Anda di halaman 1dari 43

OLEH: KELOMPOK 3

GIZI (S1)/A
 Athika Ratma Sari (J310130001)
 Raga Malida Putri (J310130002)
 Eman Sulaeman (J310130003)
 Wynsdy Fajar (J310130004)
 Yuniarinda (J310130005)
 Vida Mstaqimatul H (J310130007)
 Diyan Candra D (J310130008)
 Tiwi Numrapi (J310130009)
 Rahmadaniar (J310130010)
 Desi Nurfatimah (J310130021)
GAMBAR GIGI GAMBAR LIDAH

Lidah berfungsi untuk :


1. Membantu mengaduk makanan
Struktur gigi
dalam rongga mulut
2. Membantu proses bersuara
Bagian-bagian gigi: (a) gigi seri, (b) gigi
taring, (c) gigi geraham depan, dan (d) gigi 3. Sebagai indra pengecap
geraham belakang. 4. Membantu proses menelan
5. Membantu proses bersuara
GAMBAR KELENJAR SALIVA GAMBAR FARING & ESOFAGUS

Farink merupakan percabangan antara Esofagus


dengan trakhea. Pada bagian ini terdapat proses
pengaturan masuknya udara ke trakhea dan
Kelenjar Saliva : masuknya makanan ke esofagus.
1. Kelenjae Parotis Esofagus terdiri 3 lapis, yaitu jaringan ikat,
2. Kelenjar Submandibularis jaringan otot dan epitel. Lapisan otot bagian atas
berupa otot lurik sedangkan bagian bawah berupa
3. Kelenjar Sublingualis otot polos baik sejajar maupun melingkar.
Gerakan otot sejajar dan melingkar menyebabkan
gerak peristaltik untuk memasukkan makanan ke
lambung
GAMBAR HATI GAMBAR PANKREAS

Pankreas menghasilkan getah pancreas yang


mengandung :
Hati merupakan kelenjar terbesar tubuh 1. Tripsinogen, diaktifkan entrokinase menjadi
manusia yang berfungsi sebagai alat tripsin yang berfungsi menghidrolisis pepton
ekskresi dan kelenjar pencernaan. menjadi asam amino
2. Amilase (disakharidase), berfungsi
Sebagai kelenjar pencernaan, hati menghidrolisis disakharida menjadi
menghasilkan empedu yang berfungsi monosakarida
3. Lipase pancreas (strepsin), menghidrolisis
mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol
membantu absorbsi lemak, pembentukan 4. Garam NaHCO3, berfungsi memberi
urea dan mengubah zat yang tidak larut air lingkungan basa sehingga enzim - enzim
menjadi larut air. pankreas menjadi aktif
GAMBAR LAMBUNG

Kardiak

Fundus

Pilorus

GAMBAR USUS HALUS


GAMBAR USUS BESAR GAMBAR USUS BUNTU

Usus Buntu

Usus buntu/Umbai Cacing


Makanan yang tidak terserap usus halus akan Terdapat antara Kolon dengan Ileum.
masuk kolon. Pada bagian ini sisa pencernaan
dibusukkan oleh bakteri E. coli menjadi H2S,
NH4, indole, sketole, pygenol, dan Vitamin K. Pada lubang yang menuju umbai cacing
Kolon juga berfungsi mengatur kadar air melalui terdapat klep cincin bauhini untuk
penyerapan air dan ion kalsium. mencegah makanan masuk ke dalam
Pergerakan sisa pencernaan di kolon karena
adanya gerak peristaltik dimana makanan akan usus buntu
terdorong sedikit demi sedikit.
Umbai cacing belum diketahui fungsinya
secara khusus
GAMBAR REKTUM GAMBAR ANUS

Rektum
Anus

Pada ujung bawah kolon terdapat Anus merupakan muara dari proses
rektum yang mengandung otot polos. pencernaan. Terdapat dua macam otot,
Kontraksi pada kolon merangsang otot yaitu otot polos sebagai kelanjutan dari
polos untuk membuka sehingga kita rektum dan otot lurik yang membatasi
merasakan ingin buang air besar. lubang anus.

Otot Lurik aktifitasnya dapat diatur untuk


proses mengejan pada saat proses
pembuangan faeces
 Pada sistem pencernaan ini selain proses
pencernaan dan proses penyerapan, ada berbagai
mekanisme lain yang berperan untuk melunakkan
makanan, mendorongnya sepanjang saluran cerna,
mencampurnya dengan empedu dari hati dan
dengan enzim-enzim pencernaan
 Sistem gastrointestinal merupakan jalan masuknya
makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam
tubuh
 Bahan makanan diuraikan menjadi unit-unit yang
dapat diserap, menembus mukosa kemudian masuk
ke pembuluh limfe dan pembuluh darah
Persarafan Gastrointestinal
 Intrinsik
 sistem saraf enterik
a) Pleksus mienterikus (= Pleksus Auerbach)
 mempersarafi lapisan otot polos
longitudinal dan sirkularis
b) Pleksus submukosa (= Pleksus Meissner)
 mempersarafi epitel kelenjar, sel
endokrin intestinal dan pembuluh darah
submukosa
 neurotransmiter saraf intrinsik : asetil kolin,
norepinefrin, serotonin, GABA, ATP, NO, CO,
berbagai peptida dan polipeptida
 Ekstrinsik  sistem saraf otonom
a) parasimpatis :
- kolinergik
- meningkatkan kegiatan otot polos usus
- melalui eferen vagal dan eferen sakral
- berakhir di pleksus mienterikus dan submukosa
b) simpatis :
- menurunkan kegiatan otot polos usus sehingga sfingter
berkontraksi
- serat postganglion banyak berakhir pada neuron
postganglion kolinergik  norepinefrin menghambat
sekresi asetilkolin dengan cara menggiatkan reseptor
presinaptik alfa2
- ada yang berakhir langsung pada sel otot polos
- mempersarafi pembuluh darah  vasokonstriksi (juga
ada persarafan intrinsik dengan VIP dan NO sebagai
transmiter)
Mulut dan Esofagus
 Mastikasi
= Pengunyahan
- memecahkan partikel makanan besar dan
mencampur makanan dengan sekret
kelenjar saliva  merupakan aksi
pembasahan dan homogenisasi
- jumlah optimal 20-25 kali, tergantung jenis
makanan
 Saliva
- ada 3 pasang kelenjar saliva :
* parotis  encer, 20% dari total saliva
* submandibularis (submaksilaris)  agak kental, 70%
dari
total saliva
* sublingualis  kental, 5% dari total saliva
- disekresi sekitar 1500 mL/hari, dengan pH 7,0-8,0,
mengandung lipase lingual dan alfa –amilase
- defisiensi saliva  xerostomia
- Fungsi saliva :
* memudahkan penelanan
* mempertahankan mulut tetap lembab
* pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang
indera
pengecap
* membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan
bibir dan lidah
* mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih
- aldosteron meningkatkan konsentrasi K+
dan menurunkan konsentrasi Na+ saliva
- sekresi saliva meningkat pada :
* rangsangan parasimpatis  disertai
vasodilatasi pada kelenjar karena
pelepasan VIP  dihambat oleh atropin
dan penghambat kolinergik
* makanan dalam mulut  refleks sekresi
saliva
* penglihatan, bau makanan, pikiran
tentang
makanan  pengeluaran saliva
Menelan (deglutition)
 Suatu respons refleks
 Diawali gerakan volunter mengumpulkan isi mulut di lidah
dan mendorongnya ke kebelakang menuju farings 
mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter
pada otot-otot farings yang mendorong makanan ke dalam
esofagus
 Aferen : - N.Trigeminus, N. Glosofaringeus, N.Vagus
 Integrasi : - Nukleus traktus solitarius
- Nukleus ambigus
 Eferen : - N.Trigeminus, N.Fasialis, N.Hipoglosus
 ke otot-otot faring dan lidah
 Inhibisi pernafasan dan penutupan glotis merupakan
bagian dari respons refleks ini
 Menelan sulit bila mulut terbuka
 Segmen di batas farings-esofagus melemas secara refleks
waktu menelan
Sfingter Esofagus Bawah
(Lower Esophageal Sphincter = LES)
 Secara toniuk aktif, waktu menelan melemas
 Aktivitas tonik LES antara waktu makan  mencegah
refluks isi lambung ke esofagus
 Terdiri dari 3 komponen :
* Otot polos esofagus  sfingter intrinsik
* Serat bagian krural diafragma dan otot rangka 
sfingter
ekstrinsik
* Serat oblik dinding lambung
 Pelepasan asetilkolin N.Vagus menyebabkan sfingter
intrinsik kontraksi, sedang bila ada pelepasan NO dan
VIP  relaksasi
 Kontraksi sfingter ekstrinsik dipengaruhi N.Frenikus,
diselaraskan dengan pernafasan dan otot dada serta otot
abdomen
 Gastrin dosis besar menyebabkan tonus LES meningkat,
bila dosis kecil  tak terjadi
Gangguan motorik esofagus
 AKALASIA
- suatu keadaan terkumpulnya banyak makanan dalam
esofaagus sehingga esofagus menjadi sangat melebar
- pleksus mientrikus esofagus tidak ada, juga ada
gangguan pelepasan NO dan VIP  tonus istirahat LES
meningkat dan relaksasi sfingter tak sempurna sewaktu
menelan
- pengobatan : * dilatasi pneumatik sfingter
* miotomi otot esofagus
* penghambatan pelepasan asetilkolin
* penyuntikan toksin botulinum
 INKOMPETENSI LES
- didapatkan refluks isi lambung  gastro-esophageal
reflux disease
- ada kelemahan pada sfingter intrinsik atau ekstrinsi atau
keduanya
Aerofagia dan gas usus
 Udara tertelan waktu makan-minum  aerofagia
 Udara yang tertelan :
- sebagian keluar kembali  sendawa = ructus
- sebagian diserap
- sebagian besar menuju kolon
 Di kolon :
- oksigen diserap
- ditambah dengan : hidrogen, hidrogen sulfida,
karbon dioksida, metana (dibentuk oleh bakteri
kolon dari karbohidrat dan zat lain)
- dikeluarkan sebagai flatus (kentut)  baunya sebagian
besar disebabkan oleh sulfida
 Gas dalam saluran cerna dapat menyebabkan :
- mules
- borborigmi (suara keroncongan)
- rasa tak enak diabdomen
Lambung (gaster)
 Mukosa mengandung banyak kelenjar dalam
 Pada pilorus dan kardia  sekresi mukus
 Pada korpus dan fundus ada :
- sel parietal (oksintik)  mensekresi HCl dan
faktor intrinsik
- Chief cell (sel zimogen, sel peptik) 
mensekresi pepsinogen
 Sekresi lambung :
- liur lambung sekitar 2500 mL/hari
- mengandung : HCl, mukus, pepsin, lipase, faktor
intrinsik, kation (Na, K, Mg), anion (HPO42- ,
SO4 2-)
 Pengosongan lambung
- makanan masuk lambung  ada relaksasi reseptif  fundus
dan
korpus melemas
- peristaltik akan mendorong makanan ke pilorus
- kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi berurutan daerah
pilorus dan duodenum
- kontraksi segmen pilorus lebih lama dari kontraksi duodenum
sehingga
mencegah regurgitasi  oleh rangsangan CCK dan sekretin
 Pengaturan sekresi lambung
- pengaruh sefalik
 diinduksi aktivitas SSP melalui N.Vagus
 adanya makanan dalam mulut
 respons emosi
- pengaruh lambung  respons lokal dan respons terhadap
gastrin
- pengaruh usus  efek umpan balik hormonal dan refleks
pada sekresi
lambung yang dicetuskan dari mukosa usus halus  refleks
enterogastrik
 Terdiri dari : duodenum, jejunum dan ileum, berakhir di
katup ileosekum
 Panjang sekitar 285 cm
 Mukosa mengandung : nodulus limfatik soliter dan
nodulus limfatik agregat (bercak Peyer)
 Didapatkan kelenjar usus tubular sederhana (kriptus
Lieberkuhn) dan di duodenum ada kelenjar Brunner
 Disepanjang usus halus ada tonjolan berbentuk jari yang
panjangnya 0,5-1 cm yang disebut vilus. Pada vilus ujung
bebasnya ada mikrovili. Mikrovili dan glikokaliks  brush
border. Adanya hal tersebut menyebabkan permukaan
absorbtif usus bertambah 600 X
 Sepanjang usus halus disekresi musin  mengalami
hidrasi dan membentuk gel  mukus
 Motilitasusus
- ada 3 jenis :
* peristalsis
* kontraksi segmentasi  kimus maju
mundur
* kontraksi tonik  relatif lebih lama,
mengisolasi satu segmen usus dengan
segmen lain
- Bila ada obstruksi  terjadi peristaltic
rush
 Lapisan otot eksternalnya berkumpul menjadi 3 pita
longitudinal  taenia koli  lebih pendek dari bagian lain
sehingga dinding kolon membentuk kantong-kantong
yang menonjol keluar diantara taenia  dinamakan
haustra
 Tidak dijumpai vili
 Motilitas dan sekresi
- bila makanan meninggalkan lambung, maka sekum akan
melemas, sehingga terjadi peningkatan peningkatan
pemindahan kimus melalui katup ileosekum dinamakan
refleks gastroileum
- jenis kontraksi :
* peristaltik
* kontraksi segmentasi
* kontraksi kerja massa  mendorong isi kolon dari satu
bagian ke bagian lain sampai ke rektum
 Penyerapan
 Na+ secara aktif diangkut keluar  air
mengikuti gradien osmotik
 ada sekresi K+ dan HCO3– ke dalam
kolon
 Bakteri usus :
- di kolon dalam jumlah besar
- antara lain Escherichia Coli, Enterobacter
aerogenes, Bacteriodes fragilis
- sebagian mensintesa : Vit K, B kompleks
asam folat , pigmen (dari pigmen
empedu, menyebabkan tinja berwarna
coklat)
 Peregangan rektum oleh feses  menyebabkan
terjadinya kontraksi refleks otot rektum  sfingter
melemas
 Ada 2 macam sfingter ani :
- sfingter ani internus :
* bersifat involunter
* simpatis bersifat eksitasi, parasimpatis bersifat inhibisi
- sfingter ani eksternus :
* suatu otot rangka
* dipersarafi oleh N.Pudendus
* Dipertahankan dalam keadaan kontraksi tonik
 Defekasi normal : 1 – 3 kali sehari  bila susah defekasi
 konstipasi  bila > 3 X sehari  diare
1. MEDULLA OBLONGATA
 Ada pusat-pusat yang vital seperti mengatur refleks
otonom untuk peredaran darah, jantung dan paru  bila
rusak, fatal untuk tubuh
 Ada pusat untuk refleks otonom lain seperti : menelan,
batuk, bersin, muntah.
 Muntah adalah contoh cara integrasi refleks viseral di
medulla oblongata  dimulai dari salivasi dan mual,
kemudian terjadi peristaltik terbalik yang mengeluarkan
isi usus halus bagian atas ke dalam lambung. Glotis
menutup untuk mencegah aspirasi ke dalam trachea.
Pernafasan tertahan pada tengah-tengah inspirasi, otot-
otot dinding perut berkontraksi sehingga tekanan intra
abdomen meningkat, bila sfingter esofagus bawah dan
esofagus relaksasi maka isi lambung terdorong keluar
 Pusat muntah ada di formatio reticularis di
medulla oblongata  terdiri dari beragam
kelompok neuron yang tersebar dan
mengendalikan komponen-komponen yang
berbeda.Jalur aferen ke medulla oblongata
melalui saraf simpatis dan vagus, juga
melalui diensefalon dan sistem limbik.
 Di medulla oblongata ada sel-sel
kemoreseptor yang dapat memicu muntah
bila dirangsang oleh zat kimia tertentu
dalam darah  terletak di area postrema 
ada reseptor dopamin D2 dan reseptor 5-
HT3 (serotonin)  antagonisnya merupakan
zat antiemetik yang efektif
2. Hipotalamus
 Terdapat hubungan saraf antara hipotalamus dan hipofise, dan ada
hubungan vaskuler dengan lobus anterior hipofise  mengatur
sekresi hormon-hormon hipofise
 Jaras aferen dan eferen hipotalamus berhubungan dengan sistem
limbik dan nukleus di otak tengah, pons dan otak belakang
 Perangsangan hipotalamus menimbulkan respons otonom
 Irama sirkadian dikendalikan oleh nukleus suprakiasmatik di
hipotalamus
 Pada hipotalamus ada pusat lapar dan pusat kenyang
 Pusat lapar di bagian lateral, di dasar nukleus berkas otak depan
medial pada pertemuannya serat palidohipotalamik
 Pusat kenyang di bagian medial, di nukleus ventromedial,
perangsangannya menyebabkan berhenti makan, berfungsi
menghambat pusat lapar
 Neuropeptida Y, bila disuntikkan ke hipotalamus akan meningkatkan
masukan makanan, zat penghambatnya akan menurunkan masukan
makanan.Polipeptida lain yang meningkatkan masukan makanan :
Oreksin A, Oreksin B, Hormon Melanin Concentrating. Yang
menurunkan masukan makanan : Pro-opiomelanokortin (POMC),
Cocaine and Amphetamine Regulated Trancript (CART), Corticotropin
Releasing Hormon (CRH), Amfetamin, Serotonin
 Ada 4 hipotesis tentang mekanisme aferen yang terlibat
dalam pengaturan masukan makanan :

1. Hipotesis lipostatik
 jaringan adiposa menghasilkan sinyal humoral yang
sebanding dengan jumlah lemak
 bekerja pada hipotalamus untuk menekan
masukan makanan dan meningkatkan
pengeluaran energi
 sel-sel lemak menghasilkan leptin (suatu protein)
yang
bekerja sebagai umpan balik untuk besarnya
simpanan lemak tubuh
2. Hipotesis peptida usus
 makanan di traktus gastrointestinal menyebabkan
pelepasan satu/lebih polipeptida yang bekerja pada
hipotalamus untuk menghambat masukan makanan
3. Hipotesis glukostatik
 penggunaan glukosa di hipotalamus
menghasilkan sensasi kenyang
 bila pemakaian glukosa di pusat kenyang
rendah, maka selisih glukosa arterio-venosa
rendah, sehingga kegiatan se l-sel di pusat
kenyang menurun, pusat lapar tak dihambat
dan menjadi terasa lapar
 Bila pemakaian glukosa oleh sel-sel tinggi,
maka pusat lapar dihambat, sehingga terasa
kenyang
 hipoglikemi merupakan suatu rangsang untuk nafsu
makan
 pada diabetes melitus, glukosa darah tinggi tetapi
pemakaian oleh sel rendah, dimana hal ini
menimbulkan nafsu makan (polifagia)
4. Hipotesis termostatik
 turunnya suhu tubuh di bawah titik tertentu
akan merangsang nafsu makan dan naiknya
suhu tubuh di atas titik tersebut akan
menghambat nafsu makan

5. Faktor-faktor lain :
 cuaca : masukan makanan meningkat pada
cuaca dingin dan menurun pada cuaca panas
 peregangan traktus gastrointestinal akan
menghambat nafsu makan
 kontraksi lambung yang kosong (kontraksi lapar)
akan merangsang nafsu makan
 penglihatan dan penciuman dapat
mempengaruhi masukan makanan
 Haus
 minum diatur oleh osmolitas plasma dan
volume cairan ekstraseluler (CES)
 ambilan cairan meningkat bila : tekanan
osmotik plasma efektif meningkat, volume CES
berkurang, faktor-faktor psikologis
 osmolalitas bekerja melalui osmoreseptor
yang
terletak di hipotalamus anterior
 menurunnya volume CES merangsang rasa
haus melalui jalur lain yang terpisah, sebagian
melalui sistem renin-angiotensin, dimana
angiotensin II bekerja pada organ subfornis
pada diensefalon untuk membangkitkan area-
area saraf yang berkaitan dengan haus
 Pembentukan dan sekresi empedu
 Metabolisme nutrien dan vitamin
 Inaktivasi beberapa zat seperti : toksin,
steroid, hormon lain
 Sintesis protein plasma seperti : protein
pengikat, albumin, faktor pembekuan
 Imunitas  oleh sel Kupffer
 Darah dari usus, pankreas, limpa  vena
porta  hati  vena hepatika  vena
cava inferior
 Visera dan hati menerima sekitar 30%
darah dari curah jantung

Anda mungkin juga menyukai