pembelajaran yang sepenuhnya pembelajaran online. Demikian pula ditemukan
bahwa model pembelajaran berbasis Blended Learning lebih baik daripada
pembelajaran tatap muka (Dwiyogo. 2012). Melalui metode Blended Learning
siswa tidak hanya belajar secara konvensional atau tatap muka saja tetapi siswa
juga diajak belajar secara online yang populer dengan sebutan elearning. Fokus
utama dalam pembelajaran Blended Learning adalah pelajar, dimana pelajar
mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab akan pembelajarannya.
Suasana ini akan membuat pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Selain itu, siswa dapat berinteraksi lebih dengan guru,
sesama siswa, dan kelompok belajar siswa, sehingga diharapkan siswa akan
lebih memaksimalkan semangat belajar siswa dan berujung pada meningkatnya
hasil belajar siswa
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa SMK Negeri 6
Sukoharjo merupakan sekolah yang sudah memiliki fasilitas internet memadai,
akan tetapi pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dapat
dilihat pada saat proses pembelajaran, tidak ada guru yang memanfaatkan
internet sebagai media pembelajaran hanya mata pelajaran TIK yang
notabenenya merupakan mata pelajaran yang mengharuskan penggunaan
komputer dan internet dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran ekonomi bisnis
adalah ceramah dan diskusi, model pembelajaran tersebut menciptakan kondisi
belajar yang membosankan, siswa yang pasif cenderung bergantung pada siswa
yang aktif dalam diskusi, dan kurangnya perhatian siswa terhadap guru
sehingga kebanyakan dari mereka kurang faham terhadap materi yang
disampaikan. Akibatnya, hasil belajar siswa mata pelajaran Ekonomi masih
rendah. Terbukti dari KKM mata pelajaran ekonomi bisnis adalah 70, namun
jumlah siswa yang mencapai KKM masih sangat sedikit. Sehubungan dengan
beberapa pendapat diatas, maka diperlukan cara pandang dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran harusnya menggunakan metode yang variatif,
tidak hanya menggunakan metode tunggal dan dapat menarik minat belajar
siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berdasrakan latar belakang masalah diatas, maka saya tertarik melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Blended Learning terhadap hasil
belajar Akuntansi siswa kelas XI SMK Jambi medan T.P 2020/2021”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah. Adapun identifikasi masalah yang dapat
dijabarkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi Bisnis.
2. Kurangnya inovasi dalam penerapan model pembelajaran.
3. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran belum dilakukan secara optimal.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh penggunaan internet terhadap
hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Swasta Jambi Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan internet terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X
SMK Swasta Jambi Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yaitu sebagai berikut :


1. Bagi penulis, untuk mengetahui bagaimanakah media internet, keinginan
siswa mengakses media internet, dan pemberian tugas menggunakan
media internet dalam implementasi pengaruh penggunaan internet
terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Swasta Jambi Medan
Tahun Pembelajaran 2019/2020.
2. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dalam implementasi pengaruh penggunaan internet terhadap hasil
belajar akuntansi siswa kelas X SMK Swasta Jambi Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
untuk penelitian yang lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai