PROPOSAL PENELITIAN
81122011
kehidupan manusia. Seorang pendidik yang baik harus menguasai disiplin ilmu
pedagogik dan psikologi pendidikan agar dapat memahami peserta didik dalam
dirinya dan peserta didiknya serta orang lain yang terkait dengan tugasnya. Pribadi
Sejak lahir sampai mati, manusia sudah memulai pendidikan selama dapat
hayat adalah pendidikan dapat dimulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan bermutu. Jika proses
pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik dan menantang agar siswa dapat
pendidikan sekolah, terdapat aliran satu arah dan sebanding antara input
input menjadi output atau hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan perbaikan secara komprehensif dan sistematis terhadap input dan
proses termasuk sistem evaluasi pendidikan untuk menjamin terciptanya hasil yang
umat manusia menjadi sumber daya yang unggul yang mampu menguasai ilmu
didik, serta untuk merespon perubahan dan perkembangan dunia kerja teknologi
dan pendidikan bagi masyarakat. siswa. Memasuki era teknologi dan komunikasi
(TIK) saat ini, masyarakat merasakan kebutuhan dan pentingnya penggunaan TIK
teknologi informasi dan komunikasi memberikan ruang lingkup yang luas, cepat,
pihak di luar satuan pendidikan untuk berkolaborasi. Semua ini jelas bukan cara
Perubahan dan inovasi tersebut antara lain: lebih mudahnya mencari sumber
siswa menggunakan teknologi multimedia dan alat bantu lainnya untuk mengakses
dan berinteraksi dengan pendidik dan siswa lain dalam kegiatan pembelajaran.
online.
40 Tahun 2020).
dilakukan oleh guru atau pendidik dengan siswa dimana pengelolaan kelas
antara lain menjalin komunikasi yang baik antara orang tua sebagai pengajar dalam
rumah dengan pengajar di sekolah yang mengawasi perkembangan akademik anak.
Pembelajaran secara Luring atau Offline juga tak terlepas dari berbagai
kendala diantaranya kurang motivasi belajar dari siswa, minimnya sarana prasarana
belajar
Pembelajaran online dan offline tentunya membawa hasil belajar bagi peserta
didik. Hasil belajar adalah keterampilan yang dipelajari oleh peserta didik setelah
relatif permanen. Selain itu, hasil belajar mau tidak mau membawa perubahan pada
peserta didik baik tingkat kognitif, emosional dan psikologis sebagai hasil dari
dipelajari seorang peserta didik melalui kegiatan belajar. Peserta didik yang sukses,
belajar siswa. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi
piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa
berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100), Sedangkan
Motivasi Belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari
dalam diri siswa maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan,
semangat dan kegairahan dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar maupun
tidak sadar dalam diri siswa pada saat kegiatan belajar secara terus menerus untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
Dengan Model Reading Questioning and Answering (RQA) Terhadap Hasil Belajar
Dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Botani Tumbuhan
dengan model RQA berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah botani tumbuhan tinggi di program studi
pendidikan biologi Universitas Syiah Kuala. Letak relevansi penelitian Cut Fajar
dalam penelitian ini tidak disertakan pembelajaran luring serta berbeda pula subjek
Pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk online tentunya tidak lepas dari
kesulitan dan hambatan yang dihadapi peserta didik ketika tinggal di pedesaan,
dimana keadaan, kondisi serta fasilitas yang ada masih kurang. Pembelajaran akan
efektif dan efisien jika komponen pembelajaran dihormati. Pembelajaran online ini
juga akan dilaksanakan secara berbeda di setiap sekolah tergantung situasi dan
kondisi saat ini. Sekolah dengan fasilitas yang memadai dan jaringan internet yang
baik dapat memilih pembelajaran dengan sistem online, namun hal ini akan berbeda
jaringan dan beberapa siswa tidak memiliki ponsel atau perangkat untuk
kondisi siswa, kurangnya koneksi internet dan beberapa siswa tidak memiliki
walaupun terbatas tetapi dapat membawa efek belajar yang baik dan dapat diakses
oleh semua siswa, sehingga hak belajar dapat dilaksanakan dengan baik harus
"Pengaruh Pembelajaran Daring dan Luring Terhadap Hasil Belajar, Motivasi dan
aktivitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Biologi Di di Kabupaten Timor Tengah
Selatan (SMAN Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin) Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Dengan adanya penelitian ini, diharapakan dapat mengetahui secara riil
penerapan pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar para peserta didik.
Atas dasar teori-teori yang menjadi referensi bagi penulis dalam penulisan tesis
ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.2.1. Bagaimana dampak Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar, aktivitas
dan Motivasi belajar siswa di Kabupaten Timor Tengah Selatan (SMAN
Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin).
1.2.2. Apakah ada Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar,
aktivitas dan Motivasi belajar siswa di Kabupaten Timor Tengah Selatan
(SMAN Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin).
1.2.3. Apakah ada Pengaruh Pembelajaran Luring terhadap Hasil Belajar, aktivitas
dan Motivasi belajar siswa di Kabupaten Timor Tengah Selatan (SMAN
Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin).
1.2.4. Apakah ada Pengaruh Pembelajaran Daring dan Luring terhadap Hasil
Belajar, aktivitas dan Motivasi belajar siswa di Kabupaten Timor Tengah
Selatan (SMAN Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin).
terjadi dan berkembang ketika situasi pembelajaran saat ini dilaksanakan secara
daring. Perubahan tersebut antara lain: lebih mudahnya mencari sumber belajar,
lebih banyak pilihan dalam penggunaan dan pemanfaatan TIK, meningkatnya peran
media dan multimedia dalam lingkungan belajar, aktivitas belajar, waktu belajar
Bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan biasanya dirancang khusus untuk tujuan
pembelajaran dan harus memuat tes mandiri, yaitu tes yang dapat diambil oleh
peserta didik tanpa pengawasan, sehingga peserta didik secara tidak langsung dapat
moderator untuk mengajar tetapi untuk membantu peserta didik setiap kali mereka
didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja, artinya peserta didik tidak perlu
pergi ke sekolah. Dan tempat untuk melakukan proses belajar peserta didik diatur
didik mengerjakan soal tanpa pengawasan dan kemudian guru mengecek pekerjaan
peserta didik.
pilihan yang mudah bagi pendidik dan peserta didik, karena pembelajaran online
online atau e- learning, antara lain: 1) Kurangnya interaksi antara pendidik dengan
peserta didik atau bahkan antar peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini
modul manajemen pembelajaran kepada peserta didik seringkali tidak tepat waktu,
dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah melalui
internet tanpa dibatasi jarak, titik lokasi dan waktu. 2) Peserta didik dapat
mempelajari atau memodifikasi materi pelajaran kapan saja dan dimana saja sesuai
kebutuhan. 3) Jika peserta didik membutuhkan lebih banyak informasi tentang mata
pelajaran yang mereka pelajari, mereka dapat dengan mudah mengakses Internet.
4) Pendidik dan peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet dengan
jumlah peserta yang banyak, menambah wawasan yang lebih dalam dan luas. 5)
Peserta didik benar-benar dapat menjadi fokus belajar mengajar, karena mereka
selalu mengacu pada belajar mandiri untuk pengembangan pribadi. (Daryanto dan
Luring adalah akronim dari luar jaringan, terputus dari jaringan komputer
atau offline. (Andasia, 2020:71) Pembelajaran offline dapat dipahami sebagai
bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak terhubung dengan internet atau
intranet. Pembelajaran luring atau offline adalah pembelajaran yang dilakukan
secara tatap muka di luar ruangan oleh guru dan siswa secara offline, dimana guru
memberikan materi berupa pekerjaan rumah kepada siswa yang praktiknya
berlangsung di luar lingkungan sekolah. (Rio, dkk. 2020:52).
dapat memahami topik pembelajaran secara utuh dan menyelesaikan tugas yang
yaitu: pendidik dapat memantau secara dekat kegiatan belajar peserta didik, peserta
didik belajar secara efektif dan antusias, serta memberikan materi yang
adalah aplikasi pembelajaran dapat dikontrol dengan baik oleh orang tua.
Homeschooling jauh lebih fleksibel dan efektif dari pada belajar di kelas.
Homeschooling dapat disesuaikan dengan kemampuan dan karakter peserta didik
yang berbeda dalam memahami materi pembelajaran, ada anak yang mudah belajar
dalam suasana ramai dan ada juga yang membutuhkan tempat yang tenang. Suasana
mana yang serius dengan pelajaran dan mana yang tidak, dan pembelajaran yang
banyak bersifat teori dan kurang hands-on karena interaksi tatap muka tidak
Hasil belajar mempunyai pengertian yang sangat luas, meliputi segala tindakan
Motivasi Belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari
dalam diri siswa maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan,
semangat dan kegairahan dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar maupun
tidak sadar dalam diri siswa pada saat kegiatan belajar secara terus menerus untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
2.5. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat
sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100),
Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat signifikan
dalam proses pembelajaran seiring dengan proses pendidikan yang biasanya
berpusat di sekitar gedung atau sekolah transisi ke pembelajaran di rumah melalui
pembelajaran online dan offline. Proses belajar di rumah setidaknya akan didukung
penuh oleh orang tua. Di sini, orang tua akan menjalankan tugas pokoknya sebagai
pendidik utama sekaligus bertanggung jawab atas proses mendidik anaknya. Di
masa lalu, beberapa orang tua disibukkan dengan berbagai pekerjaan profesional,
banyak diantaranya mendelegasikan wewenang kepada sekolah secara keseluruhan
sebagai landasan pendidikan anak mereka. Kondisi proses belajar yang berubah saat
ini membuka peluang bagi orang tua untuk berkumpul dan terlibat langsung dalam
pembelajaran anaknya di rumah. Pembelajaran dalam bentuk online memacu dan
mendorong para pendidik dan juga peserta didik untuk menemukan metode yang
tepat dalam proses pembelajaran secara online. Pembelajaran secara online akan
efektif dan efisien apabila setiap komponen pembelajaran dihormati.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut: Kondisi saat ini: Pembelajaran di dalam kelas diganti dengan pembelajaran
dari rumah melalui daring dan luring. Masalah: Hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Biologi masih di bawah nilai KKM, disisilain juga aktivitas dan
motivsi peserta didik yang kurang aktif. Solusi: penyesuaian metode pembelajaran
daring dan luring yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Harapan: hasil belajar,
motivasi dan aktivitas melalui pembelajaran daring dan luring yang lebih
maksimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini akan dilaksanakan sejak
tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan
dengan rincian: 2 minggu pengumpulan data dan 2 minggu pengolahan data yang
meliputi penyajian dalam bentuk tesis dan proses bimbingan berlangsung.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan,
benda-benda, tumbuhan, peristiwa, gejala ataupun nilai tes sebagai sumber data
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.
(Parni, 2020:25). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik
di Kabupaten Timor Tengah Selatan (SMAN Kie, SMAN Banat, SMAN Kualin)
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jadi penelitian
yang diambil adalah sebagian dari populasi maka penelitian tersebut adalah
penelitian sampel. (Arikunto, 2006:131). Teknik pengambilan sampel
menggunakan probably sampling dengan simple random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi dianggap homogen.
Angket atau kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan juga observasi atau
pengamatan langsung dari peneliti. Sugiyono (2012:92) menyatakan bahwa
instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam dan sosial yang dapat diamati. Dengan demikian,
penggunaan instrument penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghsilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert (Sugiyono
(2012:134). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket
atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) Skornya
5, Setuju (S) skornya 4, Ragu-ragu (RG) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) skornya
2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi Skor 1.
3.6.2. Analisis Uji Coba Instrumen
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria
dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria, (Arikunto, 1999:65).
Untuk menentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji
moment:
Keterangan:
R = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya sampel
Menurut Situnjuk dan Sugiarto (2006:52), uji reliabilitas adalah pengujian yang
dapat dipercaya selama pengumpulan data. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
Tinggi dan rendahnya reliabilitas diwakili oleh suatu nilai yang disebut faktor
keyakinan yang berkisar dari 0-1, di mana X adalah indeks kasus yang dicari. Uji
Keterangan:
= Reliabilitas yang dicari.
n = Jumlah item pernyataan
F=
(Sumber: Supardi:2013:14)
Oleh karena itu, kriteria pengujiannya, jika nilai f hitung <f tabel maka H0 diterima,
sebaliknya, jika f hitung > f tabel maka H0 ditolak.
a = konstanta
b1 = koefisien pembelajaran daring
e = standar eror
Tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui hubungan
fungsional suatu variabel dependen atau dependen dengan dua atau lebih variabel
independen atau independen.
Pada tahap regresi linier berganda, dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
apakah model regresi tersebut layak dan apakah variabel bebas signifikan dalam
model tersebut. Uji hipotesis yang digunakan dalam uji regresi linier berganda
adalah uji T dan uji F.
3.7.2. Uji T
a) Merumuskan Hipotesis:
Keterangan:
t = Nilai uji t
r = Koefisien korelasi parsial
= Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
d) Menentukan T table
Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t pada
a = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel independen.
e) Menentukan kriteria pengujian dan kesimpulan Kriteria pengujian:
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t table
Adit, Albertus. 2020. Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah Selama Darurat
Bencana Covid 19 di Indonesia, Kemendikbud No.15.
Aditya, Daniel. 2017. Pentingnya Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Komsos
St.Odilia, Paroki Citraraya, Jakarta.
Anam, Mohammad Syamsul. 2017. Toksonomi Hasil Belajar Menurut Bloom. UNEM.
Andasia, Malyana. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Luring dengan
Metode Bimbingan Berkelanjutan pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan. Vol.2 No.1.
Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Barunea, Anggi Anggela. 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil
Belajar Akuntansi Siswa Kelas X1 IPS Muhammadiyah Gunung Meriah
Tahun Ajaran 2020/2021. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Medan.
Daryanto dan Karim Syaiful. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi, W.A.F. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Di
Sekolah Edukatif. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.2, No.1.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20. Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Fajar, Cut Afridiyanti. 2018. Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan Model
Reading Questioning and Answering (RQA) Terhadap Hasil Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Tinggi. Skripsi. Universitas Syiah Kuala.
Fauhah, Homroul. 2021. Analisis Model Pembelajaran Make A Match terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, Vol.9 No.2.
Firman, S. R. Rahman. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid 19.
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.2, No.2.
Rizkio, Sholikin, 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Sambit Ponorogo.
Skripsi. IAIN Ponorogo.
Rusman, Kurniawan Deni dan Riyana Cepi. 2015. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta, Rajagrafindo.
Sahlughaney, Jabal Ausarizq. 2020. Pengenalann E-Learning. Universitas Mercu Buana.
Jakarta.
Salamah, Umi. 2020. Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. Jurnal Evaluasi, Vol.2,
No.1.
Salmaa, 2021. Pembelajaran Luring: Kelebihan, kekurangan dan masalah yang
kerap dihadapi. Penerbit Deepublish.
Satria, Wiguna dan Muamar Al Qadri. 2021. Pengaruh home visit method terhadap
hasil belajar luring di masa pandemi covid 19 pada mata pelajaran PAI.
Journal Continuous Education. Vol.2
Shihab, Najelaa. 2020. Semua murid semua guru, Edukasi di masa Pandemi.
Jakarta. Situnjuk dan Sugiarto. 2006. Uji Reliabilitas. Binus University
Quality Management Center.
Sofian, Amrin, Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&Q.
Bandung:Alfabeta.
Sujerweni, Wiratna. 2014. Metedologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah
Diapahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Sultoni, MH. 2015. Metode Penelitian. http:etheses.uin-malang.ac.id.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication.
Suyono dan Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Thityn Ayu Ningrum. 2021. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Luring Dan
Daring Dalam Pencapaian Komptensi Dasar Kurikulum Bahasa Arab Di
Madrasah Ibtidayah 2 Kabupaten Gorontalo. Jurnal Pendidikan. Vol.30, No.
1.
Tim Pengembang Kurikulum. 2014. Pengembangan Sikap dan karakter. Jakarta.
Wakasek Humas. 2022. Profil SMAN 1 Wolowaru. Ende.
Wakasek Humas. 2022. Profil SMAN Wolojita. Ende. Wakasek Humas. 2022.
Profil SMA Karitas Watu Neso. Ende.
Wari, Kurnia dan Mai Sri Lena. 2021. Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Luring Terhadap Hasil Belajar Siswa SD. Jurnal Pendidikan. Vol.5, No.1.
Wina, Dhamayanti, dkk. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Luring Dan Model
Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Perspektif Ilmu
Pendidikan. Vol.35, No.2.